Anda di halaman 1dari 9

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI TANPA

KOMPLIKASI RAWAT JALAN DI PUSKESMAS NGRONGGOT KABUPATEN


NGANJUK TAHUN 2019

PATTERN OF ANTIHYPERTENSIVE DRUG USE IN HYPERTENSIVE PATIENTS


WITHOUT OUTPATIENT COMPLICATIONS AT THE NGRONGGOT COMMUNITY
HEALTH CENTER NGANJUK REGENCY IN 2019
Rico Eka Saputra, Krisna Kharisma P1

Fakultas Farmasi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
saputrarico228@gmail.com

Info Artikel Abstrak


Hipertensi adalah suatu penyakit gangguan pada pembuluh darah
Histori Artikel : yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh
darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan.
Diterima 21 Agustus 2020 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola
penggunaan obat antihipertensi pada pasien hipertensi tanpa
komplikasi rawat jalan di Puskesmas Ngronggot Kebupaten
Disetujui 21 Agustus 2020
Nganjuk tahun 2019. Desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian deskriptif dengan pengumpulan data selama
tahun 2019. Jumlah penggunaan obat antihipertensi di Puskesmas
Kata kunci: Nganjuk selama tahun 2019 paling tinggi terdapat pada golongan
Penggunaan Obat, Calcium Chanel Blocker (75.4%) yaitu pada Amlodipine 10 mg
Antihipertensi, sebanyak 1674 pasien (69.1%) Nifedipin sebanyak 148 pasien
Puskesmas (6.1%). Pada golongan ACE Inhibitor yaitu Kaptopril 25 mg
sebanyak 502 pasien (20.7%). Polongan diuretik pada Furosemide
40 mg sebanyak 92 pasien (3.8%), Hidroklorothiazid 25 mg
sebanyak 6 pasien (0.2%), terkecil terdapat pada Spinorolakton 25
mg sebanyak 1 pasien (0.001%).
Abstrack
Hypertension is a disorder of the blood vessels which results in the
supply of oxygen and nutrients carried by the blood being blocked
Keyword : Drug Use, to the tissues that need it. The purpose of this study was to
Antihypertension, Health determine the pattern of use of antihypertensive drugs in
Center hypertensive patients without outpatient complications at
Puskesmas Ngronggot Nganjuk Regency in 2019. The design used
in this study was a descriptive study with data collection during
2019. The number of antihypertensive drug use at Nganjuk Health
Center during In 2019 the highest was found in the Calcium Chanel
Blocker group (75.4%), namely Amlodipine 10 mg as many as
1674 patients (69.1%) Nifedipine as many as 148 patients (6.1%).
In the ACE Inhibitor group, Captopril 25 mg were 502 patients
(20.7%). Diuretic diuretic in Furosemide 40 mg was 92 patients
(3.8%), Hydrochlorothiazide 25 mg was 6 patients (0.2%), the
smallest was Spinorolactone 25 mg by 1 patient (0.001%).

Rico Eka Saputra, Krisna Kharisma 1


PENDAHULUAN mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi
Upaya kesehatan adalah setiap yang dibawa oleh darah terhambat sampai
kegiatan untuk memelihara dan ke jaringan tubuh yang membutuhkan.
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk Hipertensi merupakan penyakit yang makin
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal banyak di jumpai di Indonesia terutama di
bagi masyarakat. Puskesmas merupakan perkotaan. Di negara industri, hipertensi
fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang merupakan salah satu masalah kesehatan
menyelenggarakan upaya kesehatan utama dan merupakan masalah kesehatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan global yang memerlukan penanggulangan.
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), Beberapa faktor yang mempengaruhi
penyembuhan penyakit (kuratif), dan prevalensi hipertensi seperti ras, umur,
pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang obesitas, asupan garam yang tinggi dan
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, adanya riwayat hipertensi dalam keluarga.
dan berkesinambungan. Konsep kesatuan Hipertensi tidak memberikan gejala khas
upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan baru, setelah beberapa tahun adakalanya
pegangan bagi semua fasilitas pelayanan pasien merasa nyeri kepala pagi hari
kesehatan di Indonesia termasuk Puskesmas sebelum bangun tidur, nyeri ini biasanya
(Permenkes, 2016). hilang setelah bangun (Depkes, 2008).
Peningkatan kinerja pelayanan Hipertensi merupakan suatu keadaan
kesehatan dasar yang ada di Puskesmas seseorang mengalami peningkatan tekanan
dilakukan sejalan dengan perkembangan darah di atas normal, yaitu tekanan darah
kebijakan yang ada pada berbagai sektor. sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah
Adanya kebijakan otonomi daerah dan diastolik ≥ 90 mmHg. Hipertensi
desentralisasi diikuti pula dengan mempunyai gejala umum yang ditimbulkan
menguatnya kewenangan daerah dalam seperti pusing, sakit kepala, rasa berat
membuat berbagai kebijakan. Selama ini ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang-
penerapan dan pelaksanaan upaya kesehatan kunang. Gejala yang timbul pada penyakit
dalam kebijakan dasar Puskesmas yang hipertensi dapat dicegah dengan cara
sudah ada sangat beragam antara daerah satu menurunkan berat badan berlebih (obesitas),
dengan daerah lainnya (Permenkes, 2019). pembatasan asupan garam, melakukan olah
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas raga teratur, berhenti merokok dan minum
merupakan satu kesatuan yang tidak obat secara teratur (Depkes, 2008).
terpisahkan dari pelaksanaan upaya Survei tentang prevalensi hipertensi
kesehatan, yang berperan penting dalam pada tahun 2015 berdasarkan hasil
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pengukuran, diagnosis tenaga kesehatan
bagi masyarakat. Pelayanan Kefarmasian di riwayat minum obat hipertensi di temukan;
Puskesmas harus mendukung tiga fungsi prevalensi hipertensi di Indonesia pada
pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat penduduk usia diatas 18 tahun adalah
penggerak pembangunan berwawasan sebesar 31,3% untuk pria sedangkan wanita
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, mencapai sebesar 31,9% dari seluruh total
dan pusat pelayanan kesehatan strata penduduk usia >18 tahun. Angka penderita
pertama yang meliputi pelayanan kesehatan hipertensi mencapai 32% pada tahun 2015
perorangan dan pelayanan kesehatan dengan kisaran penderita berusia > 25 tahun.
masyarakat (Permenkes, 2019). Jumlah penderita pria mencapai 42,7%,
Hipertensi adalah suatu penyakit sedangkan 39,2% adalah wanita (Depkes,
gangguan pada pembuluh darah yang 2015).

Rico Eka Saputra, Krisna Kharisma 2


Jawa timur menduduki tingkat ketiga Puskesmas Ngronggot Kabupaten Nganjuk
tertinggi pada prevalensi hipertensi di pada bulan Maret sanpai Juli 2020.
indonesia pada umur >18 tahun, yaitu 29,6% Populasi dalam penelitian ini adalah
(Depkes, 2015). Data dinas kesehatan kota semua data rekam medis pasien dengan
Surabaya tahun 2015 menunjukan prevalensi indikasi hipertensi tanpa komplikasi di
hipertensi mencapai 9,9%. Pada profil Puskesmas Ngronggot Kabupaten Nganjuk.
Puskesmas Ngronggot tahun 2018 hipertensi Sampel dalam penelitian ini didapat
termasuk kedalam 10 penyakit terbesar dari semua data rekam medis pasien dengan
urutan ke 2 sebanyak 1535 orang atau indikasi hipertensi tanpa komplikasi di
sebanyak 22%. Puskesmas Ngronggot Kabupaten Nganjuk
Terapi hipertensi sangat penting selama Tahun 2019.
karena terapi pengobatan yang diterima Teknik Sampling yang digunakan
pasien hipertensi perlu ketepatan terapi pada penelitian ini adalah total sampling
terutama dalam penggunaan obat harus yaitu dengan mengambil seluruh anggota
disesuaikan sehingga dapat mengendalikan menjadi sampel (Notoadmodjo, 2013).
progesifitas komplikasi lain yang menyertai.
Penggunaan obat yang rasional juga sangat HASIL PENELITIAN
penting dalam terapi pengobatan pasien Setelah dilakukan penelitian pada di
untuk mencegah adanya kegagalan dalam Puskesmas Ngronggot Kabupaten Nganjuk,
terapi pengobatan. penggunaan obat untuk mengetahui pola penggunaan obat
merupakan proses jaminan mutu resmi dan antihipertensi di Puskesmas Ngronggot
terstruktur yang dilaksanakan terus menerus, Kabupaten Nganjuk, diperoleh hasil sebagai
yang ditujukan untuk menjamin obat yang berikut:
tepat, aman dan efektif. Penggunaan obat
dalam waktu yang lama seperti pada Tabel 5.1 Frekuensi kelas interval umur pengguna
penderita hipertensi dapat meningkatkan Obat Antihipertensi pada tahun 2019 di
Puskesmas Ngronggot Kabupaten
reaksi obat yang merugikan. Oleh karena itu Nganjuk.
penggunaan obat pada penderita dengan UMUR
kondisi tersebut diatas perlu dipantau pola Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
penggunaan obat yang aman, tepat dan Valid 21-30 6 0.28 0.28 0.28
rasional (Renatasari, 2015). 31-45 231 10.86 10.86 11.1
46-60 1042 48.99 48.99 60.1
Penggunaan obat ditinjau dari aspek >60 848 39.87 39.87 100.0
tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien, tepat Total 2127 100.0 100.0
dosis dan frekuensi pemberian dan kriteria
rasional yang lain. Berdasarkan latar
belakang diatas maka untuk melakukan
penelitian tentang “Pola penggunaan obat
antihipertensi pada pasien hipertensi tanpa
komplikasi rawat jalan di Puskesmas
Ngronggot Kabupaten Nganjuk tahun
2019”.

METODE PENELITIAN
Gambar 5.1 Persentase Umur
Penelitian ini termasuk dalam jenis
penelitian observasional dengan pendekatan
deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di

Rico Eka Saputra, Krisna Kharisma 3


Tabel 5.2 Frekuensi kelas interval jenis kelamin Tabel 5.4. Jumlah penggunaan Obat Antihipertensi
pengguna Obat Antihipertensi pada pada tahun 2019 di Puskesmas Ngronggot
tahun 2019 di Puskesmas Ngronggot Kabupaten Nganjuk.
Kabupaten Nganjuk.
NAMA OBAT
Frequ Valid Cumulative
JENIS KELAMIN ency Percent Percent Percent
Valid Cumulative Valid Amlodipi 1674 69.1 69.1 69.1
Frequency Percent Percent Percent Furosemi 92 3.8 3.8 72.9
Valid L 501 23.6 23.6 23.6 Hidroklo 6 .2 .2 73.1
P 1626 76.4 76.4 100.0 Kaptopri 502 20.7 20.7 93.9
Nifedipi 148 6.1 6.1 100.0
Total 2127 100.0 100.0 Spironol 1 .0 .0 100.0
Total 2423 100.0 100.0

Gambar 5.2 Persentase Jenis Kelamin


Gambar 5.4. Persentase Obat Antihipertensi
Tabel 5.3. Jumlah Tekanan Darah Pengguna Obat
Antihipertensi pada tahun 2019 di Tabel 5.5. Jumlah penggunaan Golongan Obat
Puskesmas Ngronggot Kabupaten Antihipertensi pada tahun 2019 di
Nganjuk. Puskesmas Ngronggot Kabupaten
Nganjuk.
TEKANAN DARAH
GOLONGAN OBAT
Frequ Valid Cumulative
Percent Frequen Valid Cumulative
ency Percent Percent
cy Percent Percent Percent
140- Valid ACE-Inhi 502 20.7 20.7 20.7
1842 86.6 86.6 86.6
159/80-89
160- Calcium 1827 75.4 75.4 96.1
130 6,1 6,1 92.7
Valid 179/90-99 Diuretik 94 3.9 3.9 100.0
>180/100 155 7,3 7,3 100.0 Total 2423 100.0 100.0

Total 2127 100.0 100.0

Gambar 5.3. Persentase Tekanan Darah


Gambar 5.5. Persentase Penggolongan Obat
Antihipertensi

Rico Eka Saputra, Krisna Kharisma 4


Tabel 5.6. Penggunaan Kombinasi Obat Tabel 5.9. Jumlah Lama Pemakaian Obat
Antihipertensi pada tahun 2019 di Antihipertensi pada tahun 2019 di
Puskesmas Ngronggot Kabupaten Puskesmas Ngronggot Kabupaten
Nganjuk. Nganjuk.
OBAT KOMBINASI LAMA PEMAKAIAN OBAT
Valid Cumulative
Frequ Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent
Percent
ency Percent Percent Valid 3 Hari 2423 100.0 100.0 100.0
Amlodipine -
49 17,31 17,31 17,31
Furosemide
Kaptropil -
PEMBAHASAN
8 2,83 2,83 20,14
Nifedipine Hasil penelitian yang dilakukan di
Kaptropil - Puskesmas Ngronggot selama kurun waktu
197 70 69,61 89,75
Amlodipine
Nifedipine - 1 bulan (Maret 2020) diperoleh jumlah
7 2,47 2,47 92,23
Furosemide pasien sebanyak 2127 pasien yang
Kaptropil - HCT 1 0,35 0,35 92,58 memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Amlodipine - Berdasarkan tabel 5.1 dan gambar 5.1
1 0,35 0,35 92,93
Spironolocton
Valid Amlodipine - didapatkan bahwa hasil penelitian jumlah
5 1,77 1,77 94,70
HCT keseluruhan pengguna obat antihipertensi
Kaptropil -
Furosemide
9 3,18 3,18 97,88 pada tahun 2019 paling banyak terdapat
Amlodipine -
3 1,06 1,06 98,94
pada umur 46 th–60 tahun sebanyak 1042
Nifedipine
Amlodipine -
orang (48.99%) sedangkan jumlah kontra
Furosemide - 1 0,35 0,35 99,65 sepsi paling sedikit pada umur 21-30 tahun
Nifedipine yaitu 6 orang (0.003%). Hal ini karena
Amlodipine -
Kaptropil - 2 0,71 0,71 100.0 hipertensi merupakan salah satu penyakit
Nifedipine degeneratif. Umumnya tekanan darah
Total 283 100.0 100.0
bertambah secara perlahan dengan
Tabel 5.7. Aturan Pakai Obat Antihipertensi pada bertambahnya usia. Risiko untuk menderita
tahun 2019 di Puskesmas Ngronggot hipertensi pada populasi ≥ 55 tahun yang
Kabupaten Nganjuk. sebelumnya mempunyai tekanan darah
ATURAN PAKAI OBAT
Valid Cumulative normal adalah 90% (Gunawan, 2001).
Frequency Percent Percent Percent Berdasarkan tabel 5.2 dan gambar 5.2
Valid 1 x 1 1793 74.0 74.0 74.0
1x2 70 2.9 2.9 76.9
tentang karakteristik demografi pasien
2x1 412 17.0 17.0 93.9 hipertensi esensial untuk jenis kelamin
3x1 148 6.1 6.1 100.0 terdapat pada perempuan sebanyak 1626
Total 2423 100.0 100.0
orang (76,4%), dan pada laki-laki sebanyak
Tabel 5.8. Jumlah Pemberian Obat Antihipertensi 501 orang (23.6%). Jumlah pasien hipertensi
pada tahun 2019 di Puskesmas lebih dominan berjenis kelamin perempuan,
Ngronggot Kabupaten Nganjuk. Hal ini dikarenakan adanya hubungan faktor
JUMLAH PEMBERIAN OBAT
Valid Cumulative
hormonal yang lebih besar terdapat didalam
Frequency Percent Percent Percent perempuan dibandingkan dengan laki-laki.
Valid 10 3 .1 .1 .1 Wanita premenopause memiliki risiko dan
3 1795 74.1 74.1 74.2
5 4 .2 .2 74.4 kejadian hipertensi yang lebih rendah
6 480 19.8 19.8 94.2 dibandingkan laki-laki dengan usia sama
9 141 5.8 5.8 100.0 tetapi keuntungan ini untuk wanita secara
Total 2423 100.0 100.0
bertahap menghilang setelah menopause.
Perubahan hormonal setelah menopause
dapat meningkatkan risiko penyakit
degeneratif seperti hipertensi. Hasil

Rico Eka Saputra, Krisna Kharisma 5


penelitian tentang pengaruh menopause sebanyak 1674 pasien (69.1%), dan
terhadap tekanan darah menunjukkan bahwa Nifedipin sebanyak 148 pasien (6.1%). Pada
pada wanita postmenopause tekanan sistolik golongan ACE Inhibitor yaitu Kaptopril 25
lebih tinggi 4 - 5 mmHg dari pada wanita mg sebanyak 502 pasien (20.7%).
premenopause. Alasan untuk perbedaan Penggunaan pada golongan diuretik yaitu
gender dalam tingkat tekanan darah adalah pada Furosemide 40 mg sebanyak 92 pasien
multi faktorial dan belum sepenuhnya (3.8%), sedangkan pada Hidroklorothiazid
dipahami. Ada beberapa hipotesis termasuk 25 mg sebanyak 6 pasien (0.2%), terkecil
peran potensial dari hormon seks, sistem terdapat pada Spinorolakton 25 mg
renin angiotensin, stres oksidatif, endotelin, sebanyak 1 pasien (0.001%). Amlodipin
berat badan dan aktivasisimpatik. Fungsi merupakan obat antihipertensi golongan
protektif estrogen dapat menunda Calcium Chanel Blocker yang
munculnya penyakit kardiovaskuler 10-15 pengunaannya sebagai monoterapi atau
tahun pada wanita dibandingkan dengan dikombinasikan dengan golongan obat lain
laki-laki. Kadar endotelin dan stres oksidatif seperti diuretik, ACE-inhibitor, ARA II atau
meningkat setelah menopause, dan dapat beta bloker dalam penatalaksanaan
mempengaruhi tekanan darah melalui hipertensi. Amlodipin juga merupakan salah
peningkatan reabsorpsi natrium dan satu obat antihipertensi tahap pertama sejak
vasokonstriksi. Obesitas dan kelebihan berat JNC IV dan WHO-ISH 1989 selain diuretik
badan meningkat lebih banyak pada wanita yang merupakan rekomendasi JNC VII
post menopause dibandingkan pria, dan ini sebagai obat antihipertensi tahap pertama.
berkaitan dengan risiko hipertensi dan Amlodipin mempunyai mekanisme yang
kematian yang lebih besar daripada laki-laki sama dengan antagonis kalsium golongan
pada usia yang sama (Gudmundsdottir, dihidropiridin lainnya yaitu dengan
2012). merelaksasi arteriol pembuluh darah.
Pada tabel 5.3 dan gambar 5.3 tentang Amlodipin bersifat vaskuloselektif, memiliki
karakteristik pasien berdasarkan klasifikasi bioavailibilitas oral yang relatif rendah,
tekanan darah pasien hipertensi memiliki waktu paruh yang panjang, dan
dikelompokkan bahwa untuk hipertensi absorpsi yang lambat sehingga mencegah
derajat 1 (140-159/80-89 mmHg) terdapat tekanan darah turun secara mendadak.
1842 pasien (86,6%), untuk hipertensi Amlodipin juga merupakan obat yang sangat
derajat 2 (160-179/90-99 mmHg) terdapat bermanfaat mengatasi hipertensi darurat
130 pasien (6,1%), dan 155 pasien (7,3%) karena dosis awalnya yaitu 10 mg, dapat
untuk hipertensi derajat 3 (>180/100 menurunkan tekanan darah dalam waktu 10
mmHg). Peningkatan tekanan darah bukan menit (Rahardja, 2013).
merupakan bagian dari umur, tetapi insiden Pada golongan ACE Inhibitor yaitu
hipertensi pada lanjut usia adalah tinggi. pada Kaptopril 25 mg untuk terapi hipertensi
Setelah umur 69 tahun, prevalensi hipertensi sangat luas. Tablet kaptopril oral merupakan
meningkat sampai 50% (Kuswardhani, salah satu obat antihipertensi yang paling
2016). sering digunakan karena efek sampingnya
Berdasarkan tabel 5.4 dan gambar 5.4 yang minimal dan efek terapinya yang
untuk jenis obat menunjukkan bahwa dari 6 memuaskan. Hal ini membuat kaptopril juga
jenis obat antihipertensi yang digunakan kerap kali digunakan untuk terapi krisis
dengan total penggunaan 2423 item obat. hipertensi. Penggunaan obat antihipertensi
Penggunaan pada golongan Calcium Chanel golongan diuretik paling sedkit digunakan,
Blocker yaitu pada Amlodipine 10 mg hal ini karena obat hipertensi golongan

Rico Eka Saputra, Krisna Kharisma 6


diuretik dapat menambah kecepatan kombinasi tiga antihipertensi. kombinasi dua
pembentukkan urine dan penambahan antihipertensi. Sebagian besar pasien
volume urine melalui kerja langsung mendapatkan obat antihipertensi tunggal.
terhadap ginjal sehingga jarang diresepkan Hasil penelitian menunjukkan pasien
(Nafrialdi, 2018). hipertensi grade 1 lebih banyak
Berdasarkan tabel 5.5 dan gambar 5.5 dibandingkan hipertensi grade 2, sehingga
tentang golongan obat menunjukkan bahwa penggunaan obat lebih dominan
untuk antihipertensi golongan Calcium menggunakan monoterapi hal ini sesui
Chanel Blocker (75.4%) merupakan obat dengan alogaritma pengobatan hipertensi
yang paling sering digunakan, golongan bahwa tahap awal pengobatan hipertensi
ACE-Inhibitor (20,7%) dan golongan derajat 1 yaitu dengan terapi tunggal. Hal ini
diuretik (3,9%). Calcium Chanel Blocker disebabkan hipertensi derajat 1 masih dapat
bekerja dengan menghambat influks kalsium diturunkan dengan satu macam obat
pada sel otot polos pembuluh darah dan otot antihipertensi. Berdasarkan anjuran The
jantung sehingga terjadi relaksasi. Efek Joint National Committe (JNC) VII
antihipertensi dari Calcium Chanel Blocker penggunaan obat antihipertensi monoterapi
berhubungan dengan dosis, bila dosis diberikan pada pasien hipertensi yang tidak
ditambah maka efek antihipertensi semakin disertai dengan komplikasi dan dianjurkan
besar dan tidak menimbulkan efek toleransi. untuk mengatur pola hidup sehat.
Calcium Chanel Blocker tidak dipengaruhi Sedangkan, terapi kombinasi diberikan bagi
asupan garam sehingga berguna bagi orang pasien hipertensi yang disertai dengan
yang tidak mematuhi diet garam. komplikasi penyakit kardiovaskular lainnya
Penggunaan Calcium Chanel Blocker dalam seperti, diabetes mellitus, dan gagal jantung.
hipertensi secara umum tidak berbeda dalam Pemberian dua macam obat sebagai terapi
efektivitas, efek samping, atau kualitas inisial juga disarankan bila didapatkan
hidup dibandingkan dengan obat tekanan darah lebih dari 20/10 mmHg diatas
antihipertensi lain. Ditinjau dari mortalitas, target tekanan darah yang ditentukan.
tidak ada perbedaan bermakna antara Misalnya bila target tekanan darah adalah
Calcium Chanel Blocker, diuretik, dan hipertensi grade 2 harusnya mendapatkan
ACE-inhibitor dalam pengobatan hipertensi. kombinasi terapi antihipertensi, hal ini
Calcium Chanel Blocker dan ACE-inhibitor berhubungan dengan kenaikan tekanan
lebih baik dari diuretik dalam mengurangi darah pasien yang melebihi 20/10 mmHg
kejadian hipertrofi ventrikel kiri yang diatas target yang diharapkan, sehingga
merupakan resiko independen pada harus digunakan kombinasi obat. Terapi
hipertensi, selain itu Calcium Chanel dengan lebih dari satu obat akan
Blocker juga mempunyai efek proteksi meningkatkan kemungkinan untuk mencapai
vaskular. Obat-obat golongan Calcium tujuan tekanan darah secara lebih cepat.
Chanel Blocker berguna untuk pengobatan Penggunaan kombinasi obat sering
pasien hipertensi yang juga menderita asma, menghasilkan penurunan tekanan darah
diabetes, angina dan atau penyakit vaskular yang lebih besar pada dosis yang lebih
perifer (Rahardja, 2013). rendah dibandingkan ketika obat digunakan
Pada tabel 5.6 tentang kombinasi obat secara tunggal, sehingga kemungkinan efek
hipertensi, menunjukkan bahwa penggunaan samping yang terjadi lebih kecil. Hal ini
antihipertensi tidak hanya terdiri dari sesuai dengan hasil penelitian yang
antihipertensi tunggal tetapi ada pula yang menunjukkan bahwa hampir semua pasien
terdiri dari kombinasi dua antihipertensi dan yang menderita hipertensi grade 2

Rico Eka Saputra, Krisna Kharisma 7


mendapatkan terapi kombinasi 3 DAFTAR PUSTAKA
antihipertensi (Nafrialdi, 2018). Depkes, R1. 2006. Pedoman Teknis
Pada tabel 5.7 tentang aturan pakai Penemuan dan Tatalaksana Penyakit
obat antihipertensi yang digunakan. Hipertensi. Jakarta: Direktorat
Sebagian besar dosis obat antihipertensi Pengendalian Penyakit Tidak
serta frekuensi pemberian yang utama telah Menular.
sesuai dengan acuan standar dosis lazim dari Departemen Kesehatan RI. 2009. Undang-
pharmaceutical care untuk penyakit Undang Nomor 36 Tahun 2009.
hipertensi. pemberian tablet Amlodipin Tentang Kesehatan. Jakarta.
dengen dosis 10 mg sekali sehari, dan untuk Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja. 2013.
Amlodipin dengen dosis 5 mg sekali sehari Obat-obat penting khasiat
2 tablet. Kaptopril dimana pasien yang penggunaan dan efek-efek
mendapatkan terapi captoril 25 mg 2 sampai sampingnya : Jakarta: Elex media
3 sekali sehari. Kaptopril memiliki durasi Gormer B., 2008, Farmakologi Hipertensi
kerja yang singkat sehingga harus digunakan Golongan obat, Terjemahan.,
2 sampai 3 kali sehari untuk dapat Penerbit Universitas Indonesia (UI-
menurunkan tekanan darah selama 24 jam. Press), Jakarta, Indonesia.
Pada tabel 5.8 dan tabel 5.9 tentang Gudmundsdottir H., Hoieggen A.,
jumlah pemberian dan lama pemakaian obat Stenehjem A., Waldum B. and Os I.,
antihipertensi yang digunakan, telah sesuai 2012, Hypertension in women: latest
dengan acuan standar pengobatan di findings and clinical implications.,
Puskesmas. Untuk lama pemakaian Therapeutic advances in chronic
pengobatan di Puskesmas dibatasi hanya disease
untuk 3 hari, sehingga jumlah pemberian Gunawan L, (2001), Hipertensi Tekanan
obat yang diresepkan disesuaikan dengan Darah Tinggi, Yogyakarta, Kanisius
aturan pakai. Kementerian Kesehatan RI, 2017. Profil
Kesehatan Indonesia Tahun 2017.
KESIMPULAN Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian dapat Kuswardhani, T.A.R. 2016.
diambil kesimpulan bahwa pola Penatalaksanaan Hipertensi Pada
penggunaan obat antihipertensi di Lanjut Usia. jurnal. FK. Unud.
Puskesmas Ngronggot Kabupaten Nganjuk, Denpasar.
paling tinggi terdapat pada golongan Peraturan Menteri Kesehatan
Calcium Chanel Blocker (75.4%) yaitu pada no.269/Menkes/Per/III/2008 tentang
Amlodipine 10 mg sebanyak 1674 pasien Rekam Medis. Jakarta : Depkes RI.
(69.1%) Nifedipin sebanyak 148 pasien 2008.
(6.1%). Pada golongan ACE Inhibitor yaitu Peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 55
Kaptopril 25 mg sebanyak 502 pasien Tahun 2013 pasal 3 tentang
(20.7%). Polongan diuretik pada Furosemide Penyelenggaraan Pekerjaan
40 mg sebanyak 92 pasien (3.8%), Perekam Medis. Jakarta.
Hidroklorothiazid 25 mg sebanyak 6 pasien Permenkes No74, 2016. Standar Pelayanan
(0.2%), terkecil terdapat pada Spinorolakton Kefarmasian Di Puskesmas. Jakarta.
25 mg sebanyak 1 pasien (0.001%). Kementerian Kesehatan RI, 2019. tentang
Petunjuk Tekns Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas,

Rico Eka Saputra, Krisna Kharisma 8


Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Muhadi, 2016. JNC 8: Evidence-based
Guideline Penanganan Pasien
Hipertensi Dewasa. Departemen
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas
Indonesia/RS Cipto Mangun-kusumo
Jakarta, Indonesia
Nafrialdi, 2018. Antihipertensi dalam
Farmakologi dan Terapi,
Departemen Farmakologi dan
Terapeutik, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2012, Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Saryono. 2008. Metode Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta : Mitra
Cendikia.
Smith, T. 2002. Tekanan Darah Tinggi,
Mengapa Terjadi, Bagaimana
Mengatasinya. Arcan. Jakarta.
Undang-undang No 43 tahun 2009. Tentang
Kearsipan. Jakarta 2009.

Rico Eka Saputra, Krisna Kharisma 9

Anda mungkin juga menyukai