Anda di halaman 1dari 12

TOLUEN

TOLUEN

1. N a m a (1, 3, 7)

Golongan.

Hidrokarbon aromatik

Sinonim / Nama Dagang.

Toluol, Tolu-Sol; Methylbenzene; Methacide; Phenylmetana; Methylbenzol.

Nomor Identifikasi.

Nomor CAS : 108 – 88 – 3

Nomor EU(EINECS) : 203 – 625 – 9

Nomor RTECS : XS5250000

Nomor UN : 1294

2. Sifat Fisika Kimia (1, 3, 7)

Nama bahan

Toluen

Deskripsi

Cairan tidak berwarna, berbau manis, pedas seperti benzene; berat molekul
92, 14; titik didih 231,1ºF (110,6ºC ); titik lebur -139ºF (-95ºC ); tekanan uap
28,4 mmHg pada 25ºC; kerapatan uap 3,1 (udara = 1); kekentalan 0,59 cps
pada 20ºC; berat jenis 0,866 (air = 1)

Kelarutan: larut dalam dietil eter, etanol, benzene, kloroform, asam asetat
glasial, karbon disulfida dan aseton; praktis tidak larut dalam air dingin;
kelarutan dalam air: 0,561 g/L pada suhu 25oC.

Frasa resiko, Frasa keamanan dan Tingkat bahaya


Peringkat NFPA ( Skala 0-4 ) :

Kesehatan 2 = tingkat keparahan tinggi

Kebakaran 3 = sangat mudah terbakar

Reaktivitas 0 = tidak reaktif

Klasifikasi EC:

R 11 = sangat mudah menyala

R 20 = berbahaya jika terhirup

R 38 = menyebabkan iritasi pada kulit

R 63 = berisiko membahayakan janin

R 65 = berbahaya: dapat menyebabkan kerusakan paru-paru jika tertelan

R 67 = uapnya dapat menyebabkan mengantuk dan pusing

R 48/20 = berbahaya: menyebabkan kerusakan serius pada kesehatan


akibat pemaparan jangka panjang terhirup

S 16 = jauhkan dari sumber nyala – dilarang merokok

S 25 = hindari jangan sampai mengenai mata

S 29 = jangan dibuang ke dalam saluran limbah sampai kosong

S 33 = ambil tindakan pencegahan terhadap buangan statis

S 36/37 = pakai/kenakan pakaian dan sarung tangan pelindung yang baik

S 46 = jika tertelan, cari segera pertolongan medis dan perlihatkan


wadahnya atau label

S 62 = jika tertelan jangan dimuntahkan; segera bawa ke dokter/rumah


sakit/puskesmas terdekat dan tunjukkan wadahnya atau label

Klasifikasi WHMIS (Kanada)

Kelas B-2 = cairan mudah terbakar

Kelas D-2A = bahan dapat menyebabkan efek toksik lain


(sangat toksik)

Kelas D-2B = bahan dapat menyebabkan efek toksik lain (toksik)

3. Penggunaan.

Pelarut

4. Identifikasi Bahaya.

Risiko utama dan sasaran organ (3)

Dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat. Dapat menyebabkan


kerusakan hati dan ginjal. Bahan ini telah menyebabkan efek merugikan pada
sistem reproduksi dan janin binatang. Dapat menyebabkan iritasi pada saluran
pernapasan, pencernaan, mata dan kulit. Dapat masuk ke dalam paru-paru
dan menyebabkan kerusakan. Aspirasi dapat terjadi jika tertelan. Dapat
terserap utuh oleh kulit.

Organ sasaran : sistem saraf pusat, ginjal, hati, saluran pernapasan, mata
dan kulit.

Rute paparan (1, 3, 7)

Paparan jangka pendek.

Terhirup.

Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Terhirup pada


konsentrasi tinggi (> 200 ppm) dapat menyebabkan enselopati pada sistem
saraf, sakit kepala, depresi, lassitude (lemah, exhaustion), gagal koordinasi,
kehilangan memori, pusing, pingsan, dan koma.

Kontak dengan kulit.

Dapat menyebabkan iritasi pada kulit tingkat sedang; peradangan kulit yang
ditandai dengan gatal, kemerahan dan kadang-kadang melepuh.

Kontak dengan mata.

Dapat menyebabkan iritasi, uapnya dapat menyebabkan iritasi pada mata.

Tertelan
Dapat menyebabkan efek yang sama seperti rute paparan terhirup. Aspirasi
bahan ke dalam paru-paru menyebabkan pneumonitis kimia dan
mengakibatkan fatal, depresi sistem saraf pusat.

Paparan jangka panjang.

Terhirup.

Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan bagian atas.

Kontak dengan kulit.

Paparan yang berulang atau dalam jangka panjang dapat menyebabkan


dermatitis dan deffating (kehilangan lemak tubuh).

Kontak dengan mata

Dapat menyebabkan iritasi pada mata.

Tertelan :

Dapat terjadi kerusakan/gagal hati dan ginjal (dengan hematuria, proteinuria,


oliguria, asidosis tubular ginjal), kerusakan otak, kehilangan berat badan,
darah (sel darah merah terpigmentasi atau ternukleasi, kehilangan sel darah
putih), perubahan sumsum tulang, ketidakseimbangan elektrolit (hipokalemia,
hipofosfatemia), lemah otot, rabdomiolisis.

4. Stabilitas dan Reaktivitas (1, 3)

Reaktivitas : stabil pada suhu dan tekanan normal

Kondisi yang harus dihindari : sumber api, panas berlebih, ruang terbatas,
bahan yang inkompatibel.

Inkompatibilitas : oksidator kuat, asam nitrat, asam sulfat, perak perklorat,


natrium diflourida, tetranitrometana, uranium heksaflourida, nitrogen tetroksida.

Produk dekomposisi : karbon dioksida, karbon monoksida.

Polimerisasi : tidak terpolimerisasi.

Toluene dengan :
- Bromine Triflouride: bereaksi hebat pada suhu -80oC

- Nitrogen oksida/halogen: secara berurutan membentuk nitrotoluene,


nitrobenzene, nitrophenol dan produk halogen lainnya.

5. Penyimpanan (1, 3)

 Simpan di tempat yang sejuk dan kering dengan ventilasi baik.

 Simpan di tempat tertutup rapat.

 Simpan di area terpisah, beri label pada wadah penyimpanan.

 Jauhkan dari panas dan sumber api.

 Jauhkan dari bahan yang tidak kompatibel.

6. Toksikologi.

Toksisitas (1, 3, 7)

Data pada binatang :

LD50 oral-tikus 636 mg/kg; LD50 dermal-kelinci 14100 mg/kg; LC50 uap-tikus
49000 mg/m selama 4 jam; LC50 uap-mencit 440 ppm selama 24 jam; LC50
inhalasi-mencit 400 ppm/24 jam; LC50 inhalasi-mencit 30000 mg/m3/2 jam;
LC50 inhalasi-mencit 19900 mg/m3/7 jam; LC50 inhalasi-mencit 10000 mg/m3;
LC50 inhalasi-tikus 49 gm/m3/4 jam; LD50 intraperitonial-tikus 1332 mg/kg;
LD50 intravena-tikus 1960 mg/kg; LD50 tidak dilaporkan-tikus 6900 mg/kg.

Informasi Ekologi (1)

Data ekotoksisitas:

LC50/48 jam Daphnia (daphnia) 313 mg/L;

LC50/24 jam ikan (Blue Gill) 17 mg/L;

LC50/96 jam ikan (Blue Gill) 13 mg/L;

LC50/24 jam ikan (Fathead minnow) 56 mg/L;


LC50/96 jam ikan (Fathead minnow) 34 mg/L;

LC50/setiap jam ikan (Goldfish) 56,8 ppm

7. Efek Klinis (1)

Keracunan akut.

Terhirup

Menghirup uapnya dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan disertai


batuk dan pilek (nasal discharge). Terhirup bahan dengan konsentrasi tinggi
dapat mempengaruhi perilaku dan menyebabkan efek pada sistem saraf pusat
yang ditandai dengan mual, sakit kepala, pusing, tremor, gelisah, kepala
terasa ringan (lightheadedness), rasa gembira berlebihan, kehilangan memori,
insomnia, gangguan reaksi gerak tubuh (impaired reaction time), mengantuk,
ataksia, halusinasi, somnolen, kontraksi otot atau kejang-kejang, pingsan dan
koma. Terhirup dalam konsentrasi tinggi juga dapat berpengaruh pada sistem
kardiovaskuler (jantung berdetak cepat, palpitasi jantung, penurunan atau
peningkatan tekanan darah, disritmia), respirasi (edema paru-paru akut,
depresi pernapasan, apnea, asfiksia), menyebabkan gangguan penglihatan
dan dilatasi pupil, kehilangan nafsu makan.

Kontak dengan kulit

Dapat menyebabkan iritasi kulit derajat ringan hingga sedang.

Kontak dengan mata

Dapat menyebabkan iritasi mata derajat ringan hingga sedang dengan sensasi
rasa terbakar. Percikan pada mata juga menyebabkan konjungtivitas,
blepharospasm, edema kornea, corneal abraisons, biasanya sembuh dalam 2
hari.

Tertelan

Bahaya aspirasi dapat menyebabkan pneumonitis kimia. Dapat menyebabkan


iritasi saluran pencernaan disertai mual, muntah, dan nyeri. Dapat
menyebabkan efek yang sama seperti pada efek klinis terhirup.
Keracunan kronik.

Terhirup

Terpapar dalam jangka waktu yang lama atau berulang memperngaruhi sistem
saraf pusat dan kardiovaskular, gejalanya sama seperti yang dilaporkan pada
efek klinis akut. Dapat juga menyebabkan kerusakan/gagal hati dan ginjal
(dengan hematuria, proteinuria, oliguria, asidosis tubular ginjal), kerusakan
otak, kehilangan berat badan, darah (sel darah merah terpigmentasi atau
ternukleasi, kehilangan sel darah putih), perubahan sumsum tulang,
ketidakseimbangan elektrolit (hipokalemia, hipofosfatemia), lemah otot,
rabdomiolisis.

Kontak dengan kulit

Paparan berulang atau dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan
defatting dermatitis (kehilangan lemak kulit).

Kontak dengan mata

Tidak tersedia data

Tertelan

Sama seperti yang dilaporkan pada efek klinis kronik terhirup.

8. Pertolongan pertama (1)

Terhirup.

Jika terhirup, pindahkan ke tempat berudara bersih. Jika tidak bernapas,


berikan bantuan pernapasan. Jika kesulitan bernapas, berikan oksigen.
Segera hubungi bantuan medis.

Pada kasus yang serius: jika memungkinkan pindahkan korban ke tempat


yang aman. Longgarkan semua pakaian yang melekat seperti kerah, dasi, dan
ikat pinggang. Jika kesulitan bernapas, berikan oksigen. Jika korban tidak
bernapas, lakukan resusitasi paru. Cari pertolongan medis segera.

Kontak dengan kulit.


Lepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Segera basuh kulit dengan
air yang banyak dan mengalir selama 15-20 menit. Tutup kulit yang teriritasi
dengan emolien. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali, bersihkan sepatu
sebelum digunakan kembali. Hubungi bantuan medis.

Kontak dengan mata.

Periksa dan lepaskan kontak lensa. Segera bilas mata pasien dengan air yang
banyak dan mengalir selama kurang lebih 15-20 menit. Segera hubungi
bantuan medis.

Tertelan.

Jangan menginduksi muntah. Jangan memberikan apapun melalui mulut pada


pasien yang pingsan. Jika pasien muntah, sandarkan korban ke depan untuk
mengurangi risiko muntahan terhirup kembali. Longgarkan semua pakaian
yang melekat seperti kerah, dasi dan ikat pinggang. Jika sejumlah kecil yang
tertelan, cuci mulut hingga rasa toluene hilang. Jika tertelan dalam jumlah
banyak, segera hubungi bantuan medis.

9. Penatalaksanaan.

Stabilisasi

a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk


menjamin pertukaran udara.

b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan, yaitu memperbaiki fungsi ventilasi


dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya
kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida, Bila terinhalasi
disarankan berikan oksigen

c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi


darah.

Dekontaminasi

a. Dekontaminasi mata

Dilakukan sebelum membersihkan kulit :


- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke
sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.

- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan sejumlah air
bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% perlahan selama 15-20 menit.

- Hindari bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.

- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.

- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera kirim/konsul ke dokter
mata.

b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)

- Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.

- Cuci segera bagian kulit yamg terkena dengan air mengalir air dingin atau
hangat dan sabun minimal 10 menit.

- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas
secara lembut. Jangan digosok.

- Lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi atau


muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.

- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan


sarung tangan, masker hidung dan apron. Hati-hati untuk tidak
menghirupnya.

- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

c. Dekontaminasi gastro intestinal. (8)

Aspirasi nasogastrik dianjurkan jika jumlah bahan yang tertelan meracuni


secara sistemik dan dalam jumlah yang cukup untuk dilakukan aspirasi.
Pemberian arang aktif tidak dianjurkan karena kapasitas adsorpsinya yang
terbatas. Selain itu, pemberiannya dapat menimbulkan risiko muntah dan
aspirasi paru-paru.

10. Batas paparan dan alat pelindung diri.


Batas paparan. (3)

ACGIH : 20 ppm TWA

NIOSH : 100 ppm TWA; 375 mg/m3 TWA 500 ppm IDLH

OSHA-Final PELs : 200 ppm TWA; 300 ppm atap (Ceiling)

Ventilasi : gunakan ventilasi yang memadai untuk menjaga konsentrasi uap


dari bahan ini tetap di bawah batas paparan, khususnya pada ruang yang
terbatas.

Perlindungan mata : gunakan kacamata pengaman tahan percikan bahan


kimia. Sediakan keran pencuci mata keadaan darurat (emergency eye wash
fountain) dan semprotan air deras (quick drench shower) di area kerja.

Pakaian : gunakan pakaian yang tahan bahan kimia

Sarung tangan : gunakan sarung tangan yang tahan bahan kimia


(4)
Respirator : di bawah kondisi penggunaan yang sering atau ledakan hebat,
perlindungan respiratori dibutuhkan. Perlindungan respiratori diranking dari
minimum hingga maksimum. Pertimbangkan peringatan sebelum digunakan.

Mengacu pada OSHA 29, CFR 1910,134 ANSI Z88.2-1992, NIOSH


Respirator Decision Logic, and The Manufacturer for Additional Guidance on
Respiratory Protection Selection and Limitations.

Gunakan respirator pemasok udara bertekanan positif jika terjadi pelepasan


tidak terkendali, tingkat paparan tidak diketahui. Respirator pemurni udara
tidak melindungi pekerja pada kondisi atmosfer kekurangan oksigen.
11.
Manajemen pemadam kebakaran (4)

Bahaya ledakan dan kebakaran : uap bahan dapat terbakar dengan cepat
jika terkena sumber panas, percikan api dan sumber api lain. Aliran bahan
dapat terbakar oleh elektrisitas statis dari bahan. Ketika bercampur dengan
udara dan terpapar sumber api, uap dapat terbakar dan meledak di ruang
yang terbatas. Uap bahan lebih berat dari udara sehingga dapat
berpindah/mendekati sumber api. Buangan ke saluran air dapat
menyebabkan kebakaran atau bahaya ledakan.
Media pemadaman : bahan kimia kering, karbon dioksida, semprotan air, dan
busa.

Kebakaran besar : semprotan air, asap atau busa.

Pemadaman api : isolasi area yang terbakar. Dinginkan tangki, penutup dan
wadah yang terkena api dengan air. Untuk kebakaran yang besar, gunakan
selang pemadam tak berawak untuk meminimalkan paparan terhadap
personel. Kebakaran pada tangki penyimpanan yang besar memerlukan
personel terlatih untuk pemadaman api.

12. Manajemen tumpahan (1)

Tumpahan sedikit : serap dengan bahan yang inert. Tempatkan bahan yang
tumpah ke dalam wadah pembuangan limbah yang tepat.

Tumpahan yang banyak : hentikan tumpahan jika tanpa risiko. Serap dengan
tanah kering, pasir, atau bahan yang tidak mudah terbakar. Jangan
menyentuh tumpahan. Cegah tumpahan masuk ke dalam selokan, basement,
atau area sempit. Bendung / tampung tumpahan jika diperlukan.

13. Daftar Pustaka

1. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927301 (Diunduh:
2012)

2. http://www.cen.iitb.ac.in/cen/usage-policies/msds/toluene.pdf (Diunduh:
2012)

3. https://fscimage.fishersci.com/msds/23590.htm (Diunduh: 2012)

4. http://hess.com/ehs/msds/1813Toluene.pdf (Diunduh: 2012)

5. http://kni.caltech.edu/facilities/msds/toluene.pdf (Diunduh: 2012)

6. http://nano.pse.umass.edu/sites/default/files/Toluene.pdf (Diunduh:
2012)

7. http://www.totalrefiningchemicals.com/SiteCollectionDocuments/Safety
%20Datasheet%20Documents/sds_us_toluene.pdf (Diunduh: 2012)
8. http://www.toxinz.com/Spec/2208150#secrefID0EYNAG (Diunduh:
2012)

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKerNas)
Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI
Tahun 2012
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai