Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN KESEHATAN IBU DAN ANAK

PROGRAM PPM DI BIDANG KIA

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 5:

1. ELEN A. R. P. ATAUPAH
2. ERIKHA E. BESSIE
3. JOECE P.R. LODA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PROGRAM PPM DI BIDANG
KIA”. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu pendalaman
lebih lanjut. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang demi
kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga gagasan pada makalah ini dapat bermanfaat
bagi dunia kesehatan dan pendidikan pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Kupang, 17 November 2020

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN................................................................................ i

KATA PENGANTAR............................................................................... ii

DAFTAR ISI............................................................................................. iii

BAB I– PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan............................................................................. 2

BAB II –ISI............................................................................................... 3
A. Pengertian Peran Serta Masyarakat............................................... 3
B. Tujuan Peran Serta Masyarakat..................................................... 4
C Langkah-Langkah Pengembangan PSM......................................... 5
D Faktor yang Mempengaruhi PSM................................................... 5
E. Bentuk Upaya Peningkatan PSM dalam Pembangunan................. 6

BAB III –PENUTUP................................................................................. 9


A. Simpulan...................................................................................... 9
B. Saran............................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas
Kementrian Kesehatan dan indokator utama dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia membuat pemerintah menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program
prioritas.

Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator status kesehatan di masyarakat.
Menurut data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
angka kematian ibu mencapai 2,6 kematian per 100 kelahiran dan angka kematian bayi
mencapai 32 kematian per 1000 kelahiran hidup.

Berdasarkan data diatas dilihat kecenderungan angka-angka tersebut, diperkirakan


akan sulit mencapai target MDG’s pada tahun 2015. Dari penilaian system Kesehatan
dari berbagai negara, Indonesia menempati urutan 106 dari 191 negara yang dapat dinilai
untuk indicator pencapaian yang mencakup status Kesehatan dan tingkat tanggapan.

Puskesmas memiliki peranan penting dalam mengupayakan untuk menurunkan


AKI,AKB,AKABA di Indonesia. Diharapkan melalui program-program pokok dari
Puskesmas sebagai pelayanan strata pertama dalan Sistem Kesehatan Indonesia (SKN)
bisa menerapkan pelayanannya secara menyeluruh yang dapat meliputi upaya promotif,
preventif, rehabilitatif ,dan kuratif yang terpadu dan berkesinambungan.

Selain puskesmas, dalam  usaha untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi. Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan akan
menghasilkan kemandirian masyarakat dibidang kesehatan dengan demikian
penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat merupakan proses sedangkan kemandirian
merupakan hasil, karenanya kemandirian masyarakat dibidang kesehatan dapat diartikan

1
sebagai kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di
lingkungannya. Peran serta masyarakat di dalam pembangunan kesehatan dapat diukur
dengan makin banyaknya jumlah anggota masyarakat yang mau memanfaatkan
pelayanan kesehatan seperti, Puskesmas, Pustu, Polindes, mau hadir ketika ada kegiatan
penyuluhan kesehatan, mau menjadi kader kesehatan, mau menjadi peserta Tabulin,
JPKM, dan lain sebagainya.

Dalam mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan adanya upaya -upaya yang


nyata dan realistis. Salah satunya adalah melalui pembangunan Kesehatan dibidang
Kesehatan masyarakat dengan melibatkan peran aktif masyarakat dan dilihat dari potensi
yang dimiliki masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari Peran Serta Masyarakat

2. Apa saja tujuan Peran Serta Masyarakat

3. Bagaimana Langkah-langkah pengembangan Peran Serta Masyarakat

4. Apa saja faktor yang mempengaruhi Peran Serta Masyarakat

5. Apa saja bentuk upaya peningkatan Peran Serta Masyarakat

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui pengertian dari Peran Serta Masyarakat

2. Mengetahui tujuan Peran Serta Masyarakat

3. Mengetahui Langkah-langkah Peran Serta Masyarakat

4. Mengetahui factor yang mempengaruhi Peran Serta Masyarakat

5. Mengetahui bentuk upaya peningkatan Peran Serta Masyarakat

2
BAB II

ISI

A. Pengertian Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana individu,
keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan
diri, keluarga ataupun kesehatan masyarakat lingkungannya. Upaya kesehatan berumber
daya masyarakat (UKBM) adalah wahana pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas
dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk, dan bersama mayarakat dengan
bimbingan dari petugas puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait.

Pentingnya peran serta masyarakat memiliki arti penting dalam pembangunan


pada umumnya dan pembangunan kesehatan pada khususnya. Hal ini terbukti dengan
dicantumkannya peran serta masyarakat dalam UU No. 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan pasal 9, 18, dan 174.

Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1997, peran serta masyarakat adalah proses
dimana individu, keluarga, lembaga, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha dan
masyarakat luas pada umumnya:

1. Mengambil tanggung jawab atas kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri,


keluarga dan masyarakat.

2. Mengembangkan kemampuan untuk berkontribusi dalam upaya peningkatan


kesehatan mereka sendiri dan masyarakat sehingga termotivasi untuk
pemecahan masalah kesehatan yang dihadapinya.

3. Menjadi perintis pembangunan kesehatan dan memimpin dalam


perkembangan kegiatan masyarakat dibidang kesehatan yang dilandasi
dengan semangat gotong royong.

3
Peran serta masyarakat adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukam
berdasarkan gotong royong dan swadaya masyarakat dalam rangka menolong mereka
sendiri, mengenal, memecahkan masalah dan kebutuhan yang dirasakan masyarakat,
baik dakam bidang kesehatan maupun dalam bidang yang berkaitan dengan kesehatan
agar mampu memelihara kehidupannya yang sehat dalam rangka meningkatkan mutu
hidup dan kesejahteraan masyarakat.

B. Tujuan Peran Serta Masyarakat

Menurut Melani (2009) tujuan pembinaan peran serta masyarakat adalah


terwujudnya upaya yang dilakukan oleh masyarakat secara terorganisasi untuk
meningkatkan kesehatan ibu, anak, keluarga berencana menuju keluarga sehat dan
sejahtera. Untuk mencapai tujuan tersebut berbagai upaya yang dilakukan berbagai
upaya yang dilakukan adalah:
1. Peningkatan peran pemimpin di masyarakat untuk mendorong dan mengarahkan
masyarakat dalam setiap upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.
2. Peningkatan dan kesadaran serta kemauan masyarakat dalam pemeliharaan,
perbaikan dan peningkatan keluarga terutama kesehatan ibu, anak dan keluarga
berencana.
3. Dorongan masyarakat untuk mengenali potensi tersedia yang dapat
dimanfaatkan untuk mendukung kesehatan masyarakat.

Selain itu, tujuan peran masyarakat adalah tujuan program peran serta masyuarakat yang
meningkatkan peran dan kemandirian dan kerja sama dengan lembaga-lembaga non
pemerintah yang memiliki visi sesuai, yaitu meningkatkan kuantitas dan kualitas
kelembagaan dan organisasi non pemerintah dan masyarakat, memperkuat peran aktif
masyarakat dalam setiap tahap dalam proses pembangunan melalui peniongkatan
jaringan kemitraan dengan masyarakat (Laluna, 2008).

4
C. Langkah-Langkah Pengembangan Peran Serta Masyarakat
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1997) langkah
Pengembangan PSM meliputi:
1. Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pemimpin wilayah, lintas sektor
dan berbagai organisasi kegiatan yang dilaksankan melalui dialog, seminar,
lokakarya dengan memanfaatkan media masa dan sistem informasi kesehatan.
2. Persiapan petugas penyelenggara melalui pelatihan, orientasi kepemimpinan di
bidang kesehatan.
3.  Persiapan masyarakat melaui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah kesehatan,
dengan menggali dan menggerakkan sumber daya yang dimilikinya.
4. Melaksanakan kegiatan kesehatan keluarga untuk masyarakat melalui kader yang
terlatih.

D. Faktor yang Mempengaruhi Peran Serta Masyarakat


Menurut Yeung (1986) beberapa faktor yang berpengaruh untuk membuat
pendekatan peran serta masyarakat bekerja yaitu:
1. Motivasi, insentif bagi kelompok untuk bekerjasama harus ada jika interaksi dan
keterlibatan ingin berkelanjutan.
2. Kepemimpinan masyarakat, keberadaan struktur kepemimpinan dalam organisasi
formal dan informal di masyarakat.
3. Kemampuan untuk melakukan learning approach, adanya fleksibilitas untuk
mencoba aktifitas dan metode baru serta memberi peluang mekanisme feedback
untuk belajar dari kesuksesan dan kesalahan. Dalam hal ini masyarakat diberi hak
untuk menentukan pilihannya sendiri dan menanggung konsekuensinnya.
4. Sumber daya, kemampuan sumber daya di masyarakat.

5
E. Bentuk-Bentuk Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pembangunan
Desa di Bidang KIA
1. Pencatatan Kelahiran dan Kematian Ibu dan Bayi
Pencatatan adalah suatu kegiatan pokok baik di dalam maupun di luar
gedung puskesmas, puskesmas pembantu, dan bidan di desa harus ikut dicatat.
Kematian ibu adalah kematian seseorang perempuan saat hamil  atau dalam 42
minggu setelah berhentinya kehamilan, tanpa memandang durasi atau lokasi
kehamilan, karena berbagai penyebab yang berhubungan dengan distimulasi oleh
kehamilan dan penanganannya, tetapi tidak dari kasus kecelakaan
atau incidental(Depkes RI, 1998).
Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu (15-49 tahun) per
100.000 perempuan per tahun. Ukuran ini merefleksikan, baik risiko kematian ibu
hamil dan baru saja hamil, serta proporsi perempuan menjadi hamil pada satu
tahun tersebut (Depkes RI, 1998). Angka kematian bayi (AKB) adalah jumlah
kematian bayi sebelum mencapai umur tepat satu tahun per 1000 kelahiran hidup
(Badan Pusat Statistik, 2003).
Tingginya angka kematian ibu dan kematian bayi menunjukkan masih
rendahnya kualitas pelayanan kesehatan  (Maternal mortality is an indicator of
how well the entire health care system is functioning). Penyebab kematian Ibu
diantaranya adalah perdarahan, eklamsia, aborsi, infeksi, dan partus lama.
Sedangkan penyebab kematian bayi adalah gangguan perinatal, sistem
pernapasan, diare, sistem percernaan, tetanus, dan syaraf (Depkes RI, 1998).

2. Penggerakkan Sasaran untuk Mencapai Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau
Kota yang bertanggungjawab untuk mencapai pelayanan kesehata ibu dan
anak.Menurut Kemenkes No. 128 (2004) pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, yaitu:

6
a. Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya
agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan.
b. Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggarakan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.
c. Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.
d. Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan
masyarakat
e. Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untk hidup sehat.
f. Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
pembiayaan.
g. Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksana program
kesahatan.
h. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan

3. Pengorganisasian Donor Darah


Donor darah merupakan salah satu strategi yang dilakukan Departemen
Kesehatan, dalam hal ini direktorat Bina Kesehatan Ibu melalui program
pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat dalam upaya mempercepat
penurunan AKI (Bancoolen, 2011). Untuk menguatkan program tersebut Menteri
Kesehatan Dr.dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K) mencanangkan dimulainya
penempelan stiker program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
(P4K) secara nasional. Dengan mencanangkan ini, semua rumah yang di
dalamnya terdapat ibu hamil akan ditempeli stiker berisi nama, tanggal taksiran
persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan,
transportasi dan calon pendonor darah. Dengan demikian, setiap kehamilan
sampai dengan persalinan dan nifas dapat dipantau oleh masyarakat sekitar dan
tenaga kesehatan sehingga persalinan tersebut berjalan dengan aman dan selamat.

7
Pengorganisasian donor darah adalah sekelompok warga yang siap untuk
menjadi donor darah bagi ibu melahirkan yang membutuhakan darah. Para warga
dikelompokkan berdasarkan golongan darahnya. Dengan pendataan dan
pengelompokkan ini akan memudahkan warga dalam mendapatkan darah yang
sesuai dengan kebutuhannya. Dalam proses pendonoran, kelompok ini dibantu
atau bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) terdekat dengan
mekanisme yang disepakati bersama antara bersama antara PMI dengan
masyarakat.

4. Pertemuan Rutin Gerakan Sayang Ibu dan Desa Siaga


Gerakan sayang Ibu (GSI) adalah gerakan yang mengembangkan kualitas
perempuan utamanya melalui percepatan penurunan angka kematian ibu yang
dilaksanakan bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat dalam rangka
meningkatkan sumber daya manusia dengan meningkatkan pengetahuan,
kesadaran, dan kepedulian dalam upaya integrative dan sinergis (Syarifudin,
(2011). Upaya percepatan penurunan AKI dan AKB juga merupakan komitmen
internasional dalam rangka target mencapai target Millineum Development
Goal’s (MDG’s).
Dalam pelaksanaan GSI, kecamatan merupakan lini terdepan untuk
mensinergikan antara pendekatan lintas sektor dan masyarakat dengan pendekatan
social budaya secara komprehensif utamanya dalam mempercepat penurunan AKI
dan AKB. Selain itu juga GSI mempromosikan program kesehatan di komunitas
lainnya seperti desa siaga. Wujud aksi siaga adalah pembantukan desa siaga, yaitu
desa dimana warga dan pihak-pihak terkait di dalamnya siap-siaga dan bergotong
royong melakukan upaya-upaya penyelamatan ibu dan bayi baru lahir, terutama
pada masa kritis 1-7 hari pasca kelahiran, sehingga mendukung upaya-upaya
penyiapan manusia sehat sejak dini.
Tujuan yang akan dicapai dari aksi siaga dengan pembentukan desa siaga
adalah untuk membentuk atau mengembangkan sistem pencatatan kehamilan,
kelahiran dan kematian ibu dan bayi, menumbuhkan dukungan promosi
masyarakat dalam perawatan BBL, dan meningkatkan perubahan perilaku

8
masyarakat dalam pemberian ASI segera dan ASI saja selama 6 bulan sejak
kelahiran.

BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana individu,
keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan
diri, keluarga ataupun kesehatan masyarakat lingkungannya. Tujuan pembinaan peran
serta masyarakat di bidang KIA adalah terwujudnya upaya yang dilakukan oleh
masyarakat secara terorganisasi untuk meningkatkan kesehatan ibu, anak, keluarga
berencana menuju keluarga sehat dan sejahtera Berbagai upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan yakni seperti pencatatan KIA, kegiatan donor darah untuk membantu
kebutuhan darah ibu saat melahirkan dan juga Pertemuan Rutin Gerakan Sayang Ibu dan
Desa Siaga.

B. SARAN
Upaya melibatkan masyarakat dalam berbagai program kesehatan sangat penting
untuk dilakukan agar masyarakat pun mampu terlibat dalam peningkatan derajat
kesehatan masyarakat dan dapat menjadi subjek kesehatan. Oleh karena itu diharapkan
bagi berbagai promotor kesehatan berfokus pada pemberdayaan masyarakat dalam
menangani berbagai masalah kesehatan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Tri Sumarsih, dkk. 2019. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Manager Komunitas sebagai
Upaya Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jurnal Pengabdian “Dharma Bakti”.
Vol.2, No 1
http://tugasagnesmutiara.blogspot.com/2016/02/?m=1 diakses pada Senin, 7 November 2020
pukul 16:40

10

Anda mungkin juga menyukai