I. Latar Belakang
Keberhasilan merespon penyebaran infkesi penyakit menular baru, seperti Covid-19,
bertumpu pada kesiapan sistem kesehatan, sekaligus pemahaman masyarakat luas terhadap situasi
pandemik tersebut. Sejak pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongok pada akhir 2019 dan
menyebar ke seluruh dunia menjadi pandemi, hingga 12 Oktober 2020 diketahui telah menginfeksi
37,423,660 penduduk dunia, dengan 1.074.817 kematian (Laporan update WHO
https://covid19.who.int/). Di Indonesia, hingga 12 Oktober 2020 tercatat 336.716 positif terinfeksi
Covid-19, dengan 258.519 sembuh, 11.935 meninggal (Laporan update Satgas Covid-19:
https://covid19.go.id/).
Di tengah-tengah pandemi Covid-19, tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu masalah
kesehatan baik di Indonesia maupun di Dunia. Saat ini, Indonesia menempati peringkat ke 3 negara
dengan estimasi beban TBC tertinggi di dunia, dengan estimasi insiden sebesar 845.000 kasus atau
316 per 100.000 penduduk dan mortalitas/kematian sebesar 93.000 atau 35 per 100.000 penduduk
(selain TB HIV). Sejalan dengan target Sustainable Development Goals (SDGs), Indonesia telah
berkomitmen untuk mencapai eliminasi TBC pada tahun 2030. Untuk mencapai cita-cita tersebut,
diperlukan perubahan strategis sebagai langkah mengatasi faktor determinan kesehatan melalui
pendekatan multi-sektoral. Hal ini memacu program pengendalian TBC nasional terus melakukan
intensifikasi, akselerasi, ekstensifikasi dan inovasi program melalui Strategi Nasional
Pengendalian TBC. Dalam beberapa pertemuan regional maupun global, Indonesia telah
menyatakan komitmennya untuk menggunakan pendekatan multi-sektoral dalam mencapai
eliminasi TBC.
Dalam upaya tanggap penyakit TBC di tengah keberadaan Covid-19 dibutuhkan langkah
strategis dan sistematis dari berbagai sektor untuk menepis rasa khawatir, misinformasi, dan
ketakutan yang mudah menyebar di tengah-tengah masyarakat. Menyadari hal tersebut, diperlukan
kegiatan yang bersifat edukatif dan informatif seputar Covid-19 dan TBC yang ditujukan kepada
masyarakat luas. Kader, Patient Supporter (PS) dan Manajer Kasus (MK) menjadi ujung tombak
terhadap kebenaran informasi terkait tanggap TBC-Covid-19. Dengan demikian, peran ketiga
aktor tersebut menjadi sentral dalam memberikan edukasi dan informasi terkait TBC – Covid-19.
II. Tujuan
Tujuan Umum
Memberikan informasi yang benar terkait tanggap TB-COVID-19 dalam upaya menuju
eliminasi TBC 2030 kepada Kader, Patient Supporter dan Manajer Kasus melalui kegiatan
webinar, yang selanjutnya dapat meneruskannya kepada masyarakat luas.
Tujuan khusus
MK/PS/Kader TBC mengetahui hal penting terkait tanggap TB-COVID-19 dalam upaya
menuju eliminasi TBC 2030.
1. Kenali gejala TBC dan Covid-19
2. Kenali Perbedaan gejala TBC dan Covid-19
3. Kiat-kiat pencegahan TB-Covid-19/APD
4. Dukungan jarak jauh pada masa pandemic oleh kader/PS/MK
IV. Peserta
Peserta pada kegiatan ini adalah Kader, PS dan MK yang menjadi ujung tombang kegiatan
penanggulangan TBC yang berasal dari komunitas/Aisyiyah dan LKNU, terutama yang
berada pada zona merah Covid-19.
Peserta yang hadir pada zoom meeting, dan melakukan registrasi akan mendapat pengganti
uang pulsa, dengan rincian sebagai berikut:
Selain target dan jumlah peserta tersebut di atas, panitia akan membuka live streaming di
Youtube untuk memperluas cakupan webinar ini.
VI. Agenda
Agenda kegiatan ini secara rinci yaitu:
Waktu Agenda PJ
VII. Anggaran
Kegiatan ini dilaksanakan dengan dana dari Global Fund melalui SR Khusus LKNU
dengan BL 52.