Anda di halaman 1dari 33

PERAN BANK INDONESIA SEBAGAI BANK SENTRAL

Edukasi Kebanksentralan
15 Februari 2021
Outline 01 Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral

02 Tugas dan Peran Bank Indonesia

Tantangan Pelaksanaan Tugas


03 Bank Indonesia ke Depan dan
Respon Kebijakan
Bank Indonesia Sebagai
Bank Sentral
Dasar Hukum Kelembagaan Bank Indonesia 4

UUD 1945 Ps 24d UU No.23/1999 UU No.3/2004 UU No.6/2009

Bank Sentral Independensi Independensi,


sebagai otoritas Penataan Fungsi Akuntabilitas,
dan Tujuan Bank
moneter Pengawasan Bank Transparansi
Sentral
Dasar Hukum Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia 5

UU OJK
UU UU UU
Lalu Lintas Bank Indonesia
sebagai otoritas Mata Uang Transfer Dana
Devisa Makroprudensial

UU PPKSK UU TPPU & TPPT


UU UU LPS
Pencegahan dan AML dan
Perlindungan Penanganan Terorisme
Penanganan
Konsumen bank gagal
Krisis
Kedudukan Bank Indonesia dalam Tata Negara 6
KANTOR PERWAKILAN PROVINSI NTB
ANGGOTA DEWAN GUBERNUR

GUBERNUR DEPUTI GUBERNUR SENIOR


Perry Warjiyo Destry Damayanti

DEPUTI GUBERNUR DEPUTI GUBERNUR DEPUTI GUBERNUR DEPUTI GUBERNUR


Doni Primanto Joewono Dody Budi Waluyo Sugeng Rosmaya Hadi
Slide 7

YFT1 Yuan Fernando Tharu; 02/07/2020


Tujuan Bank Indonesia 8

Bank Indonesia mempunyai tujuan tunggal: mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah

(Pasal 7 UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No.3/2004 & UU No.6/2009)

Kestabilan nilai rupiah terhadap barang


Mencapai & Terhadap Barang dan dan jasa, diukur dengan perkembangan Dalam rangka
Jasa (Inflasi) laju inflasi mendukung
Memelihara pertumbuhan
ekonomi yang
berkelanjutan
“Kestabilan Kestabilan nilai rupiah terhadap mata
nilai Rupiah” Terhadap mata uang uang negara lain, diukur dengan
negara lain (Nilai perkembangan nilai tukar rupiah terhadap
Tukar) mata uang negara lain
Visi Bank Indonesia 9

Menjadi Bank Sentral Digital


Terdepan yang Berkontribusi
Visi Bank Nyata Terhadap Perekonomian
Indonesia Nasional dan Terbaik di antara
Negara Emerging Markets untuk
Indonesia Maju
Misi Bank Indonesia 10

Mencapai dan memelihara Mengembangkan ekonomi dan


stabilitas nilai Rupiah melalui keuangan digital
kebijakan moneter dan bauran
kebijakan yang efektif
Mendukung stabilitas
makroekonomi dan
Menjaga stabilitas sistem
pertumbuhan ekonomi yang
keuangan melalui kebijakan
berkelanjutan
makroprudensial yang efektif

Meningkatkan pendalaman pasar Mengembangkan ekonomi dan


keuangan untuk pembiayaan keuangan syariah
ekonomi nasional

Mewujudkan Bank Sentral berbasis digital


Tugas dan Peran
Bank Indonesia
Tugas dan Peran Bank Indonesia 12

Kebijakan Moneter
Menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter

• Menetapkan sasaran & pengelolaan


moneter
• Pengendalian suku bunga

Kebijakan Makroprudensial Bauran Kebijakan


Melakukan pengaturan dan
pengawasan makroprudensial/SSK
Bank Indonesia

• Financial Stability
• Finansial (Termasuk UMKM)
• Financial Infrastructure

Kebijakan Sistem Pembayaran


Mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran

• Mendorong ekosistem digital untuk


inklusifitas dan produktivitas
• Menjaga service level SP yang tinggi
Tujuan Kebijakan Ekonomi Makro 13

Kebijakan moneter merupakan bagian terintegrasi dari kebijakan ekonomi makro


untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi, e.g. social/macro welfare.
KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO :
• Umumnya, tujuan
Kebijakan Ekonomi Makro • Kebijakan moneter memiliki
utama kebijakan dampak langsung pada
moneter adalah untuk Kebijakan pasar uang, sementara
mencapai kestabilan Kebijakan Fiskal kebijakan fiskal memiliki
harga (inflasi). Moneter Kebijak dampak langsung pada
Instrumen: suku bunga, an
Kebijakan pasar barang.
uang beredar.
Makro
Makro • Karena kedua pasar
• Tujuan utama kebijakan terhubung satu sama lain,
Lain kedua kebijakan saling
fiskal adalah untuk
meningkatkan berinteraksi untuk menuju
pertumbuhan output Social Welfare tingkat keseimbangan
(PDB). Instrumen: (Macro Welfare) output dan harga sesuai
pajak, pengelolan yang harapkan.
belanja. PERTUMBUHAN
EKONOMI PENGANGURAN KEMISKINAN INFLASI
Tujuan Kebijakan Ekonomi Makro 14

• Inflasi sesuai sasaran 1. Kebijakan moneter untuk stabilitas harga


• Nilai tukar stabil dan nilai tukar dengan pertimbangkan
Moneter
• CAD terkendali
pertumbuhan, melalui: kebijakan suku
• PDB tumbuhEKONOMI
KEBIJAKAN sustain MAKRO : bunga, intervensi valas sesuai mekanisme
pasar dan fundamental, serta pengelolaan
modal asing.

2. Kebijakan makroprudensial untuk turut


Stabilitas mendukung terjaganya SSK melalui:
Rupiah dan intermediasi seimbang (kredit optimal),
SSK pengendalian risiko sistemik (antar waktu
maupun cross-section), dan inklusi ekonomi
dan keuangan.

3. Kebijakan sistem pembayaran untuk


Makro- Financial & payments kelancaran proses pengedaran uang (kertas,
prudensial Infrastructure SP-PUR kartu, dan digital) maupun digitalisasi
sistem pembayaran non-tunai untuk
• Countercyclical (dynamic) integrasi ekonomi dan keuangan digital.
• Systemic risk (cross-section) • Money circulation (paper, card, digital)
• Finansial Inclusion • Digital economy & finance
• Finansial deepening • Financial market & payment infrastucture
Video: Inflasi 15

https://youtu.be/KMPnVroI2vE
https://youtu.be/19l6NalTE4c Inflasi
Mengenal Kebijakan Moneter BI
Pelaksanaan Kebijakan Makroprudensial 16

KebijakanMakroprudensial 1 Mencegah dan mengurangi risiko sistemik

Kebijakan BI yang 2 Mendorong fungsi intermediasi yang


seimbang dan berkualitas
ditetapkan dan
Meningkatkan efisiensi sistem keuangan
dilaksanakan untuk:
3 dan akses keuangan dalam menjaga SSK

Mendukung stabilitas moneter dan


4 stabilitas sistem pembayaran
Video: Kenapa Krisis bisa terjadi? 17

https://youtu.be/x7WVM5gksFcCKenapa krisis bisa terjadi?


Peran Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran 18

Pengawasan aktif dan pasif terhadap


penyelenggara sistem pembayaran

PENGAWASAN
Pengawasan Penyelenggara Sistem
Pembayaran
(Penjelasan UUBI)

PERIJINAN OPERATOR
Memberikan ijin sistem pembayaran Menyediakan Layanan Sistem Pembayaran
(Pasal 15 UUBI (Pasal 17 & 18 UUBI

Memberikan ijin kepada BI-RTGS, BI-SSSS, SKNBI


penerbit, acquirer, dll
FASILITATOR &
PENGATURAN PERLINDUNGAN KONSUMEN
Memformulasi Kebijakan Sistem Menfasiitasi Pengembangan Sistem
Pembayaran dan Menerbitkan Pembayaran oleh Industri dan menjaga
Peraturan keseimbangan hak dan kewajiban
(Pasal 8 UUBI)
Konsumen
Menerbitkan PBI & SE BI Mengembangan transaksi non-tunai
tentang Sistem Pembayaran melalui Gerakan Nasikonal Non Tunai
(GNNT)
Kebijakan Sistem Pembayaran: Less Cash Society 19

Masyarakat didorong untuk melakukan pembayaran non-tunai melalui berbagai alternatif instrumen pembayaran
elektronik (electronic fund transfer) yang digunakan sesuai dengan fungsi, kegunaan, dan segmen yang paling sesuai,
antara lain menggunakan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK), Uang Elektronik, mobile banking, internet
banking, dll.
Kartu ATM Chip Based
• Nilai uang disimpan dalam media chip,
• Digunakan untuk melakukan a.I. berupa kartu
penarikan tunai dan pemindahan dana • Untuk transaksi pembayaran yang bersifat
• Mengurangi secara langsung simpanan masif, cepat, micro, dan berulang, (tol,
pemegang kartu kereta api).

Server Based
Kartu Debet
• Nilai uang disimpan dalam server, diakses
• Digunakan untuk melakukan melalui web browser/perangkat mobile
pembayaran Uang Untuk transaksi pembayaran yang bersifat
• Mengurangi secara langsung APMK Elek

online/e-commers, transfer, dan perluasan
simpanan pemegang kartu
tronik keuangan inklusif

Kartu Kredit
Limit Saldo
• Digunakan untuk melakukan • UE unregistered (data pemegang tidak
pembayaran tercatat) max. Rp 2 juta
• Dipenuhi terlebih dahulu oleh • UE registered (data pemegang tercatat) max.
Penerbit (pinjaman) Rp 10 juta
Tujuan dan Manfaat Pembayaran Elektronik 20

Penggunaan instrumen pembayaran elektronik dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem pembayaran bagi
masyarakat luas serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
DEFINISI:
Elektronifikasi pembayaran adalah upaya terintegrasi untuk mengubah pembayaran dari uang tunai menjadi
non-tunai.

MANFAAT
TUJUAN
 Menciptakan Less
EFISIEN
Cash Society AKSES LEBIH LUAS
 Meningkatkan inklusi Mengurangi biaya
keuangan Meningkatkan akses
pengelolaan uang Rupiah
 Pertumbuhan pembayaran masayarakat
(pencetakan, distribusi, dll) PERENCANAAN
Ekonomi
PRAKTIS TRANSPARAN EKONOMI YANG
LEBIH AKURAT
Tidak perlu membawa Memudahkan
uang tunai secara pencegahan dan Transaksi dicatat secara lebih
bulky, higienis, dan identifikasi komprehensif untuk
tidak ada risiko uang kejahatan, mendukung perencanaan
palsu penghindaran pajak, binsin yang lebih akurat
Kebijakan Sistem Pembayaran : GPN 21

Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) adalah sistem yang terdiri atas standar, switching, dan services yang
dibangun melalui seperangkat aturan dan mekanisme (arrangement) untuk mengintegrasikan berbagai
instrument dan kanal pembayaran (interoperable payment systems)
Instrumen Kanal Switching
Sebelum GPN Sebelum GPN Sebelum GPN
BANK BANK
Sw i t c h A Sw i t c h B

BANK
BANK

BANK
BANK

BANK
BANK

Sw i t c h C Sw i t c h D

Tidak efisien karena • 1 merchant banyak EDC (tidak Tidak ada koneksi antar switching
pembayaran jalan tol hanya efisien) untuk transaksi Kartu Debet
dapat menggunakan uang • Tidak semua kartu dapat diproses
elektronik dari Bank tertentu di seluruh EDC
Setelah GPN Setelah GPN Setelah GPN
BANK BANK
Sw i t c h A Sw i t c h B

BANK
BANK

BANK
BANK

BANK

GPN mewujudkan interoperabilitas,


BANK

• 1 Merchant lebih sedikit EDC


Sw i t c h C Sw i t c h D

sehingga seluruh uang elektonik


• EDC dapat memproses Koneksi antar switching untuk
dapat digunakan untuk pembayaran
seluruh kartu transaksi Kartu Debet
di setiap ruas jalan tol.
Kebijakan Sistem Pembayaran QRIS 22

QRIS: Quick Response Code Indonesian Standard


Video: QRIS 23
Kebijakan Pengelolaan Uang Rupiah (PUR) 24

UU Mata Uang No. 7/2011 PENGEDARAN


(Ps.16)

BI bertugas untuk
memenuhi kebutuhan PENGELUARAN
PENCABUTAN DAN
PENARIKAN
uang di masyarakat: (Ps.15)
(Ps.17)

• Tepat waktu dalam KEBIJAKAN SP-PURPENGELOLAAN


MEMITIGASI DAMPAK COVID-19
kondisi yang layak UANG RUPIAH
edar PENCETAKAN PEMUSNAHAN
(Ps.14) (Ps.18)
• Jumlah nominal
yang cukup
• Jenis Pecahan yang PERENCANAAN
sesuai (Ps.3,7,9 & 13)

Koordinasi BI - Pemerintah
Kebijakan Sistem Pembayaran (SP) dan PUR 25

Optimalisasi non-tunai untuk physical distancing & menjaga higienitas uang tunai

Optimalisasi Penggunaan Kesiapan Sistem Penyediaan Uang


Non Tunai & Layanan Kritikal BI Layak Edar

Penyesuaian fee SKNBI &


Contact Centre SP Untuk Menyediakan Uang Layak Edar
MDR QRIS untuk
Mempercepat Eskalasi Issue dalam jumlah yang memadai &
mengurangi biaya transaksi
KEBIJAKAN
Dalam Masa PandemiSP-PUR
Covid-MEMITIGASI
19 DAMPAK COVID-19
hygienis
ekonomi

Paket Regulasi KK
Menjamin Keberlangsungan Menyediakan Titik Layanan
meningkatkan buffer
operasional SP BI (tunai & non Penukaran Uang di Seluruh
comnsumption & fleksibilitas
tunai) serta SP industri Wilayah NKRI
non face to face

Dukungan Non Tunai dalam


Penyaluran Bansos &
Membantu UMKM
Video: Perjalanan Rupiah 26

https://youtu.be/h9geZbRMiHQ
Tantangan Pelaksanaan Tugas
Bank Indonesia ke Depan dan
Respon Kebijakan
Tantangan Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia 28

Untuk menghadapi tantangan ke depan khususnya dimasa pandemi Covid-19 ini, Bank
Indonesia menetapkan respon kebijakan yang dikenal dengan respon kebijakan 1+5

Program vaksin nasional yang telah dimulai pada awal Januari 2021
dan disiplin yang tetap dibarengi dengan penerapan protokol Covid-19
diharapkan dapat mendukung proses pemulihan ekonomi nasional

selain itu, lima langkah kebijakan juga akan menopang prospek


tersebut, yakni (1) pembukaan sektor-sektor produktif dan aman
secara nasional maupun di masing-masing daerah, (2) akselerasi
stimulus fiskal, (3) penyaluran kredit perbankan dai sisi permintaan
dan penawaran, (4) berlanjutnya stimulus moneter dan
makroprudensial, serta (5) percepatan digitalisasi ekonomi dan
keuangan , khususnya terkait pengembangan UMKM
Tantangan Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia 29
Koordinasi Kebijakan BI - Pemerintah 30

Indonesia saat ini telah menerapkan beberapa koordinasi kebijakan di tingkat nasional, antara bank sentral, pemerintah,
dan instansi terkait sbb (Warjiyo & Juhro, 2016):
• Koordinasi pengendalian inflasi
• Koordinasi penguatan stabilitas sistem keuangan (SSK)
• Koordinasi penguatan reformasi struktural
• Koordinasi pendalaman pasar keuangan
• Koordinasi pengembangan ekonomi dan keuangan digital
Sinergi dan Koordinasi dalam Kerangka KSSK 31

Koordinasi Bilateral juga dilakukan oleh BI dengan OJK & BI dengan LPS
untuk memastikan kelancaran pelaksanaan tugas
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai