Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 3

PROFESI BK
“Dasar Formal Profesi BK”

DOSEN PENGAMPU
Indah Sukmawati, S.Pd. M.Pd.

OLEH
PINTA REJANI TELAUMBANUA
19006108

DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
MIND MAPPING

Pasal 52 ayat (1) kewajiban guru


Penjelasan Pasal 1 Ayat 6 : mencakup kegiatan pokok :

Konselor merupakan sebuah 1. Merencanakan Pembelajaran


profesi yang diakui oleh undang- 2. Melaksanakan Pembelajaran
undang dan berkedudukan 3. Menilai Hasil Pembelajaran
hukum yang kuat… 4. Membimbing dan Melatih
Peserta Didik
5. Melaksanakan Tugas Tambahan.

Pasal-Pasal Tertentu Peranan dan Tanggung


dalam UU No. 20/2003 Jawab Guru Menurut PP
Terkait Profesi Konselor 74/2008 tentang Guru

DASAR FORMAL PROFESI BK

Hak dan Kewajiban Guru


dalam UU No. 14/2005
tentang Guru dan Dosen

Pasal 20, Kewajiban Guru :


Pasal 1 : 1. Merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran yang serta
Guru adalah pendidik profesional mengevaluasi dan memberi hasil
dengan tugas utama mendidik, 2. Mengembangkan dan
mengajar, membimbing, mengarahkan meningkatkan kualifikasi akademik
melatih, menilai, dan mengevaluasi 3. Bertindak objektif dan tidak
peserta didik pada pendidikan anak diskriminatif
usia dini jalur pendidikan formal, 4. Menjunjung tinggi peraturan,
agama dan etika
pendidikan dasar, dan pendidikan
5. Memelihara dan memupuk
menengah. persatuan dan kesatuan bangsa.
DASAR FORMAL PROFESI BK

A. Pasal-Pasal Tertentu dalam UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas yang


Terkait dengan Profesi Konselor
Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, menyatakan manusia
membutuhkan pendidikan di dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan
usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajran dan/atau cara lain yang dikenal dan diakui masyarakat. Indonesia
mempunyai UU SISDIKNAS yaitu Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang di
kenal dengan nama UUSPN, namun undang-undang ini diganti menjadi UU
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang dikenal dengan
nama UU SISDIKNAS.
Bimbingan dan Konseling/konselor secara yuridis dalam Sistem
Pendidikan Nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik sejajar
dengan guru, dosen, wali dan tutor sebagaimana disebutkan dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
angka 6 (Suprihatin, 2017). Pasal 1 ayat 6 berbunyi bahwa Pendidik adalah
tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain
yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Berdasarkan penjelasan dari pasal 1 ayat 6
tersebut dikatakan bahwa konselor merupakan sebuah profesi yang diakui oleh
undang-undang dan berkedudukan hukum yang kuat dan tidak dapat diganggu
gugat oleh apapun.
B. Hak dan Kewajiban Guru dalam UU No. 14/2005 tentang Guru dan
Dosen
Berdasarkan UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1,
dikatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru merupakan suatu profesi,
yang artinya pekerjaan yang mermelukan keahlian khusus dan telah memenuhi
persyaratan selaku profesi. Guru memiliki kode etik disebut dengan kode etik
profesi keguruan dan juga mempunyai organisasi salah satunya PGRI
(Persatuan Guru Republik Indonesia).
Adapun hak-hak yang dimiliki seorang guru dalam UU No. 14 Tahun
2005 tentang guru dan dosen pada bagian 2 pasal 14 yatu :
1. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial.
2. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi
dalam pekerjaannya.
3. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas
kekayaan intelektual (kecerdasan).
4. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi diri.
5. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk
menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.
6. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan
kelulusan, penghargaan, dan sanksi kepada pesertad idik sesuai dengan
kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan,
7. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalammelaksanakan
tugasnya.
8. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.
9. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan
pendidikan.
10. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan
kualifikasi akademik.
11. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidang
pendidikan.
Dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada pasal 20
dijabarkan tentang kewajiban guru yaitu :
1. Merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu,
serta mengevaluasi dan memberi hasil berupa nilai dalam pembelajaran.
2. Mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.
3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif terhadap jenis kelamin, agama,
suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan
status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
4. Menjunjung tinggi peraturan perundang - undangan, hukum dan kode etik
guru, serta nilai nilai agama dan etika.
5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan
nilai-nilai hidup kepada peserta didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti
mengembangkan keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi
masa depan peserta didik (Syaiful Bahri Djamarah, 2000: 37).
C. Peranan dan Tanggung Jawab Guru Menurut PP 74/2008 tentang Guru
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru
Pasal 52 ayat (1) kewajiban guru mencakup kegiatan pokok yaitu :
1. Merencanakan Pembelajaran
Guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada awal
tahun atau awal semester, sesuai dengan rencana kerja sekolah/madrasah.
2. Melaksanakan Pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran merupakan kegiatan interaksi edukatif antara
peserta didik dengan guru. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan tatap
muka sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun
2008 tentang Guru. Penjelasan kegiatan tatap muka adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan tatap muka atau pembelajaran terdiri dari kegiatan
penyampaian materi pelajaran, membimbing dan melatih peserta didik
terkait dengan materi pelajaran, dan menilai hasil belajar yang
terintegrasi dengan pembelajaran dalam kegiatan tatap muka,
b. Menilai hasil belajar yang terintegrasi dalam proses pelaksanaan
pembelajaran tatap muka antara lain berupa penilaian akhir pertemuan
atau penilaian akhir tiap pokok bahasan merupakan bagian dari
kegiatan tatap muka.
c. Kegiatan tatap muka dapat dilakukan secara langsung atau termediasi
dengan menggunakan media antara lain video, modul mandiri,
kegiatan observasi/eksplorasi.
d. Kegiatan tatap muka dapat dilaksanakan antara lain di ruang
teori/kelas, laboratorium, studio, bengkel atau di luar ruangan.
e. Waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran atau tatap muka sesuai
dengan durasi waktu yang tercantum dalam struktur kurikulum
sekolah/madrasah
3. Menilai Hasil Pembelajaran
Menilai hasil pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan. Melalui penilaian hasil pembelajaran diperoleh
informasi yang bermakna untuk meningkatkan proses pembelajaran
berikutnya serta pengambilan keputusan lainnya. Pelaksanaan penilaian
dilakukan dengan menggunakan :
a. Penilaian dengan tes
Tes dilakukan secara tertulis atau lisan, dalam bentuk ulangan harian,
tengah semester, dan ujian akhir semester. Tes ini dilaksanakan sesuai
dengan kalender pendidikan atau jadwal yang telah ditentukan. Tes
tertulis dan lisan dilakukan di dalam kelas. Pengolahan hasil tes
dilakukan di luar jadwal pelaksanaan tes.
b. Penilaian nontes berupa pengamatan dan pengukuran sikap
Pengamatan dan pengukuran sikap dapat dilakukan di dalam kelas
menyatu dengan proses tatap muka, dan atau di luar kelas. Pengamatan
dan pengukuran sikap yang dilaksanakan di luar kelas merupakan
kegiatan di luar jadwal tatap muka.
c. Penilaian nontes berupa penilaian hasil karya
Penilaian hasil karya peserta didik dalam bentuk tugas, proyek fisik
atau produk jasa, portofolio, atau bentuk lain dilakukan di luar jadwal
tatap muka.
4. Membimbing dan Melatih Peserta Didik
Membimbing dan melatih peserta didik dibedakan menjadi tiga kategori
yaitu :
a. Bimbingan dan latihan pada proses tatap muka
Bimbingan dan latihan pada kegiatan pembelajaran adalah bimbingan
dan latihan yang dilakukan agar peserta didik dapat mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan.
b. Bimbingan dan latihan pada kegiatan intrakurikuler
Bimbingan dalam kegiatan intrakurikuler terdiri dari pembelajaran
perbaikan (remedial teaching) dan pengayaan (enrichment) pada mata
pelajaran yang diampu guru. Kegiatan pembelajaran perbaikan
merupakan kegiatan bimbingan dan latihan kepada peserta didik yang
belum menguasai kompetensi yang harus dicapai. Kegiatan pengayaan
merupakan kegiatan bimbingan dan latihan kepada peserta didik yang
telah menguasai kompetensi yang ditentukan lebih cepat dari alokasi
waktu yang ditetapkan dengan tujuan untuk memperluas atau
memperkaya perbendaharaan kompetensi.
c. Bimbingan dan latihan dalam kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler bersifat pilihan dan wajib diikuti peserta
didik. Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan sesuai jadwal yang telah
ditentukan. Jenis kegiatan ekstrakurikuler antara lain adalah: Pramuka,
Olimpiade/Lomba Kompetensi Siswa, Olahraga, Kesenian Karya
Ilmiah Remaja, Kerohanian, – Paskibra, Pecinta Alam, Palang Merah
Remaja (PMR), Jurnalistik, Unit Kesehatan Sekolah (UKS), Fotografi.
5. Melaksanakan Tugas Tambahan
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 24 ayat
(7) menyatakan bahwa guru dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala
satuan pendidikan, wakil kepala satuan pendidikan, ketua program
keahlian satuan pendidikan, pengawas satuan pendidikan, kepala
perpustakaan, kepala laboratorium, bengkel, atau unit produksi.
Selanjutnya, sesuai dengan isi Pasal 52 ayat (1) huruf e, guru dapat diberi
tugas tambahan yang melekat pada tugas pokok misalnya menjadi
pembina pramuka, pembimbing kegiatan karya ilmiah remaja, dan guru
piket.
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
Suprihatin. 2017. Kompetensi Profesional Guru Bimbingan dan Konseling Dalam
Pelayanan Bimbingan dan Konseling. JIGC (Journal of Islamic Guidance
and Counseling), Vol. 1, No.1.
Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Jakarta: Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai