ABSTRAK
Jamu merupakan salah satu obat bahan alam Indonesia dengan presentase konsumen sebanyak
59,12%. Berdasarkan temuan Data pengawasan Badan POM dari tahun 2007 hingga 2012
menunjukkan bahwa persentase OT mengandung BKO berturut-turut adalah 1,65%; 1,27%;
1,06%; 0,83%, 1,77% dan 1,89%. Selama periode 2008-2012, Badan POM RI telah
memusnahkan sebanyak 1.940.567 pcs Obat Tradisional mengandung Bahan Kimia Obat
(BKO). Salah satu bahan kimia obat yang sering ditambahkan pada jamu adalah
Fenilbutazon. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Bahan Kimia Obat Fenilbutazon
dalam sediaan jamu pegal linu merk W,X,Y,Z. Metode penelititian adalah deskriptif, sampel jamu
diperoleh dari toko jamu wilayah pasar besar kota Malang. Kriteria yang digunakan yaitu banyak
diminati masyarakat, harganya murah. Identifikasi fenylbutazone dengan metode Kromatografi
Lapis Tipis (KLT). Fase gerak yang di gunakan pada KLT adalah kloroform : metanol (4: 1) dan
fase diam yang digunakan plat KLT silika gel GF 254. Berdasarkan dari hasil penelitian yang
telah sampel merk Z mengandung Bahan Kimi Obat Fenilbutazon. Nilai Rf rata- rata standar
fenilbutazon yang dihasilkan adalah 0,90 dan nilai Rf rata- rata sampel merk Z adalah 0,91.
Kata Kunci : Analisis BKO, Fenilbutazon, Kromatografi Lapis Tipis, Jamu Pegal Linu
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Obat tradisional merupakan bahan atau penarikan dan pemusnahan terhadap 54
ramuan atau bahan berupa bahan tumbuhan, Obat Tradisonal mengandung Bahan Kimia
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian Obat (BKO) dari peredaran. Telah
(galenik) atau campuran dari bahan- bahan dilakukan pemusnahan pada tahun 2015
tersebut yang telah digunakan sebagi terhadap OT senilai 75,7 miliar rupiah dan
pengobatan berdasarkan pengalaman secara bahan baku OT senilai 63,55 miliar rupiah.
turun temurun (Made, 2016). Terhadap 7 item hasil temuan OT
Obat Tradisional dilarang mengandung mengandung Bahan Kimia Obat (BKO)
Bahan Kimia Obat (BKO) seperti yang yang telah terdaftar, nomor izin edarnya
diatur dalam PERMENKES nomor 007 telah dibatalkan. Sebagai informasi, dalam
tahun 2012 tentang registrasi obat dua tahun terakhir, sejumlah 115 kasus
tradisional. Obat tradisional yang biasa peredaran OT mengandung Bahan Kimia
mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) Obat (BKO) berhasil diungkap dan telah
adalah yang memiliki indikasi untuk diajukan ke pengadilan (BPOM, 2015).
rematik, penghilang rasa sakit, dan Selain itu, pada tahun 2018 Badan POM juga
afrodisiak. Bahan Kimia Obat yang menemukan sejumlah 22,13 miliar rupiah
ditambahkan pada jamu dapat menjadi obat tradisional (OT) ilegal dan atau
sumber bahaya jamu karena hal ini dapat mengandung bahan kimia obat (BKO).
memberikan efek jamu yang lebih instan Temuan ini merupakan hasil pengawasan
(Nurrohmah & Mita, 2012). produk di peredaran (post-market control)
Permasalahan Obat Tradisional secara rutin, adanya kasus maupun operasi
mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) penertiban ke sarana produksi, sarana
bukan hanya menjadi permasalahan di distribusi, atau retail oleh BPOM RI melalui
Indonesia melainkan juga di seluruh dunia. Balai Besar/ Balai POM di seluruh
Berdasarkan informasi melalui Post Indonesia(BPOM, 2018).
Marketing Alert System (PMAS), World Berdasarkan hasil pengawasan dan
Health Organization (WHO) dan US Food pemeriksaan yang dilakukan BPOM jamu
and Drug Adinistration (FDA) sebanyak 38 pegal linu sering dicemari BKO seperti
Obat Tradisional (OT) dan suplemen Fenilbutason, antalgin, sodium diklofenak,
kesehatan mengandung BKO diduga piroksikam, parasetamol, prednison, atau
merupakan produk luar negeri seperti negara deksametason (Fatimah, Rahayu, & Indari,
ASEAN, Australia, dan Amerika Serikat 2017). Jamu pegal linu dikonsumsi untuk
(BPOM, 2015). Badan POM melakukan mengurangi rasa nyeri, menghilangkan
3
pegal linu, capek, nyeri otot dan tulang, jamu membahayakan para konsumen.
memperlancar peredaran darah, Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi
memperkuat daya tahan tubuh, dan secara kualitatif menggunakan
menghilangkan sakit seluruh badan (Lathif, Kromatografi Lapis Tipis (KLT) pada jamu
2013). Berdasarkan beberapa kasus tentang tradisional pegal linu pada merk W, X,Y dan
BKO dalam jamu pegal linu yang berhasil Z.
diungkapkan BPOM, bahan kimia obat yang
paling sering ditemukan adalah METODE PENELITIAN
fenilbutazon. Pada lampiran publik warning Alat dan Bahan
BPOM menunjukkan data bahwa tahun Alat yang digunakan adalah Neraca
2014 terdapat sekitar 6 jamu yang positif digital, chamber, pinset, botol timbang, pH
mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) universal, gelas ukur 100 mL, mikro pipet,
fenilbutazon. Pada tahun 2015 terdapat 54 tip mikropipet, gelas ukur 10 mL, gelas ukur
Obat Tradisional yang ditarik dan 100 mL, kaki tiga, kasa asbes, lampu
dimusnakan oleh BPOM dengan Bahan spiritus, corong pisah, klem, statif, beaker
Kimia Obat (BKO) yang mendominasi glass 100 mL, botol semprot, sendok tanduk,
adalah fenilbutazon. Pada tahun 2016 batang pengaduk, oven, seperangkat alat
sampai dengan 2018 terdapat kurang lebih soxhlet, tabung reaksi, pipet tetes, labu ukur
35 Obat tradisional yang positif 5 mL, cawan penguap, corong buchner.
mengandung fenilbutazon. Bahan yang digunakan adalah plat KLT,
Fenilbutazon adalah obat golongan Non kertas saring, sampel jamu pegal linu merk
Steroid Anti Inflamasi Drug (NSAID) yang W, X,Y dan Z, aquadest, tablet fenilbutazon,
merupakan suatu turunan pirazolon. Obat ini NaOH 1 N, HCl 1 N, klorofom, etanol,
mempunyai sifat anti inflamasi yang kuat aseton, HNO3, Diazo A dan B.
(Nurkhayati, 2017). Fenilbutazon memiliki Preparasi Pemurnian Tablet
kerja sebagai analgetika, antipiretika dan Fenilbutazon
antiinflamasi. Efek samping dari Menimbang tablet fenilbutazon
mengkonsumsi fenilbutazon seperti mual, sebanyak 10 gram tablet kemudian
muntah, ruam kulit, retensi cairan dan dimasukkan ke dalam timbel yang telah
elektrolit (edema). Sehingga penggunaan ditimbang. Tablet fenilbutazon
fenilbutazon sangat jarang digunakan dan dimasukkan kedalam tabung soxhlet.
dibatasi (Tourisma, 2011). Kemudia dimasukkan pelarut etanol
Berdasarkan uraian diatas, bahwa sebanyak 180 ml. Proses soxhletasi
kandungan Bahan Kimia Obat (BKO) dalam
4
yang di uji terdapat beberapa kriteria pada tablet fenilbutazon yang akan
diantaranya jamu dengan harga yang murah, digunakan sebagai pembanding. Dilakukan
banyak diminati masyarakat dan tidak ekstraksi karena tablet fenilbutazon ini tidak
terdaftar di BPOM. Pada penelitian ini murni. Ekstraksi yang digunakan adalah
6
metode soxletasi. Metode ini cocok untuk bercak noda dan nilai Rf dari masing-masing
ekstraksi fenilbutazon karena dilihat dari sampel dengan nilai Rf baku pembanding
titik lebur fenilbutazon yaitu 104- 1070C, fenilbutazon.
sedangkan pada proses ini digunakan suhu
Pada pengujian ini dilakukan dengan
700C. Pelarut yang digunakan adalah etanol
cara masing- masing sampel jamu pegal linu
96 %. Pada ekstraksi ini berlangsung 10
dengan merk W,X,Y dan Z dipreprasi
siklus selama kurang lebih 2 jam, pada siklus
dengan replikasi sebanyak tiga kali.
ke 10 warna pelarut atau sari tidak berwarna.
Pengujian ini menggunakan kontrol positif
Setelah itu dilakukan penguapan pada
yang berisi sampel dan standar. Fungsi
ekstrak. Setelah didapatkan serbuk
adanya kontrol positif adalah untuk
fenilbutazon dilakukan identifikasi
mengetahui bercak noda yang terlihat serta
menggunakan reaksi warna dengan reagen
nilai Rf yang dihasilkan pada saat sampel
HNO3, diazo A dan B yang mendapatkan
positif mengandung Bahan Kimia Obat
hasil positif, seperti disajikan pada tabel 2.
(BKO).
Tabel 2 Identifi kasi Warna Fenilbutazon
Hasil pengujian Kromtografi Lapis
Reagen Sebelum Sesudah Hasil Tipis (KLT) pada masing- masing sampel
HNO3 Larutan Larutan Positif jamu pegal linu menunjukan warna bercak
putih Kuning
keruh noda standar fenilbutazon yang dihasilkan
Diazo A Larutan Larutan Positif saat dilihat pada sinar UV 254 nm adalah
dan B putih Coklat
keruh Muda ungu. Pada sampel merk W tidak terdapat
Pada pengujian ini bertujuan mengetahui bercak noda, pada sampel merk X
ada atau tidak kandungan fenilbutazon menunjukkan adanya noda berwarna ungu.
dalam jamu pegal linu, dilakukan pengujian Pada sampel Y terdapat dua warna bercak
kualitatif yaitu menggunakan metode noda yaitu ungu dan kuning. Sedangkan
tersebut digunakan karena sederhana dan noda ungu. Hasil warna bercak noda yang
cepat serta zat yang digunakan cukup dihasilkan pada masing- masing sampel
sedikit. Kromatografi Lapis Tipis digunakan dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 1. Hasil KLT Pada Jamu Merk W 0,35 g, Languatis Rhizome 0,84 g,
Zingiberis Rhizome 1,4 g, Melaleuca
Leucadendra Fructus 0,56 g. Pada sampel
merk X tidak terdapat komposisi dalam
penandaan kemasan sehingga tidak
diketahui isi dari sampel. Mek Y
Biglobosae Semen 5%, Baeckeae Folium
10%, Alyxiae Cortex 4%, Zingiberis
Rhizome 10%, bahan bahan lain sampai
Gambar 2. Hasil KLT Pada Jamu Merk X
100%. Merk Z Amomum C 5%, Boesoen
B, Curcume R 2 %, Bahan bahan lain
sampai 100%.
yaitu 0,91, sedangkan noda yang kedua merk Z. Data nilai Rf rata- rata dapat dilihat
dihasilkan nilai rata- rata Rf sebesar 0,05. pada tabel 3.
Dari hasil rata-rata nilai Rf tersebut sampel
jamu pegal linu sediaan cair merk “W,X,Y
dan Z” yang positif mengandung
fenilbutazon hanya pada jamu pegal linu
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian yang DAFTAR RUJUKAN
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa BPOM. (2015). Bahan Kimia Obat dalam
Obat Tradisional dan Suplemen
dari keempat sampel jamu pegal linu,
Kesehatan -Ancaman-Bagi-
sampel merk Z mengandung Bahan Kimia Kesehatan-Masyarakat. Jakarta: Biro
Hukum dan Humas Badan POM RI.
Obat Fenilbutazon.
Retrieved from
https://pom.go.id/mobile/index.php/vi
UCAPAN TERIMAKSIH ew/pers/285/BAHAN-KIMIA-OBAT-
Penulis mengucapkan terimakasih DALAM-OBAT-TRADISIONAL-
DAN-SUPLEMEN-KESEHATAN----
kepada Laboratorium Mikrobiologi Ancaman-Bagi-Kesehatan-
Akademi Analis Farmasi dan Makanan Masyarakat---.html
Putra Indonesia Malang yang telah BPOM. (2018). Temuan Kosmetik Ilegal
dan Mengandung Bahan
membantu penelitian ini. Dilarang/Bahan Berbahaya serta Obat
Obat Tradisional Ilegal dan
Mengandung Bahan Kimia Obat.
Retrieved from
https://www.pom.go.id/new/view/mor
9