Anda di halaman 1dari 11

TINJAUAN KEKUATAN BETON PADA USIA MUDA DENGAN

PENAMBAHAN POLYPROPYLENE FIBRE

Dedi Irawan1)., M.Yusuf2)., Eddy Samsurizal2)


dediirawan.sipil@gmail.com

ABSTRAK

Dewasa ini pemakaian beton sangat berkembang pesat pada kegiatan kontruksi, dikarenakan
beton memiliki kelebihan mudah dibentuk sesuai keinginan, memiliki kuat tekan yang baik dan lain –
lain. Tetapi beton memiliki kelemahan pada sifat yang getas dan kuat tarik yang rendah, sehingga
kontruksi beton diberi tulangan untuk mengatasi pada bagian tarik. Maka diperlukan beton khusus
untuk meningkatkan kuat tarik maupun kuat lentur yaitu beton serat. Beton serat adalah beton dengan
bahan tambah serat. Dalam penelitian ini campuran beton menggunakan bahan tambah polypropylene
fibre, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas beton pada umumnya dan khususnya pada
kuat tarik belah dan kuat lentur.
Polypropylene fibre menggunakan produk dari Sika dengan diameter 18 mikron dan panjang
12 mm. Pengujian ini meliputi pada kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat lentur. Untuk pengujian kuat
tekan dan kuat tarik belah menggunakan benda uji silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm,
sedangkan kuat lentur menggunakan benda uji balok dengan panjang 60 cm, lebar 15 cm dan tinggi 15
cm. Benda uji terdiri dari tiga buah silinder dan tiga buah balok untuk masing - masing pengujian.
Dari pengujian slump dapat disimpulkan tidak ada perubahan berarti dalam penggunanan
polypropylene fibre. Dan dari pengujian kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat lentur di dapatkan nilai
optimum pada beton normal ditambah polypropylene fibre. Pada kuat tekan terjadi peningkatan
sebesar 4,44 % dibandingkan beton normal (N), sedangkan pada kuat tarik belah terjadi peningkatan
sebesar 16,96% dibandingkan beton normal (N), dan pada kuat lentur terjadi peningkatan sebesar
16,47 % dibandingkan beton normal (N).

Kata kunci : Polypropylene fibre, Kuat tekan, kuat tarik belah, kuat lentur

1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT Untan


2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT Untan 1
1. PENDAHULUAN beton juga mempunyai kekurangan antara
Bangunan kontruksi yang terdapat di lain, mempunyai kekuatan tarik lemah atau
Indonesia pada umumnya menggunakan beton rendah yang menyebabkan beton akan
sebagai bahan struktur utama. Hal ini menjadi retak – retak sehingga perlu diberi
dikarenakan beton mempunyai beberapa bahan tambah untuk dapat meningkatkannya.
sifat yang menguntungkan diantaranya adalah Salah satu usaha untuk memecahkan
bahan baku beton yang mudah didapat, harga masalah tersebut adalah dengan
relatif murah, mudah dibentuk sesuai menambahkan serat ke dalam adukan
kebutuhan dan tidak memerlukan biaya yang beton.
terlalu mahal untuk perawatannya Disamping Penggunaan serat ( fiber ) sebagai
mempunyai kelebihan, beton juga mempunyai bahan tambah dalam campuran beton
kekurangan dalam penggunaannya yaitu beton adalah salah satu cara, dimana penambahan
memiliki sifat yang getas sehingga praktis tidak fiber dalam campuran beton yang disebar
mampu menahan tegangan tarik. Dalam secara merata dalam adukan beton dengan
perancangan struktur beton, tegangan tarik yang orientasi random dapat menjadi tulangan
timbul akibat pembebanan dipikul oleh baja sehingga mengurangi keretakan yang terlalu
tulangan. Masalah lain yang perlu dini di daerah tarik akibat pengaruh
diperhatikan adalah timbulnya retak – retak pembebanan ( Suhendro : 2000 ).
pada beton akibat tegangan tarik tersebut. Secara umum:“Fiber reinforced
Penggunaan serat polypropylene concreate ” adalah beton yang dibuat dari
telah terbukti dapat meningkatkan dan campuran semen, agregat halus, agregat kasar,
memperbaiki sifat – sifat struktural beton, air, dan sejumlah serat yang disebar secara
( ACI Committee 544, 1982 ) serat random dalam adukan (Bambang Trilaksono
polypropylene dapat memperbaiki sifat – sifat : 1994).
beton antara lain : daktilitas yang berhubungan
dengan kemampuan bahan untuk menyerap 2.1. Serat Polypropylene
energi, ketahanan terhadap beban kejut, Serat Polypropylene merupakan
ketahanan terhadap keausan, dan ketahanan bahan dasar yang umum digunakan dalam
terhadap pengaruh susutan ( shrinkage ). memproduksi bahan – bahan yang terbuat
Permasalahan yang sering timbul dari plastik. Pertama kali fiber digunakan
pada saat pembuatan beton adalah munculnya dalam industri tekstil karena harganya
gejala keretakan yang disebabkan oleh murah dan dapat menghasilkan produk
tegangan tarik dikarenakan sifat beton yang yang berkualitas. Material ini berbentuk
getas. Tujuan dari penelitian ini adalah filamen-filamen yang ketika dicampurkan
untuk mengetahui ukuran dan dosis yang dalam adukan beton untaian itu akan
optimum serat polypropylene pada campuran terurai. Serat jenis ini dapat meningkatkan kuat
beton. tarik lentur dan tekan beton ( Arde : 2005 ),
mengurangi retak – retak akibat penyusutan,
2. TINJAUAN PUSTAKA meningkatkan daya tahan terhadap impact
Beton merupakan campuran dari dan meningkatkan daktilitas (Dina : 1999).
semen, agregat kasar, agregat halus dan air, Beberapa keuntungan penggunaan
dengan atau tanpa bahan tambahan serat polypropylene dalam campuran beton,
membentuk masa padat ( SK SNI T-15- 1990- adalah sebagai berikut : ( Dina : 1999 )
03:1 ). Beton umum digunakan pada a. memperbaiki daya ikat matriks
konstruksi karena mempunyai banyak beton pada saat pre – hardening
keuntungan antara lain bahan baku yang stage sehingga dapat mengurangi
mudah didapat, mudah dibentuk sesuai keretakan akibat penyusutan.
kebutuhan, mampu memikul beban yang b. memperbaiki ketahanan terhadap
berat, biaya pemeliharaan yang kecil, kikisan
mempunyai kuat desak yang besar. Namun c. memperbai terhadap
ki tumbukan
d. memperbaik
2
i (contoh:  Air – Secara umum
terhadap Pasir). entraining.
admixture terbagi
penembus  Agregat  Water
dalam tiga jenis
an air dan kasar, yaitu reducer
and set yaitu bahan
bahan agregat yang tambah kimiawi
controlling.
kimia ukuran (chemical
 Finely
e. me butirnya admixture), bahan
devided
mp besar dari mineral. tambah yang
erb 4,75 mm.
 Miscellane bersifat mineral
aiki keawetan (contoh: ous. (additife) dan
bet Kerikil). bahan tambah
on. lainnya.
Dari Untuk menentukan
penelitian yang apakah agregat itu 2.4. Pengujian Kuat
telah dilakukan baik dipergunakan Tekan
tentang macam – sebagai campuran Beton
macam fiber beton, maka harus mempunyai
ditinjau dari diteliti beberapa hal keunggulan pada
pengujian kuat sebagai berikut. kuat tekan, pada
tariknya antara  Bentuk penelitian kuat
lain Edhi butiran tekan ini
Wahjuni (1996 )  Derajat mengikuti standar
menyatakan keseragama
yang berlaku di
dengan n (gradasi)
Indonesia yaitu:
penambahan  Derajat
SNI - 03 - 1974 -
kebersihan
Styrene 1990 mengenai
Butadiene Latex  Kekerasan
dan metode pengujian
pada campuran kuat tekan beton.
 Pengaruh
beton dengan Pengujian
kadar air
kondisi menggunakan
pencampuran mesin tekan
2.3. Admixture
5 % dapat (compresieve
Admixture
meningkatkan testing machine)
atau bahan tambah
kuat tarik belah merk MBT
adalah suatu bahan
beton maksimum dengan kapasitas
yang di masukan ke
sebesar 20 %. 2000 kN,
dalam campuran
beton pada saat ketelitian 5 kN.
2.2. Agregat Dengan benda uji
atau selama proses
Dari silinder diameter
pencampuran itu
ukuran butirannya 15 cm dan tinggi
yang berfungsi
agregat pada 30 cm, benda uji
untuk pekerjaan
dasarnya terbagi setelah dilakukan
tertentu dalam hal
dalam 2 kategori, perawatan, lalu di
mengubah sifat
yaitu: lakukan kaping
sifat beton.
 Agregat (dilapisi belerang).
Menuut
halus, yaitu Pengujia
ACI 212.IR - 81
agregat n kuat tekan pada
jenis bahan tambah
yang benda uji sebagai
untuk beton di
berukuran acuan untuk
kelompokan
lebih kecil menetapkan
menjadi lima yaitu:
dari 4,75 standar mutu
mm
 Acceleratin P
g. beton, dan sebagai

3
syarat 0,57f’c. Cara b. Agregat Kasar desain beton
penerimaan yang digunakan Agregat kasar dilakukan analisa
mutu beton. untuk mengukur yang digunakan kadar lumpur,
Rumus kuat kuat tarik belah yaitu split kadar air,
tekan beton beton dengan dengan ukuran gradasi, berat
adalah beban metode SNI 03 - maksimum 25 jenis, absorbsi,
maksimum 2491 – 2002, mm berasal berat volume,
dibagi luas area. tentang metode dari Paniraman. dan abrasi
pengujian kuat Untuk keausan.
f 'c  tarik belah beton. keperluan mix
A Dengan
menggunakan f 'R  P
rumus dibawah L 3.2.
2.5. Pengujian ini: Pemb
Kuat Tarik
uatan
Belah b
Pada f P
2 dan
ct Peraw
buku seminar
cement and atan
concrete L Benda
association D Uji
CC0113, 84 3. METODE halus dari P.
memberikan PENELITIAN Limbung.
2.6. Pengujian
perkiraan kasar Kuat Lentur 3.1. Ruang e. Agregat
untuk kuat tarik Lingkup kasar dari
Kuat
belah Penelitian Paniraman.
lentur beton
mempunyai nilai a. Metode f. Air yang
adalah
sebesar 5 - 10% perancang digunakan
kemampuan
dari kuat tekan. an adalah air
balok beton yang
Nilai campuran PDAM.
diletakan pada
pendekatan kuat beton di g. Polypropyl
dua perletakan
tarik belah dari pakai ene Fibre
untuk menahan
pengujian metode menggunak
gaya dengan arah
berulangkali ACI an produk
tegak lurus
didapat 0,5 - 0,6 b. Kuat tekan Sika.
sumbu benda uji
f’c, sehingga beton yang h. Benda uji
yang diberikan di
nilai kuat tarik silinder
padanya sampai rencanakan
belah beton diameter 15
benda uji patah adalah
normal cm, tinggi
dalam satuan beton f’c
digunakan =20 MPa 30 cm.
MPa.
c. Semen i. Benda uji
Cara yang menggunakan balok
yang
digunakan untuk rumus dibawah ini ukuran 15
digunakan
mengukur kuat untuk 1/3 bentang: cm x 15 cm
adalah
lentur beton x 60 cm.
Semen
dengan standar j. Pengujian
Holcim
SNI 03 - 4431 - Sampel
yang telah
1997 tentang dilakukan
memenuhi
metode pengujian pada usia
Standar
kuat lentur beton muda (3 &7
Industri
dengan dua titik hari)
Indonesia
pembebanan. k. Pengujian
(SII)
Dengan terdiri
d. Agregat
4
dari, Pembuata aduk, ini campuran
n campuran dilakuka beton
Tekan, beton dilakukan n agar dilakukan
Tarik dengan cara agregat sekurang
Belah, adalah sebagai kasar –
dan berikut : dan kurangny
Lentur a. Menyia agregat a 1,5
pkan halus menit
3.2. Analisa semua bercamp atau
Campuran bahan ur f. sampai
Beton yang dengan diperoleh
3.2.1. Semen dibutuh merata. campuran
Portland
kan d. Kemudia beton
Dalam
dengan n semen yang
jumlah dan fiber seragam.
penelitian
sesuai di g. Setelah
ini dengan masukka campuran
mix n ke beton
digunakan semen design dalam sudah
portland tipe I dengan mesin seragam,
(Semen Holcim) . koreksi aduk tuangkan
terhadap sampai campuran
3.2.2. Agregat kelemba tercamp tersebut
a. Agregat Halus pan ur dalam
Agregat halus masing merata, cetakan
yang digunakan – lalu benda uji
yaitu pasir alami masing masukka yang telah
( uncrushed ) agregat. n air disiapkan.
yang berasal b. Mesin sesuai
dari Pulau adukan ( dengan Perawat
limbung. Untuk molen ) ukuran an benda uji
keperluan mix diisi yang dimulai 1 hari
desain beton dengan tercantu setelah
dilakukan analisa air m dalam pengecoran dan
kadar organik, secukup mix cetakan telah
kadar lumpur, nya design dibuka. Setelah
gradasi, berat ( sekedar yang benda uji
jenis, absorpsi, membasa sudah dikeluarkan dari
dan berat volume. hi mesin disesuai cetakan
adukan kan bersihkan benda
tersebut dengan uji dari kotoran
) lalu kelemba yang menempel
airnya pan yang dan berikan tanda
dibuang. terjadi. pada masing –
c. Agregat e. Pengadu masing benda uji,
kasar kan kemudian
dan rendam benda uji
agregat dalam air tawar
halus sampai waktu 3.3. Pengujian
dimasuk pengujian test Benda Uji
kan ke tekan dan test 3.3.1. Pengujian
dalam tarik. Kuat Tekan
mesin
5
Untuk dengan 4. HASIL DAN
benda uji silinder posisi 3.2.3. Pengujian PEMBAHASAN
sebelum dilakukan tidur( men Kuat Lentur
4.1. Analisis Analisa
pengujian kuat datar), Bahan
tekan di lapisi dulu baru Adapun
dengan belerang kemudian hasil pengujian
minimal disalah mesin test berupa, kadar
satu sisi atas atau dijalanka lumpur didapat
bawah yang juga n. agregat halus
disebut kaping. b. Sisi 0,584 %, kadar air
Kaping ini sebelah agregat halus 0,82
berfungsi sebagai atas %, kadar air
lapisan untuk silinder agregat kasar 0,22
meratakan sisi atas diberi %, fine modulus
silinder sehingga plat agregat halus
lebih maksimal dengan 2,67, fine modulus
kuat tekannya. tebal 4 agregat kasar
mm, lebar 2,55, berat jenis
3.2.2. Pengujian 3 cm. agregat halus
Kuat Tarik c. Pembeban (SSD) 2,604 t/m3,
Belah an berat jenis agregat
Benda dimulai kasar (SSD) 2,674
uji test kuat secara t/m3, berat volume
tarik belah perlahan agregat halus
berupa silinder dengan 1,508 kg/ltr, berat
dengan dimensi kecepatan volume agregat
penampang φ pembeban kasar 1,544 kg/ltr,
15 cm dan an yang abrasi keausa
tinggi 30 cm, konstan agregat kasar
dilakukan sampai 19,675 %.
menurut benda uji
ketentuan hancur 4.2. Pencampuran (
ASTM C 496 – ( terbelah Mix Design )
94 “ Test ). Mix
Method for d. Saat Design dilakukan
Splitting benda uji dengan
Tensile hancur, menggunakan
Strength of beban metode ACI untuk
Cylindrical terakhir mutu Fc.20 Mpa,
Concrete yang dari hasil
Specimens “. ditunjukk perhitungan
Urutan – an oleh didapat nilai
urutan kerja jarum penggunaan
pelaksanaan penunjuk material untuk
pengujian test ini beban beton normal,
adalah sebagai dicatat semen sebesar
berikut : dan di 345,61 kg/m3, air
a. Benda kumpulka sebesar 199,70
uji n dalam kg/m3 agregat
dimasuk satu tabel halus sebesar
kan pada untuk 723,13 kg/m3,
mesin data agregat kasar
test analisa. sebesar 1065,36,
6
sedangkan Universitas Hari (N/mm²) (N/mm²) (%) (%)
1 3 13,96 14,63 4,56
untuk beton Tanjungpura 4,44
2 7 16,73 17,49 4,31
serat total Pontianak.
material Mengunakan
dihitung sama, mesin uji tekan
kecuali (compresing
penambahan machine) merk
serat. Serat MBT kapasitas
polypropylene 2000 kN, dengan
menggunakan ketelitian 5 kN.
0,6 kg/m3. Dibawah ini
rumus yang
4.3. Pengujian berlaku untuk
Kuat Tekan kuat tekan
Penguji berdasarkan SNI
an ini 03 - 1974 – 1990:
dilaksanakan di Metode
Laboratorium Pengujian Kuat
Pengujian Tekan Beton.
Bahan dan
Konstruksi f 'C 
Fakultas Teknik A
Cara Tab
yang digunakan el 1. P
Pers
untuk mengukur enta
kuat lentur beton se
dengan standar Ken
SNI 03 - 4431 aika
- 1997 tentang n
Kua
metode
t KUATKUAT RATA - RATA
pengujian kuat PERSENTASE
Tek UMURTEKANTEKAN
KENAIKAN
PERSENTASE
lentur beton
an
dengan dua titik Bet
pembebanan. on
Sebelum
melakukan
pengujian
sampel
ditimbang
terlebih dahulu,
kemudian
dimasukan ke
dalam alat
pengujian,
pembacaan
dilakukan
dengan teliti
karena
kecepatan
putaran dari alat
sangat cepat.
NO (NORMAL) (SERAT) KENAIKAN

7
P/2P/2

15.00

1/3 L 1/3 L 1/3 L


L = 45.00
7.50 7.50

Gambar 3. Ilustrasi posisi balok pada saat


pengujian kuat lentur

4,00
Gambar 1. Perbandingan Kuat Tekan Beton 3,50
3,00
2,50

4.4. Pengujian Kuat Tarik Belah 2,00 KUAT KUAT BETON


1,50 LENTUR LENTUR
RATNAO-RRMATAAL PERSENTASE
PERSENTASE KEBNEATIKOANN SER
Sifat beton yang getas dapat NO UMUR RATA- RATA- KENAIKAN (%)
diperbaiki dengan penambahan serat, karena 1,00 RATA RATA
0,50 NORMAL SERAT
serat dapat menahan retak - retak yang terjadi Hari (N/mm²) (N/mm²) (%)
pada beton. Serat ini menahan dengan tiga cara 0,010
3 2,41 3,02 20,01
yaitu: dengan kekuatan serat itu sendiri, 2 0 7 1 2 3,183 4 3,565 6 712,938 16,47
lekatan antara serat dengan mortar dan bentuk
serat itu sendiri.
Gambar 4. Persentase Kenaikan Kuat Lentur
Tabel 2. Persentase Kenaikan Kuat Tarik Beton
Belah Beton
KUAT TARIK RATA -
KUAT
UMUR
BELAH RATA-
TARIK
PERSENTASE RATA 4.6. Modulus Elastisitas
NO RATA KENAIKAN PERSENTASE
NORMAL
BELAH RATA-
RATA SERAT
KENAIKAN Demi memperkaya hasil penelitian ini
Hari (N/mm²) (N/mm²) (%) (%) ditambahkan untuk pengujian Modulus
1 3 1,98 2,36 16,00
2 7 2,59 3,16 17,91
16,96
Elastisitas Beton. Modulus Elastisitas Beton :
adalah nilai tegangan dibagi regangan beton
dalam kondisi elastis, dimana tegangan
mencapai 40% dari kuat tekan maksimum.
Berikut ini adalah hasil pengujian
modulus elastisitas untuk mengetahui perilaku
nilai regangan yang terjadi pada setiap
tegangan yang diberikan secara bertahap dan
bervariasi.

Tabel 3. Hasil tegangan Vs Regangan


Gambar 2. Persentase Kenaikan Kuat Tarik Belah
Beton

4.5. Pengujian Kuat Lentur


Pengujian ini dilaksanakan di
Laboratorium Pengujian Bahan dan Konstruksi
Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Pontianak. Dibawah ini rumus kuat lentur
sesuai SNI 03 - 4431 - 1997 Sub Bab 2.2.3
apabila bidang retak berada di 1/3 bentang
tengah (a) dengan dua beban:
Luas
No N P (A) Δ L1 Lo Regangan Tegangan
(kN) (N) (cm2) (mm) (mm) (MPa)
1 100 100000 0,08 0,00040 5,66
2 150 150000 0,106 0,00053 8,49
3 200 200000 0,122 0,00061 11,31
4 250 250000 0,169 0,00085 14,14
5 300 300000 0,208 0,00104 16,97
176,78 200
6 350 350000 0,235 0,00118 19,80
7 400 400000 0,285 0,00143 22,63
8 450 450000 0,331 0,00166 25,46
9 500 500000 0,413 0,00207 28,28

dapat meningkatkan kuat lentur. Kuat


lentur rata-rata pada benda uji terjadi
peningkatan sebesar 16,47%.

5.2. Saran
Adapun saran - saran yang dapat
penulis berikan yang berhubungan dengan
penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Perlu adanya penelitian untuk beton
mutu tinggi, sehingga dapat di
bandingkan dengan beton mutu
normal.
Gambar 4. Hubungan Regangan Vs Tegangan b. Perlu adanya penelitian lebih lanjut
Uji tekan Beton mengenai persentase pemakaian
polypropyle fibre.

Mengutip SK-SNI 03-4169-1996


mengatakan untuk pengujian modulus
elastisitas beton dapat menggunakan rumus
sebagai berikut:

(𝑆2−𝑆1)
𝐸= 𝜀2−0,00005

Dari percobaan didapat nilai


modulus sebesar 22048 MPa, sedangkan
dengan menggunakan rumus standar indonesia
didapat 24421 MPa.
Dari hasil perhitungan tersebut,
didapat nilai modulus elastisitas dengan
pengujian langsung lebih kecil dibanding
dengan menggunakan rumus SNI, dengan
perbedaan sebesar 9,71 %

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
a. Dari hasil penelitian dan analisis data
yang telah dilakukan terhadap beton
mutu f’c 20 MPa dapat diambil
kesimpulkan sebagai berikut:
b. Pada usia muda beton (3&7 hari)
Penambahan polypropylene fibre
dapat meningkatkan kuat tekan. Kuat
tekan rata-rata Pada benda uji terjadi
peningkatan kuat tekan sebesar 4,44
%.
c. Pada usia muda beton (3&7 hari)
Penambahan polypropylene fibre
dapat meningkatkan kuat tarik belah.
Kuat tarik belah rata-rata pada benda
uji terjadi peningkatan 16,96 %.
d. Pada usia muda beton (3&7 hari)
Penambahan polypropylene fibre
6. DAFTAR PUSTAKA Materials Journal, V. 88, No. 2, March - April
1991
ACI Committee 211, 1993, Guide for
Selecting Proportions for High – Strength
Concrete with Portland Cement and Fly Ash,
Report : ACI 211.4R – 93

Anonim, SNI 03 – 2834 – 2000,


Metode Perhitungan Campuran Beton,
Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta

Anonim, SNI 03 – 2834 – 2000, Tata


Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal, Departemen Permukiman Dan
Prasarana Wilayah Badan Penelitian Dan
pengembangan, Jakarta

Ariatama, Ananta., Pengaruh


Pemakaian Serat Kawat Berkait Pada Kekuatan
Beton Mutu Tinggi Berdasarkan Optimasi
Diameter Serat.Universitas Dipenooro. 2007

ASTM, 2002, Concrete and


Aggregate, Annual Book of ASTM Standards
2002, Vol. 04.02, American Society for
Testing and Materials, Philadelphia

ASTM, 2002, Concrete and


Aggregate, Annual Book of ASTM Standards
2002, Vol. 04.02, American Society for
Testing and Materials, Philadelphia

Mulyono, Tri, (2003), Teknologi


Beton, Andi, Yogyakarta

Cement And Concrete Associaton,


Lesson 13: Properties of Hardened Concrete,
Cement and Concrete Association, 1984,
London

Laporan Praktikum Teknologi Beton,


Universitas Tanjungpura, Pontianak, 2009

Naaman, A.E., Najm, H., 1991, Bond


– Slip Mechanisms Of Steel Fibers In
Concrete, ACI Materials Journal, V. 88, No. 2,
March – April 1991

Samekto, W, 2001, Teknologi Beton,


Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Soroushian, P., Bayasi, Z., 1991,


Fiber - Type Effects On The Performance Of
Steel Fiber Reinforced Concrete, ACI
Tjokrodimulyo, K., 2004, Teknologi
Beton, Penerbit Nafiri, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai