Anda di halaman 1dari 63

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

A DENGAN DIAGNOSA MEDIS


HIPERTENSI DI JL. G.OBOS KOTA PALANGKA RAYA

Oleh :

JONI PURWANTO
2019.NS.A.07.048

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan keperawatan dan laporan pendahuluan ini disusun oleh :


Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Joni Purwanto
Nim : 2019.NS.A.07.048
Program Studi : Ners
Judul :Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Diagnosa
Medis Hipertensi Di Jl. G.Obos Kota Palangka
Raya
Telah melakukan Asuhan Keperawatan sebagai persyaratan untuk
menyelesaikan Stase Keperawatan Medikal Bedah II pada Program Studi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

PEMBIMBING PRAKTIK

Pembimbing Akademik

Siti Santy Sianipar, S.Kep.,M.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan Proposal dengan
judul Pemberian Penyuluhan dan Pembinaan Kesehatan Ibu Hamil, Ibu Menyusui
dan Ibu dengan anak Balita Tentang Buku KIA di Wilayah Palangka Raya
Proposal ini disusun untuk menjalankan tugas pada Stase Keperawatan
Komunitas pada Program Studi Ners di STIKes Eka Harap Palangka Raya. Dalam
kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih dan
penghargaan yang setulusnya kepada:
1. Ibu Maria Adelheid, S.Pd, M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap yang telah
memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kelompok untuk mengikuti dan
menyelesaikan tugas tersebut.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep., selaku ketua Prodi Ners yang telah
banyak memberi semangat dan motivasi serta memberi bimbingan selama
kami menyelesaikan kegiatan praktik.
3. Siti Santy Sianipar, S.Kep, M.Kes. selaku pembimbing yang telah
membimbing, memberikan saran dan semangat kepada kami dalam
menyelesaikan Proposal dan kegiatan selama Stase Keperawatan Komunitas
di Wilayah Palangka Raya.
4. Kepada seluruh Keluarga Binaan yang telah bersedia untuk menjadi Keluarga
Binaan selama ini.
Akhir kata, semoga Proposal ini dapat berguna bagi pengembangan ilmu
keperawatan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan berkat dan
karunia-Nya kepada kita semua.

Palangka Raya, November 2020

Joni Purwanto

iii
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................3
1.3 Tujuan.........................................................................................................3
1.4 Manfaat.......................................................................................................3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Keluarga.........................................................................................6
2.2 Konsep Hipertensi.....................................................................................18
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan.............................................................21
2.4 Intervensi Keperawatan.............................................................................27

BAB 3 METODE DAN MEDIA PENYULUHAN


3.1 Data Umum Keluarga...............................................................................29
3.2 Tahap Perkembangan Dan Sejarah Keluarga............................................31
3.3 Riwayat Kesehatan Inti.............................................................................31
3.4 Riwayat Kesehatan Keluarga....................................................................32
3.5 Data Lingkungan.......................................................................................32
3.6 Struktur Keluarga......................................................................................33
3.7 Fungsi Keluarga........................................................................................34
3.8 Pemeriksaan Fisik.....................................................................................35
3.9 Analisa Data..............................................................................................37
3.10 Masalh Keperawata Keluarga.................................................................39
3.11 Diagnosa..................................................................................................41
3.12 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga................................................42

DAFTAR PUSTAKA
Lampiran Dokumentasi
Leaflet
SAP

iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas
140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi usia lanjut,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik
90 mmHg (Bruner dan Suddarth 2012:896). Kurangnya pengetahuan dalam
konteks keluarga yang mempunyai masalah hipertensi termasuk anggota keluarga
usia lanjut akan mengakibatkan tidak tepatnya penanganan yang dilakukan pada
penderita dan hal ini juga dapat mempengaruhi fungsi dan peran anggota
keluarga. Berdasarkan wawancara
Hipertensi sering ditemukan pada usia lanjut, diperkirakan 23% wanita dan
14% pria berusia lebih dari 65 tahun menderita hipertensi dan angka kematian
akibat penyakit jantung pada usia lanjut dengan hipertensi 3 kali lebih sering
dibandingkan usia lanjut tanpa hipetensi pada usia yang sama. Di Amerika 15%
golongan kulit putih dan 25-30% golongan kulit hitam menderita hipertensi. Di
Indonesia 1,8-28% penduduk yang berusia di atas 20 tahun menderita hipertensi.
Presentasi prevalensi dari seluruh Puskesmas di Propinsi Jawa Tengah pada
Tahun 2009 adalah menempati urutan kelima dengan jumlah 90-785 kasus (3,
97%) dari sepuluh jumlah kasus penyakit. Menurut Riskesdas Dasar Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013 jumlah penderita hipertensi di
2
Kalimantan Tengah 26,7% dari jumlah populasi penduduk, berdasarkan tingkat
usia >18 Tahun. Di Puskesmas Tangkiling prevalensi penyakit hipertensi pada
tahun 2014 di hitung mulai dari bulan januari sampai bulan september jumlah
sebanyak 475 orang.
Penyebab hipetensi yaitu gangguan emosi, obesitas, konsumsi alkohol yang
berlebihan dan rangsangan kopi serta obat-obatan dan penyakit ini sangat
dipengaruhi faktor keturunan (Republika, 2003:2). Faktor resiko terjadinya
hipertensi adalah umur, hal ini terjadi karena pada usia lanjut organ-organ tubuh
secara keseluruhan menurun terutama fungsi ginjal dan hati dengan penurunan
fungsi tersebut hipertensi pada usia lanjut perlu penanganan khusus, riwayat

1
keluarga, asupan garam yang berlebihan, merokok dan obesitas. Gaya hidup yang
memperhatikan tekanan darah adalah mengurangi berat badan, diet gizi seimbang,
olah raga teratur, mengurangi konsumsi garam. Jumlah garam yang berlebihan
dalam darah menyebabkan tubuh menarik lebih banyak air dalam darah. Hal ini
yang menyebabkan tekanan pada dinding pembuluh darah jadi naik, akibatnya
jantung bekerja lebih keras. Pengobatan hipertensi memerlukan jangka waktu
yang lama (seumur hidup) karena hipertensi hanya dapat dikurangi bukan
dihilangkan. Dianjurkan agar upaya penanggulangan hipertensi dilakukan secara
kontinu dan terus menerus. Hipertensi merupakan faktor resiko primer yang
menyebabkan penyakit jantung dan stroke. Hipertensi yang tidak terkontrol akan
menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti otak, ginjal, mata dan jantung serta
kelumpuhan anggota gerak dan kerusakan yang paling sering adalah gagal jantung
dan stroke serta gagal ginjal. Untuk mencegah komplikasi sangat diperlukan
3
perawatan dan pengawasan yang baik. Banyak kasus penderita dan kematian
akibat penyakit kardiovaskuler dapat dicegah jika seseorang merubah perilaku
kebiasaan yang kurang sehat dalam mengkonsumsi makanan yang menyebabkan
terjadinya hipertensi.
Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pemeliharaan kesehatan bagi anggota keluarga yang menderita
penyakit hipertensi. Peran yang dilakukan keluarga yaitu mengenal gejala
hipertensi, mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
untuk menolong klien hipertensi, mampu memberikan asuhan keperawatan pada
anggota keluarga yang menderita hipertensi dalam mengatasi masalahnya dan
meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan produktivitas keluarga
dalam meningkatkan mutu hidup keluarga yang menderita penyakit hipertensi.
Adapun peran perawat dalam membantu keluarga yang anggota keluarganya
menderita hipertensi antara lain mampu mengenal asuhan keperawatan keluarga
yang menderita hipertensi, sebagai pengamat masalah dan kebutuhan keluarga,
sebagai koordinator pelayanan kesehatan, sebagai fasilitator, sebagai pendidik
kesehatan, sebagai penyuluh dan konsultan dalam asuhan perawatan dasar
keluarga yang menderita hipertensi. Disini peran perawat sangat penting untuk
membantu pasien dalam merubah pola kebiasaan keluarga, selain itu peran aktif
dan dukungan keluarga sangatlah dibutuhkan demi keberhasilan pasien. Dengan
uraian di atas peneliti tertarik untuk membuat laporan asuhan keperawatan
keluarga pada Ny. A dengan masalah hipertensi di Jl. G.Obos VI. Gang 10 B Kota
Palangka Raya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang dapat ditarik
bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada Ny. dengan masalah hipertensi Jl.
G.Obos VI. Gang 10 B Kota Palangka Raya.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menerapkan asuhan keperawatan dan mampu menyusun dan menyajikan
laporan asuhan keperawatan keluarga langsung ke masyarakat.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan keluarga pada Ny.A dengan
diagnosa medis hipertensi.
2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan keluarga pada Ny.A dengan
diagnosa medis hipertensi.
3. Mampu menyusun intervensi keperawatan keluarga pada Ny.A dengan
diagnosa medis hipertensi.
4. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan keluarga pada Ny.A dengan
diagnosa medis hipertensi.
5. Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan keluarga pada Ny.A dengan
diagnosa medis hipertensi.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Hasil penulisan diharapkan dapat menjadi sumbangsih bagi kemajuan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmu keperawatan
keperawatan keluarga dengan masalah hipertensi.
4

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan


Hasil ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penulisan selanjutnya dan
menambah bahan bacaan diperpustakaan untuk menambah wawasan mahasiswa
tentang asuhan keperawatan keluarga
1.4.3 Bagi Lahan
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai referensi atau bahan masukan
untuk perawat keluarga dipuskesmas tangkiling dalam memberikan pelayanan
asuhan keperawatan kepada keluarga memalui pendekatan pelayanan preventif
dan promotif.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga


2.1.1. Definisi Keluarga
Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan
sosial masyarakat. Berikut akan dikemukakan beberapa pengertian keluarga yaitu:
1 . Menurut Raisner (2012), keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari
dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan
yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak dan nenek.
2 . Menurut Logan’s (2009), keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan
daribeberapa komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.
3 . Menurut Gillis (2008), keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang
kompleks dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen
yang masing-masing mempunyai sebagaimana individu.
4 . Menurut Duvall (2013), menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan
orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.
Pengertian tentang keluarga dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga
adalah terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi. Anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika
terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain. Anggota keluarga
berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial: suami,
istri, anak, kakak dan adik.
2.1.2 Tipe Keluarga Dan Ciri-Ciri Keluarga
2.1.2.1 Tipe Keluarga
1. Tipe Keluarga Tradisional
6
1) The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami
istri dan anak (kandung atau angkat).
2) The dyad family, suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa
anak.
3) Keluarga usila, keluarga terdiri
5 dari suami dan istri yang sudah usia lanjut,
sedangkan anak sudah memisahkan diri.
4) The childless, keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa
disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan.
5) The Extended family, keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah
keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
6) “Single parent” yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan
anak(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian
atau kematian).
7) Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul
pada hari minggu atau libur saja.
8) Multigeneration family, Beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
9) Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling
berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur,
sumur yang sama.
10) Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11) “Single adult living alone” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari
satu orang dewasa.
2. Tipe Keluarga Non Tradisional
1) The unmarried teenage mother, keluarga yang terdiri dari satu orang
dewasa terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) The Step parent family, keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang
hidup serumah.
7
4) The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup
bersama, berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
5) Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex tinggal
dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
6) Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena alasan tertentu.
7) Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa saling
menikah, berbagi sesuatu termasuk sex dan membesarkan anak.
8) Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma
dan aturan, hidup berdekatan dan saling menggunakan barang yang
sama dan bertanggung jawab membesarkan anak.
9) Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan
saudara untuk waktu sementara.
10) Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang
permanen karena keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.
11) Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.
2.1.2.2 Ciri Keluarga
Ciri-ciri keluarga yaitu:
1) Diikat tali perkawinan
2) Ada hubungan darah
3) Ada ikatan batin
4) Tanggung jawab masing-masing
5) Ada pengambil keputusan
6) Kerjasama
7) Interaksi
8) Tinggal dalam suatu rumah
2.1.2.3 Struktur keluarga
1. Struktur keluarga
1) Struktur peran keluarga, formal dan informal
8
2) Nilai/norma keluarga, norma yang diyakini oleh keluarga berhubungan
dengan kesehatan.
3) Pola komunikasi keluarga, bagaimana komunikasi orangtua-anak, ayah ibu,
dan anggota lain.
4) Struktur keluarga kemampuan mempengaruhi dan mengendalikan orang
lain untuk kesehatan 
2. Ciri-ciri struktur keluarga
1) Terorganisasi, bergantung satu sama lain
2) Ada keterbatasan,
3) Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing
3. Struktur keluarga (ikatan darah) :
1) Patrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah.
2) Matrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu.
3) Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah istri.
4) Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah suami.
5) Keluarga kawinan, hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri.
4. Pemegang Kekuasaan: 
1) Patriakal, dominan dipihak ayah
2) Matriakal, dominan di pihak ibu
3) Equalitarian, ayah dan ibu
5. Peran Keluarga:
1) Peranan ayah, pencari nafkah, pendidik, pelindung, rasa aman, sebagai
kakak, anggota masyarakat.
2) Peranan ibu, mengurus rumah tangga, pengasuh/pendidik  anak, pencari
nafkah tambahan, anggota masyarakat.
3) Peran anak, peran psikososial sesuai tingkat perkembangan baik mental
fisik sosial dan spiritual.
2.1.3 Fungsi Keluarga
Friedman 1986 dalam Suprajitno 2004 mengidentifikasi lima fungsi dasar
9
keluarga yaitu:

2.1.3.1 Fungsi Afektif


Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan pelaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling
mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangkan
melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian keluarga yang
berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat mengembangkan
konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam
memenuhi fungsi afektif adalah:
1) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung
antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dang
dukungan dari anggota yang lain maka kemampuannya untuk memberikan
kasih sayang akan meningkat yang pada akhiranya tercipta hubungan yang
hangat dan saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan
modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain diliar keluarga atau
masyarakat.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim
yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup
baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan
penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tuan
harus mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak
dapat meniru perilaku yang positif tersebut.
2.1.3.2 Fungsi Sosialisasi
10

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui


individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial (Friedman, 1986). Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan
perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan
antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga
belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan
interaksi dengan keluarga.
2.1.3.3 Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia.
2.1.3.4 Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
semua anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain
sebagainya.
2.1.3.5 Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan,
yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan/atau merawat anggota
keluarga yang sakit.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Suprajitno, 2004)
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan kebutuhan
keluarga yang tidak bole diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak
akan berarti dan karena kesehatanlah seluruh kekuatan sumber daya dan dana
keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan
yang dialami anggota keluarga. Apabila menyadari perubahan keluarga, perlu
dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi seberapa besar
perubahannya.
2. Membuat keputusan tindakan yang tepat. Merupakan upaya keluarga yang
utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,
dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang
11

dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat di


kurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat
meminta bantuan kepada orang di lingkungan tinggal keluarga.
3. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit. Keluarga sering kali
telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki
keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika demikian, anggota
keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan
lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi, perawatan
dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila
keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan
pertama.
4. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
5. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.
3.1.2 Dimensi Dasar Struktur Keluarga
3.1.2.1 Struktur Keluarga
Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas:
1. Pola dan proses komunikasi
2. Struktur peran
3. Struktur kekuatan
4. Nilai-nilai keluarga
3.1.2.2 Pola dan Proses Komunikasi
1. Bersifat terbuka dan jujur
2. Selalu menyelesaikan konflik keluarga
3. Berpikiran positif
4. Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri
12

3.1.3 Tahap Perkembangan Keluarga


Tugas Perkembangan Keluarga sesuai tahap perkembangannya.
Tabel 2.1 Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap Tugas Perkembangan Utama
Perkembangan
Keluarga Baru 1. Membina hubungan intim yang
menikah memuaskan.
2. Membina hubungan dengan keluarga
lain, teman dan kelompok sosial.
3. Mendiskusikan rencana mempunyai
anak.
Keluarga dengan 1. Mempersiapkan menjadi orang
anak baru lahir tua
2. Adapatasi dengan adanya
perubahan anggota keluarga,interaksi keluarga,
hubungan seksual dengan kegiatan.
3. Mempertahankan hubungan
dalam rangka memuaskan pasangannya.
Keluarga dengan 1. Mempersiapkan menjadi
usia pra sekolah orang tua
2. Adaptasi dengan adanya
perubahan anggota keluarga, interaksi keluarga,
hubungan seksual dengan kegiatan.
3. Mempertahankan
hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya.
Keluarga dengan 1. Memenuhi
anak usia sekolah kebutuhan anggota keluarga misalnya kebutuhan
tempat tinggal, privasi dan rasa aman.
2. Membantu anak
untuk bersosialisasi
3. Beradaptasi
dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan
anak yang lain (tua) juga harus terpenuhi.
4. Mempertahankan
hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga. (keluarga lain, maupun lingkungan sekitar)
5. Pembagian waktu
untuk individu, pasangan dan anak (biasanya keluarga
mempunyai tingkat kerepotan yang tinggi).
6. Pembagian
tanggung jawab anggota keluarga.
7. Merencanakan
kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan
dan perkembangan anak.
Keluarga dengan 1. Membantu
anak usia sekolah sosialisasi anak terhadap sekolah lingkungan luar
rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas (yang tidak
atau kurang diperoleh dari sekolah atau masyarakat)
2. Mempertah
ankan keintiman pasangan.
3. Memenuhi
kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan
dan kesehatan anggota keluarga.
Keluarga dengan 1. Memberikan kebebasan yang seimbang dan
anak remaja bertanggung jawab mengingat remaja adalah
seorang dewasa muda dan mulai memiliki
otonomi.
2. Mempertahankan hubungan intim dalam
keluarga.
3. Mempertahankan komunikasi terbuka antara
anak dengan orang tua. Hindarkan terjadinya
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4. Mempersiapkan perubahan sistem peran dan
peraturan (anggota).
Keluarga mulai 1. Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti
melepas anak menjadi keluarga besar.
sebagai dewasa 2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga
baru di masyarakat.
4. Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan
dirumah.
Keluarga dengan 1.
usia pertengahan pertengahan
2.
memuaskan dengan anak – anaknya dan sebaya.
3.
Keluarga usia tua 1. Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga
yang saling menyenangkan pasangannya.
2. Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi,
kehilangan pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan
13

keluarga.
3. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling
merawat.
4. Melakukan life review masa lalu.

2.2 Konsep Hipertensi


14
2.2.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan arteri tinggi, berbagai
kriteria batasannya telah diajukan berkisar dari tekanan sistolik 140-200 mmHg
dan tekanan diastolik 90-110 mmHg.
Penyakit hipertensi sering disebut sebagai ‘the Silent Disease”atau penyakit
tersembunyi. Sebutan awal dari banyaknya orang yang tidak sadar telah mengidap
penyakit hipertensi sebelum mereka melakukan pemeriksaan tekanan darah.
Hipertensi dapat menyerang siapa saja, dari berbagai kelompok umur dan status
sosial ekonomi. Para penderita hipertensi dengan tekanan darah lebih besar dari
140/90 mmHg (Sutanto, 2010).
Hipertensi adalah penyakit yang biasa menyerang siapa saja, baik muda
maupun tua, entah kaya maupun miskin. Hipertensi merupakan salah satu
penyakit mematikan di sunia. Namun, hipertensi tidak dapat secara langsung
membunuh penderitanya, melainkan dapat memicu terjadinya penyakit lain yang
tergolong kelas berat alias mematikan (Adib, 2009).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hipertensi
adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
distolik lebih dari 90 mmHg dengan gejala nyeri kepala, epistaktis, marah, rasa
berat dikepala, pusing, mata berkunang dan sukar tidur.
2.2.2 Etiologi
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhi seperti
genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin
angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
2. Hipertensi sekunder dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler
renal. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi:
1. Genetik: Apabila riwayat hipertensi didapat pada kedua orang tua
maka dugaan terjadinya hipertensi primer pada seseorang akan cukup besar.
Hal ini terjadi karena pewarisan sifat melalui gen. pengaruh genetik ini terjadi
pula pada anak kembar yang lahir dari satu sel telur. Jika salah satu dari anak
kembar tersebut adalah penderita hipertensi maka akan dialami juga oleh anak
kembar lainnya. Faktor keturunan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.
15
Menurut sebagian ahli kesehatan, sebagian kasus besar kasus hipertensi saat ini
dipengaruhi oleh faktor keturunan. Faktor keturunan memang memiliki peran
yang besar terhadap munculnya hipertensi.
2. Obesitas atau kegemukan juga merupakan salah satu faktor resiko
timbulnya hipertensi. Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita
hipertensi. Curah jantung dari sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang
obesitas lebih tinggi dari penderita hipertensi yang tidak mengalami obesitas.
Jika mengalami obesitas maka produksi hormon-hormon dalam tubuh kurang
normal. Walaupun belum diketahui secara pasti hubungan antara hipertensi dan
obesitas, namun terbukti bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume
darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan penderita
hipertensi dengan berat badan normal.
3. Usia dengan semakin bertambahnya usia, kemungkinan seseorang
menderita hipertensi juga semakin besar. Penyakit hipertensi merupakan
penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor resiko yang
dimiliki seseorang. Berbagai penelitian telah menemukan hubungan antara
berbagai faktor resiko terhadap timbulnya hipertensi.
4. Jenis kelamin
Kaum laki-laki daerah perkotaan lebih banyak mengalami kemungkinan
menderita hipertensi dibanding kaum perempuan. Namun bila ditinjau dari segi
perbandingan antara perempuan dan laki-laki, secara umum kaum perempuan
masih lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan laki-laki.
Setelah memasuki masa menopause, seorang wanita menjadi lebih rentan
terkena kolesterol tinggi. Pada saat usianya semakin bertambah tua, seorang
wanita akan mengalami penurunan kadar hormon tertentu yang membuat
kemampuan tubuhnya dalam menyeimbangkan kadar kolesterol menjadi
terganggu. Alhasil, risiko mereka terkena penyakit hipertensi akan meningkat.
Hipertensi berdasarkan gender ini dapat pula dipengaruhi oleh faktor
psikologis. Wanita seringkali mengadopsi perilaku tidak sehat seperti merokok
dan pola makan yang tidak seimbang sehingga menyebabkan kelebihan berat
badan, depresi, dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan kaum pria,
16
hipertensi lebih berkaitan erat dengan pekerjaan seperti perasaan kurang
nyaman terhadap pekerjaan dan pengangguran.

2.2.3 Manifestasi Klinis


Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah:
1. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
2. Sakit kepala
3. Epistaksis
4. Pusing / migrain
5. Rasa berat ditengkuk
6. Sukar tidur
7. Mata berkunang kunang
8. Lemah dan lelah
9. Muka pucat
10. Suhu tubuh rendah
2.2.4 Patofisiologi
Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke
sel jugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Danapabila
diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang
berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada
angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah,
sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan
hormone aldosteron yang menyebabkanretensi natrium. Hal tersebut akan
berakibat pada peningkatan tekanandarah. Dengan Peningkatan tekanan darah
maka akan Menimbulkan Kerusakan Pada Organ Organ Seperti Jantung.
Dalam keadaan normal jantung memiliki kemampuan untuk memompa
lebih dari daya pompanya dalam keadaan istirahat. Kalau jantung menderita
17
beban volume atau tekanan berlebihan secara terus-menerus, maka ventrikel dapat
melebar untuk meningkatkan daya kontraksi sesuai dengan hukum starling yaitu
hipertrophi untuk meningkatkan jumlah otot dan kekuatan memompa sebagai
kompensator alamiah.
Jika mekanisme pengkompensasian tidak dapat menopang perfusi perifer
yang memadai, maka aliran harus dibagi sesuai kebutuhan. Darah akan
dipindahkan dari daerah-daerah yang tidak vital seperti kulit dan ginjal sehingga
perfusi darah ke otak dan jantung dapat dipertahankan. Akibatnya tanda
permulaan dari syok atau perfusi jaringan yang tidak adekuat adalah berkurangnya
pengeluaran air seni, kulit dingin. Perubahan bermakna pada aliran darah yang
menuju organ vital terjadi.
Tekanan arteri sistemik  ditimbulkan oleh cardiac output dan tahanan
perifer total. Cardiac output ditentukan oleh isi sekuncup (stroke volume) dan
denyut jantung. Sedang tahan perifer dipelihara oleh sistem saraf otonom dan
sirkulasi hormon. Setiap perubahan pada tahanan perifer, denyut jantung dan
stroke volume akan merubah tekanan arteri sistemik. Terdapat empat sistem
kontrol yang mempertahankan tekanan darah yaitu sistem baroreseptor arteri,
regulasi volume cairan tubuh, sistem renin angiotensin dan autoregulasi vaskuler.
Stimulasi baroreseptor di sinus karotikus dan arkus aorta akan merangsang
sistem saraf simpatik sehingga menimbulkan peningkatan epinefrin dan
norepinefrin. Keadaan ini menimbulkan peningkatan cardiac output dan resistensi
vaskuler sistemik. Perubahan volume cairan akan mempengaruhi tekanan arteri
sistemik. Jika di dalam tubuh terdapat air dan garam yang berlebihan, maka akan
meningkatkan aliran balik vena, cardiac output dan tekanan.
Autoregulasi pembuluh darah adalah proses yang mempertahankan perfusi
ke suatu jaringan tetap konstan. Jika aliran berubah, proses autoregulasi akan
menurunkan resistensi vaskuler sehingga mengakibatkan penurunan atau
peningkatan aliran. Meskipun jelas bahwa aterosklerosis dan hipertensi ada
hubungannya, hal ini tidak tentu mana penyebab dan mana akibat. Dalam
beberapa kasus aterosklerosis, meningkatnya tekanan arteri dan resistensi perifer
terhadap aliran darah, memberikan dampak terhadap aliran darah yang meningkat.
Renin merupakan enzim yang disekresikan oleh sel jukstaglumerulus
ginjal dan terikat dengan aldeosteron dalam lingkungan umpan balik negatif.
Produk akhir kerja renin pada  subtratnya adalah pembentukan angiotensin
peptida II, mempengaruhi aldosteron untuk terjadi pengikatan natrium dan air ke
18
interstitial sehingga volume pembuluh darah meningkat. Ketidakcocokan sekresi
renin meningkatkan perlawanan periphenal, mitral eskemi arteri ginjal akan
membebaskan renin yang menyebabkan kontraksi arteri dan meningkatkan
tekanan darah.
Dalam rokok terdapat nikotin yang dapat mengendap di dalam pembuluh
darah yang mengakibatkan arteriosklerosis sehingga kerja dalam pembuluh darah
tidak dapat sempurna yang berakibat timbulnya peningkatan tekanan darah.
Stres, dapat meningkatkan produksi hormon kortisol. Hormon ini
merupakan jenis hormon kortikosteroid yang meningkatkan tekanan darah.
Naiknya tekanan darah menyebabkan kelainan pada dinding pembuluh nadi,yang
menyebabkan penurunan kapasitas seseorang untuk mempertahankan aktifitas
sampai ke tingkat yang di inginkan.
Nyeri (Sakit kepala) keadaan dimana seorang individu mengalami nyeri
yang menetap atau intermiten yang berlangsung selama enam bulan atau lebih.
Yang di tandai dengan peningkatan pembuluh darah ke otak.
Intoleransi aktifitas terjadi karena penurunan aktifitas seseorang untuk
mempertahankan aktifitas sampai ketingkat yang di inginkan.di karenakan suplai
O2 menurun sehingga terjadi kelemahan fisik.
Kurang informasi yang tidak adekuat yang menyebabkan individu atau
kelompok mengalami defisiensi pengetahuan kognitif atau ketrampilan
psikomotor berkenaan dengan kondisi atau rencana pengobatan sehingga terjadi
kurang pengetahuan.
Penurunan curah jantung adalah keadaan di mana seseeorang individu
mengalami penurunan jumlah darah yang di pompakan di karenakan beban kerja
jantung meningkat dan suplai O2 ke otak menurun.
2.2.5 Komplikasi
Beberapa komplikasi dapat muncul pada pasien dengan hipertensi,
komplikasi tersebut antara lain yaitu:
1. Pada otak dapat menimbulkan stroke, pada ginjal dapat berupa gagal ginjal,
kebutaan pada mata serta gagal jantung.
19
2. Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi otak atau akibat embolus
yang terlepas dari pembuluh non-otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke
dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi
otak mengalami hipertrofi dan menebal.
3. Gagal ginjal kronik terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
pada kapiler-kapiler ginjal glomerulus.
4. Dapat terjadi infark miokardiom apabila arteri koroner yang aterosklerosis
tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk
thrombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut.
Komplikasi yang dapat timbul bila hipertensi tidak terkontrol adalah :
1. Penyakut jantung dan pembuluh darah: penyakit jantung koroner dan penyakit
jantung hipertensi adalah dua bentuk utama penyakit jantung yang timbul pada
penderita hipertensi.
2. Penyakit jantung cerebrovaskuler: hipertensi adalah faktor resiko paling
penting untuk timbulnya stroke. Kekerapan dari stroke bertambah dengan
setiap kenaikan tekanan darah.
3. Ensefalopati hipertensi yaitu sindroma yang ditandai dengan perubahan
neurologis mendadak atau sub akut yang timbul sebagai akibat tekanan arteri
yang meningkat dan kembali normal apabila tekanan darah diturunkan.
4. Nefrosklerosis karena hipertensi.
5. Retinopati hipertensi.
2.2.6 Pemeriksaan Penunjang
2.2.6.1 Pemeriksaan Laboratorium
1. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
3. Glucosa: Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin.
4. Urinalisa: darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM.
5. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
20
6. EKG: Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
7. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,perbaikan
ginjal.
8. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.
2.2.7 Penatalaksanaan Medis
2.2.7.1 Penatalaksanaan Non Farmakologis
1. Diet pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam
plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
2. Aktivitas, Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.
3. Pengobatan Tradisional
1) Dua buah timun dimakan pagi dan sore atau diparut, diperas, diambil
airnya diminum pagi dan sore.
2) Dua buah belimbing dimakan pagi dan sore atau diparut, diperas dan
diambil airnya diminum pagi dan sore
3) Sepuluh lembar daun salam direbus dalam 2 gelas air sampai rebusannya
tinggal 1 gelas, diminum pagi dan sore hari
4) Sepuluh lembar daun alpukat direbus dalam 2 gelas air sampai airnya
tinggal satu gelas.
5) Satu genggam daun seledri ditumbuk dengan sedikit air diperas lalu
diminum pagi dan sore.
2.2.7.2 Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau
21
minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulkan intoleransi.
Menurut Suyono (2003), penatalaksanaan farmakologis :
1. Diuretik kegunaannya yaitu menurunkan volume ekstraseluler dan  plasma
sehingga terjadi penurunan curah jantung. Untuk terapi jangka panjang
pengaruh utama adalah mengurangi resistensi perifer. Jenis obat diuretik antara
lain Furosemide, Hebesser, dll . Efek samping : hiponatremia dan hipokalemia.
2. Golongan penghambat simpatetik yaitu penghambatan aktivitas simpatik dapat
terjadi pada pusat vasomotor otak seperti pada pemberian Metilpoda dan
Klonidin atau pada ujung saraf perifer seperti Reserpin dan Guanetidin.
3. Penyekat Beta yaitu efektif untuk menurunkan denyut jantung dan curah
jantung, juga menurunkan sekresi renin. Kontraindikasi bagi pasien gagal
jantung kongestif. Preparat yang biasa digunakan adalah Propanolol,
Asebutolol, Atenolol, Pindolol, Timolol, dll.
4. Vasodilator yang termasuk golongan ini adalah Doksazosin, Prazosin,
Hidralazin, Minoksidil, Diaksozid, dan Sodium Nitroprusid. Obat golongan ini
bekerja langsung pada pembuluh darah dengan cara relaksasi otot polos yang
akan mengakibatkan penurunan resistensi pembuluh darah.
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan
2.3.1 Pengkajian
Proses pengkajian keluarga ditandai dengan pengumpulan informasi yang
terus menerus dan keputusan profesional yang mengandung arti terhadap
informasi yang dikumpulkan. Dengan kata lain, data dikumpulkan secara
sistematis menggunakan alat pengkajian keluarga kemudian diklasifikasikan dan
dianalisis untuk menginterpretasikan artinya (Friedman, 2010).
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan perawat untuk
mengukur keadaan pasien/keluarga dengan menggunakan standar norma
kesehatan pribadi maupun sosial serta integritas dan kesanggupan mengatasi
masalah.
2.3.1.1 Proses Pengkajian
1. Penjajakan keluarga
Penjajakan keluarga perlu dilakukan untuk membina hubungan baik dengan
keluarga. Dalam penjajakan ini perawat perlu mengadakan kontak dengan
RT/RW dan keluarga yang bersangkutan guna menyampaikan maksud dan
22
tujuan serta mengatasi masalah kesehatan mereka. Setelah mendapat tanggapan
positif dan keluarga tersebut, pengkajian diteruskan pada langkah berikutnya.

2. Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah upaya pengumpulan semua data, fakta, dan informasi
yang mendukung pemecahan masalah klien.
3. Struktur dan Sifat Keluarga
1) Anggota keluarga dan hubungan dengan kepala keluarga.
2) Data demografi: usia, jenis kelamin, status sipil, kedudukan dalam
keluarga.
3) Tempat tinggal setiap anggota keluarga: apakah ia tinggal bersama kepala
keluarga atau ditempat yang lain.
4) Bentuk struktur anggota keluarga: matriakat, patriakat, berkumpul atau
menyebar.
5) Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan keputusan terutama
dalam hal kesehatan.
6) Hubungan umum antar anggota keluarga termasuk adanya perselisihan
yang nyata atau tidak nyata antara anggota keluarga.
7) Kegiatan sehari-hari (kebiasaan tidur, kebiasaan makan, waktu senggang
atau hiburan).
4. Faktor sosial-budaya-ekonomi
Penghasilan dan pengeluaran
1) Pekerjaan, tempat kerja dan penghasilan setiap anggota yang sudah
bekerja
2) Sumber penghasilan
3) Berapa jumlah yang dihasilkan oleh setiap anggota keluarga yang bekerja
4) Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer seperti makan, pakaian
dan perumahan
5) Apakah ada tabungan untuk keperluan mendadak
6) Jam kerja ayah dan ibu
7) Siapa pembuat keputusan mengenai keuangan dan bagaimana uang
digunakan.
5. Faktor Lingkungan
23
1) Perumahan
2) Kondisi lingkungan tempat tinggal
3) Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan
4) Fasilitas transportasi dan komunikasi.
6. Riwayat kesehatan/riwayat medis
1) Riwayat kesehatan setiap anggota
2) Nilai yang diberikan terhadap pencegahan penyakit
3) Sumber pelayanan kesehatan
4) Bagaimana keluarga melihat peranan petugas kesehatan dan pelayanan
yang mereka berikan serta harapan mereka terhadap pelayanan petugas
kesehatan
5) Pengalaman mengenai petugas kesehatan profesional.
7. Data pengkajian didapat dengan mengunakan beberapa cara. Berikut ini adalah
metode pengumpulan data yang digunakan:
1) Wawancara
2) Pengamatan/ observasi
3) Pemeriksaan fisik
4) Studi dokumentasi
8. Tabulalsi data
Data yang ada disusun dalam tabel, grafik, genogram, gambar dan lain-lain
untuk memudahkan proses analisis.
9. Analisis data
10. Perumusan masalah
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
2.3.2.1 Mengidentifikasi masalah keluarga
Pengkajian keluarga mencapai puncaknya saat mengidentifikasi masalah
keluarga yang aktual dan potensial. Banyak masalah kesehatan keluarga berada
dalam lingkup praktik perawat dan disebut diagnosis keperawatan keluarga. Pada
tingkat keluarga, diagnosis keperawatan dapat ditegakan bertolak dari salah satu
teori keperawatan atau teori keluarga atau menggunakan diagnosis NANDA.
Diagnosis keperawatan dapat meliputi konfllik peran, transisi, masalah
pengasuhan anak, konflik nilai, atau masalah komunikasi.
24
2.3.2.2 Menurut Friedman ada 3 kelompok masalah
Setelah ditemukan masalah-masalah tersebut dikelompokan sebagai berikut:

1. Kondisi yang mengancam sistem kesehatan


2. Kondisi sakit, tidak sehat, kurang sehat
3. Kondisi kritis (stres).
Friedman menjelaskan ada 5 tugas keluarga yang terkait kesehatan, yaitu:
1. Mengenal gangguan kesehatan setiap anggota keluarganya
2. Mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga
3. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, yang tidak
mampu memberi dirinya karena cacat atau usianya terlalu muda
4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan
dengan memanfaatkan secara optimal fasilitas kesehatan tersebut.
Diagnosis keperawatan NANDA yang relevan dengan keperawatan
keluarga:
1. Duka cita adaptif
2. Ketegangan Peran Pemberi Asuhan
3. Kepedihan kronik
4. Penurunan koping keluarga
5. Konflik pengambilan keputusan (sebutkan)
6. Defisiensi Pengetahuan
7. Ketidakmampuan koping keluarga terganggu
8. Disfungsi proses keluarga
9. Dukacita maladaftif
10. Perilaku sehat
11. Ketidakseimbang Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh
12. Ketidakseimbang Nutrisi Lebih dari kebutuhan tubuh
13. Gangguan penyesuaian
14. Gangguan pemeliharaan rumah
15. Ketidakmampuan menjadi orang tua 25
16. Kendala interaksi sosial
17. Ketidakefektifan Performa terapeutik
18. Gangguan proses keluarga
19. Ketidakpatuhan
20. Konflik peran menjadi orang tua
21. Sindrom pasca trauma
22. Ketidakberdayaan
23. Kesiapan untuk meningkatkan koping keluarga
24. Isolasi sosial
Diagnosa keperawatan keluarga untuk kasus hipertensi adalah sebagai
berikut:
1. Resiko terjadinya  komplikasi  hipertensi pada anggota keluarga berhubungan  
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit karena
kurangnya pengetahuan keluarga tentang hipertensi
2. Potensial penaingkatan status kesehatan anggota keluarga
3. Resiko terjadinya penyakit yang berhubungan dengan lingkungan sehubungan
dengan ketidak mampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
2.3.3 Intervensi Keperawatan
Syarat rencana asuhan keperawatan:
1. Rencana asuhan keperawatan harus berdasarkan pada masalah yang telah
disusun dengan jelas dan benar
2. Rencana tersebut harus realistis dan dapat dilaksanakan
3. Rencana harus sesuai dengan falsafah dan tujuan serta kebijaksanaan
pemerintah dan institusi layanan kesehatan tersebut.
4. Rencana asuhan keperawatan dibuat bersama dengan keluarga karena keluarga
sebagai objek dan subjek pelayanan.
5. Rencana dibuat secara tertulis agar dapat ditindak lanjuti oleh orang lain secara
berkesinambungan dan mudah dievaluasi.
6. Rencana asuhan keperawatan difokuskan pada tindakan yang dapat mencegah
26
masalah/meringankan masalah yang sering dihadapi.
7. Rencana asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan pada proses sistematis.
8. Rencana asuhan keperawatan terkait dengan masa yang akan datang atau masa
lalu.
9. Rencana asuhan keperawatan terkait dengan masalah kesehatan dan masalah
keperawatan yang telah di identifikasi sebelumnya.
10. Rencana asuhan keperawatan merupakan strategi untuk mencapai tujuan.
11. Rencana asuhan keperawatan merupakan suatu proses yang berlansung terus
menerus.
27

Tabel 2.4 Intervensi Keperawatan


No Tujuan Jangka Tujuan Jangka Kriteria
Standar Evaluasi Intervensi
Dx Panjang Pendek Evaluasi
1 Setelah diberi- Setelah dilakukan 5 Verbal Keluarga   mengerti 1) Jelaskan dan diskusikan dengana keluarga
kan perawatan kali kunjungan Psikomotor tentang tentang penyakit hipertensi:
selama 1 bulan keluarga dapat:  Penyebab   Pengertian
keluarga dapat  Memahami hipertensi  Tanda dan gejala hipertensi
merawat tentang hipertensi  Tanda dan gejala  Faktor resiko hipertensi
anggota  Dapat merawat hipertensi  Penyebab hipertensi
keluarga yang anggota keluarga  Faktor yang   Komplikasi
menderita hipertensi mempengaruhi  Cara pencegahan dan perawatan
hipertensi  Tekanan Darah hipertensi hipertensi.
sehingga tidak Klien terkontrol.  Komplikasi 2) Lakukan pengukuran Tekanan Darah.
terjadi  Cara pencegahan 3) Motivasi keluarga untuk membawa
komplikasi dan perawatan Klienberobat ke Puskesmas
 Keluarga
membawa Klien
berobat ke
Puskesmas
 2 Setelah Setelah dilakukan Verbal Anggota keluarga 1) Jelaskan pada keluarga untuk tetap
diberikan 5 kali kunjungan Psikomotor Klien tidak pernah mempertahankan kesehatan
perawatan 1 keluarga dapat mengeluhkan 2) Jelaskan pada Keluarga tentang pola hidup
bulan keadaan Mempertahankan kesehatannya sehat
kesehatan dan meningkatkan  Makan teratur
anggota derajat  Istirahat cukup
keluarga Klien kesehatannya  Olahraga
meningkat  Menghindari stres
3) Motivasi anggota keluarga Klien untuk
memeriksakan kesehatan secara teratur.
28

2.3.4 Implementasi Keperawatan


Pelaksanaan atau implementasi adalah tahap penyelesaian masalah keperawatan
keluarga berdasarkan perencanaan yang ditetapkan melalui prosedur spesifik yang
terdiri dari partisipasi aktif keluarga, penyuluhan kesehatan, konseling, manajemen
kasus, dan konsultasi (Ekasari, 2009).
2.3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan menilai keefektifan intervensi yang telah dilaksanakan.
Evaluasi dilakukan bersama antara keluarga dan perawat dengan melihat respons
keluarga dan hasil yang dicapai yang dibandingkan dengan standar yang telah
ditetapkan. Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional (Ekasari,
2009).
BAB 3
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

3.1 Data Umum Keluarga


3.1.1 Kepala keluarga
Nama kepala keluarga : NY. A
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 50 Tahun
Alamat : Jl. G.Obos VI. Gang 10 B
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
3.1.2 Daftar Anggota Keluarga
No. Nama Jenis Hubungan (Umur) Pendidikan Pekerjaan
kelami dengan kepala
n keluarga

1. Tn. S L Suami 58 Tahun SMA Swasta

2. Ny.A P Istri 50 Tahun SMA IRT

3. An.M L Anak 25 Tahun S1 Mahasiswa

4 An. P P Anak 20 Tahun SMA Pelajar

3.1.3 Genogram 3 (Tiga) Generasi


30

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
29
: Garis Keturunan
: Tinggal 1 rumah
: Klien
: meninggal dunia
3.1.4 Tipe Keluarga
Keluarga NY. A adalah tipe keluarga inti, dimana keluarga tersebut terdiri dari ibu
dan anak .
3.1.4.1 Latar Belakang Keluarga
1. Latar Belakang Budaya Keluarga Dan Anggota Keluarga
Keluarga Tn. S adalah suku Jawa, di dalam keluarga apabila ada anggota keluarga
yang sakit anggota keluarga yang lain juga ikut menjenguk sama-sama dan
membantu merawat memenuhi kebutuhan anggota keluarganya ketika ada waktu.
2. Bahasa Yang Digunakan
Bahasa yang digunakan keluarga sehari-hari apabila suami dan istri juga anggota
keluarga yang lain menggunakan bahasa dayak dan kadang-kadang dengan anaknya
yang kecil menggunakan bahasa indonesi.
3. Pengaruh Budaya Terhadap Kesehatan Keluarga
Di dalam keluarga NY A ada budaya yang mempengaruhi kesehatan anggota
keluarga yang lainnya dan keluarga memiliki pandangan positif terhadap pengobatan
herbal, sehingga membuat keluarga jarang kontrol ke Puskesmas dan kontrol apabila
pengobatan herbalnya sudah tidak berjalan.
3.1.2 Identifikasi Agama
Keluarga mengatakan bahwa mereka menganut agama Islam dan menjalankan
kewajiban sholat lima waktu, semua aktivitas yang dilakukan tidak boleh bertentangan
dengan ajaran agama islam, tetapi keluarga tidak fanatik dengan agama lain menurut
31
mereka semua ajaran agama adalah baik semua adalah tergantung kepercayaan kita
masing-masing lagi. Keluarga sholat pada waktu jamnya sholat lima waktu
.
3.1.3 Status Kelas Sosial
NY A mengatakan penghasilannya mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari,
untuk tabungan.
3.1.4 Rekreasi Keluarga dan Pemanfaatan Waktu Luang
Keluarga mempunyai kebiasaan rutin untuk berekreasi keluar kota 1 kali setahun
dan liburan ke tempat keluarga.
3.2 Tahap Perkembangan Dan Sejarah Keluarga
3.2.1 Tahap Perkembangan danTugas Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan dan tugas keluarga saat ini adalah keluarga dengan anak usia
sekolah yaitu:
8. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga misalnya
kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman.
9. Membantu anak untuk bersosialisasi
10. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir
sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus terpenuhi.
11. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di
dalam maupun di luar keluarga. (keluarga lain, maupun lingkungan sekitar)
12. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan
anak (biasanya keluarga mempunyai tingkat kerepotan yang tinggi).
13. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
14. Merencanakan kegiatan dan waktu untuk
menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
3.2.2 Tahap Perkembangan Yang Belum Terpenuhi
Tidak ada tahap perkembangan dalam keluarga yang belum terpenuhi.
3.3 Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
3.3.1 Keluarga Tn. S tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan
3.3.2 Ny.A menderita penyakit hipertensi
3.3.3 Dalam keluarga Tn. S biasanya menggunakan sumber pelayanan
kesehatan  keluarga  yaitu puskesmas setelah menggunakan obat herbal
32
yang di buat oleh keluarga berdasarkan pengetahuannya.

3.4 Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya


 Riwayat kesehatan pada Ny. A mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit
hipertensi
 Catatan di buku status pasien jarang sekali berkunjung ke Puskesmas.
3.5 Data Lingkungan
3.5.1 Karakteristik Rumah (Disertai Denah Rumah dan Lingkungan Sekitar Rumah)
(1) Jarak fasilitas kesehatan dengan rumah Tn. S dekat saja, apabila tidak ada
kendaraan bermotor dapat berjalan kaki menuju Puskesmas.
(2) Rumah NY A dengan kamar tidur ada 1, dapur 1 dilengkapi dengan peralatan
yang lainnya.
(3) Tipe bangunan rumah semi permanen yaitu dapur dengan kondisi menggunakan
dinding kayu dan lantai menggunakan kayu.
(4) Jumlah jendela ada diruangan 1, dimasing-masing kamar ada 1 dan dapur tidak
ada jendela, keadaan ventilasi kurang baik karena kurangnya pencahayaan di
dalam rumah.
(5) Keadaan pengaturan alat rumah tangga kurang baik, karena tidak ada lemari
tempat penyimpanan barang-barangnya sehingga kelihatan berantakan.
Sumber air minum yang digunakan keluarga dari air pompa dan WC mempunyai
Septik tank >5 M.
(6) Kebiasaan menggunakan air untuk masak dari air pompa/sumur.
Denah Rumah dan lingkungan rumah:

JALAN

WC
Kamar 1 Kamar 2

Rumah Ny S
33

J
3.5.2 Karakteristik Tetangga dan Komunitas
Keluarga NY A mengatakan tetangga mereka baik-baik orangnya ketika ada anggota
keluarga yang sakit dan dimintai tolong untuk membantu mengantar ke Puskesmas
tetangga bersedia menolong.
3.5.3 Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga NY A menggunakan fasilitas sepeda motor untuk kegiatan sehari-harinya,
di rumah dan mengantar anak sekolah.
3.5.4 Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga NY A mengatakan jarang bisa berkumpul dengan keluarga besarnya
karena jauh dari anggota keluarga yang lain dan untuk interaksi dengan masyarakat
di Kompleknya cukup baik karena istrinya juga ikut aktif dalam kegiatan pengajian
ibu-ibu.
3.5.5 Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga yang berperan dalam memperhatikan kesehatan anggota keluarganya dan
bertanggung jawab atas biayanya yaitu suami dan istri saling membantu dalam hal
tersebut
3.6 Struktur Keluarga
3.6.1 Pola Komunikasi Keluarga
Ketika ada masalah kesehatan keluarga selalu mengambil keputusan bersama atas
musyawarah dan mufakat, saling terbuka antara yang satu dengan yang lainnya serta
cara keluarga menegur anggota keluarga yang lainnya dengan cara komunikasi yang
baik (lemah lembut)
3.6.2 Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga NY A saling menghargai satu sama lain, saling membantu serta saling
mendukung, keluarga NY A mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3.6.3 Struktur Peran
Sebagai pengambil keputusan dalam keluarga NY A adalah suami dan
anggota keluarga berperan sebagai mestinya dan menjalankan perannya masing-
masing. 34

3.6.4 Nilai-nilai Keluarga


Keluarga mempunyai nilai norma dengan ajaran agama mereka sendiri.

3.7 Fungsi Keluarga


3.7.1 Fungsi Afektif
Keluarga mampu mendidik tentang informasi kesehatan pada anggota
keluarga yang lainnya dan bersikap baik antara anggota keluarganya dan
memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat.
3.7.2 Fungsi Sosialisasi
Keluarga memanfaatkan sosialisasinya dengan masyarakat lainnya yaitu
menerima ajaran agama yang dianut sesuai kepercayaan.
3.7.3 Fungsi Perawatan Kesehatan
 Keluarga mengatakan membuat pengobatan herbal apabila ada yang sakit dan
juga mencari pertolongan ke tempat Kesehatan apabila sakit.
 Pasien mengatakan kemaren sore makan ikan asin
 Pasien mengatakan jarang kontrol ke Puskesmas
 Keluarga mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit akan di bawa
periksa ke Puskesmas apabila merasakan keluhan saja.
3.7.4 Fungsi Reproduksi
NY S mempunyai 3 orang anak yang belum menikah
35

3.8 Pemerikasaan Fisik

Penampilan Umum:
 Ny. A menggunakan baju tidur saat kunjungan rumah.

Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital:


 TD: 150/90 mmHg
 N: 88x/Menit
 RR: 22x/Menit
 Suhu: 36°C

Keluhan yang dirasakan saat ini:


 Pasien mengatakan sering pusing
 Pasien mengatakan tengkuk dan leher terasa kaku dan sakit

Pemeriksaan Fisik:
 Kepala:
 Rambut : Rambut bersih
 Mata : Tidak ada kelainan.
 Telinga : Telinga bersih, pendengaran cukup baik dan tidak ada penyakit
 Hidung : Bersih, penciuman masih normal
 Mulut : Mulut bersih.
 Leher: Tidak ada pembentukan kelenjar gondok.
 Dada:
 Paru-paru:
Inspeksi:simetris, tidak ada retraksi, tidak ada luka
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Perkusi: suara sonor
Auskultasi: tidak terdengar suara wheezing
 Jantung
Inspeksi: tidak ada kelainan
36
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Perkusi: suara sonor
Auskultasi: tidak ada suara tambahan.
 Abdomen:
Inspeksi: tidak ada kelainan
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Perkusi: suara sonor
Auskultasi: peristaltik normal
 Ekstremitas:
Atas: Kadang- kadang terasa nyeri dan keju linu pada tangan kanan
Bawah
 Genetalia: Tidak terkaji

Pemeriksaan Penunjang
TTV:
 TD: 150/90 mmHg
 N: 88x/Menit
 RR: 22x/Menit
 Suhu: 36°C
Pasien mengatakan tengkuk dan leher terasa sakit

Terapi:

Amlodipin 5 mg 1x1

3.8.1 Harapan Keluarga


Keluarga NY A mengharapkan bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari termasuk
untuk kebutuhan berobat dan untuk memperbaiki rumah serta biaya Sehari hari.

37

3.9 Analisa Data

No. DATA SUBJEKTIF MASALAH PENYEBAB


DAN OBJEKTIF

1. DS: Gangguan Ketidak mampuan keluarga


rasa Nyaman merawat anggota keluarga
 Pasien mengatakan nyeri yang sakit.
sering pusing
 Pasien mengatakan
tengkuk dan leher
terasi kaku dan sakit.
 Pasien mengatakan
kemaren sore makan
ikan asin.
DO:

 TTV Ny. R:
TD: 150/90 mmHg
N: 80 x/ Menit
RR: 24 x/ Menit
S: 36,1° C
 Riwayat Hipertensi
 Pasien jarang kontrol
ke Puskesmas

2. DS: Resiko Ketidak mampuan keluarga


terjadinya memanfaatkan fasilitas
komplikasi pelayanan kesehatan di
 Ny. R mengatakan hipertensi sekitarnya bagi anggota
tahu bahwa dirinya keluarga.
ada penyakit tekanan
darah tinggi, 38
 Keluarga mengatakan
jarang sekali
memeriksa kesehatan
atau kontrol rutin ke
Puskesmas.
 Keluarga yang sakit
akan di bawa periksa
ke dokter apabila
sudah merasakan
keluhan saja.
DO:
 Catatan di buku status
pasien jarang sekali
berkunjung ke
posyandu

 TTV Ny. A
TD: 150/90 mmHg
N: 80 x/ Menit
RR: 24 x/ Menit
S: 36,1° C
39

3.10 Masalah Keperawatan Keluarga


3.10.1 Diagnosa Keperawatan Keluarga yang ke 1

No Kriteria Perhitungan Pembenaran


.

1. Sifat masalah: 3/3 x1 = 1 Sakit kepala (rasa pusing)


sering dirasakan oleh pasien,
Aktual m as al ah s ud ah te rj ad i,
apabila keadaan tidak
Skor = 3 segera diatasi maka akan
menimbulkan komplikasi
Bobot = 1 seperti penyakit jantung,
gagal ginjal dan gangguan
penglihatan.
2. Kemungkinan 2/2x 2=2 Sumber dan tindakan untuk
masalah Untuk di mengurangi sakit kepala
ubah : tersedia.
Mudah
Skor = 2
Bobot = 2

3. Potensial masalah 2/3 x1 = 0,6 Karena peran serta keluarga


untuk dicegah dalam perawatan bagi anggota
keluarganya sangatlah
Cukup dibutuhkan.
Skor = 2

Bobot = 1

4. Menonjolnya 2/2x1=1 Keluarga merasakan masalah


masalah: tetapi kesadaran untuk
memanfaatkan fasilitas
Masalah berat harus kesehatan kurang.
segera ditangani
Skor 2

Bobot 1

Total 4,6

40

3.10.2 Diagnosa Keperawatan Keluarga yang ke 2

No Kriteria Perhitungan Pembenaran

1 Sifat Masalah 2/ 3 x 1=0,6 Memanfaatkan fasilitas kesehatan


sangatlah penting, bila keadaan
Ancaman Kesehatan tersebut tidak diatasi keluarga akan
sulit mengenal masalah kesehatan
Skor 2 keluarganya.
Bobot 1

2 Kemungkinan 2/2x 2=2 Penyediaan sarana kesehatan


masalah untuk terdekat memang ada, tetapi
diubah: keluarga kurang memanfaatkan
fasilitas yang ada.
Mudah

Skor 2

Bobot 2

3 Potensial masalah 1/3x 1=0,3 Peran serta keluarga dalam


untuk dicegah: memenuhi kebutuhan kesehatan
anggota keluarganya sangat kurang.
Tinggi

Skor 1
Bobot 1

4 Mononjolnya 2/2x 1= 1 Keluarga merasakan masalah tetapi


masalah: kesadaran untuk memanfaatkan
fasilitas kesehatan kurang.
Masalah berat,
harus segera di
tangani

Skor 2

Bobot 1

Total 3,9

41

3.11 Daftar Diagnosa Keperawatan Keluarga Sesuai Prioritas


3.11.1 Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit.
3.11.2 Resiko terjadinya komplikasi hipertensi berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi anggota
keluarga.
42

3.12 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga


No Diagnosa Keperawatan Tujuan Tujuan Khusus Evaluasi Intervensi
Keluarga Umum Kriteria Standar
1 Gangguan rasa nyaman nyeri Setelah Setelah dilakukan Verbal dan Keluarga dan klien 1. Lakukan kunjungan
berhubungan dengan dilakukan kunjungan rumah non verbal bisa mengetahui dan pertama untuk
ketidakmampuan keluarga tindakan sebanyak 4 x memahami tentang: melengkapi data.
merawat anggota keluarga keperawatan diharapkan:  Tanda-tanda 2. BHSP dengan Pasien
yang sakit. , klien tidak  pasien mampu hipertensi dan keluarga.
mengalami menjelaskan tanda-  cara mengurangi 3. Ukur TTV anggota
nyeri/sakit tanda hipertensi. rasa sakit pada keluarga.
kepala  pasien bisa kepala 4. Tanyakan keluhan
menyebutkan cara  bisa menyebutkan apakah sakit kepala
mengurangi rasa salah satu obat masih ada.
sakit pada kepala. sakit kepala. 5. Diskusikan beberapa
 pasien bisa  Klien minum obat hal yang sudah
menyebutkan salah anti hipertensi: dibicarakan pada
satu obat sakit  Amlodipin 5 mg pertemuan pertama
kepala. 1x1 6. Gali pengetahuan
keluarga mengenai
tanda-tanda hipertensi
7. Jelaskan mengenai cara
mengurangi rasa
sakit/nyeri kepala.

2 Resiko terjadinya komplikasi Setelah Setelah dilakukan Verbal Keluarga mengetahui 1. Observasi adanya
hipertensi berhubungan dengan dilakukan kunjungan rumah dan memahami: resiko komplikasi pada
43

ketidakmampuan keluarga tindakan sebanyak 4 x  Tentang hipertensi hipertensi


memanfaatkan fasilitas keperawatan diharapkan:  Tanda dan gejala 2. Gali pengetahuan
pelayanan kesehatan di , resiko  Keluarga dan pasien hipertensi keluarga mengenai
sekitarnya bagi anggota terjadinya mampu menjelaskan  Faktor penyebab hipertensi
keluarga. komplikasi arti hipertensi hipertensi 3. Jelaskan mengenai
pada pasien  Keluarga dan pasien  Pencegahan dan pengertian, tanda dan
bisa mampu mengenal komplikasi gejala, penyebab,
dikurangi. tanda dan gejala hipertensi pencegahan dan akibat
hepertensi komplikasi hipertensi.
 Keluarga dan pasien 4. Anjurkan pada klien
mampu faktor untuk sering berobat/
penyebab hipertensi kontrol ke Puskesmas.
 Keluarga dan pasien 5. Beri kesempatan
mampu mencegah kepada klien untuk
dan mengetahui bertanya
resiko terjadinya 6. Mengulang topik yang
komplikasi akibat sudah di diskusikan.
dari hipertensi

44

3.13 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan


No Hari/Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi
1 Senin, 09 November 2019 1. Melakukan kunjungan pertama untuk S: Pasien mengatakan sakit kepalanya
Jam: 08. 00 WIB melengkapi data. masih terasa dan tengkuk masih terasa
2. Melakukan BHSP dengan pasien dan keluarga tegang.
Tn.S O: Pasien tampak lemah dan pucat, TTV
3. Mengukur TTV anggota keluarga yaitu Ny. A. pasien TD: 140/90 mmHg, N: 88x/Menit,
TD: 140/90 mmHg, N: 88x/Menit, RR: RR: 22x/Menit, Suhu: 36°C.
22x/Menit, Suhu: 36°C
4. Menanyakan keluhan apakah sakit kepala A: Masalah Belum teratasi
masih ada. P: Lanjutkan Intervensi
5. Jelaskan mengenai cara mengurangi rasa
sakit/nyeri kepala.

2 Selasa, 10 November 2020 1. Melakukan kunjungan kedua untuk pembinaan S: Pasien mengatakan sakit kepalanya
Jam: 16.00 WIB 2. Menanyakan apakah keluhan pasien Ny. A sudah tidak lagi.
masih ada O: Pasien tampak lebih sehat dari
3. Mengukur TTV Ny. A TD: 140/90 mmHg, R: kemaren dan obat yang diberikan di PKM
78 x/Menit, S: 35,8°C, RR: 24x/Menit. kemaren ada diminum sesuai petunjuk
4. Mengukur TTV Tn. S TD: 120/80 mmHg, R: dokter. TTV Ny. T TD: 140/90 mmHg,
80x/ Menit, S: 36°C, RR: 20x/Menit. N: 78 x/Menit, S: 35,8°C, RR:
5. Menjelaskan aturan minum obat yang benar. 24x/Menit.
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi

3 Rabu, 11 November 2020 1. Melakukan kunjungan ketiga untuk pembinaan S: Pasien mengatakan tidak ada keluhan
10.30 WIB 2. Menanyakan apakah keluhan pasien Ny. R lagi setelah minum obat teratur.
masih ada O: Pasien tampak sehat dan mampu
55

3. Mengukur TTV Ny. A TD: 130/80 mmHg, N: melakukan aktivitasnya sehari-hari


70 x/Menit, S: 36°C, RR: 22x/Menit. sebagai ibu rumah tangga
A: masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
4 kamis, 12 November 2020 1. Melakukan kunjungan keempat untuk S: Pasien mengatakan mengetahui bahwa
09.00 WIB pembinaan dirinya memang ada riwayat hipertensi
2. Menggali pengetahuan keluarga mengenai dan mengetahui apa itu hipertensi.
hipertensi dan tanda-tanda hipertensi. O: Pasien dapat menjawab pertanyaan
3. Memberikan kesempatan kepada keluarga seputar hipertensi.
untuk bertanya seputar hipertensi. A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
5 Jumat , 13 November 2020 1. Melakukan kunjungan kelima untuk S: Pasien mengatakan tidak ada tanda dan
10.00 WIB pembinaan gejala yang dirasakan komplikasi dari
2. Mengobservasi adanya resiko komplikasi hipertensi yang dideritanya.
pada hipertensi pada Ny. A O: Pasien tampak sehat dan dapat
3. Memberikan kesempatan pasien untuk melakukan aktivitasnya dengan baik.
bertanya seputar hipertensi. A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
Daftar Pustaka

Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi pada Praktik


Klinik. Alih bahasa Kusrini Semarwati Kadar. Jakarta: EGC.

Doenges, Marilynn E. 2007. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I
Made Kariasa, Ni Made Sumarwati. Jakarta: EGC.

ISO Indonesia volume 45. 2010. Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi.

Kementrian Kesehatan RI. 2011. Buletin Jendela: Data dan informasi KesehatAn.
Phttp://depkes.go.id.
Mardiana, Lina. 2012. Daun Ajaib Tumpas Penyakit. Jakarta: Penebar Swadaya.

McPhee, Stephen J. 2010. Patofisiologi Penyakit: Pengantar Menuju Kedokteran


Klinis, Ed.5. Alih bahasa Brahm U. Pendit, Frans Dany. Jakarta: EGC.

Muttaqin, Arif. 2011. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan Keperawatan


Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,


dan Praktik. Alih bahasa Yasmin Asih, Devi Yulianti, Monica Ester.
Jakarta: EGC.

Sodikin. 2011. Asuhan Keperawatan Anak: Gangguan Sistem gastrointestinal


dan Hepatobiler. Jakarta: Salemba Medika.

Williams, Lippincott. 2011. Nursing: Menafsirkan Tanda-Tanda dan Gejala


Penyakit. Alih bahasa Gianto Widijanto, drg. Anastasia L. Juwono, Yasmin
Scheiber. Jakarta: Indeks.
Lampiran
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HIPERTENSI

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


Hari/Tanggal : Rabu, 11 November 2020
Waktu : 20 menit
Pokok bahasan : Hipertensi
Tempat : Jl. G. Obos VI. Gang 10 B
Penyuluh : Joni Purwanto
Sasaran : Keluarga Tn.S
1. Tujuan
1) Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pasien dan pengasuh
dapat memahami tentang hipertensi.
2) Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penjelasan selama 20 menit diharapkan pasien dan
pengasuh dapat:
1. Menjelaskan definisi hipertensi.
2. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi.
3. Menyebutkan etiologi hipertensi.
4. Menyebutkan komplikasi hipertensi.
5. Menjelaskan pencegahan dan penatalaksanaan hipertensi.

2. Pokok materi
1) Definisi hipertensi.
2) Tanda dan gejala hipertensi.
3) Etiologi hipertensi.
4) Komplikasi hipertensi.
5) Pencegahan dan penatalaksanaan hipertensi.
3. Metode
1. Ceramah.
2. Tanya jawab/diskusi.
4. Media
1. Leaflet
5. Langkah-langkah
No Waktu Mahasiswa Pasien dan keluarga
1 5 Menit 1. Pembukaan :
1) Memberi salam. 1. Menjawab salam
2) Perkenalan. 2. Mendengarkan
3) Memberikan kontrak dan
waktu. memperhatikan
4) Menjelaskan tujuan
pembelajaran.

2 10 Menit 2. Pelaksanaan :
1) Menjelaskan materi 1. Memberi
penyuluhan secara tanggapan.
berurutan dan 2. Memperhatikan.
teraturmengenai    definisi 3. Menanyakan hal
hipertensi, tanda dan gejala yang belum jelas.
hipertensi, etiologi 4. Mendengarkan.
hipertensi, komplikasi
hipertensi serta
pencegahandan
penatalaksanaan
hipertensi.

3 5 Menit 3. Evaluasi : 1. Menjawab


1) Meminta lansia untuk pertanyaan.
menjelaskan kembali atau 2. Ikut aktif.
menyebutkan definisi
hipertensi, tanda dan gejala
hipertensi, etiologi
hipertensi, komplikasi
hipertensi serta
pencegahan dan
penatalaksanaan
hipertensi.
4 5 Menit 4. Penutup :
1) Menanyakan pada pasien 1. Menjawab salam
dan pengasuh tentang
materi yang telah
disampaikan.
2) Menyimpulkan materi.
3) Mengucapkan salam.

6. Evaluasi
Setelah dilakukan penyuluhan maka pasien dan keluarga diharapkan
dapat menyebutkan serta menjelaskan:
1) Definisi hipertensi.
2) Tanda dan gejala hipertensi.
3) Etiologi hipertensi.
4) Komplikasi hipertensi.
5) Pencegahan dan penatalaksanaan hipertensi.
MATERI PENYULUHAN
HIPERTENSI

1. Definisi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik (saatberkontraksi) dan
diastolic (saat istirahat) dengan tekanan diatas dari 140/90 mmHg

2. Manifestasi Klinis/tanda dan gejala


Adapun manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada pederita hipertensi
menurut Elizabeth J. Corwin (2009 ; 487), antara lain :
1) Sakit kepala saat terjaga kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intrakranium.
2) Penglihatan kabur akibat kerusakan hipertensif pada retina.
3) Cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan susuna saraf pusat.
4)  Nokturia yang disebabkan peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerulus.
5) Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler
Sedangkan menurut Marilyn Doengoes (2000). Tanda dari hipertensi adalah
kelemahan, napas pendek, frekuensi jantung meningkat, ansietes, depresi,
obesitas, pusing, sakit kepala, tekanan darah meningkat.
3. Etiologi
Menurut Baradero (2001:50), ada beberapa factor resiko hipertensi esensial,
meliputi :
1) Faktor lingkungan : bising, gaduh
2) Usia.
3) Riwayat keluarga mengalami hipertensi (genetik).
4) Obesitas yang dikaitkan dengan peningkatan volume intravaskuler,
arterosklerosis.
5) Merokok (nikotin dapat membuat pembuluh darah menyempit).
6) Kadar garan tinggi (natrium membuat retensi air menyebabkan volume
darah meningkat).
7) Konsumsi alcohol dapat meningkatkan plasma katekolamin.
8) Stress yang merangsang system saraf simpatis.
4. Komplikasi
1) Penyakit jantung: gagal jantung
2) Penyakit ginjal: gagal ginjal
3) Otak: serangan stroke
4) Kerusakan (lesi) dinding pembuluh darah.
5) Proses aterosklerosis yang cepat.
6) Retinopati hipertensi (pendarahan)
7) Penyumbatan pembuluh darah tepi.
5. Pencegahan dan penatalaksanaan
Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan
pencegahan yang baik (stop High Blood Pressure), antara lain menurut (Crea,
2008), dengan cara sebagai berikut:
1) Mengurangi konsumsi garam.
2) Menghindari kegemukan (obesitas).
3) Membatasi konsumsi lemak.
4) Olahraga teratur.
5)  Makan banyak buah dan sayuran segar.
6) Tidak merokok dan minum alkohol.
7) Latihan relaksasi atau meditasi.
8) Berusaha membina hidup yang positif.
9) Penatalaksanaan secara farmakologis yaitu mengkonsumsi obat dengan
golongan obat-obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti
golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,
golongan penghambat konversi rennin angitensin.
HIPERTE
Apa Itu Hipertensi?? Penyebab nya adalah...
Hipertensi adalah peningkatan tekanan 1. Keturunan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan 2. Pola hidup yang tidak seimbang

NSI
(seperti makanan yang berlemak dan
tekanan darah diastolic lebih dari 90
berlebihan, kurang istirahat, kurang
mmHg.
makan buah dan sayur, dan makan-
makanan yang bergaram).
Tanda dan gejala? 3. Merokok
4. Konsumsi alkohol dan kafein
 sakit kepala (rasa berat di tengkuk),
5. Usia
 palpitasi (jantung berdebar-debar)
 kelelahan, Jika hipertensi tidak segera di tangani
 Nausea (perasaan mual) akan mengakibatkan Komplikasi..
 Vomiting (muntah)
 Jantung koroner,
 ansietas (merasa cemas)
 gagal jantung,
Oleh:  keringat berlebihan,
 gagal ginjal,
 tremor otot (bergetar pada otot)
Joni Purwanto  kerusakan pembuluh darah otak dapat
 nyeri dada
berupa pecahnya pembuluh darah.
 Sulit tidur
(Sudahkah Anda Mengukur Tekanan
Darah Anda?)

YAYASAN EKAHARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2017
Cara Pencegahan....untuk Pengobatan tradinasional untuk
hipertensi:
mencegah komplikasi dan
1. Mentimun
penanganan hipertensi.. 2. Buah belimbing
3. Daun siledri
 makan makanan sehat rendah lemak 4. Melon
dan kaya akan sumber vitamin dan 5. Wortel
mineral alami 6. Tomat
7. Bawang putih
 Olahraga teratur dan pertahankan berat
Marilah kita selalu bersyukur atas segala
badan normal
perkara yang telah terjadi karena dengan
 Menjaga emosi serta pikiran bersyukur, maka hati ini menjadi bergembira
 Menghindari stres dan menimbulkan energi positif dalam tubuh
untuk mengusir segala penyakit seperti
 Mengurangi asupan garam Cara membuat:
hipertensi!!
 Jangan merokok
1. ½ kg buah buah ketimun/belimbing. Cuci hingga bersih
2. Kupas kulit kemudian diparut
3. Saring airnya dengan penyaring
4. Setelah disaring kemudian diminum
5. Lakukan setiap hari kurang lebih 1 kg 2 kali minum .

Anda mungkin juga menyukai