Oleh:
Oleh:
ii
SURAT PERNYATAAN
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Edy Suryadi A, Ns. M.MKes., M.Kep Mohamad Nur, S.Kep.,Ns., M.Si (Ked)
NIDN. 3417047801 NIDN. 3402128001
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Edy Suryadi A, Ns. M.MKes., M.Kep Mohamad Nur, S.Kep.,Ns., M.Si (Ked)
NIDN. 3417047801 NIDN. 3402128001
Mengetahui,
Direktur
Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Pamekasan
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Telah Diuji dan Disetujui oleh Tim Penguji pada Ujian Sidang di
Program Pendidikan Diploma Keperawatan pada
Akademi Keperawatan Pamekasan
TIM PENGUJI
Mengetahui,
Direktur
Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Pamekasan
v
KURIKULUM VITAE
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
yang berjudul “Faktor resiko penyakit jantung koroner pada pasien yang
mengeluh nyeri dada” ini sesuai waktu yang ditentukan.
Karya tulis ilmiah ini, disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan Pemerintah Kabupaten Pamekasan.
Peneliti banyak mendapatkan pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk
itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada yang terhormat :
1. Hj, Adi Sutrisni, SST., MM selaku direktur Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Pamekasan
2. Dr. H. Syaiful Taufan, M. Si selaku Kepala Puskesmas Talang yang sudah
memberikan izin pengambilan data sementara maupun data penelitian.
3. Endang Sulistiawati Ningsih selaku Kepala Desa Kaduara Barat yang sudah
memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
4. Edy Suryadi Amin, Ns. M.MKes., M.Kep selaku pembimbing I yang sudah
banyak memberikan masukan kepada peneliti dalam proses penyelesaian
karya tulis ilmiah ini.
5. Mohamad Nur, S.Kep., Ns., M.Si (Ked) selaku pembimbing II yang sudah
banyak memberikan masukan kepada peneliti dalam proses penyelesaian
karya tulis ilmiah ini.
6. Nanik Sugiarti ibunda tercinta dan Intan Restu Sahadina kakak tersayang yang
sudah memberikan dukungan baik secara moral maupun material kepada
peneliti, untuk dapat menyelesaikan program pendidikan seutuhnya.
7. Sahabat-sahabat senasib seperjuangan Linda, Melly, Vetti serta rekan-rekan
mahasiswa Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Pamekasan
khususnya kelas 3C.
8. Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran Karya tulis ilmiah ini yang
tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu.
x
Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan sebagai
masukan dalam perbaikan penulisan ini, semoga karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya, serta bagi pembaca pada umumnya.
xi
DAFTAR ISI
xii
3.4 Identifikasi Variabel .................................................................................. 28
3.5 Definisi Operasional .................................................................................. 28
3.6 Pengumpulan dan Analisa Data ................................................................. 29
3.7 Etika Penelitian .......................................................................................... 32
3.8 Keterbatasan .............................................................................................. 33
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 34
4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 34
4.1.1 Data Geografi ............................................................................................ 34
4.1.2 Data Demografi ........................................................................................ 34
4.1.3 Data Umum Hasil Penelitian .................................................................... 35
4.1.4 Data Khusus Hasil Penelitian ................................................................... 36
4.2 Pembahasan .............................................................................................. 37
BAB 5 PENUTUP............................................................................................... 40
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 40
5.2 Saran ................................................................................................... 40
5.2.1 Bagi Responden ........................................................................................ 40
5.2.2 Bagi Profesi Keperawatan ......................................................................... 40
5.2.3 Bagi Puskesmas atau Tenaga Kesehatan ................................................... 40
5.2.4 Bagi Peneliti Keperawatan yang Akan Datang ......................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 42
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 53
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi operasional faktor resiko penyakit jantung
koroner pada pasien yang mengeluh nyeri dada di Desa
Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas Talang
Puskesmas Talang tahun 2017. ...................................................... 28
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di
Desa Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas Talang
Tahun 2017. ................................................................................... 35
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan
di Desa Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas Talang
Tahun 2017. ................................................................................... 35
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan
di Desa Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas Talang
Tahun 2017. ................................................................................... 36
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan faktor
resiko penyakit jantung koroner pada pasien yang
mengeluh nyeri dada di Desa Kaduara Barat wilayah
kerja Puskesmas Talang Tahun 2017............................................. 36
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka konsep faktor resiko penyakit jantung
koroner pada pasien yang mengeluh nyeri dada diDesa
Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas Talang tahun
2017. .............................................................................................. 24
Gambar 3.1 Kerangka kerja faktor resiko penyakit jantung koroner
pada pasien yang mengeluh nyeri dada di Desa Kaduara
Barat wilayah kerja Puskesmas Talang tahun 2017. ...................... 26
xv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
Daftar Lambang
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat rekomendasi dari institusi ke tempat
pengambilan data dan penelitian 44
Lampiran 2. Surat balasan dari tempat pengambilan data 45
Lampiran 3. Surat balasan dari tempat penelitian 46
Lampiran 4. Surat ijin penelitian melalui Kantor Badan
Kesatuan Bangsa 47
Lampiran 5. Surat balasan ijin penelitian 48
Lampiran 6. Surat Permintaan Menjadi Responden 49
Lampiran 7. Lembar Persetujuan Menjadi Responden 50
Lampiran 8. Lembar Pengumpulan Data dan Quesioner 51
Lampiran 9. Lembar Tabulasi 54
Lampiran 10. Distribusi jawaban responden 56
Lampiran 11. Dokumentasi kegiatan 57
Lampiran 12. Jadwal Kegiatan Penelitian 58
Lampiran 13. Lembar Konsultasi 59
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
manifestasi dari penurunan suplai oksigen ke otot jantung akibat dari penyempitan
Rustika, 2006). Selain itu, penyakit jantung koroner juga membawa arti penyakit
kompleks yang disebabkan oleh menurun atau terhambatnya aliran darah pada
satu atau lebih arteri yang mengelilingi dan mengsuplai darah ke jantung (Justin
Tetapi penyakit yang menyebabkan kematian nomor satu di Indonesia ini tidak
lagi didominasi oleh orang berusia 50 tahun ke atas. Kalangan usia muda juga
Salah satu pencegahan penyakit jantung adalah dengan mengenali tanda gejala
sedini mungkin. Salah satu gejala khas pada pasien PJK adalah nyeri dada sebelah
kiri. Hal ini harusnya menjadi perhatian dalam pencegahan PJK. Nyeri dada
memang identik dengan gangguan pada jantung, namun terkadang hal ini sering
merupakan salah satu dari 10 kondisi yang berisiko di seluruh dunia dan salah
1
2
orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300 juta adalah obesitas di seluruh
dunia, di Asia. Penduduk Indonesia pada tahun 2000 diperkirakan sebanyak 210
juta (17.5%) dan pasien obesitas berjumlah lebih dari 9.8 juta (4.7%).
sedangkan Provinsi Maluku Utara memiliki jumlah penderita paling sedikit, yaitu
ditemukan di Provinsi Papua Barat, yaitu sebanyak 6.690 orang (1,2%). Dari
survey awal yang dilakukan peneliti di Desa Kaduara Barat wilayah kerja
Puskesmas Talang dengan cara melihat data kunjungan diketahui jumlah pasien
nyeri dada kiri selama tahun 2017 sebanyak 35 orang dengan rentang dominan
usia dewasa.
kebutuhan dan pasokan zat makanan dan oksigen, makin besar persentase
manifestasi awal dari gejala jantung lanjutan, hal ini merupakan hal yang perlu
lengkap dengan mengaitkan tanda dan gejala yang berhubungan dengan penyakit
jantung. Belum ada penelitian yang menghubungkan faktor resiko PJK dengan
keluhan nyeri dada kiri, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti gambaran faktor
resiko PJK pada pasien yang mengeluh nyeri dada sebelah kiri.
mengeluh nyeri dada di Desa Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas Talang
tahun 2017?
yang mengeluh nyeri dada di Desa Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas
1.4 Manfaat
lanjutan sehingga keadaan dan komplikasi penyakit jantung bisa dicegah dengan
kesehatan khusunya bagi ilmu keperawatan. Data sekunder sebagai acuan dalam
TINJAUAN TEORI
sistem ini memiliki tiga komponen utama yaitu jantung, pembuluh darah dan
darah itu sendiri. Jantung adalah alat pemompa dan pembuluh darah adalah rute
pengiriman, darah dianggap sebagai cairan yang mengandung oksigen dan nutrisi
yang dibutuhkan tubuh dan membawa limbah yang perlu dibuang (Virtual
Jantung manusia normal memiliki dua arteri koroner mayor yang keluar
dari aorta yaitu right coronary artery dan left main coronary artery, dinamakan
(mahkota corona). Arteri koroner meninggalkan aorta lebih kurang ½ inci di atas
katup semilunar aorta, Left main coronary artery bercabang menjadi dua, yaitu
left anterior descendens yang memberikan perdarahan pada area anterior luas
ventrikel kiri, septum ventrikel dan muskulus papillaris anterior, sementara left
circumflex memberikan perdarahan pada area lateral ventrikel kiri dan area right
pada SA node, AV node atrium kanan, ventrikel kanan, ventrikel kiri inferior,
5
6
Struktur arteri koroner jantung yang sehat terdiri atas 3 lapisan, yaitu:
intima, media dan adventitia. Intima merupakan lapisan monolayer sel-sel endotel
yang menyelimuti lumen arteri bagian dalam. Sel-sel endotel menutupi seluruh
bagian dalam sistem vaskular hampir seluas 700 m 2 dan berat 1,5 kg. Sel endotel
darah koroner lancar. Faktor risiko yang dimiliki pasien akan memudahkan
dalam dinding arteri. Interaksi antara endotelial injure dengan platelet, monosit
yang telah dioksidasi dan makrofag di bawah endothelium arteri. Low Density
7
oleh radikal-radikal bebas pada permukaan endotel, lesi ini mulai tumbuh pada
terdiri dari sel-sel yang disebut foam cells. Sel-sel ini ialah sel-sel otot polos dan
Formasi plak fibrosis terdiri atas inti atau central cholesterol dan tutup
jaringan ikat (cap fibrous). Formasi ini memberikan dua gambaran tipe yaitu
2.2.1 Definisi
PJK adalah istilah umum untuk penumpukan plak di arteri jantung yang
juga disebut penyakit arteri koroner (CAD), penyakit jantung iskemik (IHD), atau
PJK terjadi ketika zat yang disebut plak menumpuk di arteri yang
menyebabkan angina, kondisi ini menyebabkan nyeri dada dan tidak nyaman
karena otot jantung tidak mendapatkan darah yang cukup, seiring waktu, PJK
dapat melemahkan otot jantung, hal ini dapat menyebabkan gagal jantung dan
yang disebut pembuluh darah koroner. Sebagaimana halnya organ tubuh lain,
jantung pun memerlukan zat makanan dan oksigen agar dapat memompa darah ke
seluruh tubuh, jantung akan bekerja baik jika terdapat keseimbangan antara
Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah kondisi pada arteri besar dan
kecil yang ditandai penimbunan endapan lemak, trombosit, neutrofil, monosit dan
makrofag di seluruh kedalaman tunika intima (lapisan sel endotel), dan akhirnya
ke tunika media (lapisan otot polos). Arteri yang paling sering terkena adalah
arteri, kondisi ini dapat terjadi setelah cedera pada sel endotel atau dari stimulus
komponen plasma, termasuk asam lemak dan triglesirida, sehingga zat ini dapat
masuk kedalam arteri, oksidasi asam lemak menghasilkan oksigen radikal bebas
yang selanjutnya dapat merusak pembuluh darah. Cedera pada sel endotel dapat
mencetuskan reaksi inflamasi dan imun, termasuk menarik sel darah putih,
terutama neutrofil dan monosit, serta trombosit ke area cedera, sel darah putih
9
menarik lebih banyak sel darah putih dan trombosit ke area lesi, menstimulasi
inflamasi, pembekuan dan fibrosis. Pada saat ditarik ke area cedera, sal darah
putih akan menempel disana oleh aktivasi faktor adhesif endotelial yang bekerja
seperti velcro sehingga endotel lengket terutama terhadap sel darah putih, pada
matang menjadi makrofag dan bersama neutrofil tetap melepaskan sitokin, yang
sel otot polos yang mengakibatkan sel otot polos tumbuh di tunika intima.
teradapat lapisan lemak diarteri. Apabila cedera dan inflamasi terus berlanjut,
struktur dinding pembuluh darah, hasil akhir adalah penimbunan kolesterol dan
dari trombosit dan proliferasi sel otot polos sehingga pembuluh mengalami
kekakuan dan menyempit. Apabila kekakuan ini dialami oleh arteri-arteri koroner
nyeri yang berkaitan mengaktifkan siklus inflamasi, pembekuan dan fibrosis. Pada
saat ditarik ke area cedera, sal darah putih akan menempel disana oleh aktivasi
faktor adhesif endotelial yang bekerja seperti velcro sehingga endotel lengket
terutama terhadap sel darah putih, pada saat menempel di lapisan endotelial,
mengakibatkan sel otot polos tumbuh di tunika intima. Selain itu kolesterol dan
endotel meningkat, pada tahap indikasi dini kerusakan teradapat lapisan lemak
trombosit dan proliferasi sel otot polos sehingga pembuluh mengalami kekakuan
dan menyempit. Apabila kekakuan ini dialami oleh arteri-arteri koroner akibat
1. Dada terasa sakit, terasa tertimpa beban, terjepit, diperas, terbakar dan
tercekik. Nyeri terasa di bagian tengah dada, menjalar ke lengan kiri, leher,
2. Sesak nafas
3. Takikardi
4. Jantung berdebar-debar
5. Cemas
6. Gelisah
9. Keringat dingin
10. Lemah
11. Pingsan
gejala di atas, tiba-tiba saja jantung bermasalah dan dalam kondisi yang kronis
berikut:
Angina pektoris stabil adalah keadaan yang ditandai oleh adanya suatu
sulit dilokalisasi dan dalam, berhubungan dengan aktivitas fisik atau stres
emosional dan menghilang dalam 5-15 menit dengan istirahat dan atau dengan
obat nitrogliserin sublingual (Yusnidar, 2007). Angina pektoris stabil adalah rasa
nyeri yang timbul karena iskemia miokardium yang merupakan hasil dari
Iskemia miokard dapat disebabkan oleh stenosis arteri koroner, spasme arteri
b. Lebih berat dan digambarkan sebagai nyeri yang nyata dan merupakan
dapat datang dengan atau tanpa elevasi segmen ST pada EKG (yusnidar,
2007).
13
Istilah angina tidak stabil pertama kali digunakan 3 dekade yang lalu dan
dimaksudkan untuk menandakan keadaan antara infark miokard dan kondisi lebih
kronis dari pada angina stabil. Angina tidak stabil merupakan bagian dari sindrom
koroner akut, dimana tidak ada pelepasan enzim dan biomarker nekrosis miokard.
Angina dari sindrom koroner akut (SKA) cenderung merasa lebih parah
dari angina stabil, dan biasanya tidak berkurang dengan istirahat beberapa menit
menyebabkan SKA hanya berlangsung selama waktu yang singkat dan tidak ada
nekrosis jantung yang terjadi, SKA memiliki dua dua bentuk gambaran EKG
yaitu:
tidak hanya menyerang laki-laki saja, namun wanita juga berisiko, meskipun
kasusnya tidak sebesar pada laki-laki. Pada orang yang berumur > 65 tahun
Penyakit jantung adalah penyakit negara maju atau negara industri, lebih tepatnya,
penyakit ini disebut sebagai penyakit masyarakat modern, dengan pola hidup
modern. Karena itu penyakit jantung tidak saja monopoli negara maju, tetapi juga
perilaku masyarakat maju misalnya tingginya stres, salah makan dan gaya hidup
modern seperti rokok dan minum alkohol yang berlebihan (Bustam, 2007).
14
negara sudah berkembang. PJPD pada dasarnya bukanlah penyakit menular yang
disebabkan oleh suatu organisme tertentu, namun penularan penyakit ini melalui
peniruan gaya hidup sehingga penyakit ini ada yang menyebut sebagai ‘new
sebesar 12 juta jiwa pertahun, sehingga dianggap sebagai pembunuh nomor satu
umat manusia jika dibandingkan dengan kematian yang disebabkan oleh penyakit
lain seperti diare 5 juta jiwa, kanker 4,8 juta jiwa, dan TBC 3 juta jiwa/tahun.
Padahal dikatakan bahwa PJPD ini adalah suatu prevantable disease (penyakit
yang dapat dicegah), di mana 50% kematian dini dapat dicegah dengan upaya-
Menurut PERKI (2004), PJPD saat ini menempati urutan pertama sebagai
penyebab kematian pada tahun 1993 dan meningkat menjadi 24,4% pada tahun
dua atau lebih faktor risiko yaitu faktor yang tidak dapat dimodifikasi
Faktor yang dapat dimodifikasi yaitu; merokok, aktivitas fisik, diet, dislipidemia,
obesitas, hipertensi dan DM. Sedangkan faktor yang tidak dapat dimodifikasi
15
adalah usia, jenis kelamin, suku/ras, dan riwayat penyakit keluarga (Bender et al,
2011).
a. Keturunan
peran terhadap kejadian PJK, Sebuah studi yang dipimpin oleh Profesor Kristina
yang diterbitkan dalam American Heart Journal. Penelitian ini dimulai pada tahun
1973 sampai 2008, terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan jumlah 80.214
bahwa individu yang memiliki setidaknya satu orang tua biologis yang menderita
PJK memiliki risiko 40-60% terkena PJK jika dibandingkan dengan anak yang
orang tuanya tidak memiliki riawayat PJK, meskipun kedua orang tua angkatnya
penelitian menunjukkan bahwa risiko PJK tidak ditransfer melalui gaya hidup
yang tidak sehat dalam keluarga, melainkan melalui gen. Akan tetapi bukan
berarti gaya hidup seseorang bukanlah faktor risiko terhadap peningkatan kejadian
Umur
bertambah usia semakin besar kemungkinan untuk menderita PJK dan menderita
serangan jantung fatal. Setelah umur 40 tahun risiko terkena PJK adalah 49%
untuk laki-laki dan 32% untuk perempuan. Lebih dari 4/5 atau 81% orang-orang
yang meninggal akibat PJK adalah = 65 tahun. Data statistik ini melaporkan
16
cenderung meningkat hingga > 2,2 kali pada kelompok umur > 55 tahun, 2,49 kali
pada kelompok umur > 75 tahun jika dibandingkan dengan kelompok umur 15-24
tahun.
b. Jenis Kelamin
wanita dewasa menderita PJPD, sejak tahun 1984 jumlah kematian akibat PJPD
pada perempuan lebih tinggi dari pada pada laki-laki. sekitar tiga juta wanita
memiliki riwayat serangan jantung akibat PJK. 38% wanita yang menderita
serangan jantung akan meninggal lebih awal dalam waktu satu tahun
jantung pada usia yang lebih tua daripada laki-laki, perempuan mungkin
meninggal dalam beberapa minggu setelah menderita PJK. Namun 64% dari
sebelumnya. Peningkatan kejadian PJK pada wanita itu terjadi setelah menopause
dan kematian 2-3 kali lebih besar daripada wanita sebelum menopause. Oleh
karena itu, wanita pasca-menopause harus ekstra waspada terhadap PJK. Usia
rata-rata untuk laki-laki yang memiliki serangan jantung pertama akibat PJK
adalah usia 65,8 tahun sedangkan usia rata-rata untuk perempuan adalah 70,4
17
tahun. Risiko PJK meningkat setelah umur > 40 tahun pada laki-laki yaitu 49%
dan perempuan 32%, meskipun kejadian PJK bagi perempuan lebih lambat 10-20
tahun dari pada laki-laki, namun pada wanita yang lebih serius mengalami
tinggi dari pada laki-laki. Hasil SKRT (2001) menunjukkan prevalensi penyakit
jantung pada populasi semua umur lebih tinggi pada perempuan dibanding laki-
laki (4,9% vs 3,4%), hasil SKRT (2004), prevalensi penyakit jantung menurut
gejala pada populasi umur = 15 tahun juga lebih tinggi pada perempuan (2,3% vs
Semarang berbeda dengan gambaran di rumah sakit saat itu, ternyata prevalensi
penyakit jantung iskemik pada wanita lebih tinggi dibanding laki-laki (Delima
dkk, 2009).
c. Ras/Etnis
terhadap kejadian PJK. Pada orang Afrika, Meksiko, India, Hawaii asli dan
beberapa orang Asia memiliki risiko lebih tinggi untuk PJK dari pada pada orang
Kaukasia (Inggris) dan Jepang (Asia Timur). Hal ini terjadi karena orang kulit
hitam (terutama Afrika) memiliki faktor risiko kelebihan berat badan dan obesitas
lebih tinggi, DM dan hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang paling
1. Merokok
Merokok dalam jangka waktu yang lama akan meningkatkan risiko PJK
dan serangan jantung, merokok memicu pembentukan plak pada arteri, beberapa
cara menurunkan level kolesterol HDL (Hight density lifid). Semakin banyak
merokok semakin besar risiko terkena serangan jantung. Studi menunjukkan jika
berhenti merokok selama setahun maka akan menurunkan setengah dari risiko
risiko terbesar pada penyakit tidak menular. Menurut data Susenas tahun 2001,
jumlah perokok di Indonesia sebesar 31,8%. Jumlah ini meningkat menjadi 32%
pada tahun 2003, dan meningkat lagi menjadi 35% pada tahun 2004. Pada tahun
2006, The GlobalYouth Survey (GYTS) melaporkan 64,2% atau 6 dari 10 anak
sekolah yang disurvei terpapar asap rokok selama mereka di rumah. Lebih dari
sepertiga (37,3%) pelajar biasa merokok dan yang lebih mengejutkan lagi adalah
30,9% atau 3 diantara 10 pelajar menyatakan pertama kali merokok pada umur
prevalensi penduduk yang merokok. Jumlah perokok aktif umur > 15 tahun adalah
35,4% (65,3% laki-laki dan 5,6% perempuan), berarti 2 diantara 3 laki-laki adalah
perokok aktif. Lebih bahaya lagi 85,4 % perokok aktif merokok dalam rumah
(sekitar > 40%) jauh lebih tinggi dari pada laki-laki di Barat (30-40%).
Sebaliknya, tingkat merokok di Asia pada perempuan (< 20%) jauh lebih rendah
dibandingkan pada wanita Barat (20-40 %). Merokok merupakan faktor risiko
untuk stroke dan PJK. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Badan Kesehatan
648.346 laki-laki Korea usia =10 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
semakin banyak jumlah rokok yang dihisap perhari semakin tinggi risiko
terjadinya PJK dan penyakit penyakit lain yang ber hubungan dengan PJPD (Hata
dan Kiyohara, 2013). Menurut penelitian Supriyono (2008), dengan design kasus
merokok juga berisiko untuk terjadinya PJK pada usia > 45 tahun sebesar 2,4 kali
kematian mendadak akibat PJK pada laki-laki perokok 10x lebih besar dari pada
bukan perokok dan pada perempuan perokok 4,5x lebih tinggi dari pada bukan
perokok. Hal ini disebabkan meningkatnya beban miokard yang dipicu oleh
dinding pembuluh darah dan merubah 5-10% Hb menjadi karboksi -Hb. Semakin
menurun. Efek merokok ini akan berdampak langsung pada peningkatan tingkat
diabetes disertai obesitas dan hipertensi, sehingga orang yang merokok cenderung
lebih mudah terjadi proses aterosklerosis dari pada yang bukan perokok (Arief,
2011). Menurut penelitian Supriyono (2008), dengan design kasus kontol, dari
juga berisiko untuk terjadinya PJK pada usia > 45 tahun sebesar 2,4 kali
2. Olah raga.
kesehatan yaitu:
3. Diet
makan dan mengurangi makan untuk mendapatkan berat badan yang ideal. Diet
terbagi 2 yaitu :
21
1.Diet sehat
terjadi PJK, kolesterol akan berakumulasi di lapisan intima dan media pembuluh
arteri koroner. Jika hal tersebut terus berlangsung maka akan membentuk plak
Hiperlipidemia juga disebabkan karena abnormal lipoprotein dalam darah, hal ini
disebabkan karena meningkatnya LDL dan menurunnya HDL (Kumar dkk, 2010).
lebih rendah dan kejadian PJK juga rendah. Namun dengan adanya industrialisasi
dan urbanisasi tumbuh di Asia, maka kadar kolesterol total pada negara-negara
= 5,7 mmol/L) meningkat dari 2,8% menjadi 25,8% pada pria dan dari 6,6%
yang berlemak.
5. Obesitas
obesitas biasanya dinilai dari nilai IMT, dimana ukuran international untuk
22
obesitas adalah IMT = 30 kg/m2, sedangkan untuk ukuran orang Asia obesitas
6. Hipertensi
yang menetap (Dorlan, 2002). Pada tahun 2003, JNC VII mengklasifikasikan
tekanan darah sistolik normal < 120 mmHg dan tekanan darah diastolik < 80
mmHg (Fuster dkk, 2010). menurut Eighth Joint National Committee (JNC
VIII), tekanan darah dikatakan tinggi apabila tekanan sistolik = 140 dan diastolik
hipertensi merupakan faktor risiko yang kuat terhadap kejadian stroke dan PJK.
Cina, 23,7% di Taiwan, 21,7% di Thailand, 23,8 % di India Utara (urban) dan
tampaknya lebih tinggi dari pada di negara-negara Asia lainnya, tetapi sulit untuk
pengukuran tekanan darah yang tidak standar antara studi memeriksa masalah ini.
Dalam hal apapun kita dapat menyimpulkan secara kasar bahwa seperempat atau
terbukti menjadi faktor predisposisi untuk hipertensi di masa depan, dan lebih
jauh lagi, sudah ada beberapa studi yang telah menjelaskan hubungan langsung
7. Diabetes Melitus
hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
terganggu (TGT) dan glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sehingga dapat
ditentukan langkah yang tepat untuk mereka. Pasien dengan TGT dan GDPT
merupakan tahapan sementara menuju DM, Setelah 5-10 tahun kemudian 1/3
kelompok TGT akan berkembang menjadi DM, 1/3 tetap dan 1/3 lainnya kembali
Keterangan
: diteliti
: tidak diteliti
:Arah hubungan
Gambar 2.1 Kerangka konsep faktor resiko penyakit jantung koroner pada
pasien yang mengeluh nyeri dada di Desa Kaduara Barat wilayah
kerja Puskesmas Talang tahun 2017.
BAB 3
METODE PENELITIAN
8) Etika penelitian.
Penelitian ini menggunakan desain Studi deskriptif, karena penelitian ini hanya
variabel penelitian. Dari sisi waktu penelitian ini merupakan jenis penelitian cross
sectional karena penelitian ini hanya dilakukan dalam satu kali pengamatan dan
penelitian.
25
26
Populasi
Pasien yang mengeluh nyeri dada kiri di Desa Kaduara Barat wilayah kerja
Puskesmas Talang Tahun 2017 Sebanyak 35 orang
Sample
seluruh populasi sebanyak 35 orang
Tekhnik Sampling
Probability-Total Populasi
Desain penelitian
Penelitian deskriptif
Pengumpulan Data
Penggumpulan data dilakukan dengan Questioner close ended
question tipe dichotomy
Pengolahan Data
Editing, Scoring,Coding, Tabulating
Analisa Data
Perhitungan prosentase
Penyajian Data
Tabel dan hasil analisa deskriptif
Hasil
Pembahasan dan penarikan kesimpulan
Gambar 3.1 Kerangka kerja faktor resiko penyakit jantung koroner pada pasien
yang mengeluh nyeri dada di Desa Kaduara Barat wilayah kerja
Puskesmas Talang tahun 2017.
27
3.3.1 Populasi
ditetapkan (Nursalam, 2014). Terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu. Pada penelitian ini populasinya adalah pasien
yang mengeluh nyeri dada kiri Desa Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas
3.3.2 Sampel
3.3.3 Sampling
untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2014). dalam penelitian ini peneliti
Tabel 3.1 Definisi operasional faktor resiko penyakit jantung koroner pada
pasien yang mengeluh nyeri dada di Desa Kaduara Barat wilayah
kerja Puskesmas Talang Puskesmas Talang tahun 2017.
Variabel Definisi
Indikator Alat ukur Skala Skor
Penelitian Operasional
Faktor resiko Berbagai Faktor Resiko PJK Kuesioner Ordinal Skor tiap
penyakit variabel yang 1. Merokok Option:
jantung diduga menjadi 2. Olah raga Dichotomy 1. Ya = 1
koroner penyebab atau 3. Diet question 2. Tidak = 0
gejala awal PJK 4. Dislipidemia
(Kolestrol Dengan
dalam Darah) Interpretasi:
5. Obesitas
6. Hipertensi Resiko tinggi=
7. Diabetes >10
Melitus Beresiko =
7-10
Tidak beresiko
= <7
29
peneliti memberikan surat permohonan pengumpulan data dan ijin penelitian yang
diberi kuesioner dan diminta mengisi dengan baik sesuai dengan petunjuk yang
telah disampaikan.
2. Instrumen Penelitian
kuesioner yang diisi oleh responden. Kuesioner yang dibagikan merupakan jenis
pernyataan.
30
1. Editing
Kuesioner yang telah dibagikan dan diisi akan diteliti kembali oleh peneliti
serta dipastikan jawaban yang diberikan penuh dan sesuai dengan instruksi
2. Scoring
Setelah data terkumpul, data kemudian dilihat dan diberi skor untuk masing
item opsi yang dipilih oleh responden sesuai dengan bobot nilai yang
1. Ya =1
2. Tidak =0
Nilai maksimal dari kuesioner adalah 14, dengan nilai terendah adalah 0.
2. Beresiko = 7-10
3. Tabulating
p
f x100 %
N
Keterangan :
P = prosentase.
f = jumlah kelompok
a. 100 % : seluruh
b. 76% - 99% : hampir seluruh
c. 51% - 75% : sebagian besar
d. 50 % : setengah
e. 26% - 49% : hampir stengahnya
f. 1% - 25% : sebagian kecil
g. 0 % : tidak satupun.
4. Coding
Setelah dilakukan skoring serta tabulasi data, data yang diperoleh kemudian
sebagai berikut:
Untuk data umum umur ditulis langsung sesuai dengan pengisian kuesioner,
untuk data umum Pendidikan dicoding sebagai berikut: tidak sekolah (1),
Atas (4), Perguruan Tinggi (5); untuk data umum pekerjaan diberi kode sebagai
berikut: tidak bekerja (1), Swasta (2), Wirausaha (3), PNS (4), TNI/POL (5)
Saat pengambilan sampel terlebih dahulu peneliti meminta ijin pada setiap
responden yang akan diteliti baik secara lisan maupun lembar persetujuan atas
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok tertentu saja yang akan dilaporkan
3.8 Keterbatasan
1. Jumlah responden masih sangat sedikit, sehingga besar harapan peneliti untuk
kesempurnaan.
BAB 4
34
35
sebanyak 14 orang (40%) dan sebagian kecil responden berusia antara 26-30
tahun sebanyak 9 orang (26%), di Desa Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas
Talang.
(43%)di Desa Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas Talang, serta tidak satupun
Puskesmas Talang, dan tidak satupun responden (0%) bekerja sebagai swasta dan
PNS.
tinggi penyakit jantung koroner sebanyak 16 orang (46%) di Desa Kaduara Barat
wilayah kerja Puskesmas Talang, dan sebagian kecil responden tidak memiliki
5.2 Pembahasan
Barat wilayah kerja Puskesmas Talang Tahun 2017 memiliki faktor resiko tinggi
penyakit jantung koroner, dan sebagian kecil responden (26%) tidak memiliki
yang disebut pembuluh darah koroner. Sebagaimana halnya organ tubuh lain,
jantung pun memerlukan zat makanan dan oksigen agar dapat memompa darah ke
seluruh tubuh, jantung akan bekerja baik jika terdapat keseimbangan antara
bertambah usia semakin besar kemungkinan untuk menderita PJK dan menderita
serangan jantung fatal. Setelah umur >30 Tahun tahun risiko terkena PJK adalah
49% untuk laki-laki dan 32% untuk perempuan. Hasil penelitian menunjukan 46%
resiko tinggi dan 29% beresiko, hal ini menunjukan bahwa lebih dari separuh
responden memiliki faktor resiko. Dimana faktor resiko tersebut salah satunya
Merokok dalam jangka waktu yang lama akan meningkatkan risiko PJK
dan serangan jantung, merokok memicu pembentukan plak pada arteri, beberapa
cara menurunkan level kolesterol HDL (Hight density lifid). Semakin banyak
38
merokok semakin besar risiko terkena serangan jantung. Studi menunjukkan jika
berhenti merokok selama setahun maka akan menurunkan setengah dari risiko
kematian mendadak akibat PJK pada laki-laki perokok 10x lebih besar dari pada
bukan perokok dan pada perempuan perokok 4,5x lebih tinggi dari pada bukan
perokok. Hal ini disebabkan meningkatnya beban miokard yang dipicu oleh
dinding pembuluh darah dan merubah 5-10% Hb menjadi karboksi -Hb. Semakin
lebih berat dan menyeluruh serta sering disertai kerusakan ventrikel kiri, dengan
kejadian tiga penyakit pembuluh dan penyakit arteri koroner kiri utama.
Komorbid yang telah ada, turut membuat tes diagnostik dan terapi di bidang
kardiologi lebih menantang untuk mereka yang berusia lanjut. (Lakatta, 2008)
responden soal nomor 2) hal ini sesuai dengan penelitian Supriyono (2008),
dengan design kasus kontrol, dari hasil analisisi bivariat menunjukkan bahwa
0,011), kebiasaan merokok juga berisiko untuk terjadinya PJK pada usia > 45
tahun sebesar 2,4 kali dibandingkan dengan yang tidak merokok (OR=2,4 ; 95%
CI=1,3-4,5). Hal inilah yang menjelaskan tingginya faktor resiko pada penelitian
ini.
39
hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
terganggu (TGT) dan glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sehingga dapat
ditentukan langkah yang tepat untuk mereka. Peningkatan munculnya resiko PJK
pada responden dalam distribusi hasil jawaban responden tentang diabetes yang
diidentifikasi lebih detail tentang lama merokok, jenis rokok, dan rekuensi
faktor yang bisa dihindari hal ini bertujuan untuk mengurangi probabilitas angka
BAB 5
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas Talang Tahun 2017 memiliki faktor
resiko tinggi penyakit jantung koroner, yang salah satu faktor penyebabnya adalah
8.2 Saran
Responden yang sudah mengenali tanda dan gejala penyakit jantung harus
dan kebutuhan lain. Setelah muncul gejala dan menyadari akan faktor resiko yang
dimiliki maka setiap orang harus mampu mengurangi bahkan menghindari faktor
kesehatan khusunya bagi ilmu keperawatan. Data sekunder sebagai acuan dalam
42
43
Lampiran 1
45
Lampiran 2
46
Lampiran 3
47
Lampiran 4
48
Lampiran 5
49
Lampiran 6
"Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner pada Pasien yang Mengeluh Nyeri
Dada di Desa Kaduara Barat Wilayah Kerja Puskesmas Talang Tahun 2017"
Oleh :
Mutiari Citra Sahadina
"Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner pada Pasien yang Mengeluh Nyeri
Dada di Desa Kaduara Barat Wilayah Kerja Puskesmas Talang Tahun 2017".
jantung koroner pada pasien yang mengeluh nyeri dada sehingga dapat
Hasil penelitian ini nantinya akan disampaikan dalam ujian sidang Karya
Tulis Ilmiah yang diajukan dalam rangka menyelesaikan tugas akhir pada
untuk menjadi responden dalam penelitian ini, dengan kejujuran dan apa adanya,
Peneliti
50
Lampiran 7
Setelah saya membaca maksud dan tujuan dari penelitian ini, maka saya
penelitian ini. Tanda tangan dibawah ini, sebagai bukti kesediaan saya menjadi
responden penelitian.
TANGGAL :
TANDA TANGAN :
.
51
Lampiran 8
KUESIONER PENELITIAN
Mohon diteliti ulang agar jangan sampai ada pertanyaan yang terlewatkan
untuk di jawab.
A. Data Umum
1. Umur
Tahun
3. Pendidikan
: Tidak sekolah
: SMP/MTs
: SMA/MA
4. Pekerjaan
: Swasta/Tidak bekerja
: Wirausaha
: Swasta
: TNI/POLRI
: PNS
53
Petunjuk :
Mohon dijawab dengan cara memberi tanda (√) pada kotak disebelah kanan
jawaban yang anda pilih.
Mohon diteliti ulang agar jangan sampai ada pertanyaan yang terlewatkan
untuk di jawab.
Jawaban
No Pernyataan Skor
Ya Tidak
Apakah anda merokok lebih dari 10 batang
1
dalam sehari?
Apakah anda sudah merokok selama lebih
2
dari lima tahun?
Apakah anda berolahraga kurang dari 3 kali
3
dalam seminggu
Dalam sekali olahraga, waktu yang anda
4
butuhkan kurang dari 15 menit
Dalam sehari anda mekan makanan instan
5
lebih dari 3 kali
Anda makan makanan instan lebih dari 3
6
varian selama sehari?
Apakah anda memiliki riwayat kolesterol
7
tinggi (> 240 mg/dL) ?
Hasil pemeriksaan kolesterol anda selama
sebulan terakhir tinggi, atau selama sebulan
8
terakhir anda mengeluh sering kesemutan,
nyeri di daerah punggung, dll
Apakah anda memiliki berat badan yang
9 tidak ideal? (perbandingan tinggi dan berat
badan anda tidak seimbang)
Apakah Anda merasa bahwa ada kendala
10
dalam berat badan anda
Apakah anda memiliki riwayat darah tinggi
11
selama sebulan terakhir?
Apakah Akhir-akhir ini anda merasa nyeri
12
kepala, pusing, bahkan mimisan?
Apakah hasil pemeriksaan kadar gula darah
13 (kencing manis) anda sebulan terakhir ini
tinggi (> 200 mg/dL)?
Apakah anda mengalami gejala kencing
manis selama sebulan terakhir? Sering
14
kencing malam, sering haus, dan mudah
lapar?
54
25 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 11 RT 1
26 3 3 2 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 RT 1
27 3 3 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 6 TB 3
28 1 3 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 7 TB 3
29 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 7 TB 3
30 3 2 2 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 10 BR 2
31 1 2 2 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 RT 1
32 1 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 12 RT 1
33 3 2 2 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 8 BR 2
34 1 2 2 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 8 BR 2
35 1 3 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 9 BR 2
KET
USIA
20-25 tahun 1 PEKERJAAN
26-30 tahun 2 Tidak bekerja 1
> 30 Tahun 3 Wirausaha 2
Swasta 3
Pendidikan TNI/POLRI 4
Tidak sekolah 1 PNS 5
Pendidikan dasar (SD/MI) 2
SMP/MTs 3 Perilaku
SMA/MA 4 Resiko Tinggi (RT) 1
Pendidikan tinggi (PT) 5 Beresiko (BR) 2
Tidak Beresiko (TB) 3
56
Jawaban
No Pernyataan Skor
Ya Tidak
Apakah anda merokok lebih dari 10 batang
1 16 19
dalam sehari?
Apakah anda sudah merokok selama lebih
2 32 3
dari lima tahun?
Apakah anda berolahraga kurang dari 3 kali
3 32 3
dalam seminggu
Dalam sekali olahraga, waktu yang anda
4 22 13
butuhkan kurang dari 15 menit
Dalam sehari anda mekan makanan instan
5 28 7
lebih dari 3 kali
Anda makan makanan instan lebih dari 3
6 21 14
varian selama sehari?
Apakah anda memiliki riwayat kolesterol
7 27 8
tinggi (> 240 mg/dL)?
Hasil pemeriksaan kolesterol anda selama
sebulan terakhir tinggi, atau selama sebulan
8 26 9
terakhir anda mengeluh sering kesemutan,
nyeri di daerah punggung, dll
Apakah anda memiliki berat badan yang
9 tidak ideal? (perbandingan tinggi dan berat 22 13
badan anda tidak seimbang)
Apakah Anda merasa bahwa ada kendala
10 19 16
dalam berat badan anda
Apakah anda memiliki riwayat darah tinggi
11 26 9
selama sebulan terakhir?
Apakah Akhir-akhir ini anda merasa nyeri
12 22 13
kepala, pusing, bahkan mimisan?
Apakah hasil pemeriksaan kadar gula darah
13 (kencing manis) anda sebulan terakhir ini 17 18
tinggi (> 200 mg/dL)?
Apakah anda mengalami gejala kencing
manis selama sebulan terakhir? Sering
14 25 10
kencing malam, sering haus, dan mudah
lapar?
57
Lampiran 12
Jadwal penelitian faktor resiko penyakit jantung koroner pada pasien yang
mengeluh nyeri dada di Desa Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas
Talang tahun 2017
No Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1 Konsultasi
Judul
2 Identifikasi
Masalah
3 Penyusunan
Proposal
4 Uji Proposal
5 Pengumpulan
Data
6 Pengolahan
dan Analisa
Data
7 Pelaporan
8 Uji KTI
9 Pengumpulan
KTI
59
LEMBAR KONSULTASI
2017
2017
60
Bab 5
Bab 5
LEMBAR KONSULTASI
pembahasan
revisi Bab 5
saran