Anda di halaman 1dari 9

Nama: Anang Yudha Wahyu Pratama

NIM: 12405183414

Kelas: MBS 5I

1. Perbedaan antara pasar uang dan pasar modal yaitu:


a) Jangka waktu

Pasar uang biasanya dimanfaatkan untuk keperluan dana jangka pendek, baik itu oleh
investor maupun oleh para pencari modal, lembaga keuangan, perusahaan non keuangan,
serta peserta lainnya. Dana jangka pendek ini berarti kurang dari satu tahun. Biasanya para
pencari modal memanfaatkan pasar uang untuk memenuhi kebutuhan dana untuk ekspansi
bisnis ataupun kebutuhan lain yang butuh cepat. Begitupun dengan investor, biasanya
memanfaatkan pasar uang ini untuk menempatkan dana, yang kemudian berharap bisa
mendapatkan imbal bunga dalam waktu yang cepat pula.

Sedangkan pasar modal biasanya dimanfaatkan oleh para investor dan pencari modal untuk
memutar dana dalam jangka waktu yang panjang. Biasanya dana ini dimanfaatkan untuk
pengembangan usaha, ekspansi jangka panjang, penambahan modal kerja, dan seterusnya.
Bentuk imbal yang akan diberikan pada investor berupa dividen atau capital gain.

b) Produk yang diperjual belikan

Produk yang diperjualbelikan dalam pasar uang meliputi:

 Sertifikat Bank Indonesia (SBI): surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
sebagai bentuk utang dengan jangka waktu yang pendek, yaitu 1 – 3 bulan dengan
sistem bunga. Tingkat suku bunganya ditentukan oleh mekanisme pasar dengan sistem
lelang. Rata-rata tingkat suku bunga SBI adalah jumlah tingkat suku bunga periode
harian selama 1 bulan yang dibagi dengan jumlah periode waktu selama 1 bulan.
 Surat Berharga Pasar Uang, yaitu surat utang yang diterbitkan oleh badan usaha swasta
ataupun pemerintah, dengan jangka waktu maksimal setahun.
 Sertifikat Deposito, yang diterbitkan oleh bank dengan jumlah, jangka waktu, dan suku
bunga tertentu, yang akan diperjualbelikan ke pihak lembaga maupun umum.
 Banker’s Acceptance, yaitu wesel bank dengan stempel “accepted”, yang biasanya
didapatkan dari hasil transaksi jual beli barang antarnegara (ekspor impor) berupa L/C.
Biasanya dokumen ini menjadi instrumen jaminan pihak bank importir maupun sang
importirnya sendiri.
 Masih ada juga Commercial Paper, Interbank Call Money, dan Promissory Notes yang
sering diperdagangkan dalam pasar uang. Bolehlah, kapan-kapan kita bahas lagi lebih
mendalam dan detail mengenai produk yang diperjualbelikan di pasar uang ini ya.
Terutama perbedaan dan prinsipnya masing-masing

Produk yang diperjualbelikan dalam pasar modal meliputi:

 Saham, bisa dibilang sebagai surat tanda seseorang atau suatu badan/lembaga ikut
memiliki suatu perusahaan. Saham ini adalah instrumen yang paling sering
diperjualbelikan oleh investor di pasar modal. Kenapa? Karena paling cuan.
 Obligasi, yaitu semacam surat kontrak antara pemodal atau pemberi pinjaman dengan
emiten atau si peminjam, dalam hal ini perusahaan yang menerbitkan surat obligasi
tersebut. Bisa dibilang, obligasi ini prinsipnya mirip dengan deposito berjangka, tapi
bisa diperjualbelikan.
 Reksa dana, yang pastinya sudah dikenal oleh para investor-investor pemula (kayak
saya) di pasar modal. Reksa dana dikenal berisiko minim, nggak terlalu mumet “main”-
nya, dan nggak butuh duit gede. Bisa dibeli dari receh-receh sisa uang belanja ke
tukang sayur yang dikumpulin di stoples, gitulah ibaratnya.

c) Otoritas

Otoritas tertinggi yang mengatur pasar merupakan Bank Indonesia, yang berwenang
mengatur, mengizinkan, mengembangkan, hingga mengawasi setiap kegiatan yang terjadi di
pasar uang. Sedangkan, otoritas tertinggi pasar modal terletak pada Otoritas Jasa Keuangan
yang berkoordinasi dengan Bursa Efek Indonesia, dimana mereka bertanggung jawab
langsung atas semua regulasi dan aktivitas transaksi yang terjadi dalam pasar modal.
d) risiko

Risiko yang bisa ditimbulkan dari investasi di pasar uang di antaranya adalah fluktuasi nilai
surat berharga, yang bisa mengakibatkan gagal bayar, inflasi, capital loss, hingga perubahan
nilai mata uang. Sementara itu, di pasar modal, risiko yang bisa terjadi adalah harga saham
yang bisa anjlok sewaktu-waktu, yang bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Di antaranya
adalah kinerja perusahaan pemilik saham, likuiditas, kondisi ekonomi dan politik negara,
hingga sentimen pribadi investor.

2. Instrumen pasar uang adalah sebagai berikut:

a. Surat Berharga Pasar Uang

Surat Berharga Pasar Uang merupakan instrumen pasar uang berupa surat berharga yang
diterbitkan oleh bank, yang ditandatangani oleh nasabah. Biasanya, surat ini merupakan surat
jaminan pelunasan utang nasabah kepada bank, yang kemudian menjadi hak si bank pemberi
utang untuk memperdagangkannya di pasar uang. Khusus jual beli Surat Berharga Pasar
Uang dengan Bank Indonesia, SPBU ini mesti berjangka pendek dengan minimal jangka
waktu 30 hari. Minimal nilai nominalnya adalah 25 milyar rupiah, dan maksimalnya 30
milyar rupiah, dengan kelipatan 5 juta rupiah.

b. Sertifikat Bank Indonesia

Instrumen pasar uang berikutnya adalah sertifikat Bank Indonesia, yaitu surat berharga yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai bukti utang dengan jangka waktu pendek, antara satu
hingga tiga bulan, yang dilakukan dengan sistem diskonto.

c. Bank Acceptance

Bank acceptance merupakan instrument pasar uang berupa surat berharga yang timbul karena
suatu pihak memiliki tagihan kepada pihak lain. Oleh karena pihak yang memiliki uang
tersebut memerlukan dana dalam waktu singkat maka tagihan tersebut dapat dijual dengan
mendapatkan jaminan pembayaran dari bank.
d. Sertifikat deposito (CD)

Sertifikat deposito adalah instrument pasar uang berupa surat berharga yang dikeluarkan oleh
bank. Sebagaimana bank acceptance, bunga sekuritas didapatkan dengan menggunakan
diskonto. CD bisa diperdagangkan sebelum jatuh tempo untuk mendapatkan nilai tunainya.

e. Treasury Bills

Treasury Bills–atau yang sering disebut dengan T-Bills–adalah sejenis surat obligasi
pemerintah, yang jangka waktunya cukup pendek. Sistem jual beli Treasury Bills ini adalah
investor membelinya dengan harga diskon, dan kemudian saat dokumennya jatuh tempo,
investor akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga diskon dan harga nominal.

f. Commercial Paper

Commercial paper adalah instrumen pasar uang yang dikeluarkan oleh perusahaan
swasta/BUMN. Instrumen pasar uang ini berjangka waktu tidak lebih dari 1 tahun. Instrumen
ini dianggap sebagai alternatif terbaik untuk menambah modal usaha, ketimbang
menggunakan pembiayaan dengan pinjaman bank.

Instrumen pasar modal adalah sebagai berikut:

a. Saham

Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang
mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham,
memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk
‘menjual’ kepentingan dalam bisnis – saham (efek ekuitas) – dengan imbalan uang tunai.

Saham terbagi atas dua macam yaitu Saham biasa dan Saham preferen. Kategori saham ini
juga ada beberapa, yaitu blue chip stocks, income stocks, growth stocks, speculative stocks,
cyclical stocks, emerging growth stocks, dan defensive stocks.
b. Obligasi

Obligasi adalah surat pengakuan hutang suatu perusahaan yang akan dibayar pada waktu
jatuh tempo sebesar nilai nominalnya. Penghasilan yang diperoleh dari obligasi berupa
tingkat bunga yang akan dibayarkan oleh perusahaan penerbit obligasi tersebut pada saat
jatuh tempo.

c. Derivative

Derivatif adalah surat berharga turunan dari saham atau obligasi. Pada umumnya derivatif ini
digunakan oleh para manajer investasi untuk melindungi nilai investasi terhadap risiko yang
timbul akibat pergerakan harga saham, suku bunga, nilai tukar rupiah, dan beberapa faktor
penyebab pergerakan harga di pasar modal yang lain, tanpa memengaruhi nilai produk acuan.

Instrumen pasar komoditi adalah sebagai berikut:

a. Kontrak Berjangka Forwards

Forwards adalah suatu perjanjian untuk membeli atau menjual sebuah aset/komoditi dengan
harga tertentu untuk penyerahan di masa depan. Spesifikasi dari kontrak Forwards ditentukan
sendiri oleh pihak-pihak yang bertransaksi dan tidak diperdagangkan di bursa yang
terorganisasi. Pihak yang menyetujui untuk membeli aset/komoditi, disebut sebagai
pemegang posisi beli (long position). Sedangkan pihakkedua yang setuju untuk menjual
aset/komoditi tersebut adalah sebagai pemegang posisi jual (short position) . Kontrak
perdagangan ini tidak dilakukan di lantai bursa, oleh karenanya parapihak yang membuat
kontrak tidak terikat dengan berbagai aturan yang berlaku dilantai bursa. Pihak-pihak yang
bertransaksi bebas untuk menentukan maturity date-nya, menentukan uang muka
pembayaran, termasuk bebas untuk menentukan jenis komoditi apa yang ditransaksikan.
Mereka juga bebas untuk menentukan penilaian resiko kredit, resiko pasar serta tambahan
dokumen hukum yang mungkin diperlukan.

b. Kontrak Berjangka Futures

Futures adalah kontrak antara dua pihak untuk membeli (long position) atau menjual (short
position) suatu komoditi dengan harga tertentu untuk penyerahan di masa depan melalui
mekanisme bursa yang terorganisasi. Yang membedakan antara Future dan Forwards adalah
jika Futures dilaksanakan melalui bursa di pasar berjangka komoditi, sedangkan Forwards
tidak. Untuk dapat berdagang di lantai bursa, pedagang harus menjadi anggota bursa atau bisa
melalui pialang (broker) yang menjadi anggota bursa. Layak tidaknya seseorang atau suatu
badan hukum menjadi anggota bursa akan ditentukan berdasarkan kredibilitas usaha, karakter
dan integritas calon anggota Pihak penjual maupun pembeli diwajibkan untuk mendepositkan
sejumlah uang performance bond (good faith deposit) sebagai jaminan, baik dalam bentuk
uang cash, sertifikat deposito maupun surat berharga lainnya. Jaminan yang didepositkan
tersebut digunakan untuk membayar dua jenis margin, yaitu original margin dan maintenance
margin. Initial margin adalah margin yang harus dibayar oleh pihak penjual atau pembeli
sebelum dilaksanakannya kontrak. Jumlah margin ini akan berbeda-beda antara satu bursa
dengan bursa yang lain. Sedangkan maintenance margin atau minimum margin adalah hasil
dari mekanisme mark to market. Jika besaran ekuitas penjual/pembeli di bawah jumlah
minimum sebagai imbas dari naik-turunnya harga komoditi, maka penjual/pembeli harus
menyetorkan sejumlah uang agar jumlah depositnya mencapai batas minimum.

c. Kontrak Berjangka Options

Options adalah kontrak yang memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang kontrak
untuk membeli (call options) atau menjual (put options) suatu komoditi tertentu dengan harga
tertentu dan dalam jangka waktu tertentu (Sembel &Ferdiansyah, 2002: 59). Kontrak jenis ini
tidak mengharuskan seorang pemegang hak untuk melakukan exercise pada posisi yang
dipegangnya jika kontrak telah jatuh tempo.

Pengawasan pasar keuangan dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedangkan
pengawasan pasar komoditi dilakukan oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
(Bappebti).
3. BI Rate diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan BI melalui
pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran
operasional kebijakan moneter.Penetapan BI rate didasarkan tingkat inflasi yang
terjadi. Jika tingkat inflasi naik maka BI Rate juga ikut naik, dan sebaliknya jika
inflasi turun maka Bank Indonesia akan menurunkan besaran BI Rate.
Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, BI pada
umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui
sasaran yang telah ditetapkan. Sebaliknya, BI akan menurunkan BI Rate apabila
inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.

Indeks Harga Konsumen dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut:

Contoh: Harga barang A pada tahun 2018 adalah Rp 15.000, sedangkan pada tahun dasar
harga barang tersebut adalah Rp 12.500. Maka IHK pada tahun 2018 adalah:

15.000
IHK2018= ×100=¿120
12.500

Dari hasil perhitungan tersebut, ada kenaikan IHK pada tahun 2018 sebesar 20% dari harga
pada tahun dasar (120 – 100).
4. Manfaat transaksi repo:

a. Sebagai alternatif solusi pemenuhan kebutuhan likuiditas bagi Perusahaan.


b. Sebagai alternatif pembiayaan dengan biaya yang lebih kompetitif dibanding
pembiayaan konvensional.
c. Sebagai alternatif investasi dana jangka pendek dengan risiko relatif aman
karena terdapat mitigasi risiko kredit dengan beralih dari transaksi  unsecured
borrowing dan lending menjadi transaksi secured borrowing dan lending.
d. Tingkat suku bunga mengikuti suku bunga pasar uang interbank dan dihitung
menggunakan perhitungan bunga simple interest.
e. Transaksi bersifat advised dan uncommitted berupa mekanisme single
transaction (pinjaman dengan jaminan).
Manfaat transaksi swap:
a. Memberikan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan produk deposito
konvensional, dengan risiko yang relatif rendah.
b. Transaksi disertai dengan proteksi terhadap pokok mata uang asal yang
ditransaksikan (principal protected).

5. Tanggal lelang: 11 November 2019


Tanggal setelmen hasil lelang: 12 November 2019
Tanggal SBI jatuh tempo:9 Desember 2019
Jangka waktu SBI yaitu 27 hari

11 12 13 (mulai 14 15 16 17
(tanggal (setelmen hitung
lelang) lelang) hari)
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 1
2 3 4 5 6 7 8
9

1.100.000 .000 ×360 396.000 .000.000


Nilai tunai= = =1.094 .304 .146,91
360+(6.94 % × 27) 361 ,8738
Nilai diskonto= 1.100.000.000 – 1.094.304.146,91= 5.695.853,09

Anda mungkin juga menyukai