Anda di halaman 1dari 11

KIMIA ORGANIK II

SENYAWA ORGANIK TURUNAN METIL

Disusun Oleh:

1. VERDIANI MAULIDA
2. WIDYA KUSUMA ASTUTI
3. ZOHRATUL AINI
4. TITIN DWI PRIHARTINI
5. YETI DWI HARTATI

PRODI S1 FARMASI
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BADARUDDIN (UNUQHBA)
BAGU
Tahun 2020/20
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr. wb. Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas segala
rahmat, nikmat serta karunia-Nya, sehingga penulisan makalah ini yang berjudul “Senyawa
Organik Turunan Metil” dapat terselesaikan. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah Kimia Organik II. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tidak akan
terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari pembimbing mata kuliah kami. Oleh
karena itu terima kasih kepada Pak Faizul Bayani atas bimbingannya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Metil
2.3 Metanol
2.2.1 Struktur methanol
2.2.2 Reaksi
2.3 Metil Amina
2.4 Dimetil eter, narium metoksida dan metilhalida
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebelum berbicara tentang senyawa organik yang kompleks, terlebih dahulu akan
dibicarakan sekelompok senyawa organik yang sederhana yaitu metanol dan senyawa
organik turunan metal.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan metil ?
2. Apa yang dimaksud dengan methanol ?
3. Apa yang dimaksud dengan alkil halida ?
4. Apa yang dimaksud dengan metal amina ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan metal
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan methanol
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan alkil halida
4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan metal amina

BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum berbicara tentang senyawa organik yang kompleks, terlebih dahulu akan
dibicarakan sekelompok senyawa organik yang sederhana yaitu metanol dan senyawa
organik turunan metal. Dengan pendekatan ini akan terlihat bagaimana gugus fungsi
molekul zat organik sangat menentukan sifat fisika dan kimia zat tersebut, dan bagaimana
gugus fungsi dengan cara yang tidak begitu sukar akan bisa diubah menjadi gugus fungsi
lain.

2.1 Metil
Dalam kimia, metil adalah gugus fungsional alkil hidrofobik (tidak larut dalam air).
Namanya diturunkan dari metana, suatu senyawa alkana sederhana. Metil adalah metana
yang krhilangan satu atom hydrogen, sehingga menjadi tidak stabil dan reaktif. Rumua
kimianya adalah CH3. Gugus ini sering kali muncul dalam banyak senyawa organic.
Gugus metal dapat diikat pada senyawa organic melali reaksi SN2 terhadap iodometana,
atau melalui reaksi metal-litium (dapat pula metal-magnesium klorida) dengan sebuah
atom karbon.
2.2 Methanol
Metanol merupakan senyawa organik sederhana yang sangat dibutuhkan terutama
untuk pelarut pada industri. Konsumsi dunia akan metanol ini mencapai jutaan ton
pertahun. Penggunaan lain metanol adalah bahan dasar pembuatan formaldehid yang
sangat dibutuhkan untuk bahan dasar pembuatan plastik dan zat organik polimer lainnya.
Dahulu metanol ini dibuat secara destilasi kering kayu pada suasana vakum. Karena itu
methanol ini disebut juga sebagai alkohol kayu (wood alcohol). Dewasa ini dengan
berkembangnya teknologi, terutama teknologi untuk bekerja dengan gas disertai dengan
penemuan katalis yang sesuai, memungkinkan pembuatan metanol ini dengan harga yang
sangat murah apabila dibandingkan dengan pelarut organik lainnya. Karbon monoksida
dan hidrogen yang merupakan hasil samping industri gas alam dengan bantuan katalis,
tekanan tinggi dan temperatur tinggi, akan bisa diubah menjadi metanol.
ZnO, CuO
2
CO + 2H CH3OH
200 m, 300-4000C
methanol
2.2.1 Struktur Metanol
Metanol dengan struktur molekulnya yang sangat mirip dengan air mempunyai
kepolaran yang hampir mendekati air. Hal ini memberikan keunggulan tersendiri buat
methanol sebagai pelarut organik yang disamping secara umum karena adanya gugus
CH3 akan dapat melarutkan hampir semua zat organik, juga dapat digunakan sebagai
pelarut untuk garam-garam anorganik.

H H

H3 O H3 O
1,7 D 1,8 D
Kelarutan beberapa garam anorganik dalam metanol

Garam Kelarutan dalam Metanol g/ml


NaCl 1,4
Nh4Cl 3,2
CaCl2 22
Nal 43

2.2.2 Reaksi
1. Oksidasi
a. Apabila dioksidasi dengan sempurna akan menghasilkan karbon dioksida
dan air.
CH3 CO2 + H2O
b. Dengan oksidasi terkontrol baik, akan bisa hasilkan formaldehid yang
merupakan bahan industry plastic yang sangat penting.
O
½ O2 Cu
CH3OH HC + H2O
0
300 C H

2. Methanol dengan logam natrium akan membentuk natrium metoksida dan gas
hydrogen.
CH3OH +Na CH3ONa +1/2 H2
3. Dengan natrium hidrida juga bias membentuk natrium metoksida dan
hydrogen.
CH3OH +HCl CH3ONa + H2
4. Dengan asam kuat methanol akan bersifat sebagai basa lemah dan akan
membentuk ion oksonium.
H
+

CH3OH + HCl H3C O Cl-

H
ion oksonium

H
+

CH3OH + H2SO4 H3C O HSO4-

H
5. Apabila dipaksakan dengan asam bromide atau iodide akan terbentul
alkihalida.
CH3OH + HX CH3X + H2O (X= Br,I)
6. Dengan penarikan air kuat seperti H2SO4 pekat akan membentuk eter.
CH3OH +H2SO4 H3C-O-CH3 + H2O
Dari reaksi diatas terlihat bahwa dengan oksidasi yang putus adalah ikatan C-H dengan
logam Na atau natrium hidrida yang putus adalah ikatan O-H, sedangkan dengan sama
kuat akan terjadi protonasi atom oksigen atau dapat memutuskan ikatan antara C-O.
Walaupun dari contoh diatas baru dilihat reaksi kimia dari methanol, tapi dengan melihat
akibat yang ditimbulkan oleh masing-masing pereaksi terhadap ikatan kimia yang ada,
secara umum kita akan bias meramalkan bahwa semua jenis seperti contoh diatas juga
akan mengalami nasib yang sama apabila dipergunakan dengan reagensi/pereaksi yang
sama pula.Berdasarkan sifat dari metanol dapat diramalkan bahwa senyawa a dan b akan
bereaksi dengan logam Na dan Natrium hidrida, karena pereaksi mempunyai kemampuan
untuk memutus ikatan antara C-O-H yang terikat pada atom karbon, dan menghasilkan
gas H2. Ramalan ini adalah benar karena kalau senyawa a dan b diperlakukan dengan
pereaksi diatas memang akan menghasilkan alkoksida (R-O-logam alkali). Senyawa a, b,
dan d karena adanya pasangan elektron sunyi dari oksigen akan dapat bertindak sebagai
donor elektron dengan asam kuat dan membentuk ion oksonium. Senyawa organik yang
atom-atomnya terikat satu sama lain dengan bentuk yang sama disebut: GUGUS
FUNGSI. Sesuai dengan contoh diatas, kelompok senyawa organic yang mempunyai
ikatan C-OH dalam molekulnya disebut senyawa organik yang mempunyai gugus fungsi
OH dan disebut alcohol.

Bandingkan juga dengan sifat fisika senyawa-senyawa tersebut.

Titik leleh (0C) Titik didih (0C) Kerapatan Kelarutan air


Air 0 100 1(40C) -
Metana -183 -162 - -
Metanol -97 64,5 0,793 (200C) ∞

Kenapa terdapat perbedaan sifat fisika yang demikian mencolok? Air dan metanol,
sama-sama mempunyai gugus OH, sama-sama polar, sama melarutkan zat anorganik,
bercampur dalam segala perbandingan. Selanjutnya, apabila dibandingkan metanol dan
metana, yang sama-sama mempunyai ikatan C-H , kenapa sifat fisika keuda senyawa ini
jauh berbeda? Kalau dilihat pula sifat kimia kedua zat ini juga sangat jauh berbeda.
Kecuali apabila dioksidasi sempurna sama-sama menghasilkan CO2 dan H2O, kedua
senyawa oganik tidak mempunyai satupun reaksi kimia yang bersamaan. Jawaban dari
pertanyaan diatas sebenarnya sangat sederhana karena sifat kimia dan fisika suatu zat
organik ditentukan oleh gugus fungsi yang ada dalam molekul senyawa organik tersebut,
dimana dalam hal ini adalah gugus O-H. Walaupun yang dianggap sebagai gugus
fungsi adalah gugus OH, ikatan C-H pada methanol dan metana masih berpengaruh pada
sifat senyawa ini. Kalau dilihat kelarutan dari metanol ini dalam pelarut organik lain,
dapat dikatakan hampir larut dalam semua pelarut organik kecuali petroleum eter yang
merupakan campuran alkana rendah (C4-C8). Hal ini dapat dimengerti karena adanya
gugus CH3 dari metanol akan menyebabkan berlakunya hukum Van der Walls pada
ikatan C-H menyebabkan metanol ini merupakan pelarut organik yang penting, baik
untuk zat organic non polar maupun polar (untuk zat yang polar daya melarutan ini
berdasarkan kemampuan metanol untuk membentuk ikatan hidrogen).

Selanjutnya, seberapa jauh pengaruh gugus fungsi OH ini menentukan sifat kimia antara

air dan methanol ini.

H2O + NaH NaOH +H2

CH3OH + NH NaOCH3 + H2

H2O + HCl H3O+ + Cl-

CH3OH + HCl H3CO+H2 + Cl+

2.3 Metilamina (CH3NH2)


Metilamina terdiri dari gugus CH3 dan NH2, dimana disini satu atom H dari metana
diganti oleh
gugus NH2.
H H H

H C H N H C N

H H H H H H

Kalau dibandingkan reaksi kimia dari metana, ammonia dan metilamina dengan berbagai
pereaksi seperti dibawah ini akan terlihat bahwa sifat kimia dari ammonia ternyata sangat
mirip dengan metilamina.

Pereaksi Zat asal / produk


N CH4/- NH3/NaNH2 CH3NH2/NaNHCH3
NaH CH4/- NH3/NaNH2 CH3NH2/NaNHCH3
H+ CH4/- NH3/NH4 CH3NH2/CH3NH2+

Dalam hal ini dikatakan bahwa yang merupakan gugus fungsi pada metilamina
adalah gugus NH2,bukan CH3.
2.4 Dimetil eter, narium metoksida dan metilhalida

Dimetil eter (CH3OCH3), natrium metoksida (NaOCH3) dan metal halida (CH3X)
merupakan senyawa turunan metil yang mempunyai sifat kimia dan fisika berbeda seperti
yang terlihat dibawah ini.

Pereaksi Zat asal produk

CH3ONa CH3OCH3 CH3Br


Pembakaran H2O + CO2 + Na2Co3 CO2+ H2O CO2 + H2O + Br2
Asam Protonasi, CH3O- (CH3)2O+H -
Basa - - NaH NaOH
CH3OH

Dari reaksi diatas terlihat bahwa sifat kimia dari zat organik ditentukan oleh gugus fungsi yang
ada dalam molekul zat organik tersebut. Dari beberapa turunan metil yang dibicarakan,
methanol, metilamina, dimetileter, natrium metoksida dan metilhalida, terlihat bahwa walau
semua senyawa organik diatas mempunyai gugus metil, ternyata bahwa sifat kimia zat-zat diatas
bukanlah ditentukan oleh adanya ikatan C-H atau C-C. Justru karena itulah gugus metil, etil,
propil dst dalam kimia organik biasa disimbolkan sebagai R (alkil) karena tidak akan
memberikan perbedaan sifat kimia yang berarti kalau gugus fungsinya sama.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebelum berbicara tentang senyawa organik yang kompleks, terlebih dahulu akan dibicarakan
sekelompok senyawa organik yang sederhana yaitu metanol dan senyawa organik turunan metal.
Dengan pendekatan ini akan terlihat bagaimana gugus fungsi molekul zat organik sangat
menentukan sifat fisika dan kimia zat tersebut, dan bagaimana gugus fungsi dengan cara yang
tidak begitu sukar akan bisa diubah menjadi gugus fungsi lain.

3.2 Saran

Menggunakan bahasa yang lebih mudah agar bisa dipahami.


DAFTAR PUSTAKA
https://fdokumen.com/document/3-gugus-fungsi-senyawa-organik-sederhana-turunan-metil.html
(diakses tanggal 12 Oktober 2020)

https://id.wikipedia.org/wiki/Gugus_metil (diakses pada tanggal 12 Oktober 2020)

Anda mungkin juga menyukai