Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1

KONSELING PRANIKAH

“Konsep Dasar Pernikahan”

DOSEN PENGAMPU

Dr. Nurfarhanah, S. Pd, M. Pd., Kons.

OLEH

PINTA REJANI TELAUMBANUA

19006108

BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
MIND MAPPING

Pengertian Tujuan

Perkawinan: ikatan lahir batin 1. Mendapatkan keturunan.


antara seorang pria dengan seorang 2. Memenuhi hajat manusia.
wanita sebagai suami isteri dengan 3. Memenuhi panggilan agama.
tujuan membentuk keluarga. 4. Menumbuhkan kesungguhan.
5. Membangun rumah tangga.

KONSEP DASAR
PERNIKAHAN
Fungsi

1. Memelihara jenis manusia.


UU Pernikahan
2. Memelihara keturunan.
3. Menyelamatkan manusia dari kerusakan
UU Nomor 16 Tahun 2019 Pasal 7
akhlak.
Perubahan UU Nomor 1 Tahun 1974
4. Menentramkan jiwa setiap pribadi.
tentang Perkawinan.
5. Membina keluarga dan mendidik anak.

Isu Terkini Terkait


Pernikahan

1. Pengantin Pria Sendirian di Pelaminan.


2. Gagal Nikah, Pria Ini Ditipu Calon Istri
hingga Rugi Puluhan Juta.
3. Dalam Waktu 2 Bulan, 154 Pasangan
Berusia Dini Menikah di Bangkalan.
KONSEP DASAR PERNIKAHAN

A. Pengertian
Konseling perkawinan (marriage counseling) adalah upaya membantu
pasangan (calon suami-isteri, dan suami-isteri) oleh konselor profesional,
sehingga mereka dapat berkembang dan mampu memecahkan masalah yang
dihadapinya melalui cara-cara yang saling menghargai, toleransi, dengan
komunikasi yang penuh pengertian, sehingga tercapai motivasi berkeluarga,
perkembangan, kemandirian, dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga
(Sofyan S. Willis, 2015: 165).
Menurut Duvall dan Miller, perkawinan merupakan suatu hubungan
antara seorang laki-laki dan perempuan yang diakui secara sosial,
menyediakan hubungan seksual dan pengasuhan anak yang sah, dan di
dalamnya terjadi pembagian hubungan kerja yang jelas bagi masing-masing
pihak baik suami maupun istri (Anggia Kargenti Evanurul Marretih, 2016: 3).
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
B. Fungsi dan Tujuan Pernikahan
Zakiyah Darajat (Tihami dan Sohari Sahrani, 2010: 15) menyampaikan
bahwa tujuan perkawinan ada lima, yakni:
1. Mendapatkan dan melangsungkan keturunan.
2. Memenuhi hajat manusia untuk menyalurkan syahwatnya dan
menumpahkan kasih sayangnya.
3. Memenuhi panggilan agama, memelihara diri dari kejahatan dan
kerusakan.
4. Menumbuhkan kesungguhan untuk bertanggung jawab menerima hak
serta kewajiban, bersungguh-sungguh untuk memperoleh harta kekayaan
yang halal.
5. Membangun rumah tangga untuk membentuk masyarakat yang tenteram
atas dasar cinta dan kasih sayang.
Fungsi perkawinan menurut Abdullah Nasekh Ulwan (Abd Qodir
Djaelani, 1995: 41-42) antara lain sebagai berikut:
1. Untuk memelihara jenis manusia, dengan perkawinan manusia dapat
melanjutkan kelangsungan hidupnya dari jenis keturunannya.
2. Untuk memelihara keturunan, dengan perkawinan sebagai telah diatur oleh
syariat Allah SWT. kepada hamba-hamba-Nya.
3. Menyelamatkan manusia dari kerusakan akhlak, dengan perkawinan
masyarakat diselamatkan dari kerusakan akhlak dan mengamalkan dari
setiap individu dari setiap kerusakan pergaulan.
4. Untuk menentramkan jiwa setiap pribadi, perkawinan dapat
menentramkan jiwa cinta kasih sayang dapat melembutkan perasaan antar
suami dan istri.
5. Untuk menjalin kerja sama suami istri dalam membina keluarga dan
mendidik anak-anak.
C. Undang-undang Pernikahan
UU Nomor 16 Tahun 2019 tentang perubahan UU Nomor 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan yang hanya memuat satu Pasal khusus mengubah
ketentuan Pasal 7 sehingga berbunyi sebagai berikut:
1. Perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai umur
19 (sembilan belas) tahun.
2. Dalam hal terjadi penyimpangan terhadap ketentuan umur sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), orang tua pihak pria dan/atau orang tua wanita
dapat meminta dispensasi kepada Pengadilan dengan alasan sangat
mendesak disertai bukti-bukti pendukung yang cukup.
3. Pemberian dispensasi oleh Pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) wajib mendengarkan pendapat kedua belah calon mempelai yang akan
melangsungkan perkawinan.
4. Ketentuan-ketentuan mengenai keadaan seorang atau kedua orang tua
calon mempelai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dan ayat (4)
berlaku juga ketentuan mengenai permintaan dispensasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dengan tidak mengurangi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (6).
D. Isu Terkini Terkait Pernikahan
1. Pengantin Pria Sendirian di Pelaminan
Momen pengantin pria sendirian di pelaminan ini pun viral dan
sempat dikira istrinya kabur. Namun ternyata COVID-19 menjadi
penyebab pengantin pria ini sendirian di pelaminan. Pengantin wanitanya
yang bernama Fazliana Sjafni dinyatakan positif COVID-19, sehingga ia
tidak bisa menemani sang suami di atas pelaminan. Moer Izz Rasyadn
Darsani demikian nama sang pengantin pria menikahi Fazliana pada 22
Februari 2022. Namun pada hari-H pernikahan yang digelar di kawasan
Ampang, Kuala Lumpur, Malaysia, dia sendirian di pelaminan. Sedangkan
Fazliana di rumahnya di Kuala Pilah, Negeri Sembilan, Malaysia.
2. Gagal Nikah, Pria Ini Ditipu Calon Istri hingga Rugi Puluhan Juta
Dalam video yang diunggah pada Selasa (1/3/2022), tampak
undangan sudah disebar, suvenir, makanan hingga gedung pernikahan
sudah siap seratus persen. Sayangnya, pernikahan gagal terjadi lantaran
uang puluhan juta untuk vendor tidak dibayarkan oleh calon pengantin
perempuan. Pernikahan pun siap digelar karena seluruh persiapannya telah
diselesaikan. Namun pernikahan tersebut berujung gagal dilaksanakan
tepat pada hari H. Rupanya uang puluhan juta yang telah diberikan pria itu
pada calon istrinya malah tak dibayarkan ke vendor.
3. Dalam Waktu 2 Bulan, 154 Pasangan Berusia Dini Menikah di Bangkalan
Angka pernikahan dini di Kabupaten Bangkalan ternyata cukup
tinggi. Dalam kurun waktu 2 bulan saja, yakni Januari dan Februari,
Kementerian Agama Bangkalan sedikitnya menikahkan 154 pasangan
remaja berusia di bawah 18 tahun.
Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, Kemenag Bangkalan,
Arif Rahman menerangkan bahwa angka yang ada di data Kemenag
Bangkalan itu hanya sebagian saja. Pasalnya, masih banyak pernikahan
anak di bawah umur yang tidak dilaporkan. Padahal, Kemenag Bangkalan
telah melakukan berbagai cara untuk menekan angka pernikahan dini.
Termasuk dengan memberikan syarat agar pengantin mendapatkan
rekomendasi dari pengadilan agama terlebih dahulu

DAFTAR PUSTAKA

Marretih, Anggia Kargenti Evanurul. 2016. Psikologi Perkawinan dan Keluarga.


Pekanbaru: Al-Mujtahadah Press.
Tihami dan Sohari Sahrani. 2010. Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap.
Jakarta: Rajawali Pres.
Willis, Sofyan S. 2015. Konseling Keluarga. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai