Anda di halaman 1dari 6

A.

PEMERIKSAAN ANTI TB METODE ICT

Kajian Teori

Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi kronik menular yang disebabkan oleh spesies
Mycobacterium tuberculosis dan ditandai dengan pembentukan tuberkel serta nekrosis kaseosa pada
jaringan (Komala, 1998). Penularan penyakit ini sebagian besar melalui inhalasi basil yang
mengandung droplet nuklei, khususnya yang didapat dari pasien TB Paru dengan batuk berdarah atau
berdahak yang mengandung basil tahan asam atau BTA (Sudoyo et al., 2006). TB masih menjadi
salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di dunia. Satu dari tiga populasi dunia
diperkirakan telah terinfeksi TB dan tujuh sampai delapan juta kasus baru terjadi setiap tahunnya
(WHO, 2003). Indonesia adalah negeri dengan prevalensi TB ke-3 tertinggi di dunia setelah China
dan India, dengan jumlah sekitar 10% dari total penderita TB di dunia (Depkes, 2006).Sekitar 75%
penderita TB adalah kelompok usia produktif secara ekonomis (15-50 tahun). Standard emas untuk
diagnosa TBC adalah kultur Mycobacterium tuberculosis pada berbagai spesimen karena jauh lebih
sensitif dibandingkan mikroskopis, tetapi memerlukan kualifikasi personil dan waktu yang lebih
panjang untuk memberikan hasil. Salah satu alternatif untuk mendukung diagnosa TBC adalah Tes
Immunochromatographic TBC (Tuberculosis ICT). pemeriksaan immunochromatographic (ICT),
suatu teknik pemeriksaan komponen kekebalan dengan memisahkan campuran zat-zat berdasarkan
perbedaan afinitas relatif zat tersebut yang diharapkan tepat guna dan berdaya guna (Kalma, 2003).
Tes ICT berdasar pada deteksi immunoglobulin G (IgG) terhadap antigen yang disekresi oleh
Mycobacterium tuberculosis aktif selama infeksi.

Prinsip

Prinsip immunokromatografi yang mendeteksi antibody TB dalam serum/plasma manusia. Tes ini
menggunakan konjugat gold colloidal particle yang bergerak menuju area tes yang telah dilapisi
beberapa antigen TB rekombinasi 38 kDa, 16 kDa, dan 6kDa begitu sampel diteteskan ke dalam
sumur sampel. Begitu sampel pasien yang diperiksa berwarna merah muda atau ungu di area garis tes
(T). Sisa dari kompleks yang tidak terikat dengan antibodi TB tersebut akan terus bergerak ke arah
area kontrol (C) sehingga terbentuk garis warna merah muda atau ungu di area kontrol.

Tujuan

Untuk mendeteksi antibody Mycobacterium tuberculosis dalam sampel serum

Alat dan Bahan

Alat

1. Strip TBC/Test card TBC


2. Pipet Tetes
3. Tabung reaksi kecil
4. Rak tabung
Bahan

1. Sampel serum/plasma
2. Sampel dilution buffer

Prosedur

1. Pengambilan dan Penyimpanan sampel

Sampel yang digunakan pada pemeriksaan ini adalah Serum. Berikut tata cara
pengambilan sample, penyimpanan, dan tindakan pencegahan.
- Kumpulkan darah vena kedalam tabung reaksi (TIDAK mengandung antikoagulan
seperti heparin, EDTA dan sodium citrate), diamkan selama 30 menit hingga darah
membeku dan kemudian lakukan sentrifuge dengan kecepatan 1500-2000 rpm selama
15-20 menit hingga didapatkan sampel serum.
- Jika sampel serum tidak segera digunakan, simpan sampel pada suhu 2-8° C. Untuk
penyimpanan lebih dari 3 hari, sampel dianjurkan disimpan pada suhu beku dan saat
akan digunakan, adaptasikan terlebih dahulu pada suhu kamar
- Sampel serum yang mengandung endapan (precipitate) dapat memberikan hasil yang tidak
konsisten
2. Pengujian tes
1. Siapkan alat dan bahan
2. Masukkan 3 tetes serum pada sumur sampel
3. Tambahkan 1 tetes larutan dilution buffer
4. Tunggu selama 10-15 menit.
5. Baca hasil tes.

Pembacaan Hasil

1. Positif
Tampak 2 garis warna merah muda atau ungu tepat di area Test (T) dan di area
Kontrol (C). Hal ini berarti pada serum terdapat antibody Mycobacterium
tuberculosis.
2. Negatif
Terbentuk satu garis warna pada zona garis Kontrol (C) saja, ini berarti pada
serum/plasma tidak ada antibody Mycobacterium tuberculosis.
3. Invalid/Test gagal
Jika tidak tampak garis warna di zona Kontrol (C) maka tes dinyatakan gagal, ulangi
test dengan alat yang baru.
B. PEMERIKSAAN ANTI-DENGUE/NS1 ANTIGEN

Kajian Teori

Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Penyakit ini disebabkan infeksi Virus Dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus, yang tersebar luas di daerah tropis dan subtropis. Telah diketahui terdapat 4 serotype yaitu
virus dengue serotype 1, 2, 3 dan 4. Infeksi dengue sering bersifat sub klinis ataupun bersifat demam
yang dapat sembuh sendiri (self-limited febrile disease).
Selama ini Infeksi virus Dengue didasarkan setelah kasus terdiagnosis Demam Berdarah Dengue.
Diagnosis tersebut berdasarkan kriteria diagnosis klinis ditambah pemeriksaan serologi uji
haemagglutination-inhibition untuk konfirmasi. Program pengendalian Demam Berdarah Dengue
membutuhkan suatu tes yang cepat, praktis dan dapat dipercaya untuk infeksi dengue primer dan
sekunder. Saat ini telah dikenal Rapid Diagnosis Test (RDT) untuk mendeteksi NS1, IgG dan IgM.
NS1 adalah suatu glycoprotein yang muncul dengan konsentrasi tinggi pada pasien terinfeksi dengue
pada tahap awal penyakit. Antigen NS1 ditemukan pada hari pertama hingga hari ke sembilan sejak
awal demam pada pasien-pasien dengan infeksi dengue primer maupun infeksi dengue sekunder.
Penggunaan RDT mempercepat dalam mendiagnosa kasus infeksi Dengue, sehingga membuat pasien
segera mendapatkan penanganan yang tepat, dan tindakan pengendalian penyakit seperti penyelidikan
epidemiologi, penanggulangan fokus dapat segera dilakukan. Dengan ini diharapkan dapat membantu
tercapainya sasaran program pengendalian DBD yaitu Angka kesakitan penderita DBD sebesar 51 per
100.000 penduduk dan mengurangi angka kematian <1%.

Tujuan

Untuk mendeteksi antigen NS1 pada sampel serum pasien yang terindikasi infeksi dengue

Kriteria Kasus

Kriteria kasus yang diperiksa RDT adalah pasien demam tinggi mendadak 2-7 hari yang
disertai dengan dua atau lebih manifestasi klinis berikut :
- Sakit kepala,
- nyeri belakang bola mata ,
- mialgia,
- artralgia,
- ruam,
- manifestasi perdarahan
- dan belum didiagnosa penyakit lain

Kegunaan Tes

Rapid Tes NS1 adalah suatu tes in vitro dengan teknik pengujian Immunochromato-
graphic, suatu tes satu langkah untuk menentukan secara kualitatif Antigen NS Dengue
virus didalam serum manusia untuk diagnosa dini pada infeksi dengue akut.

Prinsip Tes
Setiap tes berisikan satu membrane strip, yang telah dilapisi dengan anti-dengue NS1
antigen capture pada daerah garis tes. Anti-dengue NS1 antigen-colloid gold conjugate
dan serum sampel bergerak sepanjang membran menuju daerah garis tes (T) dan
membentuk suatu garis yang dapat dilihat sebagai suatu bentuk kompleks antibody-
antigen-antibody gold particle. Dengue Dx NS1 Antigen Rapid Tes memiliki dua garis
hasil, garis ”T” (garis tes) dan ”C” (garis kontrol). Kedua garis ini tidak akan terlihat
sebelum sampel ditambahkan. Garis kontrol C digunakan sebagai kontrol prosedur. Garis
ini selalu muncul jika prosedur tes dilakukan dengan benar dan reagen dalam kondisi
baik.

Material Kit

• Perangkat tes Dengue Dx NS1 Antigen


• Disposable dropper (sekali pakai)
• Lembar petunjuk penggunaan

Prosedur

1. Pengambilan dan Penyimpanan sampel

Sampel yang digunakan pada pemeriksaan ini adalah Serum. Berikut tata cara
pengambilan sample, penyimpanan, dan tindakan pencegahan.
- Kumpulkan darah vena kedalam tabung reaksi (TIDAK mengandung antikoagulan
seperti heparin, EDTA dan sodium citrate), diamkan selama 30 menit hingga darah
membeku dan kemudian lakukan sentrifuge dengan kecepatan 1500-2000 rpm selama
15-20 menit hingga didapatkan sampel serum.
- Jika sampel serum tidak segera digunakan, simpan sampel pada suhu 2-8° C. Untuk
penyimpanan lebih dari 3 hari, sampel dianjurkan disimpan pada suhu beku dan saat
akan digunakan, adaptasikan terlebih dahulu pada suhu kamar
- Sampel serum yang mengandung endapan (precipitate) dapat memberikan hasil yang tidak
konsisten.

2. Prosedur Pengujian NS1

- Apabila tes dan sampel disimpan dalam lemari pendingin (refrigerator), adaptasikan
terlebih dahulu pada suhu ruang.
- Buka kantong tes dan keluarkan tes. Letakkan ditempat bersih, kering dan datar
- Dengan menggunakan disposable dropper, tambahkan 3 tetes sampel kedalam sumur
(well) sampel bertanda (S)
- Jika tes berjalan dengan baik, akan terlihat pergerakan warna ungu sepanjang jendela
hasil menuju kebagian tengah tes
- Interpretasikan hasil setelah 15-20 menit. Jangan membaca hasil setelah 20 menit
karena dapat meberikan hasil palsu.
- Hasil positip akan tetap setelah 20 menit. Walaupun demikian, untuk mencegah
kesalahan hasil, jangan baca hasil setelah 20 menit.
Interpretasi Hasil Pengujian

 Hasil Negatip: Jika hanya terbentuk garis pada area garis kontrol (C)
 Hasil Positip: Jika terbentuk garis pada area garis (T) dan (C).
 Hasil Invalid: jika tidak terbentuk garis pada area garis kontrol (C).
Untuk hasil Invalid dilakukan tes ulang.

Anda mungkin juga menyukai