Anda di halaman 1dari 6

TUGAS I

PROFESI BK
“Dasar Profesi”

DOSEN PENGAMPU
Indah Sukmawati, S.Pd., M.Pd.

OLEH
PINTA REJANI TELAUMBANUA
1900108

DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
MIND MAPPING

Ciri Profesi Kriteria Profesi


1. Lebih mementingkan 1. Panggilan hidup.
pelayanan kemanusiaan dari 2. Pengetahuan dan keahlian.
pada pribadi. 3. Kebakuan yang universal.
2. Aktif. 4. Pengabdian.
3. Memiliki kualifikasi tertentu. 5. Kecakapan diagnostik dan
4. Memiliki kode etik. kompetensi aplikatif.
5. Intelektual tinggi. 6. Otonomi.
6. Adanya organisasi. 7. Kode Etik.
8. Bertanggung jawab.

Ciri dan Kriteria Profesi

DASAR PROFESI

Trilogi Profesi

Dasar Keilmuan Substansi Profesi

Menyiapkan calon konselor Modal tentang apa yang


landasan dan arah tentang menjadi fokus dan obyek
WPKNS berkenaan dengan praktik spesifik profesi.
profesi konseling.

Praktik Profesi

Realisasi pelaksanaan layanan


profesi konseling setelah kedua
komponen profesi dikuasai.
DASAR PROFESI

A. Ciri dan Kriteria Profesi


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah profesi adalah bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan kehlian (keterampilan, kejujuran, dan
sebagainya) tertentu. Profesional adalah bersangkutan dengan profesi,
memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, dan mengharuskan
adanya pembayaran untuk melakukannya. profesionalisasi adalah proses
membuat suatu badan organisasi agar menjadi professional (Depdiknas, 2005:
897).
Robert W. Richey (Suharsimi Arikunto, 1990: 235) mengemukakan
ciri-ciri dan syarat-syarat profesi sebagai berikut:
1. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan
dengan kepentingan pribadi.
2. Secara aktif memerlukan waktu yang panjang untuk mempelajari konsep-
konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus yang mendukung
keahliannya.
3. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut, serta
mampu mengikuti perkembangan dalam petubuhan jabatan.
4. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap, dan
cara kerja.
5. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.
6. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin
diri dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya.
7. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan kemandirian.
8. Memandang profesi suatu karier hidup (alive career) dan menjadi seorang
anggota yang permanen.
Menurut Syafrudin Nurdin (2005: 14-15) ada delapan kriteria yang
harus dipenuhi oleh suatu pekerjaan agar dapat disebut sebagai profesi, yaitu:
1. Panggilan hidup yang sepenuh waktu.
2. Pengetahuan dan kecakapan atau keahlian.
3. Kebakuan yang universal.
4. Pengabdian.
5. Kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif.
6. Otonomi
7. Kode etik.
8. Klien.
9. Berperilaku pamong.
10. Bertanggung jawab.
B. Trilogi Profesi
Dalam suatu profesi konselor diidentifikasi tiga komponen yang secara
langsung saling terkait, ketiganya harus ada dan apabila salah satu atau lebih
komponen itu tidak ada, maka profesi konselor akan kehilangan eksistensinya.
Ketiga komponen trilogi profesi konselor (Mungin Eddy Wibowo, 2018: 162-
164) adalah:
1. Dasar Keilmuan
Komponen dasar keilmuan menyiapkan calon konselor landasan dan arah
tentang wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap (WPKNS)
berkenaan dengan profesi konseling.
2. Substansi Profesi
Substansi profesi konseling memberikan modal tentang apa yang menjadi
fokus dan obyek praktik spesifik profesi dengan bidang kajiannya, aspek
kompetensi, sarana operasional dan manajemen, kode etik serta landasan
praktik operasional pekerjaan konseling. Di atas kaidah-kaidah ilmu
pendidikan itu konselor membangun substansi profesi konseling yang
meliputi obyek praktis spesifik profesi konseling, teori konseling,
pendekatan konseling, teknik konseling, prosedur konseling, asas-asas
konseling, prinsip-prinsip konseling dan teknologi pelayanan, pengelolaan
dan evaluasi konseling, serta kaidah-kaidah pendukung yang diambil dari
bidang keilmuan lain yaitu psikologi, budaya dan sebagainya. Obyek
praktis spesifik yang menjadi fokus pelayanan konseling adalah kehidupan
efektif sehari-hari (KES). Dalam hal ini, sasaran pelayanan konseling
adalah kondisi individu KES yang dikehendaki untuk dikembangkan dan
kondisi kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu (KES-T).
3. Praktik Profesi
Praktik Pelayanan Konseling merupakan realisasi pelaksanaan pelayanan
profesi konseling setelah kedua komponen profesi (dasar keilmuan dan
substansi profesi) dikuasai. Praktik konseling terhadap sasaran pelayanan
dalam setting pendidikan formal, pendidikan nonformal, keluarga, instansi
negeri maupun swasta, dunia usaha/industri, organisasi pemuda, organisasi
kemasyarakatan, maupun praktik pribadi (privat). Mutu pelayanan
konseling diukur dari penampilan (unjuk kerja, kinerja, performance)
praktik pelayanan konseling oleh konselor terhadap sasaran layanan.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi 1990. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.
Depdiknas. 2005. Pembinaan Profesionalisme Tenaga Pengajar (Pengembangan
Profesionalisme Guru). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktorat Jenderal Pendidikan Lanjutan Pertama Depdiknas.
Nurdin, Syafrudin. 2005. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta:
Quantum Teaching.
Wibowo, Mungin Eddy. 2018. Profesi Konseling Abad 21. Semarang: Unnes
Press.

Anda mungkin juga menyukai