Anda di halaman 1dari 47

WELDING ENGINEERING

Metallurgi Las

WELDING TECHNOLOGY
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

PENDAHULUAN
METALLURGI : ilmu yang mempelajari sifat sifat logam
1. METALURGI FISIK :
heat treatment, mechanical testing, metallography, dan
sistim penomoran.
2. PROSES METALURGI :
reproduksi bijih besi, Ekstraksi bijih logam dan logam
paduan,dan proses pengecoran logam.
PENGELASAN : seni dan ilmu dari
penggabungan/penyatuan logam dengan menggunakan
gaya tarik kohesif dan adesif diantara kedua logam
tersebut

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

PENDAHULUAN
Metalurgi pengelasan : ilmu yang mempelajari sifat
dan teknologi penyatuan logam
Baja karbon adalah campuran besi dan karbon (0.8%
C) dengan kandungan mangan tidak lebih dari 1,65%,
silicon dan tembaga masing-masing 0,6 %

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

PROSES PEMBUATAN BAJA


SCRAP+BESI SPONS

UNSUR PADUAN

TUNGKU
PELEBURAN

PROSES ROL PANAS

BILLET + SLAB

PROSES ROL PANAS

BAJA PROFIL BAJA PELAT


BAJA TULANGAN BETON
BATANG KAWAT

PROSES ROL DINGIN

BAJA LEMBARAN

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

PROSES PEMBUATAN BAJA

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

JENIS-JENIS BAJA KARBON


Klasifikasi baja berdasarkan kandungan unsur
karbon
baja karbon menurut tingkat deoksidasi
baja karbon berdasarkan sifat sifat mekanisnya
index spesifikasi / klasifikasi baja karbon
dan baja paduan ( steel alloys )

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

Klasifikasi baja berdasarkan kandungan unsur karbon


Percent Common name Typical Example of usage
Carbon hardness,
content Rockwell

Open-coil One-coat enameling sheet


0.005 max Decaburized steel 35-B Non-aging drawing sheet

0.03 max Enameling, galvanizing,


Armco ingot iron 45-B And deep drawing sheet

General purpose steel for auto frames,


wheel,etc., welding electrode core wire
0.15 max Low-carbon steel 60-B

0.15 - 0.35 Mild steel 90-B Structural shapes and bars

0.53 - 0.60 Medium-carbon steel 25-C Machine parts and tools

0.6 - 1.0 High-carbon steel 40-C Railroads rails, dies and springs

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

Baja karbon menurut tingkat deoksidasi


Tingkat Jenis Komposisi Kimia (%) Cara Rongga Rongga
Kelas Baja Pemisahan
deoksidasi Baja C Si Mn Deoksidasi Halus Penyusutan
Baja
karbon <0.3 sedikit
Baja rim rendah < 0.01 0.25-0.45 Fe - Mn Banyak Banyak
rendah sekali
Fe - Si
Baja semi- Baja
sedang < 1.0 0.01 - 0.1 0.45 - 0.8 (dalam sedikit sedikit sedikit
kil karbon
tungku)
Baja
karbon Fe - Si, Al hampir sedikit
Baja kil tinggi < 1.5 > 0.1 > 0.3 banyak
(dalam
khusus ladel) tidak ada sekali

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

Baja karbon berdasarkan sifat mekanisnya


kadar kekuatan kekuatan
perpanjangan kekerasan
Jenis dan Kelas karbon luluh tarik Penggunaan
Brinnel
(%) (kg/mm2) (kg/mm2) (%)
Baja lunak
0.08 18.28 32-26 40-30 95-100 pelat tipis
khusus
Baja sangat
Baja karbon 0.08-0.12 20-29 36-42 40-30 80-120 batang, kawat
lunak
rendah
Baja lunak 0.12-0.20 22-30 38-48 36-24 100-130
konstruksi
Baja sete-
0.20-0.30 24-36 44-55 32-22 112-145 umum
ngah lunak
Baja sete- alat alat
Baja karbon 0.30-0.40 30-40 50-60 30-17 140-170
ngah keras mesin
sedang
Baja keras 0.40-0.50 34-46 58-70 26-14 160-200 perkakas
rel, pegas,
Baja karbon Baja sangat dan
0.50-0.80 36-47 65-100 20-11 180-235
tinggi
keras kawat pegas

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


Number
Type of Steel Description
(SAE/AISI)
METALLURGI LAS
10xx Carbon C, Mn, P, S
11xx Carbon C, Mn, P, S
13xx Manganese 1.75% Mn
23xx Nickel Steels 3.50% Ni
25xx Nickel Steel 5.00% Ni
31xx Nickel-Chromium 1.25% Ni & .65% Cr
33xx Nickel-Chromium 3.00%Ni & 1.57% Cr.
303xx Nickel-Chromium Corrosion & Heat Resistant
40x Molybdenum .25% Mo
41xx Molybdenum .95% Cr
43xx Nickel-Chromium-Moldb 1.82% Ni,.50% Cr, .25% Mo
47xx Nickel-Chromium-Moldb 1.05%Ni, .45%Cr, .20%Mo
86xx Nickel-Chromium-Moldb .55%Ni, .50%Cr, .20%Mo
87xx Nickel-Chromium-Moldb .55%Ni, .50%Cr, .25%Mo
93xx Nickel-Chromium-Moldb 3.25%Ni, 1.20%Cr, .12%Mo
98xx Nickel-Chromium-Moldb 1.00%Ni, .80%Cr, .25%Mo
46xx Nickel-Moldb 1.57%Ni, .20%Mo
48xx Nickel-Moldb 350%Bi, 0.25% Mo
50xx Chromium .27-.50%Cr, Low Chromium
51xx Chromium .80-1.05%Cr, Low Chromium
51xxx Chromium 1.02&Cr, Medium Chromium
52xxx Chromium 1.45% Cr, High Chromium
514xx Chromium Corrosion & Heat Chromium
61xx Chromium-Vanadium .95% Cr, 0.15
Moh.92xx
Syaiful Amri, S.ST., MT
Silicon-Manganese .65-.87% Mn, .85-2.00% Si
METALLURGI LAS

DIAGRAM FASA BESI-KARBIDA BESI

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

DIAGRAM FASA BESI-KARBIDA BESI


Austenit : phasa baja karbon yang hanya mungkin terbentuk
pada temperatur tinggi. Struktur atomnya adalah FCC dengan
kandungan karbon maksimal 1.7 %
Ferit : tahap ini struktur karbonnya adalah BCC dimana
kandungan karbonnya sangat sedikit, 0.0001 % pada temperatur
ruangan. Fasa ini dapat berupa alpha ferrite atau delta ferrite.
Cementit : tidak seperti ferit dan austenite, cementite adalah
fasa dengan tingkat kekerasan yang sangat tinggi. Dimana
kandungan karbonnya mencapai 6.7 % dan sisanya besi. Rumus
kimianya adalah Fe3C.
Pearlit : campuran dari ferrite dan cementite dalam butiran
tunggal

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

PENGARUH LAJU PENDINGINAN

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

LAJU PENDINGINAN
1. pendinginan lambat dari temperatur austenit () ke temperatur
ruangan
(austenit) (ferrit) + Fe3C = pearlit

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

Formasi pearlit dan austenit

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

Struktur mikro baja pada pendinginan lambat.

(a)

(c)

(b)
(a) 0% karbon, besi murni. (b) 0,4 % C ferit + perlit. (c) 1,4 % C ferit + cementit
Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT
METALLURGI LAS

LAJU PENDINGINAN
2. pendinginan cepat dari temperatur austenit () ke temperatur
ruangan.
(austenit) Martensite

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

Stuktur mikro martensit

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

SIKLUS TERMAL DAERAH LAS


DAERAH LAS :
1. logam las ( weldment )
2. daerah pengaruh panas (Heat Affected Zone) yang
disingkat menjadi daerah HAZ
3. logam induk ( Base Metal or Parent metal )
Logam las

Logam induk

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT HAZ


METALLURGI LAS

Pembekuan Dan Struktur Logam Lasan

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

Reaksi Metalurgi Yang Terjadi Dalam


proses pembekuan
Pemisahan
lubang lubang halus
proses deoksidasi

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

Siklus Termal Las

Siklus termal las pada beberapa jarak dari batas las


Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT
METALLURGI LAS

DAERAH TERPENGARUH PANAS (HAZ)

Skema struktur mikro pada daerah HAZ

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

DAERAH TERPENGARUH PANAS (HAZ)

Perubahan temperature transisi daerah lasan

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

DAERAH
TERPENGARUH
PANAS (HAZ)

skema perubahan struktur di HAZ

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

DAERAH TERPENGARUH PANAS (HAZ)


Pengaruh pengelasan beberapa material pada daerah
HAZ :
1. logam diperkuat pemadu
2. material dikeras regangkan
3. material dikeraskan presipitasi
4. material pengerasan transformasi

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

DAERAH TERPENGARUH PANAS (HAZ)

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

DAERAH TERPENGARUH PANAS (HAZ)


Lebar Daerah Terpengaruh Las

1 4.13CtY 1

T p T0 H net Tm To
Tp = Peak or maximum temperature, 0F (0C)
To =Initial plate temperature, 0F (0C);
P = Density of the base metal, Ib/in.3 (g/cm3);
c = Specific heat, Btu/(lb O F ) (cal/g 0C);
t =Thickness of the workpiece, in. (cm);
Y = Distance from the weld fusion boundary, in. (cm);
Hnet = Net heat input per unit length, Btu/in. (cal/km);
Tm = Melting temperature (specifically, the liquidus temperature of the metal
being welded), 0F (0C).
Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT
METALLURGI LAS

KETANGGUHAN DAERAH LAS


A. Ketangguhan dan Penggetasan pada Daerah
HAZ
1. Pengujian ketangguhan dari daerah las

Uji tumbuk Charpy dengan takik V-2 mm

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

KETANGGUHAN DAERAH LAS


2. Ketangguhan Dan Penggetasan Batas Las
Tergantung pada suhu pemanasan maksimum dan
kecepatan pendinginan dari 800 0C ke 500 0C
3. Pengaruh komposisi kimia dan masukan panas las
terhadap penggetasan batas las
Penurunan kadar karbon dan penambahan nikel
akan memperbaiki ketangguhan batas las
Makin tinggi kekerasan baja, tingkat kegetasan
yang terjadi karena perubahan masukan panas
lebih besar

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

KETANGGUHAN DAERAH LAS


4. Metoda untuk menurunkan penggetasan batas las
Penggunaan baja yang kurang peka terhadap
penggetasan batas las
Pembatasan masukan panas
Penurunan penggetasan melalui cara pengelasan

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

KETANGGUHAN DAERAH LAS


B. Ketangguhan Logam Las
1. Pengaruh Oksigen
logam las mengandung lebih banyak oksigen
ketika logam las mencair
2. Pengaruh Struktur
terjadi pemisahan komponen yang menyebabkan
terjadinya struktur yang tidak homogen

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

KETANGGUHAN DAERAH LAS


C. Penggetasan Pada Daerah Las Karena Pembebasan
Tegangan
pembebasan tegangan = Pengelasan yang diikuti
dengan pemanasan mendekati suhu rekristalisasi
baja yang menyebabkan terjadinya perubahan
struktur dan pengendapan karbida dapat
menurunkan ketangguhan sambungan las

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

PENGELASAN BAJA KARBON

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

PENGELASAN BAJA KARBON


Baja Karbon Rendah
Mudah Dilas
Baja Karbon Sedang
dapat dilas dengan busur tahanan dan gas
menghasilkan struktur yang lebih keras
pemanasan mula
Baja Karbon Tinggi
sangat jarang dilas kecuali untuk keperluan khusus,
lebih getas dan memerlukan pemanasan mula

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

PENGELASAN BAJA KARBON


Suhu pemanasan mula pada pengelasan baja karbon sedang dan tinggi

kadar karbon Suhu Pemanasan


(%) Mula (0C)

0.20 maks. 90 (maks)

0.20 - 0.30 90 - 150

0.30 - 0.45 150 - 260

0.45 - 0.8 260 - 420

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS
elektroda untuk mendapatkan kekuatan
Ekivalen
karbon
sifat
sambungan yang hampir sama dengan logam
induk
elektroda untuk mendapatkan pengelasan yang
mudah Pemilihan
las *5 kode elektroda *1 suhu perlakuan panas *2 kode elektroda suhu perlakuan panas
elektroda
JIS pemanasan mula
JIS pemanasan mula
Z3211-1978 suhu kamar 150 0C
(pemanasan akhir 650 0C)
terbungkus
Z3212-1976
0.040 - 0.49 D suhu kamar 150 0C
pemanasan akhir 150 0C JIS *3 untuk baja
*4
Z3221-1968 karbon sedang
pemanasan mula
JIS
Z3211-1978
pemanasan mula 250 0C
pemanasan akhir 650 0C
dan tinggi
0.5 - 0.59 x suhu kamar 150 0C
pemanasan akhir 150 0C JIS *3
JIS *4
Z3212-1976 Z3211-1968 *1. kekuatan tarik dari lasan
akan sedikit lebih tinggi dari
JIS JIS pemanasan mula 300 0C apa yang tertulis dalam
Z3212-1976 Z3221-1978 pemanasan akhir 650 0C tabel
*2. suhu pemanasan mula
0.6 - 0.69 x harus disesuaikan dengan pelat
AWS JIS *3
*4 dan besarnya tegangan
E10016-G Z3211-1968 penahan
*3. dalam penggunaan
JIS pemanasan mula 350 0C elektroda JIS D309 harus
diusahakan agar
AWS pemanasan mula 250 0C Z3221-1978 pemanasan akhir 650 0C mendapatkan tebal dan
0.70 - 0.79 x E10016-G pemanasan akhir 650 0C JIS *3 penembusan dangkal
E11016-G *4 dengan menggunakan arus
*4. pemanasan mula tidak
Z3211-1968 rendah
diharuskan tetapi lebih baik
JIS pemanasan mula 350 0C dilaksanakan. Pemanasan
akhir perlu
pemanasan mula 300 0C Z3221-1978 pemanasan akhir 650 0C
AWS
0.80 x pemanasan akhir 650 0C *5. simbol sifat mampu
E10016-G las :
JIS *3
*4 D = sukar
Z3211-1968 x = sangat sukar
Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT
METALLURGI LAS

PENGELASAN BAJA KARBON

pengelasan baja karbon sedang dan tinggi

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

RETAK PADA DAERAH LAS


Jenis Retak Las :
1. retak dingin : retak yang terjadi didaerah las pada
suhu dibawah suhu transformasi martensit sekitar
300 C
2. retak panas : retak yag terjadi pada suhu diatas
550 C

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

RETAK PADA DAERAH LAS


retak dingin

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

RETAK PADA DAERAH LAS


retak dingin
1. penyebab
Struktur dari daerah HAZ
Hidrogen difusi dalam daerah las
Tegangan sisa

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

RETAK PADA DAERAH LAS


Retak dingin
2. Penanggulangan :
Mengurangi terbentuknya struktur martensit pada daerah HAZ
Menggunakan elektroda dengan fluks dengan kadar hidrogen
rendah.
Menghilangkan kristal air yang terkandung dalam fluks basa yang
sering digunakan dalam las busur rendam
Elektroda yang akan digunakan diberi pemanasan awal dulu
sehingga tidak menyerap uap air
Sebelum mengelas, daerah sekitar kampuh harus dibersihkan dari air,
karat, debu, minyak dan zat orgaik yang dapat menjadi sumber
hidrogen
Penggunaan CO2 dapat mengurangi terjadinya difusi hidrogen
Pemilihan dan pengawasan serta cara pengelasan untuk
menghindari tegangan sisa

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

RETAK PADA DAERAH LAS

Retak panas

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

RETAK PADA DAERAH LAS


Retak panas
Adanya tegangan yang timbul yang disebabkan oleh
penyusutan dan sifat baja yang ketangguhannya turun pada
suhu sedikit dibawah suhu pembekuan
terjadi pada batas butir

Penanggulangan retak panas :


menurunkan kadar Si dan Ni serendah mungkin
menghilangkan kandungan S dan P sejauh mungkin

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS

MASALAH MASALAH TIPIKAL PENGELASAN


PENYEBAB PERBAIKAN
RETAK PADA LOGAM LAS
Kekakuan sambungan tinggi Mengurangi laju pendinginan (pemanasan
awal)
Meminimalkan tegangaan penyusutan
Menaikkan kekuatan logam las
Adanya elemen tambahan yang berlebihan pada Merubah besarnya arus
logam induk Merubah polaritas las bila mungkin
Melapisi logam las dan pada saat pengelasan
meggunakan ampere yang rendah

Elektroda cacat (lembab misalnya) Mengganti elektroda.


Elektroda dipanaskan
Sulfur yang tinggi di logam induk (terutama pada Proses pengelasan dengan elemen untuk
baja karbon dan baja campuran) memperbaiki kandungan sulfur
Distorsi angular Menyeimbangkan kedua sisi logam induk
Pemanasan awal
Manik las yang kecil Menaikkan/memperbesar area las
Menggunakan elektroda yang lebih besar

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


METALLURGI LAS
RETAK PADA LOGAM INDUK
Hidrogen di atmosfir Menggunakan proses las yang bebas hydrogen
misalnya GMAW
Retak panas pada logam induk Masukan panas dikurangi
Menaikkan kecepatan pengelasan
Mengganti material
Kekuatan tinggi, keuletan rendah Menggunakan material annil
Menggunakan material dengan pembebasan
tegangan
Kekerasan tinggi Pemanasan awal
Menggunakan pendinginan lambat
Las dengan menggunakan elektroda austenit
Phasa getas Pemanasan lanjut
Kandungan lead yang tinggi Ganti material
Las dengaan masukan panas yang rendah
PEREMBESAN
Kanndungan oksigen,hydrogen, dan nitrogen diudara Menggunakan proses las yang rendah hydrogen
misalnya GMAW
Laju pembekuan terlalu tinggi Pemanasan awal
Menaikkan panas masukan
Menggunakan filler melting yang lebih rendah
Oli, cat, dan karat di logam induk Membersihkan permukaan sambungan
Permukaan elektroda GMAW kotor Memakai pembersih yang khusus
Busur api terlalu panjang Control yang lebih baik pada parameter las
METALLURGI LAS

TERIMA KASIH

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT

Anda mungkin juga menyukai