BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas pelayanan
Selama ini penerapan dan pelaksanaan upaya kesehatan dalam kebijakan dasar
Puskesmas yang sudah ada sangat beragam antara daerah satu dengan daerah
1
2
(Permenkes, 2019).
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat
obesitas, asupan garam yang tinggi dan adanya riwayat hipertensi dalam
tahun adakalanya pasien merasa nyeri kepala pagi hari sebelum bangun tidur,
tekanan darah di atas normal, yaitu tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan
yang ditimbulkan seperti pusing, sakit kepala, rasa berat ditengkuk, sukar
pembatasan asupan garam, melakukan olah raga teratur, berhenti merokok dan
tahun adalah sebesar 31,3% untuk pria sedangkan wanita mencapai sebesar
31,9% dari seluruh total penduduk usia >18 tahun. Angka penderita hipertensi
mencapai 32% pada tahun 2015 dengan kisaran penderita berusia > 25 tahun.
(Depkes, 2015).
hipertensi di indonesia pada umur >18 tahun, yaitu 29,6% (Depkes, 2015).
lain yang menyertai. Penggunaan obat yang rasional juga sangat penting dalam
obat yang tepat, aman dan efektif. Penggunaan obat dalam waktu yang lama
merugikan. Oleh karena itu penggunaan obat pada penderita dengan kondisi
tersebut diatas perlu dipantau pola penggunaan obat yang aman, tepat dan
Penggunaan obat ditinjau dari aspek tepat indikasi, tepat obat, tepat
pasien, tepat dosis dan frekuensi pemberian dan kriteria rasional yang lain.
B. Rumusan Maslah
Dari uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian
2019?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
antihipertensi di Puskesmas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
a. Visi Puskesmas :
dan Berkeadilan
b. Misi Puskesmas :
dan sehat
3. Fungsi Puskesmas
(Permenkes, 2019).
1. Definisi Hipertensi
b. Peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg
dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg (Nasrin,
2003).
2. Klasifikasi
of High Blood Pressure (JNC-7) tahun 2013 untuk pasien dewasa (umur ≥
kali atau lebih. Tekanan darah dibagi menjadi empat klasifikasi yaitu :
a. Faktor Irreversibel
1) Faktor Genetik
salah satu anggota keluarga atau orang tua memiliki tekanan darah
tinggi, maka anak pun memiliki resiko yang sama atau bahkan
2) Usia
meningkat. Namun usia yang semakin tua pun tekanan darah dapat
(Ngatminah, 2007).
b. Faktor Reversibel
1) Garam
2) Kolesterol
12
(Ngatminah, 2007).
4) Stress
5) Rokok
hipertensi, zat rokok yang terhirup dan masuk kedalam tubuh akan
6) Kafein
13
Kafein terdapat banyak pada kopi, teh dan minuman bersoda. kopi
yang baik bagi tubuh terutama bagi pria dewasa dalam hormon
sangat baik dan diperlukan oleh tubuh. Karena itu batasi konsumsi
7) Minuman Beralkohol
(Ngatminah, 2007).
8) Kurang Olahraga
(Ngatminah, 2007).
9) Kehamilan
3. Gejala Hipertensi
pagi hari sebelum tidur dan biasanya hilang setelah bangun tidur.
4. Penggolongan Hipertensi
b. Hipertensi Sekunder
15
1. Obat Hipertensi
c. Beta Blocker
16
e. Diuretik
pengeluaran (ereksi) garam dan ion dari dalam tubuh. Penurunan kadar
(Gormer, 2008).
Spironolactone, Triamterene.
memiliki mekanisme kerja yang bervariasi dan bekerja pada tempat yang
Contoh : Aliskiren.
3. Pengobatan Hipertensi
1) Menghindari stress
b. Terapi Farmakologis
Ngronggot:
cepat.
hipersensitivitas.
cepat.
Udem. Dewasa >15 tahun, dosis awal 20-40 mg, dosis dapat
dilaporkan.
signifikan, menyusui.
22
tergantung insulin.
antidiabetik oral.
alopesia.
berat).
mungkin cukup.
26
sehari.
dosteronism primer.
dilaporkan.
dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan
Indonesia, 2006).
tindakan dan pelayanan yang telah diberikan kepada pasien (Abu, 2014).
satunya isi rekam medis (Republik Indonesia, 1966) dan setiap pemberi
d. Admin kesehatan
f. Fisioterapis
g. Radiografer
setiap tenaga kesehatan dan ini dapat dijasikan suat bukti tertulis. Oleh
kesehatan dan kerja sama tenaga kesehatan. Rekam medis dapat di artikan
pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun pelayanan unit
gawat darurat”.
tanpa adanya suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar.
handal yang memuat informasi yang cukup, tepat waktu, akurat, dan
dapat dipercaya bagi semua rekaman pasien rawat jalan, rawat inap, atau
b. Sistem identifikasi, indeks, dan sistem dokumentasi harus ada agar dapat
medis agar tidak rusak, hilang atau digunakan oleh orang yang tidak
berkepentingan.
Aturan yang berlaku dalam peraturan dan panduan kerja ialah sebagai
berikut:
dengan lengkap.
hari setelah pasien pulang kecuali bila tes atau hasil otopsi belum
ada.
pasien pulang.
30
kepentingan yaitu:
g. Singkatan dan simbol yang dapat dipakai ialah yang singkatan yang
5) Status perkawinan
31
7) Jenis kelamin
l. Pada setiap pasien yang dilakukan tindakan operasi atau tindakan khusus
informed consent.
n. Setiap diagnosa atau tindakan khusus pada pasien akan diberikan kode
p. Setiap pasien yang akan di rujuk, perlu di catat infromasi alasan proses
yang sudah dilakukan oleh dokter, dokter gigi maupun tenaga kesehatan
secara manual. Bentuk rekam medik ini dapat ditemukan hampir seluruh
dapat dibawa dan diisi dimana saja dan kapan saja. Akan tetapi bentuk
rusak apabila terkena air maupun api, dan memiliki keterbatan dalam hal
yang sangat banyak, tidak akan menggunakan banyak tempat dalam hal
rekam medik elektronik ialah mudahnya data terserang virus yang dapat
1989).
tenaga medis dan dapat meminta ganti rugi. Namun, rekam medis itu
juga ialah hal yang penting untuk pemberi pelayanan kesehatan sesuai
rekam medis, karena setiap rekam medis mencatat data – data yang
Indonesia, 1989).
bagian isi untuk pasien rawat jalan dan rawat inap. Berdasarkan Permenkes
2008):
a. Identitas pasien;
penyakit;
e. Diagnosis;
f. Rencana pelaksanaan;
rekam medis untuk pasien rawat inap antara lain ialah (Kementrian
a. Identitas pasien;
pasien);
e. Diagnosis;
f. Rencana Pelaksanaan;
j. Ringkasan pulang;
k. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi dan seluruh tenaga kesehatan
a. Identitas pasien;
e. Hasil anamnesis;
g. Diagnosis;
37
j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu
BAB III
KERANGKA KONSEP
PASIEN HIPERTENSI
HIPERTENSI
38
39
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskritif tentang suatu keadaan
secara obyektif.
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
39
40
2. Sampel
2013). Oleh karena itu peneliti akan menggunakan sampel pasien dengan
ini didapat dari semua data rekam medis pasien dengan indikasi
2019.
3. Sampling
D. Variabel Penelitian
terhadap sesuatu. Variabel juga merupakan konsep dari berbagai level abstrak
bersifat konkret dan secara langsung bisa diukur, sesuatu yang konkret tersebut
Variabel pada penelitian ini yaitu dengan melihat semua data rekam
yang dimaksud, atau tentang apa yang di ukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2013).
Pola Pasien adalah setiap orang yang Peresepan Resep Ordinal 1.Tunggal
Penggunaan melakukan pemeriksaan dan obat dan =0
Obat Anti konsultasi pelayanan ke Puskesmas hipertensi rekam 2.Kombinasi
Hipertensi untuk menangani penyakitnya. medik =1
F. Instrumen Penelitian
(Notoadmojo, 2013). Alat yang digunakan dalam penelitian ini semua pada
42
Kabupaten Nganjuk. Melihat diagnosa, umur, nama obat dan jumlah obat yang
a. Editing
b. Coding
c. Tabulating
2. Analisis Data
karakteristik.
disimpulkan.
sebagai
berikut :
F
P ¿ ×100 %
N
I. Kerangka Kerja
Persiapan
Proposal perijinan
Pengumpulan data
Analisa Data
Hasil Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI, 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta.
BAB III
KERANGKA KONSEP
PASIEN HIPERTENSI