Anda di halaman 1dari 78

FAKTOR RESIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER

PADA PASIEN YANG MENGELUH NYERI DADA

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

MUTIARI CITRA SAHADINA


NIM. 14.133

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN


AKADEMI KEPERAWATAN
TAHUN 2017
FAKTOR RESIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER
PADA PASIEN YANG MENGELUH NYERI DADA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan pada


Program pendidikan Diploma III Keperawatan pada Akademi
Keperawatan Pamekasan

Oleh:

MUTIARI CITRA SAHADINA


NIM. 14.133

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN


AKADEMI KEPERAWATAN
TAHUN 2017

ii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Mutiari Citra Sahadina
NIM : 14.133
Tempat Tanggal Lahir : Pamekasan, 06 Februari 1996
Institusi : Akademi Keperawatan Pemkab Pamekasan
Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Faktor Resiko
Penyakit Jantung Koroner pada Pasien Yang Mengeluh Nyeri Dada” adalah bukan
Karya Tulis Ilmiah orang lain baik sebagian maupun keseluruhannya, kecuali
dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.
Pamekasan, 29 Mei 2017
Yang menyatakan

Mutiari Citra Sahadina


NIM. 14.133

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Edy Suryadi A, Ns. M.MKes., M.Kep Mohamad Nur, S.Kep.,Ns., M.Si (Ked)
NIDN. 3417047801 NIDN. 3402128001

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya tulis oleh : Mutiari Citra Sahadina


Judul : Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner pada Pasien Yang
Mengeluh Nyeri Dada.

Telah Disetujui untuk Diujikan Dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis


Ilmiah Pada Tanggal 29 Mei 2017.

Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Edy Suryadi A, Ns. M.MKes., M.Kep Mohamad Nur, S.Kep.,Ns., M.Si (Ked)
NIDN. 3417047801 NIDN. 3402128001

Mengetahui,
Direktur
Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Pamekasan

Hj. Adi Sutrisni, SST., MM.


NIDN. 342076001
NIP. 19600728 198203 2 002

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Telah Diuji dan Disetujui oleh Tim Penguji pada Ujian Sidang di
Program Pendidikan Diploma Keperawatan pada
Akademi Keperawatan Pamekasan

Tanggal 08 Juni 2017

TIM PENGUJI

Ketua : Fatimatur Rahmaniyah, S.Kep., Ns ..............................


Anggota 1 : Mohamad Nur, S.Kep., Ns., M.Si (Ked) ..............................
Anggota 2 : Edy Suryadi Amin, Ns. M.MKes., M.Kep ..............................

Mengetahui,
Direktur
Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Pamekasan

Hj. Adi Sutrisni, SST., MM.


NIDN. 342076001

v
KURIKULUM VITAE

Nama : Mutiari Citra Sahadina


Tempat Tanggal Lahir : Pamekasan, 06 Februari 1996
Alamat : Dusun Sakola’an Desa Kaduara Barat
Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan
Riwayat Pendidikan :
1. TK Cempaka : Lulus Tahun 2002
2. SDN Kaduara Barat I : Lulus Tahun 2008
3. SMP Negeri 2 Larangan : Lulus Tahun 2011
4. SMA Negeri 2 Pamekasan : Lulus Tahun 2014

vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“MAN JADDA WAJADA


Siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil.
MAN SHABARA ZHAFIRA
Siapa yang bersabar pasti beruntung.
MAN SARA ALA DARBI WASHALA
Siapa menapaki jalan-Nya akan sampai ke tujuan.”

Tulus kupersembahkan karya tulis ini kepada :


1. Nanik Sugiarti ibundaku tercinta dan tersayang, wanita berhati
malaikat, terimakasih untuk segalanya, engkaulah seluruh nafas ini.
2. Intan Restu Sahadina kakak terhebat, terima kasih telah menjadi
saudara terbaikku, padamulah kubagi cerita bahagia hingga rahasia
paling hitamku.
3. Muhammad Amin Hamzah aku sangat merindukanmu, akan aku
buktikan bahwa aku mampu meraih kesuksesan.
4. Ria Datun Jannah Dan Sulastri Dewi sahabat lamaku, terima kasih
telah menjadi bagian hidupku dan mewarnai hari-hariku.
5. SSB, senyummu senyumku, senyumku karenamu.

vii
ABSTRAK

Nyeri dada memang identik dengan gangguan pada jantung, namun


terkadang hal ini sering diabaikan sehingga justru meningkatkan angka kejadian
kematian mendadak akibat PJK yang kurang dideteksi sejak dini. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor resiko penyakit jantung koroner
pada pasien yang mengeluh nyeri dada di Desa Kaduara Barat Wilayah Kerja
Puskesmas Talang tahun 2017.
Penelitian ini menggunakan desain study deskriptif. populasinya adalah
pasien yang mengeluh nyeri dada kiri di Desa Kaduara Barat Wilayah Kerja
Puskesmas Talang yang pernah dirawat di Puskesmas Talang sebanyak 35 orang
dengan pengambilan samplemenggunakan teknik Probability-Total Sampling.
Yaitu menjadikan seluruh anggota populasi sebagai sampel. Alat yang digunakan
dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan Quesioner yang diisi oleh
responden. Dan selanjutnya dilakukan pengolahan data dan analisa data.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hampir setengah responden di Desa
Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas Talang Tahun 2017 memiliki faktor
resiko tinggi penyakit jantung koroner sebanyak 16 orang (46%).
Faktor resiko bukan merupakan faktor penyebab utama, setiap pasien
yang memiliki faktor resiko baik sakit atau sehat harus mampu menghindari
faktor tersebut untuk mengurangi probabilitas angka kejadian penyakit jantung
koroner.

Kata Kunci: Penyakit Jantung Koroner, Faktor Resiko

viii
ABSTRACT

Chest pain is synonymous with heart disorders, but sometimes this is


often overlooked, thus raising the incidence of sudden death from CHD is less
detected early on. The purpose of this study was to determine the risk factors of
coronary heart disease in patients who complained of chest pain at the Kaduara
Barat Work area Puskesmas Talang in 2017.
This research was use descriptive design. The population was the patient
who complained of chest pain Kaduara Barat Work areathat had been treated in
Talang Community Health Center as many as 35 people with sampling taken
using Probability-Total Population technique. That makes all members of the
population as a sample. And The tool was used in this research data collection
using questionnaires who filled by respondents.
The results showed that almost half of respondents in Kaduara Barat
Village Talang Community Training area at 2017 has a high risk factor of
coronary heart disease as 16 people (46%).
Risk factors are not a major contributing factor, the patient must be
avoid risk factor to reduce the probability of incidence of coronary heart disease.

Keywords: Chronic Heart Dissease, Risk Factor

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
yang berjudul “Faktor resiko penyakit jantung koroner pada pasien yang
mengeluh nyeri dada” ini sesuai waktu yang ditentukan.
Karya tulis ilmiah ini, disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan Pemerintah Kabupaten Pamekasan.
Peneliti banyak mendapatkan pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk
itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada yang terhormat :
1. Hj, Adi Sutrisni, SST., MM selaku direktur Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Pamekasan
2. Dr. H. Syaiful Taufan, M. Si selaku Kepala Puskesmas Talang yang sudah
memberikan izin pengambilan data sementara maupun data penelitian.
3. Endang Sulistiawati Ningsih selaku Kepala Desa Kaduara Barat yang sudah
memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
4. Edy Suryadi Amin, Ns. M.MKes., M.Kep selaku pembimbing I yang sudah
banyak memberikan masukan kepada peneliti dalam proses penyelesaian
karya tulis ilmiah ini.
5. Mohamad Nur, S.Kep., Ns., M.Si (Ked) selaku pembimbing II yang sudah
banyak memberikan masukan kepada peneliti dalam proses penyelesaian
karya tulis ilmiah ini.
6. Nanik Sugiarti ibunda tercinta dan Intan Restu Sahadina kakak tersayang yang
sudah memberikan dukungan baik secara moral maupun material kepada
peneliti, untuk dapat menyelesaikan program pendidikan seutuhnya.
7. Sahabat-sahabat senasib seperjuangan Linda, Melly, Vetti serta rekan-rekan
mahasiswa Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Pamekasan
khususnya kelas 3C.
8. Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran Karya tulis ilmiah ini yang
tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu.

x
Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan sebagai
masukan dalam perbaikan penulisan ini, semoga karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya, serta bagi pembaca pada umumnya.

Pamekasan, 29 Mei 2017


Peneliti

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ......................................................................................... i


COVER DALAM ............................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ v
KURIKULUM VITAE ...................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................... viiii
ABSTRACT ................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG .................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3
1.4 Manfaat ...................................................................................................... 3
1.4.1 Bagi Responden ........................................................................................ 4
1.4.2 Bagi Profesi Keperawatan ......................................................................... 4
1.4.3 Bagi Puskesmas atau Tenaga Kesehatan ................................................... 4
1.4.1 Bagi Peneliti Keperawatan yang Akan Datang ......................................... 4
BAB 2 TINJAUAN TEORI ................................................................................ 5
2.1 Anatomi Fisiologi Jantung......................................................................... 5
2.1.1 Struktur Jantung ......................................................................................... 5
2.1.2 Arteri Koronaria......................................................................................... 5
2.1.3 Patogenesis Plak Koroner .......................................................................... 6
2.2 Konsep Penyakit Jantung Koroner ............................................................ 7
2.2.1 Definisi ...................................................................................................... 7
2.2.2 Patofisiologi PJK ....................................................................................... 8
2.2.3 Gejala PJK ................................................................................................. 11
2.2.4 Klasifikasi PJK .......................................................................................... 12
2.2.5 Epidemologi PJK ....................................................................................... 13
2.2.6 Faktor Resiko ............................................................................................. 14
2.2.7 Faktor Resiko yang Dapat Dimodifikasi ................................................... 18
2.3 Kerangka Konsep ...................................................................................... 24
BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................ 25
3.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 25
3.2 Kerangka Kerja .......................................................................................... 26
3.3 Populasi, Sampel, dan Sampling................................................................ 27
3.3.1 Populasi ..................................................................................................... 27
3.3.2 Sampel ....................................................................................................... 27
3.3.3 Sampling .................................................................................................... 27

xii
3.4 Identifikasi Variabel .................................................................................. 28
3.5 Definisi Operasional .................................................................................. 28
3.6 Pengumpulan dan Analisa Data ................................................................. 29
3.7 Etika Penelitian .......................................................................................... 32
3.8 Keterbatasan .............................................................................................. 33
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 34
4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 34
4.1.1 Data Geografi ............................................................................................ 34
4.1.2 Data Demografi ........................................................................................ 34
4.1.3 Data Umum Hasil Penelitian .................................................................... 35
4.1.4 Data Khusus Hasil Penelitian ................................................................... 36
4.2 Pembahasan .............................................................................................. 37
BAB 5 PENUTUP............................................................................................... 40
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 40
5.2 Saran ................................................................................................... 40
5.2.1 Bagi Responden ........................................................................................ 40
5.2.2 Bagi Profesi Keperawatan ......................................................................... 40
5.2.3 Bagi Puskesmas atau Tenaga Kesehatan ................................................... 40
5.2.4 Bagi Peneliti Keperawatan yang Akan Datang ......................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 42
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 53

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Definisi operasional faktor resiko penyakit jantung
koroner pada pasien yang mengeluh nyeri dada di Desa
Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas Talang
Puskesmas Talang tahun 2017. ...................................................... 28
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di
Desa Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas Talang
Tahun 2017. ................................................................................... 35
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan
di Desa Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas Talang
Tahun 2017. ................................................................................... 35
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan
di Desa Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas Talang
Tahun 2017. ................................................................................... 36
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan faktor
resiko penyakit jantung koroner pada pasien yang
mengeluh nyeri dada di Desa Kaduara Barat wilayah
kerja Puskesmas Talang Tahun 2017............................................. 36

xiv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka konsep faktor resiko penyakit jantung
koroner pada pasien yang mengeluh nyeri dada diDesa
Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas Talang tahun
2017. .............................................................................................. 24
Gambar 3.1 Kerangka kerja faktor resiko penyakit jantung koroner
pada pasien yang mengeluh nyeri dada di Desa Kaduara
Barat wilayah kerja Puskesmas Talang tahun 2017. ...................... 26

xv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

AHA : American HeartAscosiation


MA : Madrasah Aliyah
MTs : Madrasah Tsanawiyah
PJK : Penyakit Jantung Koroner
PT : Perguruan Tinggi
SD : Sekolah Dasar
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SPSS : Statistical Product and Service Solution

Daftar Lambang

> : Lebih dari


< : Kurang dari
≥ : Lebih dari sama dengan
≤ : Kurang dari sama dengan
% : Persentase
∑ : Jumlah
ρ : Koefisien

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Surat rekomendasi dari institusi ke tempat
pengambilan data dan penelitian 44
Lampiran 2. Surat balasan dari tempat pengambilan data 45
Lampiran 3. Surat balasan dari tempat penelitian 46
Lampiran 4. Surat ijin penelitian melalui Kantor Badan
Kesatuan Bangsa 47
Lampiran 5. Surat balasan ijin penelitian 48
Lampiran 6. Surat Permintaan Menjadi Responden 49
Lampiran 7. Lembar Persetujuan Menjadi Responden 50
Lampiran 8. Lembar Pengumpulan Data dan Quesioner 51
Lampiran 9. Lembar Tabulasi 54
Lampiran 10. Distribusi jawaban responden 56
Lampiran 11. Dokumentasi kegiatan 57
Lampiran 12. Jadwal Kegiatan Penelitian 58
Lampiran 13. Lembar Konsultasi 59

xvii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yang terjadi sebagai

manifestasi dari penurunan suplai oksigen ke otot jantung akibat dari penyempitan

atau peyumbatan aliran darah arteri koronaria yang manifestasi kliniknya

tergantung pada berat ringannya penyumbatan arteri koronaria (PERKI dalam

Rustika, 2006). Selain itu, penyakit jantung koroner juga membawa arti penyakit

kompleks yang disebabkan oleh menurun atau terhambatnya aliran darah pada

satu atau lebih arteri yang mengelilingi dan mengsuplai darah ke jantung (Justin

Pearlman, 2009). Penyakit jantung koroner merupakan penyakit degeneratif.

Tetapi penyakit yang menyebabkan kematian nomor satu di Indonesia ini tidak

lagi didominasi oleh orang berusia 50 tahun ke atas. Kalangan usia muda juga

banyak yang menderita penyakit jantung koroner. (Rochmad Romdhoni, 2007).

Salah satu pencegahan penyakit jantung adalah dengan mengenali tanda gejala

sedini mungkin. Salah satu gejala khas pada pasien PJK adalah nyeri dada sebelah

kiri. Hal ini harusnya menjadi perhatian dalam pencegahan PJK. Nyeri dada

memang identik dengan gangguan pada jantung, namun terkadang hal ini sering

diabaikan sehingga justru meningkatkan angka kejadian kematian mendadak

akibat PJK yang kurang dideteksi sejak dini.

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2014, obesitas

merupakan salah satu dari 10 kondisi yang berisiko di seluruh dunia dan salah

satu dari 5 kondisi yang berisiko di negara-negara berkembang. Lebih 1 milyar

1
2

orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300 juta adalah obesitas di seluruh

dunia, di Asia. Penduduk Indonesia pada tahun 2000 diperkirakan sebanyak 210

juta penduduk, jumlah penduduk yang overweight diperkirakan mencapai 76.7

juta (17.5%) dan pasien obesitas berjumlah lebih dari 9.8 juta (4.7%).

Berdasarkan diagnosis dokter, estimasi jumlah penderita penyakit jantung koroner

terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat sebanyak 160.812 orang (0,5%),

sedangkan Provinsi Maluku Utara memiliki jumlah penderita paling sedikit, yaitu

sebanyak 1.436 orang (0,2%). Berdasarkan diagnosis/gejala, estimasi jumlah

penderita penyakit jantung koroner terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur

sebanyak 375.127 orang (1,3%), sedangkan jumlah penderita paling sedikit

ditemukan di Provinsi Papua Barat, yaitu sebanyak 6.690 orang (1,2%). Dari

survey awal yang dilakukan peneliti di Desa Kaduara Barat wilayah kerja

Puskesmas Talang dengan cara melihat data kunjungan diketahui jumlah pasien

nyeri dada kiri selama tahun 2017 sebanyak 35 orang dengan rentang dominan

usia dewasa.

Jika pembuluh darah koroner tersumbat atau menyempit, maka pasokan

darah ke jantung akan berkurang, sehingga terjadi ketidakseimbangan antara

kebutuhan dan pasokan zat makanan dan oksigen, makin besar persentase

penyempitan pembuluh koroner makin berkurang aliran darah ke jantung,

akibatnya timbullah nyeri dada (UPT-BITK, 2009). Nyeri dada merupakan

manifestasi awal dari gejala jantung lanjutan, hal ini merupakan hal yang perlu

mendapatkan perhatian serius. Jika keadaan awal tidak dilakukan pemeriksaan

maka akan menyebabkan kerusakan pada otot jantung sehingga akan

meningkatkan peluang munculnya infark miokard.


3

Keluhan nyeri dada memang tidak selalu diakibatkan oleh penyakit

jantung, namun kewaspadaan harus selalu diutamakan. Pemeriksaan lebih

lengkap dengan mengaitkan tanda dan gejala yang berhubungan dengan penyakit

jantung diharapkan dapat mengurangi resiko potensial komplikasi pada penyakit

jantung. Belum ada penelitian yang menghubungkan faktor resiko PJK dengan

keluhan nyeri dada kiri, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti gambaran faktor

resiko PJK pada pasien yang mengeluh nyeri dada sebelah kiri.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah faktor resiko penyakit jantung koroner pada pasien yang

mengeluh nyeri dada di Desa Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas Talang

tahun 2017?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui faktor resiko penyakit jantung koroner pada pasien

yang mengeluh nyeri dada di Desa Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas

Talang tahun 2017.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Responden

Mengenali keadaan awal merupakan acuan untuk melakukan pemeriksaan

lanjutan sehingga keadaan dan komplikasi penyakit jantung bisa dicegah dengan

penatalaksanaan awal yang tepat.


4

1.4.2 Bagi Profesi Keperawatan

Penelitian ini memberikan masukan bagi profesi dalam mengembangkan

perencanaan keperawatan mulai dari keadaan awal sedini mungkin Pedoman

dalam membuat protap untuk peningkatan kualitas asuhan keperawatan keluarga.

1.4.3 Bagi Puskesmas atau Tenaga Kesehatan

Masukan untuk penyusunan kebijakan pembangunan dan pelayanan di

UGD sehingga bisa melakukan persiapan sedini mungkin serta pencegahan

terhadap keadaan komplikasi lanjutan. Evaluasi terhadap perkembangan cakupan

dan keberhasilan terhadap program yang dilakukan.

1.4.4 Bagi Peneliti Keperawatan yang Akan Datang

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

kesehatan khusunya bagi ilmu keperawatan. Data sekunder sebagai acuan dalam

melanjutkan penelitian yang masih berkaitan.


BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Anatomi Fisiologi Jantung

2.1.1 Struktur jantung

Sistem kardiovaskular dapat dianggap sebagai sistem transportasi tubuh,

sistem ini memiliki tiga komponen utama yaitu jantung, pembuluh darah dan

darah itu sendiri. Jantung adalah alat pemompa dan pembuluh darah adalah rute

pengiriman, darah dianggap sebagai cairan yang mengandung oksigen dan nutrisi

yang dibutuhkan tubuh dan membawa limbah yang perlu dibuang (Virtual

Medical Centre, 2013).

2.1.2 Arteri koronaria

Jantung manusia normal memiliki dua arteri koroner mayor yang keluar

dari aorta yaitu right coronary artery dan left main coronary artery, dinamakan

koroner karena bersama dengan cabangnya melingkari jantung seperti crown

(mahkota corona). Arteri koroner meninggalkan aorta lebih kurang ½ inci di atas

katup semilunar aorta, Left main coronary artery bercabang menjadi dua, yaitu

left anterior descendens yang memberikan perdarahan pada area anterior luas

ventrikel kiri, septum ventrikel dan muskulus papillaris anterior, sementara left

circumflex memberikan perdarahan pada area lateral ventrikel kiri dan area right

coronary artery dominan kiri. Right coronary artery memberikan perdarahan

pada SA node, AV node atrium kanan, ventrikel kanan, ventrikel kiri inferior,

ventrikel kiri posterior dan muskulus papillaris posterior (Kasma, 2011).

5
6

2.1.3 Patogenesis plak koroner

Struktur arteri koroner jantung yang sehat terdiri atas 3 lapisan, yaitu:

intima, media dan adventitia. Intima merupakan lapisan monolayer sel-sel endotel

yang menyelimuti lumen arteri bagian dalam. Sel-sel endotel menutupi seluruh

bagian dalam sistem vaskular hampir seluas 700 m 2 dan berat 1,5 kg. Sel endotel

memiliki berbagai fungsi, diantaranya menyediakan lapisan nontrombogenik

dengan menutupi permukaannya dengan sulfat heparan dan melalui produksi

derivat prostaglandin seperti prostasiklin yang merupakan suatu vasodilator poten

dan penghambat agregasi platelet, rusaknya lapisan endotel akan memicu

terjadinya aterosklerosis sebagaimana yang akan dijelaskan dibawah ini.

Ada beberapa hipotesis yang menerangkan tentang proses terbentuknya

aterosklerosis, seperti monoclonal hypothesis, lipogenic hypothesis dan response

to injure hypothesis. Namun yang banyak diperbincangkan adalah mengenai

response to injure hypothesis sebagai berikut:

1. Stage A : Endothelial Injure

Endotelial yang licin berfungsi sebagai barrier yang menjamin aliran

darah koroner lancar. Faktor risiko yang dimiliki pasien akan memudahkan

masuknya lipoprotein densitas rendah yang teroksidasi maupun makrofag ke

dalam dinding arteri. Interaksi antara endotelial injure dengan platelet, monosit

dan jaringan ikat (collagen), menyebabkan terjadinya penempelan platelet

(platelet adherence) dan agregasi trombosit (trombosit agregation).

2. Stage B : Fatty Streak Formation

Pembentukan fatty streak merupakan pengendapan kolesterol-kolesterol

yang telah dioksidasi dan makrofag di bawah endothelium arteri. Low Density
7

Lipoprotein (LDL) dalam darah akan menyerang endotel dan dioksidasi

oleh radikal-radikal bebas pada permukaan endotel, lesi ini mulai tumbuh pada

masa kanak-kanak, makroskopik berbentuk bercak berwarna kekuningan, yang

terdiri dari sel-sel yang disebut foam cells. Sel-sel ini ialah sel-sel otot polos dan

makrofag yang mengandung lipid, terutama dalam bentuk ester holesterol.

3. Stage C: Fibrosis Plaque Formation

Formasi plak fibrosis terdiri atas inti atau central cholesterol dan tutup

jaringan ikat (cap fibrous). Formasi ini memberikan dua gambaran tipe yaitu

Stable fibrous plaque dan Unstablefibrous plaque (Kasma, 2011).

2.2 KonsepPenyakit Jantung Koroner

2.2.1 Definisi

PJK adalah istilah umum untuk penumpukan plak di arteri jantung yang

dapat menyebabkan serangan jantung (American Heart Association, 2013). PJK

juga disebut penyakit arteri koroner (CAD), penyakit jantung iskemik (IHD), atau

penyakit jantung aterosklerotik, adalah hasil akhir dari akumulasi plak

ateromatosa dalam dinding-dinding arteri yang memasok darah ke miokardium

(otot jantung) (Manitoba Centre for Health Policy, 2013).

PJK terjadi ketika zat yang disebut plak menumpuk di arteri yang

memasok darah ke jantung (disebut arteri koroner), penumpukan plak dapat

menyebabkan angina, kondisi ini menyebabkan nyeri dada dan tidak nyaman

karena otot jantung tidak mendapatkan darah yang cukup, seiring waktu, PJK

dapat melemahkan otot jantung, hal ini dapat menyebabkan gagal jantung dan

aritmia (Centers for Disease Control and Prevention, 2009).


8

PJK adalah penyempitan atau tersumbatnya pembuluh darah arteri jantung

yang disebut pembuluh darah koroner. Sebagaimana halnya organ tubuh lain,

jantung pun memerlukan zat makanan dan oksigen agar dapat memompa darah ke

seluruh tubuh, jantung akan bekerja baik jika terdapat keseimbangan antara

pasokan dan pengeluaran. Jika pembuluh darah koroner tersumbat atau

menyempit, maka pasokan darah ke jantung akan berkurang, sehingga terjadi

ketidakseimbangan antara kebutuhan dan pasokan zat makanan dan oksigen,

makin besar persentase penyempitan pembuluh koroner makin berkurang aliran

darah ke jantung, akibatnya timbul nyeri dada (UPT-Balai Informasi Teknologi

lipi pangan& Kesehatan, 2009).

2.2.2 Patofisiologi PJK

Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah kondisi pada arteri besar dan

kecil yang ditandai penimbunan endapan lemak, trombosit, neutrofil, monosit dan

makrofag di seluruh kedalaman tunika intima (lapisan sel endotel), dan akhirnya

ke tunika media (lapisan otot polos). Arteri yang paling sering terkena adalah

arteri koroner, aorta dan arteri-arteri sereberal. Langkah pertama dalam

pembentukan aterosklerosis dimulai dengan disfungsi lapisan endotel lumen

arteri, kondisi ini dapat terjadi setelah cedera pada sel endotel atau dari stimulus

lain, cedera pada sel endotel meningkatkan permeabelitas terhadap berbagai

komponen plasma, termasuk asam lemak dan triglesirida, sehingga zat ini dapat

masuk kedalam arteri, oksidasi asam lemak menghasilkan oksigen radikal bebas

yang selanjutnya dapat merusak pembuluh darah. Cedera pada sel endotel dapat

mencetuskan reaksi inflamasi dan imun, termasuk menarik sel darah putih,

terutama neutrofil dan monosit, serta trombosit ke area cedera, sel darah putih
9

melepaskan sitokin proinflamatori poten yang kemudian memperburuk situasi,

menarik lebih banyak sel darah putih dan trombosit ke area lesi, menstimulasi

proses pembekuan, mengaktifitas sel T dan B, dan melepaskan senyawa kimia

yang berperan sebagai chemoattractant (penarik kimia) yang mengaktifkan siklus

inflamasi, pembekuan dan fibrosis. Pada saat ditarik ke area cedera, sal darah

putih akan menempel disana oleh aktivasi faktor adhesif endotelial yang bekerja

seperti velcro sehingga endotel lengket terutama terhadap sel darah putih, pada

saat menempel di lapisan endotelial, monosit dan neutrofil mulai berimigrasi di

antara sel-sel endotel keruang interstisial. Di ruang interstisial, monosit yang

matang menjadi makrofag dan bersama neutrofil tetap melepaskan sitokin, yang

meneruskan siklus inflamasi. Sitokin proinflamatori juga merangsan ploriferasi

sel otot polos yang mengakibatkan sel otot polos tumbuh di tunika intima.

Kolesterol dan lemak plasma mendapat akses ke tunika intima karena

permeabilitas lapisan endotel meningkat, pada tahap indikasi dini kerusakan

teradapat lapisan lemak diarteri. Apabila cedera dan inflamasi terus berlanjut,

agregasi trombosit meningkat dan mulai terbentuk bekuan darah (tombus),

sebagian dinding pembuluh diganti dengan jaringan parut sehingga mengubah

struktur dinding pembuluh darah, hasil akhir adalah penimbunan kolesterol dan

lemak, pembentukan deposit jaringan parut, pembentukan bekuan yang berasal

dari trombosit dan proliferasi sel otot polos sehingga pembuluh mengalami

kekakuan dan menyempit. Apabila kekakuan ini dialami oleh arteri-arteri koroner

akibat aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap

peningkatan kebutuhan oksigen, dan kemudian terjadi iskemia (kekurangan suplai


10

darah) miokardium dan sel-sel miokardium sehingga menggunakan glikolisis

anerob untuk memenuhi kebutuhan energinya.

Proses pembentukan energi ini sangat tidak efisien dan menyebabkan

terbentuknya asam laktat sehinga menurunkan pH miokardium dan menyebabkan

nyeri yang berkaitan mengaktifkan siklus inflamasi, pembekuan dan fibrosis. Pada

saat ditarik ke area cedera, sal darah putih akan menempel disana oleh aktivasi

faktor adhesif endotelial yang bekerja seperti velcro sehingga endotel lengket

terutama terhadap sel darah putih, pada saat menempel di lapisan endotelial,

monosit dan neutrofil mulai berimigrasi di antara sel-sel endotel keruang

interstisial. Di ruang interstisial, monosit yang matang menjadi makrofag dan

bersama neutrofil tetap melepaskan sitokin, yang meneruskan siklus inflamasi.

Sitokin proinflamatori juga merangsan ploriferasi sel otot polos yang

mengakibatkan sel otot polos tumbuh di tunika intima. Selain itu kolesterol dan

lemak plasma mendapat akses ke tunika intima karena permeabilitas lapisan

endotel meningkat, pada tahap indikasi dini kerusakan teradapat lapisan lemak

diarteri. Apabila cedera dan inflamasi terus berlanjut, agregasi trombosit

meningkat dan mulai terbentuk bekuan darah (tombus), sebagian dinding

pembuluh diganti dengan jaringan parut sehingga mengubah struktur dinding

pembuluh darah, hasil akhir adalah penimbunan kolesterol dan lemak,

pembentukan deposit jaringan parut, pembentukan bekuan yang berasal dari

trombosit dan proliferasi sel otot polos sehingga pembuluh mengalami kekakuan

dan menyempit. Apabila kekakuan ini dialami oleh arteri-arteri koroner akibat

aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan

kebutuhan oksigen, dan kemudian terjadi iskemia (kekurangan suplai darah)


11

miokardium dan sel-sel miokardium sehingga menggunakan glikolisis anerob

untuk memenuhi kebutuhan energinya. Proses pembentukan energi ini sangat

tidak efisien dan menyebabkan terbentuknya asam laktat sehinga menurunkan pH

miokardium dan menyebabkan nyeri.

2.2.3 Gejala PJK

Gejala PJK yang biasanya timbul adalah:

1. Dada terasa sakit, terasa tertimpa beban, terjepit, diperas, terbakar dan

tercekik. Nyeri terasa di bagian tengah dada, menjalar ke lengan kiri, leher,

bahkan menembus ke punggung. Nyeri dada merupakan keluhan yang

paling sering dirasakan oleh penderita PJK.

2. Sesak nafas

3. Takikardi

4. Jantung berdebar-debar

5. Cemas

6. Gelisah

7. Pusing kepala yang berkepanjangan

8. Sekujur tubuhnya terasa terbakar tanpa sebab yang jelas

9. Keringat dingin

10. Lemah

11. Pingsan

12. Bertambah berat dengan aktivitas

Tapi kebanyakan orang yang menderita PJK tidak mengalami beberapa

gejala di atas, tiba-tiba saja jantung bermasalah dan dalam kondisi yang kronis

(UPT-Balai Informasi Teknologi lipi, 2009).


12

2.2.4 Klasifikasi PJK

Menurut Braunwald (2001), PJK memiliki beberapa klasifikasi sebagai

berikut:

1. Angina Pektoris Stabil

Angina pektoris stabil adalah keadaan yang ditandai oleh adanya suatu

ketidaknyamanan (jarang digambarkan sebagai nyeri) di dada atau lengan yang

sulit dilokalisasi dan dalam, berhubungan dengan aktivitas fisik atau stres

emosional dan menghilang dalam 5-15 menit dengan istirahat dan atau dengan

obat nitrogliserin sublingual (Yusnidar, 2007). Angina pektoris stabil adalah rasa

nyeri yang timbul karena iskemia miokardium yang merupakan hasil dari

ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan oksigen miokard.

Iskemia miokard dapat disebabkan oleh stenosis arteri koroner, spasme arteri

koroner dan berkurangnya kapasitas oksigen di dalam darah (Aladdini, 2011).

2. Angina pektoris tak stabil

Adalah angina pektoris (atau jenis ekuivalen ketidaknyamanan iskemik)

dengan sekurang-kurangnya satu dari tiga hal berikut;

a. Timbul saat istirahat (atau dengan aktivitas minimal) biasanya berakhir

setelah lebih dari 20 menit (jika tidak diberikan nitrogliserin).

b. Lebih berat dan digambarkan sebagai nyeri yang nyata dan merupakan

onset baru (dalam 1 bulan).

c. Timbul dengan pola crescendo (bertambah berat, bertambah lama, atau

lebih sering dari sebelumnya). Pasien dengan ketidaknyamanan iskemik

dapat datang dengan atau tanpa elevasi segmen ST pada EKG (yusnidar,

2007).
13

Istilah angina tidak stabil pertama kali digunakan 3 dekade yang lalu dan

dimaksudkan untuk menandakan keadaan antara infark miokard dan kondisi lebih

kronis dari pada angina stabil. Angina tidak stabil merupakan bagian dari sindrom

koroner akut, dimana tidak ada pelepasan enzim dan biomarker nekrosis miokard.

Angina dari sindrom koroner akut (SKA) cenderung merasa lebih parah

dari angina stabil, dan biasanya tidak berkurang dengan istirahat beberapa menit

atau bahkan dengan tablet nitrogliserin sublingual. SKA menyebabkan iskemia

yang mengancam kelangsungan hidup otot jantung. Kadang-kadang obstruksi

menyebabkan SKA hanya berlangsung selama waktu yang singkat dan tidak ada

nekrosis jantung yang terjadi, SKA memiliki dua dua bentuk gambaran EKG

yaitu:

2.2.5 Epidemologi PJK

PJK merupakan penyakit tidak menular (noncommunacable disease) yang

tidak hanya menyerang laki-laki saja, namun wanita juga berisiko, meskipun

kasusnya tidak sebesar pada laki-laki. Pada orang yang berumur > 65 tahun

ditemukan 20 % PJK pada laki-laki dan 12 % pada wanita (Supriyono, 2008).

Penyakit jantung adalah penyakit negara maju atau negara industri, lebih tepatnya,

penyakit ini disebut sebagai penyakit masyarakat modern, dengan pola hidup

modern. Karena itu penyakit jantung tidak saja monopoli negara maju, tetapi juga

di negara yang sedang berkembang yang menunjukkan kecendrungan

peningkatannya sesuai dengan kecundrungan modernisasi masyarakatnya. Hal ini

disebabkan karena penyebab penyakit jantung berkaitan dengan keadaan dan

perilaku masyarakat maju misalnya tingginya stres, salah makan dan gaya hidup

modern seperti rokok dan minum alkohol yang berlebihan (Bustam, 2007).
14

Sementara itu PJPD di negara-negara sedang berkembang termasuk

Indonesia cenderung meningkat sebagai modernisasi yang meniru gaya hidup

negara sudah berkembang. PJPD pada dasarnya bukanlah penyakit menular yang

disebabkan oleh suatu organisme tertentu, namun penularan penyakit ini melalui

peniruan gaya hidup sehingga penyakit ini ada yang menyebut sebagai ‘new

communicable disease’. Menurut WHO (1990), kematian karena PJPD adalah

sebesar 12 juta jiwa pertahun, sehingga dianggap sebagai pembunuh nomor satu

umat manusia jika dibandingkan dengan kematian yang disebabkan oleh penyakit

lain seperti diare 5 juta jiwa, kanker 4,8 juta jiwa, dan TBC 3 juta jiwa/tahun.

Padahal dikatakan bahwa PJPD ini adalah suatu prevantable disease (penyakit

yang dapat dicegah), di mana 50% kematian dini dapat dicegah dengan upaya-

upaya memodifikasi gaya hidup (Bustam, 2007).

Menurut PERKI (2004), PJPD saat ini menempati urutan pertama sebagai

penyebab kematian di Indonesia. Berdasarkan hasil survei kesehatan rumah

tangga (SKRT) yang dilakukan secara berkala oleh departeman kesehatan

menunjukkan bahwa PJPD memberikan kontribusi sebesar 19,8% dari seluruh

penyebab kematian pada tahun 1993 dan meningkat menjadi 24,4% pada tahun

1998 (Muttaqin, 2009).

2.2.6 Faktor resiko

Faktor risiko seseorang untuk menderita SKA ditentukan melalui interaksi

dua atau lebih faktor risiko yaitu faktor yang tidak dapat dimodifikasi

(nonmodifiablefactors) dan faktor yang dapat dimodifikasi (modifiable factors),

Faktor yang dapat dimodifikasi yaitu; merokok, aktivitas fisik, diet, dislipidemia,

obesitas, hipertensi dan DM. Sedangkan faktor yang tidak dapat dimodifikasi
15

adalah usia, jenis kelamin, suku/ras, dan riwayat penyakit keluarga (Bender et al,

2011).

1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi

a. Keturunan

Fakta menyebutkan bahwa faktor keturunan telah lama dikenal memainkan

peran terhadap kejadian PJK, Sebuah studi yang dipimpin oleh Profesor Kristina

Sundquist dari Pusat Penelitian Perawatan Kesehatan Primer di Malmo (Swedia)

yang diterbitkan dalam American Heart Journal. Penelitian ini dimulai pada tahun

1973 sampai 2008, terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan jumlah 80.214

responden yang diadopsi pada tahun = 1932. Penelitian ini mengungkapkan

bahwa individu yang memiliki setidaknya satu orang tua biologis yang menderita

PJK memiliki risiko 40-60% terkena PJK jika dibandingkan dengan anak yang

orang tuanya tidak memiliki riawayat PJK, meskipun kedua orang tua angkatnya

menderita PJK. Kemudian Profesor Sundquist menyimpulkan bahwa hasil

penelitian menunjukkan bahwa risiko PJK tidak ditransfer melalui gaya hidup

yang tidak sehat dalam keluarga, melainkan melalui gen. Akan tetapi bukan

berarti gaya hidup seseorang bukanlah faktor risiko terhadap peningkatan kejadian

PJK (Medical New Today, 2011).

Umur

PJK berkembang semakin bertambahnya umur seseorang, Semakin

bertambah usia semakin besar kemungkinan untuk menderita PJK dan menderita

serangan jantung fatal. Setelah umur 40 tahun risiko terkena PJK adalah 49%

untuk laki-laki dan 32% untuk perempuan. Lebih dari 4/5 atau 81% orang-orang

yang meninggal akibat PJK adalah = 65 tahun. Data statistik ini melaporkan
16

bahwa bertambahnya usia merupakan faktor risiko yang membuat orang-orang

merasa agak tidak berdaya dalam memerangi PJK (Garko, 2012).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Delima dkk (2009),

denganmenggunakan studi kasus kontrol dengan tingkat kepercayaan 95% (CI

95%), jumlah responden 661.165 orang, menyebutkan bahwa risiko menderita

penyakit jantung cenderung meningkat dengan bertambahnya umur, risiko

cenderung meningkat hingga > 2,2 kali pada kelompok umur > 55 tahun, 2,49 kali

pada kelompok umur > 75 tahun jika dibandingkan dengan kelompok umur 15-24

tahun.

b. Jenis Kelamin

American Heart Association (AHA) (2004), melaporkan bahwa 1 dari 3

wanita dewasa menderita PJPD, sejak tahun 1984 jumlah kematian akibat PJPD

pada perempuan lebih tinggi dari pada pada laki-laki. sekitar tiga juta wanita

memiliki riwayat serangan jantung akibat PJK. 38% wanita yang menderita

serangan jantung akan meninggal lebih awal dalam waktu satu tahun

dibandingkan dengan laki-laki hanya 25%, meskipun wanita memiliki serangan

jantung pada usia yang lebih tua daripada laki-laki, perempuan mungkin

meninggal dalam beberapa minggu setelah menderita PJK. Namun 64% dari

wanita yang meninggal mendadak akibat PJK tidak mengalami gejala

sebelumnya. Peningkatan kejadian PJK pada wanita itu terjadi setelah menopause

dan kematian 2-3 kali lebih besar daripada wanita sebelum menopause. Oleh

karena itu, wanita pasca-menopause harus ekstra waspada terhadap PJK. Usia

rata-rata untuk laki-laki yang memiliki serangan jantung pertama akibat PJK

adalah usia 65,8 tahun sedangkan usia rata-rata untuk perempuan adalah 70,4
17

tahun. Risiko PJK meningkat setelah umur > 40 tahun pada laki-laki yaitu 49%

dan perempuan 32%, meskipun kejadian PJK bagi perempuan lebih lambat 10-20

tahun dari pada laki-laki, namun pada wanita yang lebih serius mengalami

serangan jantung dan kematian mendadak (Garko dan Michael, 2012).

Prevalensi penyakit jantung di Indonesia menunjukkan perempuan lebih

tinggi dari pada laki-laki. Hasil SKRT (2001) menunjukkan prevalensi penyakit

jantung pada populasi semua umur lebih tinggi pada perempuan dibanding laki-

laki (4,9% vs 3,4%), hasil SKRT (2004), prevalensi penyakit jantung menurut

gejala pada populasi umur = 15 tahun juga lebih tinggi pada perempuan (2,3% vs

1,3%), Bahkan hasil penelitian tahun 1985 di masyarakat pedesaan di Kabupaten

Semarang berbeda dengan gambaran di rumah sakit saat itu, ternyata prevalensi

penyakit jantung iskemik pada wanita lebih tinggi dibanding laki-laki (Delima

dkk, 2009).

c. Ras/Etnis

Studi statistik menunjukkan bahwa ras/etnis memiliki peran penting

terhadap kejadian PJK. Pada orang Afrika, Meksiko, India, Hawaii asli dan

beberapa orang Asia memiliki risiko lebih tinggi untuk PJK dari pada pada orang

Kaukasia (Inggris) dan Jepang (Asia Timur). Hal ini terjadi karena orang kulit

hitam (terutama Afrika) memiliki faktor risiko kelebihan berat badan dan obesitas

lebih tinggi, DM dan hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang paling

serius bagi PJK (Garko dan Michael, 2012).


18

2.2.7 Faktor Risiko yang dapat Dimodifikasi

1. Merokok

Merokok dalam jangka waktu yang lama akan meningkatkan risiko PJK

dan serangan jantung, merokok memicu pembentukan plak pada arteri, beberapa

penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat meningkatkan risiko PJK dengan

cara menurunkan level kolesterol HDL (Hight density lifid). Semakin banyak

merokok semakin besar risiko terkena serangan jantung. Studi menunjukkan jika

berhenti merokok selama setahun maka akan menurunkan setengah dari risiko

serangan jantung (Ramandika, 2012).

Menurut Depkes (2007), Penggunaan rokok merupakan salah satu faktor

risiko terbesar pada penyakit tidak menular. Menurut data Susenas tahun 2001,

jumlah perokok di Indonesia sebesar 31,8%. Jumlah ini meningkat menjadi 32%

pada tahun 2003, dan meningkat lagi menjadi 35% pada tahun 2004. Pada tahun

2006, The GlobalYouth Survey (GYTS) melaporkan 64,2% atau 6 dari 10 anak

sekolah yang disurvei terpapar asap rokok selama mereka di rumah. Lebih dari

sepertiga (37,3%) pelajar biasa merokok dan yang lebih mengejutkan lagi adalah

30,9% atau 3 diantara 10 pelajar menyatakan pertama kali merokok pada umur

dibawah 10 tahun. Data Riskesdas tahun 2007 juga memperlihatkan tingginya

prevalensi penduduk yang merokok. Jumlah perokok aktif umur > 15 tahun adalah

35,4% (65,3% laki-laki dan 5,6% perempuan), berarti 2 diantara 3 laki-laki adalah

perokok aktif. Lebih bahaya lagi 85,4 % perokok aktif merokok dalam rumah

bersama anggota keluarga sehingga mengancam keselamatan kesehatan

lingkungan. Merokok dapat merubah metabolisme khususnya dengan

meningkatnya kadar kolersterol darah, di samping itu dapat menurunkan HDL.


19

Tingginya kadar kolesterol darah mempunyai pengaruh yang besar terhadap

terjadinya PJK (Arief, 2011).

Menurut laporan WHO (2002), tingkat merokok di Asia pada laki-laki

(sekitar > 40%) jauh lebih tinggi dari pada laki-laki di Barat (30-40%).

Sebaliknya, tingkat merokok di Asia pada perempuan (< 20%) jauh lebih rendah

dibandingkan pada wanita Barat (20-40 %). Merokok merupakan faktor risiko

untuk stroke dan PJK. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Badan Kesehatan

Korea dengan menggunakan metode Prospektive Cohort Study dengan jumlah

648.346 laki-laki Korea usia =10 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

semakin banyak jumlah rokok yang dihisap perhari semakin tinggi risiko

terjadinya PJK dan penyakit penyakit lain yang ber hubungan dengan PJPD (Hata

dan Kiyohara, 2013). Menurut penelitian Supriyono (2008), dengan design kasus

kontol, dari hasil analisisi bivariat menunjukkan bahwa kebiasaan merokok

memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian PJK (p = 0,011), kebiasaan

merokok juga berisiko untuk terjadinya PJK pada usia > 45 tahun sebesar 2,4 kali

dibandingkan dengan yang tidak merokok (OR=2,4 ; 95% CI=1,3-4,5).

Penelitian Framingham dalam Anwar (2004), memaparkan bahwa

kematian mendadak akibat PJK pada laki-laki perokok 10x lebih besar dari pada

bukan perokok dan pada perempuan perokok 4,5x lebih tinggi dari pada bukan

perokok. Hal ini disebabkan meningkatnya beban miokard yang dipicu oleh

katekolamin dan menurunnya komsumsi O2 akibat inhalasi CO sehingga

menimbulkan takikardi, vasokonstriksi pembuluh darah, merubah permeabilitas

dinding pembuluh darah dan merubah 5-10% Hb menjadi karboksi -Hb. Semakin

sering menghisap rokok akan menyebabkan kadar HDL kolesterol makin


20

menurun. Efek merokok ini akan berdampak langsung pada peningkatan tingkat

diabetes disertai obesitas dan hipertensi, sehingga orang yang merokok cenderung

lebih mudah terjadi proses aterosklerosis dari pada yang bukan perokok (Arief,

2011). Menurut penelitian Supriyono (2008), dengan design kasus kontol, dari

hasil analisisi bivariat menunjukkan bahwa kebiasaan merokok memiliki

hubungan yang signifikan dengan kejadian PJK (p = 0,011), kebiasaan merokok

juga berisiko untuk terjadinya PJK pada usia > 45 tahun sebesar 2,4 kali

dibandingkan dengan yang tidak merokok (OR=2,4 ; 95% CI=1,3-4,5).

2. Olah raga.

Menurut Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI (2006),

Aktivitas fisik secara teratur memiliki efek yang menguntungkan terhadap

kesehatan yaitu:

a. Terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, tekanan

darah tinggi, DM dan lain-lain

b. Berat badan terkendali

c. Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat

d. Bentuk tubuh menjadi ideal dan proporsional

e. Lebih percaya diri

f. Lebih bertenaga dan bugar

g. Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik (Rizki, 2011).

3. Diet

Diet dapat didefenisikan sebagai usaha seseorang dalam mengatur pola

makan dan mengurangi makan untuk mendapatkan berat badan yang ideal. Diet

terbagi 2 yaitu :
21

1.Diet sehat

2.Diet tidak sehat

4. Dislipidemia (Kolestrol dalam Darah)

Pada buku Hurst’s dijelaskan bahwa kolesterol merupakan prasyarat

terjadi PJK, kolesterol akan berakumulasi di lapisan intima dan media pembuluh

arteri koroner. Jika hal tersebut terus berlangsung maka akan membentuk plak

sehingga pembuluh arteri koroner yang mengalami inflamasi atau terjadi

penumpukan lemak kemudian mengalami aterosklerosis (Fuster dkk, 2010).

Hiperlipidemia juga disebabkan karena abnormal lipoprotein dalam darah, hal ini

disebabkan karena meningkatnya LDL dan menurunnya HDL (Kumar dkk, 2010).

Pada awalnya di negara-negara Barat, PJK berhubungan dengan kolesterol

yang tinggi, sedangkan di negara-negara Asia, kolesterol total (TC) umumnya

lebih rendah dan kejadian PJK juga rendah. Namun dengan adanya industrialisasi

dan urbanisasi tumbuh di Asia, maka kadar kolesterol total pada negara-negara

Asia mengalami peningkatan selama 50 tahun terakhir. Misalnya, studi Hisayama

di Japan melaporkan bahwa prevalensi hiperkolesterolemia (total kolesterol [TC]

= 5,7 mmol/L) meningkat dari 2,8% menjadi 25,8% pada pria dan dari 6,6%

menjadi 41,6% pada wanita selama tahun 1961-2002. Peningkatan kolesterol di

negara-negara Asia dapat dikaitkan dengan peningkatan dalam asupan makanan

yang berlemak.

5. Obesitas

Obesitas sudah menjadi sebuah epidemi di negara maju, ukuran objektif

obesitas biasanya dinilai dari nilai IMT, dimana ukuran international untuk
22

obesitas adalah IMT = 30 kg/m2, sedangkan untuk ukuran orang Asia obesitas

didefinisikan dengan nilai IMT = 25 kg/m2 (WHO/IOTF/IASO, 2011).

6. Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu kondisi peningkatan tekanan darah arterial

yang menetap (Dorlan, 2002). Pada tahun 2003, JNC VII mengklasifikasikan

tekanan darah sistolik normal < 120 mmHg dan tekanan darah diastolik < 80

mmHg (Fuster dkk, 2010). menurut Eighth Joint National Committee (JNC

VIII), tekanan darah dikatakan tinggi apabila tekanan sistolik = 140 dan diastolik

= 90 mmHg (Culpeper, 2013).

Menurut penelitian Hata dan Kiyohara (2013), menyebutkan bahwa

hipertensi merupakan faktor risiko yang kuat terhadap kejadian stroke dan PJK.

Prevalensi hipertensi pada usia dewasa berjumlah 38,3% di Jepang, 27,7% di

Cina, 23,7% di Taiwan, 21,7% di Thailand, 23,8 % di India Utara (urban) dan

30,7% di India Barat (daerah perkotaan). Prevalensi hipertensi di Jepang

tampaknya lebih tinggi dari pada di negara-negara Asia lainnya, tetapi sulit untuk

membuat akurat perbandingan karena metode untuk pengumpulan data dan

pengukuran tekanan darah yang tidak standar antara studi memeriksa masalah ini.

Dalam hal apapun kita dapat menyimpulkan secara kasar bahwa seperempat atau

sepertiga dari populasi orang dewasa di Asia memiliki hipertensi. Prehipertensi

terbukti menjadi faktor predisposisi untuk hipertensi di masa depan, dan lebih

jauh lagi, sudah ada beberapa studi yang telah menjelaskan hubungan langsung

antara prehipertensi dan risiko PJK.


23

7. Diabetes Melitus

DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau

keduanya. Diagnosa DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa darah,

pemeriksaan penyaring berguna untuk menjaring pasien DM, toleransi glukosa

terganggu (TGT) dan glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sehingga dapat

ditentukan langkah yang tepat untuk mereka. Pasien dengan TGT dan GDPT

merupakan tahapan sementara menuju DM, Setelah 5-10 tahun kemudian 1/3

kelompok TGT akan berkembang menjadi DM, 1/3 tetap dan 1/3 lainnya kembali

normal. Adanya TGT seringkali berhubungan dengan resistensi insulin, pada

kelompok TGT ini resiko terjadinya aterosklerosis lebih tinggi dibandingkan

kelompok normal. TGT seringkali berkaitan dengan penyakit kardiovaskuler,

hipertensi dan dislipidemia.


24

2.3 Kerangka Konsep

Pasien Nyeri Dada Kiri


Faktor Resiko Internal
1. Keturunan
2. Jenis Kelamin
3. Ras/Etnis
1. Nyeri Dada Biasa
atau penyakit Lain
2. Gejala Jantung
Faktor Resiko Eksternal
1. Merokok
2. Olah raga
3. Diet
4. Dislipidemia (Kolestrol
dalam Darah)
5. Obesitas
6. Hipertensi
7. Diabetes Melitus

Resiko Tinggi Beresiko Tidak Beresiko

Keterangan

: diteliti

: tidak diteliti

:Arah hubungan

Gambar 2.1 Kerangka konsep faktor resiko penyakit jantung koroner pada
pasien yang mengeluh nyeri dada di Desa Kaduara Barat wilayah
kerja Puskesmas Talang tahun 2017.
BAB 3

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu

pengetahuan atau pemecahan suatu masalah dengan menggunakan metode ilmiah

(Notoatmojo, 2002). Pada bab ini akan disajikan : 1) Desain penelitian, 2)

Kerangka kerja, 3) Desain pengambilan sampel, 4) Identifikasi variabel, 5)

Definisi operasional, 6) Pengumpulan dan analisa data, 7) Pengolahan data, serta

8) Etika penelitian.

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi

permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data (Nursalam,2014)

Penelitian ini menggunakan desain Studi deskriptif, karena penelitian ini hanya

menggambarkan, menjelaskan dan menguraikan keadaan hasil pengumpulan data

variabel penelitian. Dari sisi waktu penelitian ini merupakan jenis penelitian cross

sectional karena penelitian ini hanya dilakukan dalam satu kali pengamatan dan

tidak diperlakukan penelitian khusus terhadap variabel, hanya dilakukan

pengamatan, pengukuran, terhadap variabel dan indikator dalam satu waktu

penelitian.

25
26

3.2 Kerangka Kerja

Populasi
Pasien yang mengeluh nyeri dada kiri di Desa Kaduara Barat wilayah kerja
Puskesmas Talang Tahun 2017 Sebanyak 35 orang

Sample
seluruh populasi sebanyak 35 orang

Tekhnik Sampling
Probability-Total Populasi

Desain penelitian
Penelitian deskriptif

Pengumpulan Data
Penggumpulan data dilakukan dengan Questioner close ended
question tipe dichotomy

Pengolahan Data
Editing, Scoring,Coding, Tabulating

Analisa Data
Perhitungan prosentase

Penyajian Data
Tabel dan hasil analisa deskriptif

Hasil
Pembahasan dan penarikan kesimpulan

Gambar 3.1 Kerangka kerja faktor resiko penyakit jantung koroner pada pasien
yang mengeluh nyeri dada di Desa Kaduara Barat wilayah kerja
Puskesmas Talang tahun 2017.
27

3.3 Populasi, Sampel, dan Sampling

3.3.1 Populasi

Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan (Nursalam, 2014). Terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu. Pada penelitian ini populasinya adalah pasien

yang mengeluh nyeri dada kiri Desa Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas

Talang yang pernah dirawat di Puskesmas Talang sebanyak 35 orang.

3.3.2 Sampel

Karena jumlah populasi hanya sebanyak 35 orang, maka keseluruhan

anggota populasi diambil sebagai sampel, yaitu sebanyak 35 orang.

3.3.3 Sampling

Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksikan porsi dari populasi

untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2014). dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teknik Probability-Total Populasi. Yaitu menjadikan seluruh

anggota populasi sebagai sampel.


28

3.4 Identifikasi Variabel

Penelitian ini menggunakan satu variabel yaitu faktor resiko penyakit

jantung koroner pada pasien yang mengeluh nyeri dada.

3.5 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi operasional faktor resiko penyakit jantung koroner pada
pasien yang mengeluh nyeri dada di Desa Kaduara Barat wilayah
kerja Puskesmas Talang Puskesmas Talang tahun 2017.
Variabel Definisi
Indikator Alat ukur Skala Skor
Penelitian Operasional
Faktor resiko Berbagai Faktor Resiko PJK Kuesioner Ordinal Skor tiap
penyakit variabel yang 1. Merokok Option:
jantung diduga menjadi 2. Olah raga Dichotomy 1. Ya = 1
koroner penyebab atau 3. Diet question 2. Tidak = 0
gejala awal PJK 4. Dislipidemia
(Kolestrol Dengan
dalam Darah) Interpretasi:
5. Obesitas
6. Hipertensi Resiko tinggi=
7. Diabetes >10
Melitus Beresiko =
7-10
Tidak beresiko
= <7
29

3.6 Pengumpulan dan Analisa Data

3.6.1 Pengumpulan data

1. Proses Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai dari penyelesaian karya tulis ilmiah, setelah

mendapatkan persetujuan dari pembimbing dan penguji serta direktur Akper

Pemkab Pamekasan peneliti menyampaikan surat permohonan rekom penelitian

ke Bakesbang Pol Mas. Setelah mendapatkan surat rekomendasi penelitian,

peneliti memberikan surat permohonan pengumpulan data dan ijin penelitian yang

diberikan kepada Kepala Puskesmas Talang Kabupaten Pamekasan dan Kepala

Desa Kaduara Barat Pamekasan.

Setelah mendapatkan ijin, peneliti membuat undangan kepada calon

responden untuk dikumpulkan dalam satu waktu. Setelah calon responden

terkumpul, peneliti menjelaskan maksud tujuan serta meminta calon responden

menandatangani surat persetujuan menjadi responden. Calon responden yang

bersedia dan telah menandatangani surat persetujuan menjadi responden

kemudian tercatat sebagai responden dalam penelitian ini. Selanjutnya responden

diberi kuesioner dan diminta mengisi dengan baik sesuai dengan petunjuk yang

telah disampaikan.

2. Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan

kuesioner yang diisi oleh responden. Kuesioner yang dibagikan merupakan jenis

close ended dengan menggunakan jenis dichotomy questions memuat 14 item

pernyataan.
30

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan antara bulan Februari 2017 sampai

dengan Maret 2017 di Desa Kaduara Barat Kabupaten Pamekasan.

3.6.2 Analisa data

Kuesioner yang telah dibagikan dan diisi oleh responden kemudian

diproses sebagai berikut:

1. Editing

Kuesioner yang telah dibagikan dan diisi akan diteliti kembali oleh peneliti

serta dipastikan jawaban yang diberikan penuh dan sesuai dengan instruksi

yang disampaikan oleh peneliti.

2. Scoring

Setelah data terkumpul, data kemudian dilihat dan diberi skor untuk masing

item opsi yang dipilih oleh responden sesuai dengan bobot nilai yang

ditentukan, yaitu sebagai berikut:

1. Ya =1

2. Tidak =0

Nilai maksimal dari kuesioner adalah 14, dengan nilai terendah adalah 0.

Hasil analisa kuesioner dianalisa dan diinterpretasi sebagai berikut:

1. Resiko Tinggi = > 10

2. Beresiko = 7-10

3. Tidak Beresiko = <7


31

3. Tabulating

Data yang telah diinterpretasikan kemudian dijelaskan sebarannya

menggunakan prosentase sebagai berikut:

p
f x100 %
N

Keterangan :

P = prosentase.

f = jumlah kelompok

n = nilai skor maksimal

Hasil penelitian data dalam bentuk prosentase dengan menggunakan skala

kuantitatif sebagai berikut (Arikunto, 2002) :

a. 100 % : seluruh
b. 76% - 99% : hampir seluruh
c. 51% - 75% : sebagian besar
d. 50 % : setengah
e. 26% - 49% : hampir stengahnya
f. 1% - 25% : sebagian kecil
g. 0 % : tidak satupun.
4. Coding

Setelah dilakukan skoring serta tabulasi data, data yang diperoleh kemudian

diinterpretasikan sesuai dengan ketetapan interpretasi yang ditentukan yaitu

sebagai berikut:

a. Resiko Tinggi diberi kode 1

b. Beresiko diberi kode 2

c. Tidak Beresiko diberi kode 3


32

Untuk data umum proses coding diberikan sebagai berikut:

Untuk data umum umur ditulis langsung sesuai dengan pengisian kuesioner,

untuk data umum Pendidikan dicoding sebagai berikut: tidak sekolah (1),

Pendidikan Dasar (2), Pendidikan Menengah pertama (3), Pendidikan Menengah

Atas (4), Perguruan Tinggi (5); untuk data umum pekerjaan diberi kode sebagai

berikut: tidak bekerja (1), Swasta (2), Wirausaha (3), PNS (4), TNI/POL (5)

3.7 Etika Penelitian

3.7.1 Lembar persetujuan menjadi responden (informed concent)

Saat pengambilan sampel terlebih dahulu peneliti meminta ijin pada setiap

responden yang akan diteliti baik secara lisan maupun lembar persetujuan atas

ketersediaan dijadikan subjek penelitian dan supaya responden dapat memberikan

jawaban yang benar.

3.7.2 Tanpa nama (ananomity)

Responden tidak perlu mencantumkan nama dalam kuesioner untuk

menjaga privacy, untuk mengetahui keikutsertaan responden, peneliti menulis

nomor kode pada masing–masing lembar pengumpulan data.

3.7.3 Kerahasiaan (confidentiality)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijaga

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok tertentu saja yang akan dilaporkan

atau disajikan hasil penelitian.


33

3.8 Keterbatasan

1. Jumlah responden masih sangat sedikit, sehingga besar harapan peneliti untuk

melaksanakan penelitian lebih lanjut

2. Kurangnya refrensi penelitian, sehingga beberapa pembahasan masih jauh dari

kesempurnaan.
BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Data geografi

Desa Kaduara Barat merupakan salah satu desa di Kabupaten Pamekasan

yang memiliki luas wilayah ± 1.673m2dengan batas sebagai berikut:

1. Sebelah utara : Ds Kertagenna

2. Sebelah timur : Ds. Kaduara Timur

3. Sebelah selatan : Pantai/ Laut

4. Sebelah barat : Ds. Montok

5.1.2 Data demografi

Desa Kaduara Barat memiliki fasilitas pelayanan kesehatan yang berpusat

di Puskesmas Talang, Puskesmas Talang tersebut memiliki data

kepegawaian sebagai berikut:

1. Perawat Diploma III Keperawatan 13 orang

2. Tenaga Kebidanan 3 orang

3. Pekarya Kesehatan 2 orang

4. Jumlah pasien rata-rata pertahun 921 orang

34
35

5.1.3 Data umum hasil penelitian

1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usiadi Desa Kaduara


Barat wilayah kerja Puskesmas Talang Tahun 2017.
No Usia Frekuensi Prosentase
1 20-25 12 34%
2 26-30 9 26%
3 > 30 14 40%
Total 35 100%
Sumber: Data primer, 2017

Tabel 4.1 menunjukan hampir setengah responden berusia >30 tahun

sebanyak 14 orang (40%) dan sebagian kecil responden berusia antara 26-30

tahun sebanyak 9 orang (26%), di Desa Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas

Talang.

2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di Desa


Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas Talang Tahun 2017.
No Pendidikan Frekuensi Prosentase
1 Tidak sekolah 2 6%
2 Pendidikan dasar (SD/MI) 16 46%
3 SMP/MTs 15 43%
4 SMA/ MA 2 6%
5 Pendidikan tinggi (PT) 0 0%
Total 35 100%
Sumber: Data primer, 2017

Tabel 4.2 menunjukan hampir setengah responden memiliki tingkat

pendidikan dasar sebanyak 16 orang (46%) dan SMP/MTs sebanyak 15 orang

(43%)di Desa Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas Talang, serta tidak satupun

responden (0%) memiliki pendidikan Perguruan Tinggi.


36

3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan.

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di Desa


Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas Talang Tahun 2017.
No Pekerjaan Frekuensi Prosentase
1 Tidak bekerja 11 31%
2 Wirausaha 23 66%
3 Swasta 0 0%
4 TNI/POLRI 1 3%
5 PNS 0 0%
Total 35 100%
Sumber: Data primer, 2017

Tabel 4.3 menunjukan sebagian besar responden bekerja sebagai

wirausaha sebanyak 23 orang (66%) di Desa Kaduara Barat wilayah kerja

Puskesmas Talang, dan tidak satupun responden (0%) bekerja sebagai swasta dan

PNS.

5.1.4 Data khusus hasil penelitian

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan faktor resiko penyakit


jantung koroner pada pasien yang mengeluh nyeri dada di Desa
Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas Talang Tahun 2017.
No Faktor Resiko Frekuensi Prosentase
1 Tidak Beresiko 9 26%
2 Beresiko 10 29%
3 Resiko Tinggi 16 46%
Total 35 100%
Sumber: Data primer, 2017

Tabel 4.4 menunjukan hampir setengah responden memiliki faktor resiko

tinggi penyakit jantung koroner sebanyak 16 orang (46%) di Desa Kaduara Barat

wilayah kerja Puskesmas Talang, dan sebagian kecil responden tidak memiliki

faktor resiko penyakit jantung koroner sebanyak 9 orang (26%).


37

5.2 Pembahasan

Tabel 4.4 menunjukan hampir setengah responden (46%) di Desa Kaduara

Barat wilayah kerja Puskesmas Talang Tahun 2017 memiliki faktor resiko tinggi

penyakit jantung koroner, dan sebagian kecil responden (26%) tidak memiliki

faktor resiko penyakit jantung koroner (PJK).

PJK adalah penyempitan atau tersumbatnya pembuluh darah arteri jantung

yang disebut pembuluh darah koroner. Sebagaimana halnya organ tubuh lain,

jantung pun memerlukan zat makanan dan oksigen agar dapat memompa darah ke

seluruh tubuh, jantung akan bekerja baik jika terdapat keseimbangan antara

pasokan dan pengeluaran. Jika pembuluh darah koroner tersumbat atau

menyempit, maka pasokan darah ke jantung akan berkurang, sehingga terjadi

ketidakseimbangan antara kebutuhan dan pasokan zat makanan dan oksigen,

makin besar persentase penyempitan pembuluh koroner makin berkurang aliran

darah ke jantung, akibatnya timbul nyeri dada.

PJK berkembang semakin bertambahnya umur seseorang, Semakin

bertambah usia semakin besar kemungkinan untuk menderita PJK dan menderita

serangan jantung fatal. Setelah umur >30 Tahun tahun risiko terkena PJK adalah

49% untuk laki-laki dan 32% untuk perempuan. Hasil penelitian menunjukan 46%

resiko tinggi dan 29% beresiko, hal ini menunjukan bahwa lebih dari separuh

responden memiliki faktor resiko. Dimana faktor resiko tersebut salah satunya

adalah merokok dan gangguan metabolisme seperti diabetes mellitus (DM).

Merokok dalam jangka waktu yang lama akan meningkatkan risiko PJK

dan serangan jantung, merokok memicu pembentukan plak pada arteri, beberapa

penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat meningkatkan risiko PJK dengan

cara menurunkan level kolesterol HDL (Hight density lifid). Semakin banyak
38

merokok semakin besar risiko terkena serangan jantung. Studi menunjukkan jika

berhenti merokok selama setahun maka akan menurunkan setengah dari risiko

serangan jantung (Ramandika, 2012).

Penelitian Framingham dalam Anwar (2004), memaparkan bahwa

kematian mendadak akibat PJK pada laki-laki perokok 10x lebih besar dari pada

bukan perokok dan pada perempuan perokok 4,5x lebih tinggi dari pada bukan

perokok. Hal ini disebabkan meningkatnya beban miokard yang dipicu oleh

katekolamin dan menurunnya komsumsi O2 akibat inhalasi CO sehingga

menimbulkan takikardi, vasokonstriksi pembuluh darah, merubah permeabilitas

dinding pembuluh darah dan merubah 5-10% Hb menjadi karboksi -Hb. Semakin

sering menghisap rokok akan menyebabkan kadar HDL kolesterol makin

menurun.Meningkatnya usia juga dikaitkan dengan keadaan atherosklerosis yang

lebih berat dan menyeluruh serta sering disertai kerusakan ventrikel kiri, dengan

kejadian tiga penyakit pembuluh dan penyakit arteri koroner kiri utama.

Komorbid yang telah ada, turut membuat tes diagnostik dan terapi di bidang

kardiologi lebih menantang untuk mereka yang berusia lanjut. (Lakatta, 2008)

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 32 responden yang

mengkonsumsi rokok rata-rata lebih dari 5 tahun terakhir (Distribusi jawaban

responden soal nomor 2) hal ini sesuai dengan penelitian Supriyono (2008),

dengan design kasus kontrol, dari hasil analisisi bivariat menunjukkan bahwa

kebiasaan merokok memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian PJK (p =

0,011), kebiasaan merokok juga berisiko untuk terjadinya PJK pada usia > 45

tahun sebesar 2,4 kali dibandingkan dengan yang tidak merokok (OR=2,4 ; 95%

CI=1,3-4,5). Hal inilah yang menjelaskan tingginya faktor resiko pada penelitian

ini.
39

Disamping faktor merokok maka penyakit jantung koroner juga dapat

terjadi karena gangguan metabolisme, dan yang sering terjadi di masyarakat

adalah diabetes mellitus (DM)

DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau

keduanya. Diagnosa DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa darah,

pemeriksaan penyaring berguna untuk menjaring pasien DM, toleransi glukosa

terganggu (TGT) dan glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sehingga dapat

ditentukan langkah yang tepat untuk mereka. Peningkatan munculnya resiko PJK

pada responden dalam distribusi hasil jawaban responden tentang diabetes yang

menunjukan bahwa sebanyak 17 responden memiliki penyakit diabetes mellitus

(kuesioner nomor 11)

Faktor resiko merupakan serangkaian variabel yang bisa menjadi penyebab

munculnya penyakit jantung koroner. Beberapa faktor resiko memiliki sub

variabel yang berbeda misalnya kebiasaan merokok. Kebiasaan merokok bisa

diidentifikasi lebih detail tentang lama merokok, jenis rokok, dan rekuensi

merokok dalam satu hari selama lima tahun terakhir

Faktor resiko bukan merupakan faktor penyebab utama, namun merupakan

faktor yang bisa dihindari hal ini bertujuan untuk mengurangi probabilitas angka

kejadian penyakit jantung koroner.


40

BAB 5

PENUTUP

8.1 Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukan bahwa hampir setengah responden di Desa

Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas Talang Tahun 2017 memiliki faktor

resiko tinggi penyakit jantung koroner, yang salah satu faktor penyebabnya adalah

merokok dan metabolisme (DM).

8.2 Saran

8.2.1 Bagi Responden

Responden yang sudah mengenali tanda dan gejala penyakit jantung harus

lebih berhati-hati dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan aktifitas

dan kebutuhan lain. Setelah muncul gejala dan menyadari akan faktor resiko yang

dimiliki maka setiap orang harus mampu mengurangi bahkan menghindari faktor

resiko yang mungkin muncul.

8.2.2 Bagi Profesi Keperawatan

Perawat harus lebih jeli dalam melakukan pengkajian, sehingga pasien

mampu mengambil langkah awal dalam mencegah munculnya faktor resiko

penyakit jantung dan komplikasinya.

8.2.3 Bagi Puskesmas atau Tenaga Kesehatan

Masukan untuk penyusunan kebijakan pembangunan dan pelayanan di

UGD sehingga bisa melakukan persiapan sedini mungkin serta pencegahan

terhadap keadaan komplikasi lanjutan. Setiap pasien yang memiliki resiko


41

seharusnya memiliki standart operasional prosedur tersendiri untuk tindakan yang

akan dilakukan selanjutnya.

8.2.4 Bagi peneliti keperawatan yang akan datang

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

kesehatan khusunya bagi ilmu keperawatan. Data sekunder sebagai acuan dalam

melanjutkan penelitian yang masih berkaitan.


DAFTAR PUSTAKA

Adib, M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi Jantung


dan Stroke.Yogyakarta : Dianloka Pustaka Populer ;.
Anies. 2006. Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular Solusi Pencegahan dari
Aspek Perilaku dan Pencegahan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo ;
Anwar, T.B. 2011. Faktor risiko penyakit jantung koroner 2004 ; Available from:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3472/1/gizi-bahri4.pdf;
diakses tanggal 29 Juli
Bauters, C., N. Lamblin, E.P.M. Fadden, E.V. Belle, A. Millare and P.D Groote.
2003. Influence of diabetes mellitus on heart failure risk and outcome,
Cardiovascular Diabetology, Centre Hospitalier Universitaire de Little,
January 8, 1-16.
Davey, P. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta : Penerbit Erlangga;
Davidson, C. 2009. Penyakit Jantung Koroner. Jakarta : PT Dian Rakyat ; 2002.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Jawa Tengah 2006.
Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia ;
Dodiet A.S. 2011 Epidemiologi penyakit tidak menular dan faktor risiko 2008 ;
Available from ;http://www.scribd.com/doc/59283707/Prevalensi-PJK ;
Diakses tanggal 25 juli
Gray, H.H., Dawkins, K.D., Morgan, J.M., dan Simpson, I.A.2005. Kardiologi :
Lecture Notes edisi 4. Jakarta : Penerbit Erlangga ;
Liu, J., C. Sempos, and R.P. Donahue. 2005. Joint distribution of non-HDL and
LDL cholesterol and coronary heart disease risk prediction among
individuals with and without diabetes, Diabetes Care, Vol. 28, USA, August
8, 28: 1916-1921.
Maulana, M. 2008. Penyakit Jantung : Pengertian, Penanganan ,dan Pengobatan.
Yogyakarta : Penerbit KataHati ;
Nadesul, H. 2009.Resep Mudah Tetap Sehat : Cerdas Menaklukkan Semua
Penyakit Orang Sekarang. Jakarta : PT Kompas Media Nusantara ;
Riyanto, A. 2011 Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha
Medika ;.
Saptawati, L. 2009. Bersahabat dengan Penyakit Jantung. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius ;
Sastroasmoro, 2002. S. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis edisi 3.
Jakarta : Sagung Seto ;

42
43

Shahab,A. 2011. Diagnosis dan penatalaksanaan DM (disarikan dari Konsensus


Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia : Perkeni 2006) 2008 ;
Available from: http://dokter-alwi.com/diabetes.html ; di akses tanggal 14
Juli
Sitorus, R.H. 2008.3 Jenis Penyakit Pembunuh Utama Manusia. Bandung :
Penerbit Yrama Widya ;
Soeharto, I. 2002.Kolesterol dan Lemak Jahat Kolesterol, Lemak baik dan Proses
Terjadinya Serangan Jantung dan Stroke Cetakan kedua. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama ;
Soeharto, I. 2001. Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Jantung Koroner.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama ;
Soeharto, I. 2004.Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung edisi kedua.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama ;
Sugondo, S. Obesitas. 2007. In: Sudoyo, A. W., B. Setiyohadi, I. Alwi, M.
Simadibrata. K., dan S. Setiati, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid III Edisi IV. Jakarta : FKUI ;
Tanuwidjojo, S., dan S. Rifky. 2003. Atherosklerosis From Theory to Clinical
Practice : Naskah Lengkap Cardiology. Semarang : Badan Penerbit
Universitas Diponegoro ;.
Walgito. 2011. Penyakit Jantung Koroner Statistik. Available from :
http://www.wrongdiagnosis.com/c/coronary_heart_disease/prevalence.htm;
diakses tanggal 24 Juli
World Health Organization .2011. Deaths from coronary heart disease 2006;
Available from
;www.who.int/cardiovascular_diseases/cvd_14_deathHD.pdf; diakses
tanggal 25 juli.
Yatim, F. 2005.Waspadai Jantung Koroner, Stroke, Meninggal Mendadak : Atasi
Pola Hidup Sehat. Jakarta : Pustaka Populer Obor ;.
44

Lampiran 1
45

Lampiran 2
46

Lampiran 3
47

Lampiran 4
48

Lampiran 5
49

Lampiran 6

SURAT PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

"Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner pada Pasien yang Mengeluh Nyeri
Dada di Desa Kaduara Barat Wilayah Kerja Puskesmas Talang Tahun 2017"

Oleh :
Mutiari Citra Sahadina

Yang Bersangkutan adalah mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan

Akper Pemkab Pamekasan yang akan mengadakan penelitian dengan judul

"Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner pada Pasien yang Mengeluh Nyeri

Dada di Desa Kaduara Barat Wilayah Kerja Puskesmas Talang Tahun 2017".

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor resiko penyakit

jantung koroner pada pasien yang mengeluh nyeri dada sehingga dapat

memberikan gambaran pelaksanaan awal yang tepat.

Hasil penelitian ini nantinya akan disampaikan dalam ujian sidang Karya

Tulis Ilmiah yang diajukan dalam rangka menyelesaikan tugas akhir pada

program studi DIII Keperawatan, selanjutnya saya mohon kesediaan saudara

untuk menjadi responden dalam penelitian ini, dengan kejujuran dan apa adanya,

jawaban saudara dijamin kerahasiaannya.

Demikian atas bantuan dan perhatiannya disampaikan terima kasih

Peneliti
50

Lampiran 7

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah saya membaca maksud dan tujuan dari penelitian ini, maka saya

dengan sadar menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam

penelitian ini. Tanda tangan dibawah ini, sebagai bukti kesediaan saya menjadi

responden penelitian.

No. KODE RESPONDEN : (diisi Peneliti)

TANGGAL :

TANDA TANGAN :
.
51

Lampiran 8

KUESIONER PENELITIAN

Judul Penelitian : Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner pada


Pasien yang Mengeluh Nyeri Dada di Desa
Kaduara Barat Wilayah Kerja Puskesmas
Talang Tahun 2017.
Tanggal Penelitian :
No. Kode responden :
Petunjuk :
Mohon dijawab dengan cara memberi tanda (√) pada kotak disebelah kiri

jawaban yang anda pilih.

Mohon diteliti ulang agar jangan sampai ada pertanyaan yang terlewatkan

untuk di jawab.

A. Data Umum

1. Umur
Tahun

2. Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan

3. Pendidikan
: Tidak sekolah

: Pendidikan dasar (SD/MI)

: SMP/MTs

: SMA/MA

: Pendidikan tinggi (PT)


52

4. Pekerjaan
: Swasta/Tidak bekerja

: Wirausaha

: Swasta

: TNI/POLRI

: PNS
53

LEMBAR PENGUMPULAN DATA KHUSUS

Petunjuk :
Mohon dijawab dengan cara memberi tanda (√) pada kotak disebelah kanan
jawaban yang anda pilih.
Mohon diteliti ulang agar jangan sampai ada pertanyaan yang terlewatkan
untuk di jawab.

Jawaban
No Pernyataan Skor
Ya Tidak
Apakah anda merokok lebih dari 10 batang
1
dalam sehari?
Apakah anda sudah merokok selama lebih
2
dari lima tahun?
Apakah anda berolahraga kurang dari 3 kali
3
dalam seminggu
Dalam sekali olahraga, waktu yang anda
4
butuhkan kurang dari 15 menit
Dalam sehari anda mekan makanan instan
5
lebih dari 3 kali
Anda makan makanan instan lebih dari 3
6
varian selama sehari?
Apakah anda memiliki riwayat kolesterol
7
tinggi (> 240 mg/dL) ?
Hasil pemeriksaan kolesterol anda selama
sebulan terakhir tinggi, atau selama sebulan
8
terakhir anda mengeluh sering kesemutan,
nyeri di daerah punggung, dll
Apakah anda memiliki berat badan yang
9 tidak ideal? (perbandingan tinggi dan berat
badan anda tidak seimbang)
Apakah Anda merasa bahwa ada kendala
10
dalam berat badan anda
Apakah anda memiliki riwayat darah tinggi
11
selama sebulan terakhir?
Apakah Akhir-akhir ini anda merasa nyeri
12
kepala, pusing, bahkan mimisan?
Apakah hasil pemeriksaan kadar gula darah
13 (kencing manis) anda sebulan terakhir ini
tinggi (> 200 mg/dL)?
Apakah anda mengalami gejala kencing
manis selama sebulan terakhir? Sering
14
kencing malam, sering haus, dan mudah
lapar?
54

Lampiran 9 Lembar Tabulasi

No Data Umum Pertanyaan nilai


KET kode
Responden Usia Pendidikan Pekerjaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 (x)
1 1 3 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 RT 1
2 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 RT 1
3 3 2 2 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 8 BR 2
4 1 2 2 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 RT 1
5 1 3 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 11 RT 1
6 3 3 2 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 7 TB 3
7 3 4 2 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 7 TB 3
8 1 2 2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 11 RT 1
9 1 2 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 RT 1
10 1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 10 BR 2
11 3 3 2 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 8 BR 2
12 3 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 8 BR 2
13 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 11 RT 1
14 2 2 2 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 9 BR 2
15 2 3 2 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 8 BR 2
16 3 3 2 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 7 TB 3
17 2 2 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 RT 1
18 2 3 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12 RT 1
19 2 3 2 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 7 TB 3
20 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 11 RT 1
21 2 2 2 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 7 TB 3
22 1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 12 RT 1
23 2 3 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 RT 1
24 2 4 4 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 7 TB 3
55

25 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 11 RT 1
26 3 3 2 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 RT 1
27 3 3 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 6 TB 3
28 1 3 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 7 TB 3
29 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 7 TB 3
30 3 2 2 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 10 BR 2
31 1 2 2 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 RT 1
32 1 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 12 RT 1
33 3 2 2 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 8 BR 2
34 1 2 2 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 8 BR 2
35 1 3 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 9 BR 2
KET
USIA
20-25 tahun 1 PEKERJAAN
26-30 tahun 2 Tidak bekerja 1
> 30 Tahun 3 Wirausaha 2
Swasta 3
Pendidikan TNI/POLRI 4
Tidak sekolah 1 PNS 5
Pendidikan dasar (SD/MI) 2
SMP/MTs 3 Perilaku
SMA/MA 4 Resiko Tinggi (RT) 1
Pendidikan tinggi (PT) 5 Beresiko (BR) 2
Tidak Beresiko (TB) 3
56

Lampiran 10 Distribusi Jawaban Responden

Jawaban
No Pernyataan Skor
Ya Tidak
Apakah anda merokok lebih dari 10 batang
1 16 19
dalam sehari?
Apakah anda sudah merokok selama lebih
2 32 3
dari lima tahun?
Apakah anda berolahraga kurang dari 3 kali
3 32 3
dalam seminggu
Dalam sekali olahraga, waktu yang anda
4 22 13
butuhkan kurang dari 15 menit
Dalam sehari anda mekan makanan instan
5 28 7
lebih dari 3 kali
Anda makan makanan instan lebih dari 3
6 21 14
varian selama sehari?
Apakah anda memiliki riwayat kolesterol
7 27 8
tinggi (> 240 mg/dL)?
Hasil pemeriksaan kolesterol anda selama
sebulan terakhir tinggi, atau selama sebulan
8 26 9
terakhir anda mengeluh sering kesemutan,
nyeri di daerah punggung, dll
Apakah anda memiliki berat badan yang
9 tidak ideal? (perbandingan tinggi dan berat 22 13
badan anda tidak seimbang)
Apakah Anda merasa bahwa ada kendala
10 19 16
dalam berat badan anda
Apakah anda memiliki riwayat darah tinggi
11 26 9
selama sebulan terakhir?
Apakah Akhir-akhir ini anda merasa nyeri
12 22 13
kepala, pusing, bahkan mimisan?
Apakah hasil pemeriksaan kadar gula darah
13 (kencing manis) anda sebulan terakhir ini 17 18
tinggi (> 200 mg/dL)?
Apakah anda mengalami gejala kencing
manis selama sebulan terakhir? Sering
14 25 10
kencing malam, sering haus, dan mudah
lapar?
57

Lampiran 11 Dokumentasi Kegiatan


58

Lampiran 12

Jadwal penelitian faktor resiko penyakit jantung koroner pada pasien yang
mengeluh nyeri dada di Desa Kaduara Barat wilayah kerja Puskesmas
Talang tahun 2017

No Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1 Konsultasi
Judul
2 Identifikasi
Masalah
3 Penyusunan
Proposal
4 Uji Proposal
5 Pengumpulan
Data
6 Pengolahan
dan Analisa
Data
7 Pelaporan
8 Uji KTI
9 Pengumpulan
KTI
59

Lampiran 13 Lembar Konsultasi

LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Mutiari Citra Sahadina


NIM : 14.133
Pembimbing I : Edy Suryadi Amin, Ns., M.MKes., M.Kep
Judul KTI : Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner pada Pasien yang
Mengeluh Nyeri Dada di Desa Kaduara Barat Wilayah
Kerja Puskesmas Talang Tahun 2017

NO Tanggal Materi Bimbingan Rekomendasi Paraf Pembimbing

1 17 Oktober 2016 Konsul Judul Revisi 1.

2 20 Oktober 2016 Konsul Judul ACC 2.

3 24 Oktober 2016 Konsul Bab 1 Revisi 3.

4 26 Oktober 2016 Konsul Bab 1 Revisi 4.

5 28 Oktober Konsul Bab 1 dan ACC Bab 1 5.

2016 Bab 2 Revisi Bab 2

6 30 Januari 2017 Konsul Bab 2 Revisi 6.

7 02 Februari Konsul Bab 2 Revisi 7.


Kerangka
2017

8 06 Februari Konsul Kerangka ACC Bab 2 8.

2017 dan Bab 3 Revisi Bab 3

9 08 Januari 2017 Konsul Bab 3 Revisi 9.

10 09 Februari Konsul Bab 3 ACC Bab 3 10.

2017

11 10 Februari Konsul Kuesioner ACC ujian 11.

2017
60

12 5 April 2017 Konsul Bab 4 dan Revisi 12.

Bab 5

13 10 April 2017 Konsul Bab 4 dan Revisi 13.

Bab 5

14 14 April 2017 Konsul Bab 4, ACC Bab 4 14.

Bab 5, Abstrak dan Bab 5

15 17 April 2017 Konsul Abstrak ACC 15.

Pamekasan,29 Mei 2017

Ketua Program Studi Peneliti

Edy Suryadi.Amin,Ns.,M.Kep.,M.MKes Mutiari Citra Sahadina


NIDN. 3417047801 NIM 14.133
61

LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Mutiari Citra Sahadina


NIM : 14.133
Pembimbing II : Mohamad Nur, S.Kep., Ns., M.Si (Ked)
Judul KTI : Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner pada Pasien yang
Mengeluh Nyeri Dada di Desa Kaduara Barat Wilayah
Kerja Puskesmas Talang Tahun 2017

NO Tanggal Materi Bimbingan Rekomendasi Paraf Pembimbing

1 06 Maret 2017 Konsul Bab 1, 2, Revisi 15.

3 dan Kuesioner Kuesioner

2 10 Maret 2017 Konsul Kuesioner ACC 16.

3 17 Mei 2017 Konsul Bab 4 Revisi 17.

pembahasan

4 19 Mei 2017 Konsul Bab 4,5 ACC Bab 4, 18.

revisi Bab 5

saran

5 24 Mei 2017 Konsul Bab 5 dan ACC Bab 5, 19.

Abstrak revisi abstrak

6 29 Mei 2017 Konsul Abstrak ACC 20.

Pamekasan, 29 Mei 2017

Ketua Program Studi Peneliti

Edy Suryadi.Amin,Ns.,M.Kep.,M.MKes Mutiari Citra Sahadina


NIDN. 3417047801 NIM 14.133

Anda mungkin juga menyukai