Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 1

FILSAFAT PENDIDIKAN

“Hubungan Filsafat”

DOSEN PENGAMPU

Prof. Dr. Jamaris, M.Pd.

OLEH

PINTA REJANI TELAUMBANUA

19006108

BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
RINGKASAN MATERI

Filsafat merupakan ilmu yang sudah sangat tua, jauh ke masa lampau di
zaman Yunani Kuno. Pada masa itu semua ilmu dinamakan filsafat. Kata filsafat
berasal dari kata “philos” dan “sophia”. Philos artinya cinta yang sangat
mendalam, dan sophia artinya kebijakan atau kearifan (Ramayulis, 2015:2). Istilah
filsafat sering digunakan secara populer dalam kehidupan sehari-hari, baik secara
sadar maupun tidak sadar. Dalam penggunaan populer, filsafat diartikan sebagai
suatu pendirian hidup (individu) dan dapat juga disebut sebagai pandangan
masyarakat.
Pandangan filsafat pendidikan sama dengan peranannya merupakan
landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan.
Dimana landasan filosofis merupakan landasan yang berdasarkan atas filsafat.
Landasan filsafat menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh, dan konseptual
tentang religi dan etika yang bertumpu pada penalaran.
Pendidikan dan kehidupan adalah suatu hubungan antara proses dengan
isi, yaitu pendidikan adalah proses pengeporan kebudayaan dalam arti
membudayakan manusia aspek lain dari fungsi pendidikan adalah mengolah
kebudayaan itu menjadi sikap mental, tingkah laku, bahkan menjadi kepribadian
anak didik.
Agama dapat menjadi petunjuk, pegangan serta pedoman hidup bagi
manusia dalam menempuh hidupnya dengan harapan penuh keamanan,
kedamaian, dan kesejahteraan.
PEMBAHASAN

A. Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan


Filsafat pendidikan adalah pengetahuan yang menyelidiki substansi
pelaksanaan pendidikan yang berkaitan dengan tujuan, latar belakang, cara,
hasil, dan hakikat ilmu pendidikan yang berhubungan dengan analisis kritis
terhadap struktur dan kegunaannya (Redja Mudyahardjo, 2004:3).
Menurut John Dewey filsafat pendidikan merupakan suatu
pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut
daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional), menuju ke arah
kebiasaan manusia, maka filsafat bisa juga diartikan sebagai teori umum
pendidikan (Jalaluddin dan Abdullah Idi, 2002:13).
Filsafat pendidikan merupakan usaha mencari konsep-konsep di antara
gejala yang bermacam-macam, yang meliputi:
1. Proses pendidikan sebagai rancangan terpadu dan menyeluruh.
2. Menjelaskan berbagai makna yang mendasar tentang semua istilah
pendidikan.
3. Pokok-pokok yang menjadi dasar dari konsep pendidikan dalam kaitannya
dengan bidang kehidupan manusia (Jalaluddin dan Said, 1994:11-12).
Filsafat pendidikan adalah aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan
filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan
dan mengharmoniskan dan menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin
dicapai. Jadi terdapat kesatuan yang utuh antara filsafat, filsafat pendidikan,
dan pengalaman manusia.
Ada beberapa hubungan fungsional antara filsafat dengan teori
pendidikan menurut Jalaludin dan Abddullah Idi (2007: 32), yaitu:
1. Filsafat merupakan suatu cara pendekatan yang dipakai untuk
memecahkan masalah pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan.
2. Filsafat berfungsi memberi arah terhadap teori pendidikan yang memiliki
relevansi dengan kehidupan yang nyata.
3. Filsafat pendidikan mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan
arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu
pendidikan.
Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan
logika, yaitu logika formal yang dibangun atas prinsip koherensi, dan logika
dialektis dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi.
Hubungan interakif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam
lingkaran kultural dan pada akhirnya menghasilkan apa yang disebut dengan
filsafat pendidikan.
Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Filsafat mempunyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat
pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja.
2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan/pendidikan atau pemahaman
yang lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak
begitu mendalam.
3. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus,
mempersatukan dan mengkoordinasikannya.
4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan
tetapi sudut pandangannya berlainan.
Menurut Plato, hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan adalah
sebagai berikut:
1. Ilmu pengetahuan lahir dari persamaan dan perbedaan filosofi, sedangkan
filosofi adalah ibu dan ilmu pendidikan.
2. Ilmu pengetahuan lebih bersifat analisis, sedangkan filsafat bersifat
sinopsis.
3. lmu pengetahuan mengemukakan fakta-fakta untuk melukiskan objeknya,
sedangkan selain menekankan pada keadaan sebenarnya dan objek apa
yang seharusnya objek itu.
4. Ilmu pengetahuan memulai asumsi asumsi-asumsi yang menyebutkan dan
meragukan segala sesuatu.
5. lmu pengetahuan di warnai oleh penggunaan metode eksperimen, cara
kerja terkontrol, sedangkan filosofi menggunakan ilmu pengetahuan.
Dalam berbagai bidang ilmu sering kita dengar istilah vertikal dan
horizontal. Antara filsafat dan pendidikan terdapat hubungan horizontal,
meluas ke samping yaitu hubungan antara cabang disiplin ilmu yang satu
dengan yang lain yang berbeda-beda, sehingga synthesa yang merupakan
terapan ilmu pada bidang kehidupan yaitu ilmu filsafat pada penyesuaian
problema-problema pendidikan dan pengajaran.
Adapun filsafat pendidikan menunjukkan hubungan vertikal, naik ke
atas atau turun ke bawah dengan cabang-cabang ilmu pendidikan yang lain,
seperti pengantar pendidikan, sejarah pendidikan, teori pendidikan,
perbandingan pendidikan dan puncaknya filsafat pendidikan. Hubungan
vertikal antara disiplin ilmu tertentu adalah hubungan tingkat penguasaan atau
keahlian dan pendalaman atas rumpun ilmu pengetahuan yang sejenis.
B. Hubungan Filsafat dengan Agama
Agama berasal dari bahasa sanskerta yaitu a dan gam yaitu tidak,
sedangkan dalam bahasa arab yaitu din dan dalam bahasa latin yaitu relegere
yang berarti undang-undang. Agama adalah sesuatu yang berasal dari Tuhan,
berupa ajaran tentang ketentuan, kepercayaan, kepasrahan dan pengamalan,
yang diberikan kepada makhluk yang berakal demi keselamatan dan
kesejahteraannya di dunia dan akhirat. Agama merupakan kebenaran mutlak
karena bersumber dari Tuhan.
Baik ilmu, filsafat maupun agama bertujuan sekurang-kurangnya
berurusan dengan satu hal yang sama, yaitu kebenaran. Ilmu pengetahuan
dengan metodenya sendiri mencari kebenaran tentang alam dan manusia.
Filsafat dengan wataknya sendiri pula menghampiri kebenaran, baik tentang
alam, manusia dan 1uhan. Demikian pula dengan agama, dengan
karakteristiknya pula memberikan jawaban atas segala persoalan asasi yang
dipertanyakan manusia tentang alam, manusia dan Tuhan (Endang Saifuddin
Anshari, 1979: 15).
Filsafat dari kebanyakan orang filsafat dan agama mempunyai
hubungan yang terkait dan refleksi dengan manusia. Karena penyebab tidak
dapat bergerak dan berkembang, tidak ada tiga alat dan tenaga utama yang
berada dalam diri manusia. Tiga alat dan tenaga utama manusia adalah pikir,
rasa dan keyakinan sehingga manusia dapat mencapai kebahagiaan bagi
dirinya. Filsafat dan agama baru dapat di rasakan faedahnya dalam kehidupan
manusia bersama-sama dalam diri manusia.
Pandangan filsafat pendidikan sama dengan peranannya merupakan
landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan pelaksanaan
pendidikan. Dimana landasan filosofis merupakan landasan yang berdasarkan
atas filsafat. Landasan filsafat menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh,
dan konseptual tentang religi dan etika yang bertumpu pada penalaran. Oleh
karena itu antara filsafat dengan pendidikan sangat erat kaitannya, dimana
filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat
sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut.
Menurut Prof. Nasroen SR “Filsafat yang sejati haruslah berdasarkan
pada agama. Apabila filosofi tidak berdasarkan kepada agama dan hanya
berdasarkan akal pikiran saja, maka filsafat tersebut tidak akan memuat
kebenaran objektif karena yang memberikan pandangan dan putusan adalah
akal pikiran sedangkan kesanggupan akal pikiran itu terbatas, sehingga tidak
ada filosofi yang akan sanggup memberi kepuasan bagi manusia dalam tingkat
pemahamannya terhadap yang gaib ”.
Filsafat merupakan pertolongan yang sangat penting pula pengaruhnya
terhadap seluruh sikap dan pandangan orang, karena pengetahuan yang tepat
memberikan dasar-dasar yang terdalam mengenai hakikat manusia dan dunia
dimana dapat dikatakan hubungan entitas dengan agama di antaranya:
1. Setiap orang diharapkan merenung dalam hikmah untuk menjadi
proses pendidikan dan usaha-usaha pendidikan suatu bangsa
mempersiapkan generasi muda dan warga negara agar beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menjadi warga negara yang sadar dan insaf tentang hidup serta
mempunyai teladan yang dapat dijadikan prinsip dan keyakinan.
Pandangan filsafat menurut agama islam tertuang semuanya pada Al-
qur’an yang dijadikan sebagai pegangan dan pedoman hidup bagi orang-orang
yang beriman. Karena dia yakin bahwa semuanya. Baik hidup, mati, kapan,
dan di menapung ia berada adalah kekuasaan dan kehendak yang maha kuasa
yaitu Allah SWT.
Filsafat dan agama baru dapat dirasakan faedahnya dalam kehidupan
manusia apabila merefleksikannya dalam diri manusia. Menurut
Prof.Nasioen,SH mengatakan bahwa “Filsafat yang sejati haruslah
berdasarkan kepada agama, apabila filsafat tidak berdasarkan agama, dan
hanya semata-mata berdasarkan atas akal pikiran saja, maka filsafat tersebut
tidak akan memuat kebenaran objektif. Karena yang memberikan pandangan
dan putusan adalah akal pikiran.
Agama dapat menjadi petunjuk, pegangan serta pedoman hidup bagi
manusia dalam menempuh hidupnya dengan harapan penuh keamanan,
kedamaian, dan kesejahteraan. Manakala manusia menghadapi masalah yang
rumit dan berat, maka timbul lah kesadarannya, bahwa manusia merupakan
makhluk yang tidak berdaya untuk mengatasinya dan timbulnya kepercayaan
dan keyakinan bahwa yang dapat menolong dan menangkan hidupnya adalah
Tuhan Sang Pencipta.
C. Hubungan Filsafat dengan Kebudayaan
Kata “kebudayaan” berasal dari bahasa Sangsekerta yaitu buddhayah,
ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan
demikian kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal.
Definisi kebudayaan ialah cara berpikir dan cara merasa, yang menyatakan
diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia, yang membentuk
kesatuan sosial dalam suatu ruang dan waktu. Cara berpikir dan cara merasa
itu menyatakan diri dalam cara berlaku dan cara berbuat.
Kebudayaan adalah hasil karya manusia, yang meliputi hasil akal, rasa,
dan kehendak manusia. Oleh karena itu maka kebudayaan tidak pernah
berhenti, terus berlangsung sepanjang jaman, merupakan suatu proses yang
memerlukan waktu yang panjang untuk memenuhi keinginan manusia untuk
lebih berkualitas.
Pentingnya kebudayaan untuk mengembangkan suatu pendidikan
dalam budaya nasional mengupayakan, melestarikan dan mengembangkan
pranata budaya dan pranata sosial dalam menunjang proses pengembangan
dan pembangunan nasional serta melestarikan nilai-nilai luruh budaya bangsa.
Merencanakan kegairahan masyarakat untuk menumbuhkan kreativitas ke
arah pembaruan dalam usaha pendidikan yang tanpa kepribadian bangsa.
Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan
masyarakat, berbagai macam kekuatan harus dihapi seperti kekuatan alam dan
kekuatan lain. Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik
secara spiritual maupun material. Manusia merupakan makhluk yang
berbudaya, melalui akalnya manusia dapat mengembangkan kebudayaan,
sehingga kebudayaan memiliki peran, yaitu:
1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya.
2. Wadah untuk menyalurkan perasan dan kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
4. Pembeda manusia dengan binatang.
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana harus bertindak dan berperilaku
dalam pergaulan.
6. Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya
bertindak, berbuat, menentukan sikapnya jika berhubungan dengan
orang lain.
7. Sebagai modal dasar pembangunan.
Bangsa dan negara hidup dalam suatu sosial budaya. Maka
membutuhkan pewarisan dan pengembangan sosial budaya yang dilakukan
melalui pendidikan. Agar pendidikan berjalan dengan baik. Maka
membutuhkan filosofis dan ilmiah berbagai sifat normatif dan pedoman
pelaksanaannya. Karena pendidikan harus secara fungsamental yang berazas
filosofis yang menjamin tujuan untuk meningkatkan perkembangan sosial
budaya, martabat bang sawa, kewibawaan dan kejayaan negara
Pada pokoknya kebudayaan adalah semua ciptaan manusia yang
berlangsung dalam kehidupan. Pendidikan dan kehidupan adalah suatu
hubungan antara proses dengan isi, yaitu pendidikan adalah proses pengeporar
kebudayaan dalam arti membudayakan manusia aspek lain dari fungsi
pendidikan adalah mengolah kebudayaan itu menjadi sikap mental, tingkah
laku, bahkan menjadi kepribadian anak didik. Jadi hubungan pendidikan
dengan kebudayaan adalah juga hubungan nilai demokrasi. Dimana fungsi
pendidikan sebagai pengoper kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama
yaitu untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif dan produktif
yakni mampu menciptakan kebudayaan.
Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya
manusia dapat mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia hidup dan
tergantung apa kebudayaan sebagai hasil ciptaannya. Kebudayaan
memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan
teknologi hasil ciptaannya. Dan kebudayaan juga diharapkan dengan
pendidikan yang akan mengembangkan dan membangkitkan budaya-budaya
dulu, agar dia tidak punah dan terjaga untuk selamanya. Oleh karena itu,
dengan adanya filsafat, kita dapat mengetahui tentang hasil karya manusia
yang akan menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam
melindungi manusia terhadap alam lingkungannya.
KESIMPULAN

Filsafat merupakan ilmu yang sudah sangat tua, jauh ke masa lampau di
zaman Yunani Kuno. Pada masa itu semua ilmu dinamakan filsafat. Kata filsafat
berasal dari kata “philos” dan “sophia”. Philos artinya cinta yang sangat
mendalam, dan sophia artinya kebijakan atau kearifan.
Filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar
yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya
perasaan (emosional), menuju ke arah kebiasaan manusia, maka filsafat bisa juga
diartikan sebagai teori umum pendidikan.
Agama adalah sesuatu yang berasal dari Tuhan, berupa ajaran tentang
ketentuan, kepercayaan, kepasrahan dan pengamalan, yang diberikan kepada
makhluk yang berakal demi keselamatan dan kesejahteraannya di dunia dan
akhirat. Agama merupakan kebenaran mutlak karena bersumber dari Tuhan.
Kebudayaan ialah cara berpikir dan cara merasa, yang menyatakan diri
dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia, yang membentuk kesatuan
sosial dalam suatu ruang dan waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Anshari, Endang Saifuddin. 1979. Ilmu, Filsafat, dan Agama. Jakarta: Bulan
Bintang.
Mudyahardjo, Redja. 2004. Pendidikan Ilmu Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
Jalaluddin dan Abdullah Idi. 2002. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya Media
Pratama.
Jalaluddin dan Said. 1994. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Ramayulis. 2015. Filsafat Pendidikan Islam (Analisis Filosofis Sistem Pendidikan
Islam). Jakarta: Kalam Mulia.

Anda mungkin juga menyukai