Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN INDIVIDU

EDUKASI ETIKA BATUK YANG BENAR DI MASA PANDEMI


COVID-19

Supervisor : Andi Fajrin Pramana, S. Kep, NS. Msc


Koordinator Desa : Ramadhan Alfitrah Syamsir Dewang
Anggota : Zilhulaifa Husein
Novia Putri Luawo
Devan Sakka
Fadillah Amalia Darma
Andi Aliya Rozhida
Alvia Mutmainnah
Sulfiana Syamsul
Marlian Fitriani
Liya Ameliya
Jessica Irene Putri

KULIAH KERJA NYATA PROFESI KESEHATAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
“EDUKASI ETIKA BATUK YANG BENAR DI MASA PANDEMI
COVID-19”

Andi Fajrin Pramana 1, Zilhulaifa Husein2*

1
Dosen Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan, Universitas Hasanuddin,
Indonesia.
2
Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran,
Universitas Hasanuddin, Indonesia.
1
andifajrinpermana@unhas.ac.id 2zilhulaifa@gmail.com*
ABSTRAK

Etika batuk merupakan tata cara batuk yang baik dan benar untuk mencegah
penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas. Ketika batuk atau
bersin, terjadi pelepasan bakteri maupun virus yang berasal dari system
pernafasan didalam organ tubuh kita. Di masa pandemic COVID-19 ini, sangat
penting untuk menerapkan etika batuk yang benar untuk mencegah terjadinya
penyebaran virus, bakteri ataupun mikroorganisme penyebab penyakit secara luas.
Tujuan dari program kerja ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya etika batuk yang benar di masa pandemi COVID-
19. Metode yang kami gunakan yaitu melakukan penyuluhan menggunakan video
animasi yang diputarkan melalui proyektor. Adapun hasil yang kami dapatkan
yaitu masyarakat Desa Bontolebang mengalami peningkatan pengetahuan setelah
diberikan penyuluhan tentang pentingnya etika batuk yang benar di masa
pandemic COVID-19

Kata kunci; etika, batuk, covid-19


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), atau yang di kenal dengan


Severe Akut Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2), di
temukan pertama kali di Wuhan pada Desember 2019, yang menyebakan
kematian sebesar 12.784 penderita dan telah menyebar ke beberapa Negara
(Sudarsa 2020). Sebagian besar pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2
menunjukkan gejala pada system pernafasan seperti demam, batuk, bersin dan
juga sesak nafas (Yunihastuti, et al. 2020).
Berdasarkan data Kesehatan Masyarakat PUSTU Bontolebang, common
cold merupakan penyakit paling tinggi di bulan Mei 2021. Common cold
merupakan kumpulan gejala terkait saluran pernapasan bagian atas yang
umumnya disebabkan oleh virus, terutama virus ribonucleic acid (RNA),
seperti rhinovirus, adenovirus, dan coxsackie virus. Gejala common cold yang
umum terjadi adalah hidung tersumbat, rinorea, bersin, nyeri tenggorokan,
demam ringan, batuk, dan sakit kepala. (Lee, 2019; Turner, 2014)
COVID-19 dan common cold sama-sama disebabkan oleh virus. COVID-
19 disebabkan oleh SARS-CoV-2, sedangkan common cold paling sering
disebabkan oleh rhinoviruses. Virus ini menyebar dengan cara penyebaran
yang mirip dan menyebabkan gejala dan tanda yang mirip pula, meskipun ada
beberapa perbedaan diantaranya.
COVID-19 memiliki berbagai gejala mulai dari gejala yang ringan sampai
menunjukkan gejala yang berat. Gejalanya muncul 2-14 hari terpapar virus.
Gejala yang muncul seperti demam, batuk, sesak napas, kelelahan, nyeri otot,
sakit kepala, hilangnya indra penciuman dan perasa, sakit tenggorokan dan
hidung tersumbat, mual dan muntah dan diare (CDC, 2020b). COVID-19
dapat ditularkan dari manusia ke manusia yang lain melalui droplet yang
keluar saat batuk atau bersin. Penyebarannya yang sangat cepat ini seseorang
yang terlihat sehat kemungkinan telah terinfeksi COVID-19, namun belum
menunjukkan gejala/asimptomatik (Susilo et al., 2020).
Untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit melalui udara bebas
diperlukan pelaksanaan etika batuk yang benar dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini sesuai dengan pernyataan World Health Organization (WHO) yang
menyebutkan SARS-CoV-2 sebagai penyebab covid 19 bisa menyebar melalui
kontak dekat dengan orang yang terinfeksi yang menyebarkan virus melalui
air liur, sekresi pernafasan, atau droplet yang dikeluarkan saat orang yang
terinfeksi batuk, bersin, berbicara atau bernyanyi. Dengan tertib
mempraktekkan etika batuk dan menjadikan etika batuk sebagai kebiasaan,
maka diharapkan kita dapat menurunkan angka kejadian covid 19 di
Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari laporan

individu yaitu bagaimana etika batuk yang benar di masa pandemic COVID-

19?
BAB II

Bahan dan Metode

A. Bahan

Adapun bahan yang digunakan yaitu :

1. Video edukasi

2. Kuis

3. Laptop

4. LCD proyektor

B. Metode

Metode yang kami gunakan yaitu edukasi kepada masyarakat Desa

Bontolebang dengan memutarkan video animasi mengenai etika batuk yang

benar di masa pandemic COVID-19. Selanjutnya, diberikan kuis mengenai

video yang telah ditonton untuk menilai pemahaman masyarakat.


Gambar 1. Materi Penyuluhan Etika Batuk yang Benar di Masa Pandemi

COVID-19
BAB III

Hasil

A. Karakteristik Sampel

Nama Jenis

Kelamin

Rahma Perempuan

Dg Gowa Perempuan

Irda Perempuan

Rosma Kanang Perempuan

Sangnging Perempuan

Nurbaya Perempuan

Fitri Perempuan

Narti Perempuan

Irma Perempuan

Lulu Perempuan

Hajrah Perempuan

Basse Perempuan

Baharia Perempuan

Dg Sakking Perempuan

Marwah Perempuan

Feby Perempuan

Nabila Perempuan

Ima Perempuan
Naila Perempuan

Sinar Perempuan

Telah dilaksanakan kegiatan edukasi mengenai etika batuk yang benar di

Kantor Desa Bontolebang. Kegiatan ini dirangkaikan dengan dua program kerja

lainnya yakni edukasi 10 pesan gizi seimbang dan edukasi pentingnya

penggunaan masker yang benar. Kegiatan dijadwalkan dimulai pada pukul 16.00

WITA, namun karena sedikitnya masyarakat yang hadir maka kegiatan baru

dimulai pada pukul 17.00 WITA. Kegiatan ini dihadiri oleh 20 orang warga.

Kegiatan diawali dengan perkenalan yang diwakili oleh mahasiswa yang

memberikan materi penyuluhan sebelumnya, kemudian dilanjutkan dengan

memutar video edukasi melalui proyektor. Video edukasi berisi mengenai

penjelasan tentang cara penularan virus corona serta tata cara penerapan etika

batuk yang benar sebagai pencegahannya. Diakhir kegiatan, masyarakat diberikan

kuis untuk memastikan pemahaman mengenai video edukasi yang telah ditonton.
BAB III

PEMBAHASAN

Kegiatan telah terlaksana pada hari Sabtu, 3 Juli 2021, pukul 17.00 WITA di

Kantor Desa Bontolebang dengan jumlah masyarakat yang hadir sebanyak 20

orang. Edukasi dilakukan dengan memutarkan video animasi melalui proyektor.

Setelah kegiatan terlaksana diharapkan masyarakat dapat memahami

mengenai pentingnya etika batuk yang benar dan bagaimana cara penerapannya.

Untuk memastikan pemahaman masyarakat setelah diberikannya video edukasi,

penulis mengadakan kuis tanya jawab yang berhadiah. Kuis berupa pernyataan

benar salah mengenai materi penyuluhan yang diberikan. Hadiah yang diberikan

berupabahan-bahan makanan pokok yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan

pangan masyarakat.

Dengan bantuan proyektor, masyarakat tampak fokus memperhatikan

video edukasi yang diputar. Video edukasi yang diberikan dilengkapi dengan

animasi yang menarik agar masyarakat lebih mudah memahami maksud yang

ingin disampaikan. Untuk mengantisipasi rasa jenuh dan bosan selama menonton

video edukasi, durasi video dibuat tidak terlalu lama yakni hanya selama satu

menit. Oleh sebab itu, diharapkan dengan adanya materi penyuluhan tersebut

dapat memberikan atau meningkatkan pengetahuan bagi masyarakat mengenai

etika batuk yang benar serta meminimalisir terjadinya penularan virus yang tidak

disengaja saat batuk di masa pandemic COVID-19 ini.

Di masa pandemic COVID-19 ini, sangat penting mengetahui cara

penerapan etika batuk yang benar untuk mencegah terjadinya penularan virus
maupun mikroorganisme lainnya yang tidak disengaja saat batuk atau bersin,

terutama ketika masyarakat sekitar sering mengalami gejala batuk. Hal ini sesuai

dengan pernyataan dari (CDC, 2020a) bahwa menutup hidung dan mulut saat

batuk dan bersin serta menjaga agar kedua tangan tetap bersih dapat membantu

mencegah penyebaran penyakit yang serius seperti influenza, respiratory syncytial

virus (RSV), dan COVID-19.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan “Edukasi Etika Batuk Yang Benar Di Masa Pandemic

COVID-19” telah dilaksanakan oleh mahasiswa KKN PK Angkatan 60

UNHAS di Desa Bontolebang, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto

pada tanggal 3 Juli 2021 di Kantor Desa Bontolebang. Dalam

pelaksanaannya, kegiatan ini diikuti oleh 20 warga Desa Bontolebang.

Kegiatan penyuluhan dilaksanakan menggunakan media edukasi berupa

video animasi mengenai etika batuk yang benar. Diharapkan dapat

meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya etika batuk

yang benar di masa pandemic COVID-19 serta cara penerapannya.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan yaitu agar sebaiknya pihak puskesmas

setempat dapat melakukan kegiatan sosialisasi secara rutin di semua kalangan

masyarakat terkait hal-hal yang perlu diketahui untuk mencegah terjadinya

penularan penyakit, terutama yang memiliki prevalensi cukup tinggi di

kalangan masyarakat Desa Bontolebang.


DAFTAR PUSTAKA

CDC. (2020a). Coughing and Sneezing.


CDC. (2020b). symptoms of Coronavirus.
Lee, W. J. (2019). Common Cold and Flu. Vitamin C in Human Health and
Disease.
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M.,
Herikurniawan, H., Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E. J., Chen,
L. K., Widhani, A., Wijaya, E., Wicaksana, B., Maksum, M., Annisa, F.,
Jasirwan, C. O. M., & Yunihastuti, E. (2020). Coronavirus Disease 2019:
Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45.
https://doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.415
Turner, R. B. (2014). The Common Cold. Mandell, Douglas, and Bennett’s
Principles and Practice of Infectious Diseases.

Anda mungkin juga menyukai