Sinopsis Ikhtisar Ringkasan Resensi Dan PDF
Sinopsis Ikhtisar Ringkasan Resensi Dan PDF
https://sgd.academia.edu/lusiagustianti
Disusun oleh
1
ARTIKEL
Abstrak
Menulis Sinopsis, Ikhtisar, Ringkasan, Resensi dan Makalah merupakan bagian
dari aktivitas yang dapat dilihat sebagian besar dilakukan para pelajar atau mahasiswa
sebagai salah satu bagian dari tugas yang yang diberikan oleh guru atau dosen. Namun,
dalam menulis Sinopsis, Iktsirar, Ringkasan, Resensi dan Makalah terkadang masih
terdapat kendala bagi para pelajar atau mahasiswa yang kurang mengerti dan mengalami
kesulitan ketika diberi tugas dan kurang paham bagaimana sistematika penulisan yang
baik dan benar. Kurangnya keterampilan menulis dan pemahaman mengenai sistematika
penulisan yang baik dan benar, maka sering kali guru atau dosen memberikan penilaian
yang kurang baik terkait dengan kualitas penulisan. Hal tersebut menandakan bahwa,
banyak pelajar atau mahasiswa yang masih tidak memahami dan menguasai bagaimana
cara menulis Sinopsis, Ikhtisar, Ringkasan, Resensi ataupun Makalah.
Permasalahan yang diangkat dalam pembahasan ini adalah, bagaimana caranya
memberikan panduan penulisan Sinopsis, Ikhtisar, Ringkasan, Resensi dan Makalah
dengan sistematika yang baik dan benar. Pembahasan yang diangkat adalah dengan
menjabarkan mengenai (1) Pengertian, (2) Tujuan, (3) Cara Membuat, (4) Sistematika
Penulisan, dan (5) Teknik Penulisan Sinopsis, Ikhtisar, Ringkasan, Resensi dan Makalah.
Dengan adanya panduan bagi para pelajar atau mahasiswa mengenai cara menulis yang
baik, maka ketelitian dalam teknik penulisan akan menjadi tolak ukur pemahaman untuk
mendapatkan hasil tulisan yang baik dan berkualitas.
PENDAHULUAN
2
dipahami dengan menulis. Setiap materi yang ditulis dari hasil materi pembelajaran yang
disampaikan oleh guru atau dosen, tidak boleh hanya dijadikan sebagai materi yang
disepelekan hanya atas dasar seorang pelajar sudah paham dan mengerti dengan hanya
mendengar saja. Kegiatan menulis menjadi salah satu bagian yang pasti akan ada dalam
kegiatan belajar baik disekolah atau dirumah.
Kegiatan membaca dan menulis pada dasarnya harus dikenali betul apa saja aspek
yang diperhatikan dan ketentuan atau kaidah apa saja yang harus dijadikan dasar agar
sebuah tulisan terbentuk dalam sistematika yang baik dan benar. Hal ini harus menjadi
sebuah perhatian yang mendalam bagi seorang pelajar atau mahasiswa, bahwa membaca
tidak hanya sebatas membaca dan menulis tidak hanya sebatas menulis. Tetapi ada
hal-hal yang penting yang harus diperhatikan, namun sering kali dijadikan hal yang tidak
penting atau disepelekan. Dan hal tersebut yang menjadikan kualitas penulisan dianggap
kurang baik.
Hal yang diangkat dalam pembahasan ini adalah, mengenai sistematika penulisan
Sinopsis, Ikhtisar, Ringkasan, Resensi dan Makalah. Hal-hal tersebut merupakan istilah
yang sudah cukup akrab didengar oleh para pelajar atau mahasiswa sebagai bagian dari
bahan pembelajaran atau tugas disekolah atau diperguruan tinggi. Beberapa permasalahan
yang ada adalah, bagaimana para pelajar atau mahasiswa bisa melihat apa persamaan dan
perbedaan antara Sinopsis, Iktisar, Ringkasan, Resensi dan Makalah. Hal ini
mengakibatkan pandangan yang mengatakan bahwa dua hal yang berbeda itu adalah satu
kesatuan yang sama, sehingga tidak perlu ditelaah kembali. Salah satunya adalah
menentukan persamaan dan perbedaan antara Ringkasan dan Ikhtisar, yang kebanyakan
beranggapan bahwa keduanya dalah dua hal yang sama.
Selain dari pada itu, masih banyak pelajar atau mahasiswa yang kurang mengerti dan
memahami bagaimana menulis dengan sistematika yang baik dan benar. Terlebih lagi
mengetahui penggunaan bahasa yang benar dan tepat dan memahami penggunaan ejaan
yang berpedoman pada ejaan yang disempurnakan atau sering disebut pedoman EYD.
Maka dari itu, pemahaman mengenai sistematika yang baik dalam menulis Sinopsis,
Ikhtisar, Ringkasan, Resensi dan Makalah harus lebih diperdalam lagi dengan tujuan
memberikan usaha dalam membuat tulisan yang baik dan berkualitas.
3
A. SINOPSIS
Menurut Moeliono, dalam (Ahmad, 2015 Hal. 113) sinopsis adalah iktisar karangan
ilmiah yang biasanya diterbitkan bersamaan dengan karangan aslinya. Yang menjadi
dasar dari sinopsis adalah ringkasan dan abstrak.
Cara membuat sinopsis adalah sebagai berikut.
1. Diawali dengan membaca naskah asli (novel, naskah film, drama atau teater
panggung) terlebih dahulu agar kesan umum dari suatu naskah dapat diketahui.
2. Menggarisbawahi gagasan penting yang menjdi gagasan utama.
3. Menulis ringkasan berdasarkan gagasan utama sebagaimana dicatat dalam
langkah kedua. Gunakanlah kalimat yang padat, efektif dan menarik untuk
merangkai jalan cerita menjadi sebuah jalan karangan singkat yang
menggambarkan kerangka asli.
4. Dialog dan monolog tokoh cukup ditulis isi atau garis besarnya saja.
5. Sinopsis tidak boleh menyimpang dari jalan cerita dan isi dari keseluruhan karya
yang asli.
B. IKHTISAR
Menuurut Juhara dalam (Ahmad, 2015, Hal. 113) ikhtisar adalah penulisan
pokok-pokok masalah yang penulisnya tidak harus berurutan, boleh secara acak atau
disajikan dalam bahasa pembuat. Ikhtisar berfungsi sebagai garis besar masalah dalam
sebuah wacana yang berukuran pendek atau sedang. Ikhtisar sebaiknya tidak perlu
mempertahankan urutan karangan asli, tidak perlu memberikan isi dari seluruh karangan
itu secara proposional. Penulis Ikhtisar dapat langsung mengemukakan inti atau pokok
masalah dan problematika pemecahannya. Untuk ilustrasi beberapa bagian atau isi dari
beberapa bab dapat diberikan untuk menjelaskan inti atau pokok masalah tadi, sementara
bagian atau bab yang kurang penting dapat diabaikan.
Cara membuat Ikhtisar adalah sebagai berikut.
1. Membaca beberapa kali naskah asli (minimal dua kali)
2. Membuat kerangka bacaan dengan menuliskan pikiran utama atau pokok yang
terdapat dalam naskah.
3. Menuliskan Ikhtisar.
4
C. RINGKASAN
1. Pengertian Ringkasan
Menurut Keraf dalam Komposisi (2004: 299), ringkasan (Precis) adalah suatu
cara yang efektif dalam menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang
singkat dari karangan asli tetapi dengan tetap mempertahankan urutan isi dan sudut
pandang pengarang asli. Karena suatu ringkasan bertolak dari penyajian suatu karya
asli secara singkat, maka ia merupakan suatu keterampilan untuk mengadakan
reproduksi dari hasil-hasil karya yang sudah ada. Kata Precis yang dipakai untuk
pengertian ini sebenarnya berarti ‘memotong’ atau ‘memangkas’. Dalam ringkasan
keindahan gaya bahasa, ilustrasi serta penjelasan-penjelasan yang terperinci
dihilangkan, sedangkan sari karangannya dibiarkan tanpa hiasan. Walaupun
bentuknya ringkas, namun Precis itu tetap mempertahankan pikiran pengarang dan
pendekatannya yang asli.
5
Skema langkah-langkah dalam membuat ringkasan Menurut Keraf dalam Komposisi(2004:
305)
RINGKASAN
1. BACALAH
RINGKASAN 2KALI
DAPATKAH ANDA
RUMUSKAN TEMA
DENGAN TEPAT BACA
KEMBALI
YA !
TIDAK !
2.
a) Catatlah semua judul!
b) Catatlah semua topik!
c) Cocokan catatan anda
dengan naskah asli!
YA ! TIDAK !
3. Sususnlah draft
sementara dengan
mempergunakan catatan
diatas (jangan pakai naskah
asli)
YA ! TIDAK !
4.
a. Periksa gaya,tata bahasa, dan tanda baca !
b. Tulis kembali dengan rapih mulai dari judul !
c. Periksa kembali apakah ada kesalahan !
d. Cocokan jumla kata dan selesaikan ! 6
SELESAI
3. Cara Membuat Ringkasan
Beberapa pegangan yang digunakan untuk membuar ringkasan yang baik
(Komposisi, 2004: 302-304) adalah sebagai berikut.
1) Membaca Naskah Asli
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam membuat ringkasan adalah
membaca terlebih dahulu naskah satu atau dua kali atau bisa diulang beberapa kali
untuk mengetahui kesan umum dan secara menyeluruh tentang maksud pengarang
serta sudut pandang pengarang. Untuk membantu menulis penacapaian tersebut,
maka judul dan daftar isi karangan itu dapat dijadikan pegangan. Sebaiknya
alenia-alenia dalam karangan itu menunjang pokok-pokok yang tercantum dalam
daftar isi. Sebab itu, penulis hendaknya memperhatikan daftar isi karangan itu (kalau
ada) sehingga dapat lebih mudah untuk mendapatkan kesan umum, maksud
pengarangan asli dan sudut pandang yang tersirat dalam karangan itu.
7
3) Mengadakan Reproduksi
Dalam mempergunakan catatan-catatan sebagai yang diperoleh dari langkah
kedua dan kesan umum diperoleh pada langkah pertama, maka penulis sudah siap
untuk ringkasan yang dimaksud. Karena catatan yang dibuat sudah sesuai dengan
urutan-urutan dalam karangan asli, maka soal urutan isi tidak menjadi masalah. Yang
harus diperhatikan adalah bahwa dengan catatan tadi ia harus menyusun
kaliamat-kalimat baru, merangkaikan gagasan tadi kedalam suatu wacana yang jelas
dan dapat diterima oleh akal sehat dan sekaligus menggambarkan kembali isi dari
karangan aslinya. Hendaknya teks asli jangan digunakan kembali, agar jangan
tergoda menggunakan kalimat dari pengarang asli. Kalimat pengarang asli hanya
boleh digunakan bila kalimat itu dianggap penting, karena dianggap merupakan
kaidah, kesimpulan atau perumusan yang padat.
4. Ketentuan Tambahan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ringkasan itu diterima sebagai
suatu tulisan yang baik (Komposisi, 2004: 304), yaitu sebagai berikut.
a. Dalam menyusun ringkasan hendaknya menggunakan kalimat tuggal daripada
kaliamat majemuk. Kalimat majemuk menunjukan ada dua gagasan atau lebih
yang bersifat pararel. Bila ada kalimat majemuk, telaahlah kembali apakah tidak
mungkin dijadikan kalimat tunggal.
b. Bila mungkin, ringkaskanlah kalimat itu menjadi frasa, frasa menjadi kata.
Begitupula rangkaian gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatu
gagasan yang sentral saja.
c. Jumlah alenia tergantung dari besarnya ringkasan dan jumlah topik yang utama
yang akan dimasukan kedalam ringkasan. Ilustrasi, contoh, desripsi dan
sebagainya dapat dihilangkan kecuali yang dianggap penting.
d. Semua keterangan atau kata sifat sebaiknya dibuang. Terkadang, kata sifat atau
keterangan masih digunakan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat
dalam rangkaian keterangan atau kata sifat yang terdapat dalam naskah.
e. Pertahankan susunan gagasan asli serta ringkaskanlah gagasan-gagasan itu
dalam urutan seperti dalam urutan naskah asli. Dalam usaha merumuskan
8
kembali karangan itu, penulis ringkasan harus menjaga agar tidak boleh ada hal
baru yang dimasukan, atau tanpa sadar penulis menuliskan pemikirannya sendiri.
f. Untuk membedakan ringkasan atau sebuah tulisan biasa (bahasa tak langsung)
dan sebuah pidato atau ceramah (bahasa langsung) yang menggunakan sudut
pandang orang pertama, maka penulis ringkasan harus ditulis dengan sudut
pandang orang ketiga.
g. Bila diminta membuat ringkasan menjadi seperseratus dari karangan asli, maka
penulis harus menghitung jumlah seluruh kata dalam karangan itu kemudian
dibagi dengan seratus. Hasil pembagian itulah yang merupakan panjang
karangan yang harus ditulisnya.
D. RESENSI
1. Pengertian Resensi
Menurut Keraf dalam Komposisi (2004: 313), kata Resensi berasal dari bahasa
Belanda recensie. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan review. Kata tersebut berasal
dari bahasa latin revidere dan resence yang artinya ‘melihat kembali’, ‘menimbang’,
atau ‘menilai’. Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil
karya atau buku. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), resensi adalah
pertimbangan atau pembicaraan tentang buku; ulasan buku. Tujuan resensi adalah
menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut
mendapatkan sambutan dari masyarakat atau tidak.
Dalam arti luas, resensi itu juga dibuat untuk memberikan pertimbangan
terhadap karya-karya seni lainnya seperti, drama, film, sebuah pementasan dan lain
sebagainya. Pertimbangan yang perlu disampaikan penulis resensi itu harus
disesuaikan dengan selera pembaca, maka sebuah resensi yang disiarkan melalui
sebuah majalah mungkin tidak akan sama dengan yang disiarkan dimajalah lain.
Disamping itu, pertimbangan-pertimbangan buku harus disesuaikan dengan tingkat
pendidikan para pembacanya. Para pembaca merupakan para pendengar yang akan
dihadapi secara langsung oleh penulis.
9
2. Dasar Resensi
Untuk memberi penilaian secara obyektif atas sebuah hasil karya atau buku,
penulis harus memperhatikan dua faktor. Pertama, penulis resensi harus memahami
sepenuhnya tujuan dari pengarangan aslinya. Kedua, ia harus menyadari apa maksud
membuat resensi tersebut.
Tujuan pengarang buku yang dibuat resensinya itu dapat diketahui dari kata
pengantar atau bagian pendahuluan buku itu. Dengan menilai antara kaitan dengan
tujuan sebagaimana ditulis dalam kata pengantar atau pendahuluan serta realisasinya
dalam seluruh karangan itu, penulis resensi akan mempunyai bahan yang cukup kuat
untuk dapat menyampaikan sesuatu kepada para pembaca.
Resensi harus dibuat dengan memperhatikan kualitas pembacanya. Pembaca
dalam hal ini adalah para langganan majalah atau media massa yang membuat
resensi itu. Singkatnya, penulis resensi harus benar-benar memperhatikan mana
kewajiban yang dipenuhinya, yaitu kewajiban bagi para pembaca dan bagaimana
penilaian atas buku itu.
3. Sasaran-Sasaran Resensi
Menurut Keraf dalam Komposisi (2004: 315) umumnya tidak ada ketentuan
yang memuaskan semua orang bagaimana seharusnya bentuk sebuah resensi yang
baik. Pokok-pokok yang dapat dijadikan sasaran penilaian sebuah buku atau karya
adalah :
a. Latar Belakang
Penulis dapat memulai dengan mengemukakan tema dari karangan itu. Penyajian
tema secara singkat itu dapat dilengkapi dengan deskripsi mengenai isi buku itu.
Deskripsi itu bukan hanya menyangkut pada isinya, tetapi juga menyangkut badan
mana yang telah menterbitkan buku itu, kapan dan dimana diterbitkan, berapa
tebalnya (jumlah bab dan halaman) dan jika diperlukan formatnya. Penulis juga dapat
memperkenalkan pengaranganya; namanya, ketenaran yang diperolehnya, buku atau
karya apa saja yang telah ditulisnya atau mengapa ia sampai menulis buku itu.
10
b. Macam atau Jenis Buku
Pada bagian ini, penulis resensi harus mengadakan klasifikasi mengenai buku itu.
Dengan memasukannya kedalam kelas buku tertentu, maka dengan mudah dapat
menunjukan persamaan dan perbedaan dengan buku-buku lain yang termasuk
kedalam kelompok yang sama. Dengan melihat klasifikasi ini, penulis dapat melihat
kesemua sisi dan dapat secara konkret dalam memberikan penilaian. Dengan
mengadakan perbandingan para pembaca akan merasa tertarik dan ingin mengetahui
lebih lanjut mengenai isi buku tersebut secara terperinci.
c. Keunggulan Buku
Mengenai keunggulan buku, penulis resensi pertama-tama mempersoalkan
organisasinya. Yang dimaksud organisasi adalah kerangka buku tersebut, hubungan
antara satu bagian dengan bagian lain. Kedua, untuk menilai sebuah buku dari dekat,
penulis juga mempersoalkan bagaimana isinya. Ketiga, hal dari masalah buku adalah
bahasa yang digunakan. Hal terakhir yang dapat dikemukakan oleh penulis resensi
dalam memberikan penilaiannya adalah mengenai teknik, masalah tampilan buku
dalam segala sesuatu yang menyangkut perwajahan (lay out), kebersihan dan
percetakannya.
Seorang penulis resensi harus berusaha dengan tepat menunjukan keunggulan
buku itu dengan memberikan penilaian langsung, dengan memberi kutipan-kutipan
yang tepat dan menunjukan pertalian kompak antar bagian-bagiannya. Menilai
sebuah buku berarti memberi saran kepada pembaca untuk menolak atau menerima
keberadaan buku itu. Suatu bagian boleh dipakai ilustrasi keunggulan dengan tetap
memberi kesan kepada pembaca bahwa penilaiannya telah diberikan secara jujur dan
obyektif.
Menurut Keraf dalam (Ahmad, 2015: 121), beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam menyusun resensi, yaitu.
1. Jenis buku, sebuah resensi harus memberikan informasi tentang buku (fiksi atau
nonfiksi).
2. Keunggulan dan kelemahan buku.
3. Nilai buku, resensi harus mempu menampilkan segi keunggulan dan kelemahan
11
buku. Bila hal ini tidak dilakukan, misi tujuan pembuatan resensi tidak tercapai.
4. Tujuan pengarang, memahami tujuan pengarang dengan melihat dipendahuluan
atau dipengantar.
Penulis resensi harus memperhatikan tujuan pembuatan resensi dan hal-hal berikut.
12
3. Hal-hal yang Dinilai dalam Resensi Buku
Hal-hal yang dinilai dalam resensi terdiri dari dua aspek yaitu, aspek luar dan
aspek isi.
a. Aspek luar terdiri dari.
a) perwajahan kulit muka;
b) berat dan ketebalan;
c) desain halaman dalam;
d) jenis kertas yang digunakan;
e) jenis huruf atau tipografi yang digunakan;
f) foto, gambar, sketsa, grafik tabel yang digunakan dan
g) harga buku.
13
E. MAKALAH
Makalah adalah “karangan tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang tercakup
dalam ruang lingkup disuatu perkuliahan diperguruan tinggi”. Menurut Dhamas dalam
(Ahmad, 2015: 126), makalah merupakan suatu bentuk karya tulis tentang suatu pokok
permasalahan. Selaras dengan pendapat tersebut, dalam (Ahmad,2015: 126) berpendapat
bahwa makalah adalah karya ilmiah yang berisi uraian dari topik yang membahas suatu
permasalahan yang akan disampaikan dalam seminar. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), (1) Makalah adalah tulisan resmi tentang suatu pokok yang
dimaksudkan untuk dibacakan dimuka umum dalam suatu persidangan dan yang sering
disusun untuk diterbitkan. (2) Karya tulis pelajar atau mahasiswa sebagai laporan hasil
pelaksanaan tugas sekolah atau perguruan tinggi. Dapat disimpulkan bahwa, makalah
adalah satu karya tulis ilmiah yang membahas suatu topik yang berisi uraian
permasalahan yang akan dipaparkan dalam suatu kegiatan seperti seminar atau diskusi.
Makalah dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu makalah biasa dan makalah posisi.
Makalah biasa dibuat penulis makalah (mahasiswa) untuk menunjukan pemahamannya
terhadap permasalahan yang dibahas. Dalam makalah ini, mahasiswa diperkenankan
mengemukakan berbagai pandangan tentang masalah yang dikaji. Sedangkan makalah
posisi adalah makalah yang dibuat untuk menunjukan posisi teoritisnya dalam suatu
kajian. Penulisan makalah tidak hanya diminta untuk menunjukan penguasaan tertentu,
tetapi juga dipersyaratkan untuk menunjukan dipihak mana ia berdiri.
Makalah mahasiswa harus bersumber pada sumber-sumber/pustaka-pustaka yang
diwajibkan oleh pembimbing. Makalah mahasiswa termasuk kedalam golongan karya
ilmiah. Karena ilmu bercirikan empiris, sistematis, logis, objektif, rasional dan
komunikatif.
14
1. Cara Membuat Makalah
Hal-hal umum yang perlu diperhatikan dalam menyusun suatu makalah adalah
sebagai berikut.
a. Menentukan Pokok Masalah atau Topik
Penulis hendaknya menentukan pokok masalah atau masalah apa yang akan
dibahas. Isi makalah harus berhubungan dengan disiplin ilmu yang akan
dikembangkan menjadi profesi mahasiswa yang bersangkutan. Pokok masalah dapat
berupa hal yang berhubungan dengan bidang studi yang merupakan mata kuliah
komponen Jurusan dan Fakultas.
b. Membatasi Topik
Membatasi topik merupakan hal yang dilakukan untuk membuat cakupan materi
dalam pembahasan tidak menyulitkan. Mutu makalah ditentukan oleh topik dan
teknik penulisan.
c. Penyusunan Kerangka
Pokok masalah yang sudah dipilih untuk dibahas dalam makalah harus dirinci
menjadi bagian-bagian yang saling berkaitan. Bagian-bagian itu dirinci lagi menjadi
bagian yang lebih kecil, tetapi harus saling berkaitan.
15
2. Bagian tengah terdiri dari :
a) Pendahuluan
b) Uraian masalah yang dibagi menjadi bab-bab
c) Kesimpulan
3. Bagaian terakhir, terdiri dari :
a) Daftar pustaka
b) Saran
b. Cara Penyajian
Cara penyajian makalah meliputi,
1) Bagian awal
a) Halaman sampul, halaman sampul terdiri dari :
i. Judul makalah, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal
kalimat dan setiap kata dalam judul makalah (kecuali kata dan, yang,
untuk, di, dari yang tidak terletak diposisi awal). keseluruhan dalam
judul, bab, sirahan (heading) lainnya sering dicetak dengan memakai
huruf kapital.
ii. Nama penulis
iii. Nama jurusan
iv. Tahun penyelesaian (Hijriah dan Masehi)
b) Kata pengantar, berisi ucapan rasa syukur dan terimakasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu atas terselesaikannya makalah.
c) Daftar isi, daftar isi memuat keterangan tentang pokok-pokok yang akan
dibahas didalam makalah. Di bagian ini, dicantumkan tiap-tiap subjudul dan
sub-bagian diberi nomor dan nomor halaman yang memuatnya.
2) Bagian tengah
a) Pendahuluan
Isi pendahuluan merupakan penjelasan yang erat kaitannya dengan
masalah yang akan dibahas dalam bab-bab. Penjelasan itu dirinci
sebagai berikut.
16
i. Alasan pemilihan pokok permasalahan.
ii. Perumusan masalah disertai latar belakang yang sesuai.
iii. Prosedur pemecahan masalah dijelaskan dengan menyebutkan
metode apa saja yang digunakan dalam tata kerja yang ditempuh
oleh penulis.
iv. Sumber-sumber yang ada relevansinya dan dapat dipertanggung
jawabkan untuk memecahkan masalah.
v. Rangkuman makalah yang disusun secara singkat dan padat.
b) Bab-bab pengurai
Uraian makalah harus memuat tafsiran-tafsiran. Analisis terhadap data yang
berhasil dikumpulkan dan sebagainya yang merupakan jawaban terperinci atas
persoalan yang berhubungan dengan pokok pembahasan penulis secara
proporsional. Kemudian data yang sebagian besar diperoleh dari hasil penelitian
kepusatkaan atau sumber informasi ditempatkan pada permulaan penguraian
masalah.
Menulisakan gagasan utama dalam membuat kalimat memerlukan suatu
keterampilan. Khsusnya gagasan dari bab yang dikembangkan berdasarkan
kerangka yang sudah terarah. Kalimat dikembangkan menjadi kalimat yang baik.
Paragraf kemudian berkembangan menjadi wacana dan wacana berkembang
menjadi satu bab dalam makalah. Gagasan-gagasan dilahirkan dari kalimat ke
kalimat berikutnya dari paragraf satu ke paragraf selanjutnya dan dari bab ke bab
yang berikutnya.
c) Kesimpulan
Kesimpulan ditarik dari pembuktian atau uraian yang ditulis terdahulu dan
bertalian erat dengan pokok-pokok masalah. Kesimpulan bukanlah ikhtisar dari
apa yang ditulis terdahulu. Iktisar dapat dilakukan, tetapi dengan tujuan untuk
mencapai hubungan antara sekelompok data dan pokok masalah agar sampai
pada kesimpulan-kesimpulan tertentu. Bab ini juga dapat memuat uraian yang
menunjukan proses pemikiran untuk sampai pada kesimpulan.
17
3) Bagian akhir dalam makalah adalah daftar pustaka
Daftar pustaka adalah catatan sejumlah pustaka atau sumber-sumber informasi
yang digunakan dalam penulisan makalah. Sumber-sumber ini ditulis di bagian
paling belakang bab terakhir. Daftar pustaka sering diacu sebagai bibliografi atau
referensi. Keduanya merupakan daftar pustaka yang dipakai sebagai sumber dalam
menulis makalah atau karya ilmiah.
18
4. Ciri-Ciri Makalah
Makalah memiliki ciri-ciri tertentu, antara lain.
a. Logis, hal berupa keterangan, uraian, pandangan dan pendapat yang dikaji,
dibuktikan dan diterima secara rasio.
b. Objektif, artinya mengemukakan keterangan dan penjelasan apa adanya.
c. Sistematis, artinya apa yang disampaikan disusun secara runtut dan
berkesinambungan.
d. Jelas, artinya keterangan, pendapat dan pandangan yang dikemukakan jelas dan
tidak membingungkan.
e. Kebenarannya dapat di uji, artinya pernyataan, pandangan dan serta keterangan
yang dipaparkan dapat diuji berdasarkan persyaratan yang sesungguhnya.
Menurut E. Kusnadi dalam (Ahmad, 2015 Hal. 132).
KESIMPULAN
19
Makalah adalah karangan ilmiah yang menyangkut topik tertentu, permasalahan
tertentu, sebagai laporan hasil pelaksanaan atas tugas sekolah atau perguruan tinggi yang
akan dipaparkan disuatu kegiatan seminar atau diskusi. Dalam membuat makalah dimulai
dengan tahapan, topik apa yang akan dibahas, membatasi topik atau sejauh mana cakupan
yang akan dibahas dalam materi dan membuat susunan kerangka yang sudah dipilih
untuk pembahasan selanjutnya.
Perlu diingat bahwa dalam melakukan kegiatan membaca dan menulis seorang
pelajar atau mahasiswa harus mampu mengerti dan memahami bagaimana sistematika
penulisan yang baik dan benar. Disamping itu, sikap seseorang dalam melakukan
kegiatan membaca dan menulis merupakan pondasi yang kokoh untuk menopang
keterampilan dan pengetahuan.
Dalam melakukan kegiatan penulisan, hal penting yang harus diingat adalah
penggunaan bahasa. Karena keterampilan menggunakan bahasa merupakan bekal
penulisan karya ilmiah. Dalam kaitannya dengan menggunakan bahasa untuk karangan
ilmiah, penggunaan bahasa itu dirasakan semakin berat karena laras bahasa teks
mengharuskan dipakainya bahasa yang berciri tepat, jelas, teratur dan resmi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad S.R. dan Hendri P.2015. Mudah Menguasai Bahasa Indonesia. Bandung: Widya
Rama
Rifai, Mien A. 1997. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan Karya
Ilmiah Indonesia. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Leo, Sutanto. 2010. Kiat Jitu Menulis dan Menerbitkan Buku. Jakarta: Erlangga.
Wibowo, Wahyu. 2009. Menjadi Penulis dan Penyunting Sukses. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
20
Resensi dan Makalah. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) [Online]. Tersedia:
http://kbbi.web.id/Resensi dan Makalah. Diakses pada 13 Oktober 2016.
21