ABSTRAK
Dewasa ini pemakaian beton sangat berkembang pesat pada kegiatan kontruksi, dikarenakan
beton memiliki kelebihan mudah dibentuk sesuai keinginan, memiliki kuat tekan yang baik dan lain –
lain. Tetapi beton memiliki kelemahan pada sifat yang getas dan kuat tarik yang rendah, sehingga
kontruksi beton diberi tulangan untuk mengatasi pada bagian tarik. Maka diperlukan beton khusus
untuk meningkatkan kuat tarik maupun kuat lentur yaitu beton serat. Beton serat adalah beton dengan
bahan tambah serat. Dalam penelitian ini campuran beton menggunakan bahan tambah polypropylene
fibre, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas beton pada umumnya dan khususnya pada
kuat tarik belah dan kuat lentur.
Polypropylene fibre menggunakan produk dari Sika dengan diameter 18 mikron dan panjang
12 mm. Pengujian ini meliputi pada kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat lentur. Untuk pengujian kuat
tekan dan kuat tarik belah menggunakan benda uji silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm,
sedangkan kuat lentur menggunakan benda uji balok dengan panjang 60 cm, lebar 15 cm dan tinggi 15
cm. Benda uji terdiri dari tiga buah silinder dan tiga buah balok untuk masing - masing pengujian.
Dari pengujian slump dapat disimpulkan tidak ada perubahan berarti dalam penggunanan
polypropylene fibre. Dan dari pengujian kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat lentur di dapatkan nilai
optimum pada beton normal ditambah polypropylene fibre. Pada kuat tekan terjadi peningkatan
sebesar 4,44 % dibandingkan beton normal (N), sedangkan pada kuat tarik belah terjadi peningkatan
sebesar 16,96% dibandingkan beton normal (N), dan pada kuat lentur terjadi peningkatan sebesar
16,47 % dibandingkan beton normal (N).
Kata kunci : Polypropylene fibre, Kuat tekan, kuat tarik belah, kuat lentur
3
syarat 0,57f’c. Cara b. Agregat Kasar desain beton
penerimaan yang digunakan Agregat kasar dilakukan analisa
mutu beton. untuk mengukur yang digunakan kadar lumpur,
Rumus kuat kuat tarik belah yaitu split kadar air,
tekan beton beton dengan dengan ukuran gradasi, berat
adalah beban metode SNI 03 - maksimum 25 jenis, absorbsi,
maksimum 2491 – 2002, mm berasal berat volume,
dibagi luas area. tentang metode dari Paniraman. dan abrasi
pengujian kuat Untuk keausan.
f 'c tarik belah beton. keperluan mix
A Dengan
menggunakan f 'R P
rumus dibawah L 3.2.
2.5. Pengujian ini: Pemb
Kuat Tarik
uatan
Belah b
Pada f P
2 dan
ct Peraw
buku seminar
cement and atan
concrete L Benda
association D Uji
CC0113, 84 3. METODE halus dari P.
memberikan PENELITIAN Limbung.
2.6. Pengujian
perkiraan kasar Kuat Lentur 3.1. Ruang e. Agregat
untuk kuat tarik Lingkup kasar dari
Kuat
belah Penelitian Paniraman.
lentur beton
mempunyai nilai a. Metode f. Air yang
adalah
sebesar 5 - 10% perancang digunakan
kemampuan
dari kuat tekan. an adalah air
balok beton yang
Nilai campuran PDAM.
diletakan pada
pendekatan kuat beton di g. Polypropyl
dua perletakan
tarik belah dari pakai ene Fibre
untuk menahan
pengujian metode menggunak
gaya dengan arah
berulangkali ACI an produk
tegak lurus
didapat 0,5 - 0,6 b. Kuat tekan Sika.
sumbu benda uji
f’c, sehingga beton yang h. Benda uji
yang diberikan di
nilai kuat tarik silinder
padanya sampai rencanakan
belah beton diameter 15
benda uji patah adalah
normal cm, tinggi
dalam satuan beton f’c
digunakan =20 MPa 30 cm.
MPa.
c. Semen i. Benda uji
Cara yang menggunakan balok
yang
digunakan untuk rumus dibawah ini ukuran 15
digunakan
mengukur kuat untuk 1/3 bentang: cm x 15 cm
adalah
lentur beton x 60 cm.
Semen
dengan standar j. Pengujian
Holcim
SNI 03 - 4431 - Sampel
yang telah
1997 tentang dilakukan
memenuhi
metode pengujian pada usia
Standar
kuat lentur beton muda (3 &7
Industri
dengan dua titik hari)
Indonesia
pembebanan. k. Pengujian
(SII)
Dengan terdiri
d. Agregat
4
dari, Pembuata aduk, ini campuran
n campuran dilakuka beton
Tekan, beton dilakukan n agar dilakukan
Tarik dengan cara agregat sekurang
Belah, adalah sebagai kasar –
dan berikut : dan kurangny
Lentur a. Menyia agregat a 1,5
pkan halus menit
3.2. Analisa semua bercamp atau
Campuran bahan ur f. sampai
Beton yang dengan diperoleh
3.2.1. Semen dibutuh merata. campuran
Portland
kan d. Kemudia beton
Dalam
dengan n semen yang
jumlah dan fiber seragam.
penelitian
sesuai di g. Setelah
ini dengan masukka campuran
mix n ke beton
digunakan semen design dalam sudah
portland tipe I dengan mesin seragam,
(Semen Holcim) . koreksi aduk tuangkan
terhadap sampai campuran
3.2.2. Agregat kelemba tercamp tersebut
a. Agregat Halus pan ur dalam
Agregat halus masing merata, cetakan
yang digunakan – lalu benda uji
yaitu pasir alami masing masukka yang telah
( uncrushed ) agregat. n air disiapkan.
yang berasal b. Mesin sesuai
dari Pulau adukan ( dengan Perawat
limbung. Untuk molen ) ukuran an benda uji
keperluan mix diisi yang dimulai 1 hari
desain beton dengan tercantu setelah
dilakukan analisa air m dalam pengecoran dan
kadar organik, secukup mix cetakan telah
kadar lumpur, nya design dibuka. Setelah
gradasi, berat ( sekedar yang benda uji
jenis, absorpsi, membasa sudah dikeluarkan dari
dan berat volume. hi mesin disesuai cetakan
adukan kan bersihkan benda
tersebut dengan uji dari kotoran
) lalu kelemba yang menempel
airnya pan yang dan berikan tanda
dibuang. terjadi. pada masing –
c. Agregat e. Pengadu masing benda uji,
kasar kan kemudian
dan rendam benda uji
agregat dalam air tawar
halus sampai waktu 3.3. Pengujian
dimasuk pengujian test Benda Uji
kan ke tekan dan test 3.3.1. Pengujian
dalam tarik. Kuat Tekan
mesin
5
Untuk dengan 4. HASIL DAN
benda uji silinder posisi 3.2.3. Pengujian PEMBAHASAN
sebelum dilakukan tidur( men Kuat Lentur
4.1. Analisis Analisa
pengujian kuat datar), Bahan
tekan di lapisi dulu baru Adapun
dengan belerang kemudian hasil pengujian
minimal disalah mesin test berupa, kadar
satu sisi atas atau dijalanka lumpur didapat
bawah yang juga n. agregat halus
disebut kaping. b. Sisi 0,584 %, kadar air
Kaping ini sebelah agregat halus 0,82
berfungsi sebagai atas %, kadar air
lapisan untuk silinder agregat kasar 0,22
meratakan sisi atas diberi %, fine modulus
silinder sehingga plat agregat halus
lebih maksimal dengan 2,67, fine modulus
kuat tekannya. tebal 4 agregat kasar
mm, lebar 2,55, berat jenis
3.2.2. Pengujian 3 cm. agregat halus
Kuat Tarik c. Pembeban (SSD) 2,604 t/m3,
Belah an berat jenis agregat
Benda dimulai kasar (SSD) 2,674
uji test kuat secara t/m3, berat volume
tarik belah perlahan agregat halus
berupa silinder dengan 1,508 kg/ltr, berat
dengan dimensi kecepatan volume agregat
penampang φ pembeban kasar 1,544 kg/ltr,
15 cm dan an yang abrasi keausa
tinggi 30 cm, konstan agregat kasar
dilakukan sampai 19,675 %.
menurut benda uji
ketentuan hancur 4.2. Pencampuran (
ASTM C 496 – ( terbelah Mix Design )
94 “ Test ). Mix
Method for d. Saat Design dilakukan
Splitting benda uji dengan
Tensile hancur, menggunakan
Strength of beban metode ACI untuk
Cylindrical terakhir mutu Fc.20 Mpa,
Concrete yang dari hasil
Specimens “. ditunjukk perhitungan
Urutan – an oleh didapat nilai
urutan kerja jarum penggunaan
pelaksanaan penunjuk material untuk
pengujian test ini beban beton normal,
adalah sebagai dicatat semen sebesar
berikut : dan di 345,61 kg/m3, air
a. Benda kumpulka sebesar 199,70
uji n dalam kg/m3 agregat
dimasuk satu tabel halus sebesar
kan pada untuk 723,13 kg/m3,
mesin data agregat kasar
test analisa. sebesar 1065,36,
6
sedangkan Universitas Hari (N/mm²) (N/mm²) (%) (%)
1 3 13,96 14,63 4,56
untuk beton Tanjungpura 4,44
2 7 16,73 17,49 4,31
serat total Pontianak.
material Mengunakan
dihitung sama, mesin uji tekan
kecuali (compresing
penambahan machine) merk
serat. Serat MBT kapasitas
polypropylene 2000 kN, dengan
menggunakan ketelitian 5 kN.
0,6 kg/m3. Dibawah ini
rumus yang
4.3. Pengujian berlaku untuk
Kuat Tekan kuat tekan
Penguji berdasarkan SNI
an ini 03 - 1974 – 1990:
dilaksanakan di Metode
Laboratorium Pengujian Kuat
Pengujian Tekan Beton.
Bahan dan
Konstruksi f 'C
Fakultas Teknik A
Cara Tab
yang digunakan el 1. P
Pers
untuk mengukur enta
kuat lentur beton se
dengan standar Ken
SNI 03 - 4431 aika
- 1997 tentang n
Kua
metode
t KUATKUAT RATA - RATA
pengujian kuat PERSENTASE
Tek UMURTEKANTEKAN
KENAIKAN
PERSENTASE
lentur beton
an
dengan dua titik Bet
pembebanan. on
Sebelum
melakukan
pengujian
sampel
ditimbang
terlebih dahulu,
kemudian
dimasukan ke
dalam alat
pengujian,
pembacaan
dilakukan
dengan teliti
karena
kecepatan
putaran dari alat
sangat cepat.
NO (NORMAL) (SERAT) KENAIKAN
7
P/2P/2
15.00
4,00
Gambar 1. Perbandingan Kuat Tekan Beton 3,50
3,00
2,50
5.2. Saran
Adapun saran - saran yang dapat
penulis berikan yang berhubungan dengan
penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Perlu adanya penelitian untuk beton
mutu tinggi, sehingga dapat di
bandingkan dengan beton mutu
normal.
Gambar 4. Hubungan Regangan Vs Tegangan b. Perlu adanya penelitian lebih lanjut
Uji tekan Beton mengenai persentase pemakaian
polypropyle fibre.
(𝑆2−𝑆1)
𝐸= 𝜀2−0,00005