Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nur Padila Sipa'an

Nim : 4820119039

Prodi : S1 Farmasi (III)

Matkul : BIOTEKNOLOGI

TUGAS MANDIRI

1. Carilah informasi mengenai tes PCR untuk mendiagnosis COVID-19

2. Buat rangkuman tentang tes PCR tersebut, jelaskan perbedaan tes PCR secara umum dengan tes PCR
COVID-19

Jawab

1. Makin hari, jumlah orang yang positif terinfeksi virus corona di Indonesia kian bertambah. Sebagai
upaya pencegahan penyebaran penyakit lebih luas lagi, pemerintah mengeluarkan pedoman
pemeriksaan, termasuk rapid test dan PCR test. Khususnya di beberapa wilayah yang tercatat memiliki
kasus tinggi. Tes PCR atau swab test adalah salah satu pemeriksaan untuk mendiagnosis infeksi Covid-
19.

PCR atau polymerase chain reaction adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan
material genetik dari sel, bakteri, atau virus. Saat ini, PCR juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit
COVID-19, yaitu dengan mendeteksi material genetik virus Corona.

Material genetik yang ada di dalam setiap sel, termasuk di dalam bakteri atau virus, bisa berupa DNA
(deoxyribonucleic acid) atau RNA (ribonucleic acid). Kedua jenis materi genetik ini dibedakan dari jumlah
rantai yang ada di dalamnya. DNA merupakan material genetik dengan rantai ganda, sedangkan RNA
merupakan material genetik dengan rantai tunggal. DNA dan RNA setiap spesies makhluk hidup
membawa informasi genetik yang unik.

Keberadaan DNA dan RNA ini akan dideteksi oleh PCR melalui teknik amplifikasi atau perbanyakan. Nah,
dengan adanya PCR, keberadaan material genetik dari beberapa jenis penyakit akibat infeksi bakteri
atau virus akan bisa dideteksi dan akhirnya bisa membantu diagnosis untuk penyakit tersebut.

Beberapa penyakit yang bisa didiagnosis melalui tes PCR adalah:

 Infeksi human immunodeficiency virus (HIV)


 Hepatitis C
 Infeksi cytomegalovirus
 Infeksi human papillomavirus (HPV)
 Gonore
 Klamidia
 Penyakit Lyme
 Pertusis (batuk rejan)

Selain untuk mendiagnosis sejumlah penyakit di atas, tes PCR juga digunakan untuk mendeteksi virus
Corona penyebab COVID-19. COVID-19 adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2
yang lebih sering disebut virus Corona. Virus Corona penyebab COVID-19 ini merupakan jenis virus RNA.

Tes PCR untuk Mendiagnosis COVID-19

Prosedur pemeriksaan diawali dengan pengambilan sampel dahak, lendir, atau cairan dari nasofaring
(bagian antara hidung dan tenggorokan), orofaring (bagian antara mulut dan tenggorokan), atau paru-
paru pasien yang diduga terinfeksi virus Corona.

Pengambilan sampel dahak ini dilakukan dengan metode swab, yang prosedurnya memakan waktu
sekitar 15 detik dan tidak menimbulkan rasa sakit. Selanjutnya, sampel dahak akan diteliti di
laboratorium.

Nah, karena virus Corona penyebab COVID-19 merupakan virus RNA, deteksi virus ini dengan tes PCR
akan diawali dengan proses konversi (perubahan) RNA yang ditemukan di sampel menjadi DNA.

Proses mengubah RNA virus menjadi DNA dilakukan dengan enzim reverse-transcriptase, sehingga
teknik pemeriksaan virus RNA dengan mengubahnya dulu menjadi DNA dan mendeteksinya dengan PCR
disebut reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR).

Setelah RNA diubah menjadi DNA, barulah alat PCR akan melakukan amplifikasi atau perbanyakan
materi genetik ini sehingga bisa terdeteksi. Jika mesin PCR mendeteksi RNA virus Corona di sampel
dahak atau lendir yang diperiksa, maka hasilnya dikatakan positif.

Di sinilah pentingnya melakukan tes PCR. Tes PCR akan memastikan hasil dari rapid test. Sampai saat ini,
tes PCR merupakan pemeriksaan diagnostik yang dianggap paling akurat untuk memastikan apakah
seseorang menderita COVID-19 atau tidak.

2. Di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), banyak pertanyaan tentang apa itu rapid
test, swab, dan PCR serta apa perbedaannya. Ketiganya adalah istilah yang berkaitan dengan diagnosis
Covid-19. Membekali diri dengan pengetahuan tentang ketiga hal tersebut penting di masa pandemi ini.

Tenaga medis mungkin sudah tahu apa itu rapid test, swab, dan PCR. Tapi tidak demikian dengan
masyarakat awam. Rapid test, swab, dan PCR adalah istilah dalam metode pemeriksaan medis untuk
mengetahui adanya Covid-19 dalam tubuh seseorang.
Dokter menegakkan diagnosis Covid-19 setelah melakukan pemeriksaan tersebut. Namun swab dan PCR
sebenarnya berkaitan, berbeda dengan rapid test. Berikut ini penjelasannya:

 Apa itu Rapid test ?

Rapid test adalah metode pemeriksaan / tes secara cepat didapatkan hasilnya. Pemeriksaan ini
menggunakan alat catridge untuk melihat adanya antibodi yang ada dalam tubuh ketika ada infeksi
virus. Tes ini dijalankan dalam rangka menyaring pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam
pemantauan (ODP) dengan mengambil sampel darah dari kapiler ( jari ) atau dari vena.

Rapid test juga sering disebut sebagai tes serologis. Dalam hal diagnosis Covid-19, akurasi rapid test bisa
mencapai 90 persen. Proses untuk mengetahui hasil tes ini sangat cepat, bisa hanya dalam waktu 30 –
60 menit dan sebaiknya dilakukan di laboratorium oleh petugas yang mempunyai kompetensi . Harga
alatnya pun terjangkau. Itu menjadi salah satu kelebihan rapid test sehingga dapat digunakan untuk
memeriksa banyak orang sekaligus dalam satu waktu.

Rapid tes untuk deteksi virus SARS co-2 saat ini ada yang bisa mendeteksi antibodi dan ada yang bisa
antigennya .Tetapi yang dapat mendeteksi antigen banyak laboratorium belum banyak yang melakukan.
Rapid tes yang untuk mendeteksi antibodi tidak dapat mendeteksi pada awal sakit , karena mungkin
belum terbentuk antibodi atau kadar antibodinya masih rendah. Sehingga bila hasil pemeriksaan non
reaktif , harus diulang lagi pada hari 7 – 14 hari kemudian untuk memastikan apakah yang bersangkutan
benar tidak mengandung virus dalam tubuhnya. Terutama bila yang bersangkutan ada riwayat terpapar
virus SARS co-2.

 Pemeriksaan Swab Test – PCR

Swab dan PCR tak terpisahkan dalam metode tes untuk menegakkan diagnosis Covid-19. Swab adalah
cara untuk memperoleh bahan pemeriksaan ( sampel ) . Swab dilakukan pada nasofaring dan atau
orofarings. Pengambilan ini dilakukan dengan cara mengusap rongga nasofarings dan atau orofarings
dengan menggunakan alat seperti kapas lidi khusus.

Adapun PCR adalah singkatan dari polymerase chain reaction. PCR merupakan metode pemeriksaan
virus SARS Co-2 dengan mendeteksi DNA virus. Uji ini akan didapatkan hasil apakah seseorang positif
atau tidak SARS Co-2.

Dibanding rapid test, pemeriksaan RT-PCR lebih akurat. Metode ini jugalah yang direkomendasikan
WHO untuk mendeteksi Covid-19. Namun akurasi ini dibarengi dengan kerumitan proses dan harga alat
yang lebih tinggi. Selain itu, proses untuk mengetahui hasilnya lebih lama ketimbang rapid test.

Rangkuman Perbedaan Rapid Test dan swab-PCR?

 Rapid test: sampel darah dengan tusuk jari atau darah dari vena
 Swab-PCR: sampel dari rongga nasofaring dan atau orofarings
Bagaimana prosedurnya

 Rapid test : Sederhana dan lebih cepat


 Swab-PCR : Lebih rumit dan memakan waktu

Apa hasilnya

 Rapid test : reaktif atau non reaktif


 Swab-PCR: positif atau negatif

Baik rapid test maupun PCR memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Keduanya bisa dipakai
dalam rangka diagnosis Covid-19. Rapid test direkomendasikan bagi masyarakat untuk tes skrining yang
hendak secara mandiri mengetahui kondisinya terkait dengan Covid-19. Terlebih saat ini banyak rumah
sakit yang sudah mampu memberikan pelayanan rapid test secara komprehensif dan praktis.

Anda mungkin juga menyukai