COVID 19
DI JORONG KUBANG LANDAI KENAGARIAN SARUASO
KECAMATAN TANJUNG EMAS KABUPATEN TANAH DATAR
BATUSANGKAR
DI SUSUN OLEH:
LINCE ALDILA
MAHERISA MAHARANI
VIVI SISKA
NELI NOVIARTI
RINA
RIA OKTAVIANTI
FATIKATUL MUSYAROFAH
A. Latar Belakang
Coronavirus 2019 (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (Sars-CoV-2). Penyakit ini pertama kali ditemukan
pada Desember 2019 di Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei China (Supriatna, 2020). Pada
Desember 2019, kasus pneumonia misterius pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi
Hubei. Tanggal 18 Desember hingga 29 Desember 2019, terdapat lima pasien yang dirawat
dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Sejak 31 Desember 2019 hingga 3
Januari 2020 kasus ini meningkat pesat, ditandai dengan dilaporkannya sebanyak 44 kasus)
(Susilo, 2020).
Wabah Covid-19 tidak hanya merupakan masalah nasional dalam suatu Negara,
tapi sudah merupakan masalah global (Syafrida, 2020). Pada bulan Juni 2020, secara
global tercatat jumlah Negara / Kawasan yang terdampak covid 19 sebanyak 216 negara,
dengan kasus terkonfirmasi 10.021.401 kasus dan kematian 499.913 kasus (Gugus Tugas
dua kasus. Data 31 Maret 2020 menunjukkan kasus yang terkonfirmasi berjumlah 1.528
kasus dan 136 kasus kematian. Tingkat mortalitas COVID-19 di Indonesia sebesar 8,9%,
angka ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara (Susilo, 2020). Pada bulan Juni 2020,
kasus dan meninggal dunia 2.805 kasus. Adapun di Sumatera Barat terdapat 725 kasus
positif, 588 kasus sembuh dan 31 kasus meninggal dunia (Gugus Tugas Covid 19, 2020).
tetap 10 kasus positif di mana 6 orang sembuh, 3 orang dirawat di rumah sakit rujukan, 1
orang meninggal dunia sementara ODP 8 orang, PDP 5 orang, OTG 7 orang dan notifikasi
628 orang (Pemkab. Tanah Datar, 2020). Data yang diperoleh dari Puskesmas Tanjung
Baru, pada bulan April 2020 terdapat jumlah PPT (Pelaku Perjalanan dari Daerah
Terkonfirmasi) 121 orang, jumlah ODP (Orang dalam pemantauan) 1 Orang, jumlah PDP
(Pasien dalam pengawasan) tidak ada dan 1 orang pasien positif covid.
kesehatan masyarakat. Penyebaran Covid -19 yang begitu cepat dan mematikan,
penularannya melalui kontak fisik ditularkan melalui mulut, mata dan hidung (Syafrida,
2020). Saat ini, penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi sumber
transmisi utama sehingga penyebaran menjadi lebih agresif. Transmisi SARS-CoV-2 dari
pasien simptomatik terjadi melalui droplet yang keluar saat batuk atau bersin (Susilo,
2020)
Saat ini belum tersedia rekomendasi tata laksana khusus pasien COVID-19,
termasuk antivirus atau vaksin. Tata laksana yang dapat dilakukan adalah terapi
simtomatik dan oksigen. Rekomendasi WHO dalam menghadapi wabah COVID-19 adalah
melakukan proteksi dasar, yang terdiri dari cuci tangan secara rutin dengan alkohol atau
sabun dan air, menjaga jarak dengan seseorang yang memiliki gejala batuk atau bersin,
melakukan etika batuk atau bersin, dan berobat ketika memiliki keluhan yang sesuai
kategori suspek. Rekomendasi jarak yang harus dijaga adalah satu meter (Susilo, 2020).
dilakukan secepat mungkin. Covid-19 merupakan jenis virus yang baru sehingga banyak
pihak yang tidak tahu dan tidak mengerti cara penanggulangan virus tersebut. Seiring
Indonesia oleh pemerintah dengan dipandu secara terpusat oleh Kementerian Kesehatan RI
(Telaumbanua, 2020).
A. Tujuan Penyuluhan
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat di Jorong Kubang Landai
mengenai Covid 19 dan pencegahannya
3. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Menerapkan pendidikan dan teori sebagai wahana dalam menambah
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang penyakit Covid 19.
b. Bagi institusi
Penyuluhan ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan masukan serta
sumbangan pemikiran bagi calon tenaga kesehatan di universitas fort de
kock, guna pencegahan dan penularan Covid 19.
C. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik
Covid 19
2. Sub Pokok Bahasan
a. Pengertian Covid 19
b. Penyebab Covid 19
c. Gejala Covid 19
d. Upaya pencegahan dan penanganan Covid 19
3. Sasaran dan target
Pasien dan Keluarga Pasien Ruang Bedah
4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab
5. Media dan alat
a. Alat
1) LCD
2) Leaflet
3) Laptop
E. Pengorganisasian
Moderator : Ria Oktavianti
Penyaji : Lince Aldila
F. Pengaturan Tempat
Keterangan:
: Media
: Observer
: Moderator
: Presenter
: Audiens
: Fasilitator
G. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
dan Waktu
Pendahuluan Mengucapkan salam Menjawab salam
( 5 menit ) Memperkenalkan diri, Mendengarkan dan
anggota kelompok dan memperhatikan
pembimbing Mendengarkan
Menjelaskan topik
penyuluhan Menyetujui kontrak
Membuat kontrak waktu dan waktu
bahasa Mendengarkan dan
Menjelaskan tujuan kegiatan memperhatikan
Salam penutup
LAMPIRAN MATERI
A. PENGERTIAN COVID 19
langsung maupun tidak langsung, dari satu orang ke orang lain. Virus ini menyerang sistem
Resiko kematian cukup tinggi bagi orang dengan usia di atas 60 tahun, dan juga orang
dengan riwayat kondisi medis yang telah ada sebelumnya (IDSMED, 2020).
Virus Corona adalah virus RNA untai positif yang beruntai tunggal yang tidak
(marga) α, β, γ, dan δ sesuai dengan karakteristik serotipik dan genomiknya. Virus Corona
termasuk dalam genus Coronavirus dari keluarga Coronaviridae. Ini dinamai sesuai
atau terganggu. Jumlah paparan terhadap virus itu juga menentukan apakah Anda terinfeksi
atau tidak. Jika Anda terpapar sejumlah besar virus, Anda mungkin jatuh sakit walaupun
fungsi kekebalan tubuh Anda normal. Untuk orang dengan fungsi kekebalan yang buruk,
seperti orang tua, wanita hamil atau orang dengan gangguan hati atau ginjal, penyakit ini
Faktor dominan yang menentukan apakah seseorang terinfeksi atau tidak adalah
peluang untuk terpapar virus tersebut. Jadi, tidak dapat disimpulkan bahwa kekebalan yang
lebih baik akan menurunkan risiko seseorang untuk terinfeksi. Anak-anak memiliki lebih
rendah. Namun, dengan jumlah paparan yang sama, orang lanjut usia, orang dengan
penyakit kronis atau fungsi kekebalan yang terganggu akan lebih mungkin terinfeksi virus
(Zhou, 2020).
Prevention (CDC) adalah kontak erat, termasuk tinggal satu rumah dengan pasien COVID-
19 dan riwayat perjalanan ke area terjangkit. Berada dalam satu lingkungan namun tidak
kontak dekat (dalam radius 2 meter) dianggap sebagai risiko rendah. Tenaga medis
merupakan salah satu populasi yang berisiko tinggi tertular. Di Italia, sekitar 9% kasus
COVID-19 adalah tenaga medis. Di China, lebih dari 3.300 tenaga medis juga terinfeksi,
gejala ringan jika terjangkit. Hanya 2% dari total kasus berusia di bawah 18 tahun. Dari
total tersebut, kurang dari 3% yang berubah menjadi semakin parah / fatal. Orang-orang
yang berusia lanjut beresiko dua kali lebih parah saat terjangkit COVID-19. Kebanyakan
penyakit yang disebabkan oleh coronavirus biasanya berpengaruh ringan, khususnya bagi
C. PENULARAN COVID 19
a. Penularan terjadi melalui mata, hidung, dan mulut, via tetesan kecil yang tercipta saat
Sejauh ini belum ada bukti yang mengarah kepada pernyataan pernyataan bahwa
Virus corona umum terutama menginfeksi orang dewasa atau anak-anak yang
usianya lebih tua, menyebabkan flu biasa. Beberapa turunannya dapat menyebabkan diare
pada orang dewasa. Virus-virus ini sebagian besar ditularkan melalui percikan (droplet),
dan juga dapat menyebar melalui rute penularan kotoran dan mulut (fecal-oral). Insiden
infeksi virus corona lazim terjadi di musim dingin dan musim semi. Masa inkubasi untuk
virus corona biasanya 3 sampai 7 hari. Penularan covid-19 dapat terjadi melalui :
Virus ditularkan melalui percikan-percikan yang muncul saat pasien batuk, bersin, atau
percikanpercikantersebut.
b. Penularan kontak tidak langsung: Virus ini bisa ditularkan melalui kontak tidak
langsung dengan orang yang terinfeksi. Percikan yang mengandung virus tersimpan di
permukaan suatu benda, yang mungkin disentuh oleh tangan. Virus dari tangan yang
terkontaminasi mungkin terbawa ke saluran mukosa di mulut, hidung, dan mata orang
c. Virus corona yang masih hidup terdeteksi dari tinja pasien terkonfirmasi, menandakan
bertahan di udara dan kehilangan kandungan air, patogennya tertinggal dan membentuk
inti percikan (yaitu aerosol). Aerosol-aerosol ini dapat terbang ke lokasi yang jauh,
mengakibatkan penularan jarak jauh. Cara penularan ini disebut penularan aerosol.
Belum ada bukti yang menunjukkan virus corona baru ini dapat ditularkan melalui
aerosol. Aerosol adalah partikel-partikel kecil atau percikan yang tergantung di udara
yang bisa ditularkan melalui udara. Secara umum aerosol dianggap diameternya lebih
kecil daripada 5 μm, dan patogen yang dibawa oleh aerosol masih memiliki
d. Penularan dari ibu ke anak: Anak dari ibu yang terjangkit covid-19 terkonfirmasi
memiliki hasil positif ketika dilakukan tes usap tenggorokan 30 jam setelah lahir. Ini
menandakan bahwa virus corona baru mungkin bisa menyebabkan infeksi neonatal
melalui penularan ibu ke anak, tapi penelitian dan bukti sains masih diperlukan untuk
1) Darah atau cairan berdarah memasuki tubuh melalui membran mukosa atau kulit
b. Kontak tidak langsung: Patogen ditularkan melalui benda atau manusia yang
tanpa komplikasi, bisa disertai dengan demam, fatigue, batuk (dengan atau tanpa sputum),
anoreksia, malaise, nyeri tenggorokan, kongesti nasal, atau sakit kepala. Pasien tidak
membutuhkan suplementasi oksigen. Pada beberapa kasus pasien juga mengeluhkan diare
dan muntah. Pasien COVID-19 dengan pneumonia berat ditandai dengan demam,
ditambah salah satu dari gejala: (1) frekuensi pernapasan >30x/menit (2) distres pernapasan
berat, atau (3) saturasi oksigen 93% tanpa bantuan oksigen. Pada pasien geriatri dapat
Coronavirus memiliki gejala-gejala seperti demam, batuk dan sesak napas. Gejala
coronavirus memiliki kemiripan dengan flu biasa dan timbul 2-14 hari setelah terpapar
dengan orang yang terjangkit. Tingkat keparahan penyakit dapat berbeda-beda di setiap
orang, dari gejala ringan hingga gejala parah. Hampir 80% orang yang terjangkit hanya
memperlihatkan gejala ringan, dan sembuh dalam waktu 2 minggu. Hampir seluruh gejala
yang timbul dapat disembuhkan dengan jenis perawatan yang tepat (IDSMED, 2020).
demam, tapi beberapa pasien mungkin tidak mengalami demam dan hanya merasakan
menggigil serta gejala-gejala sakit pernapasan, yang dapat muncul bersamaan dengan batuk
kering yang ringan, rasa lelah, kesulitan bernapas, diare, dll Meskipun demikian,
kemunculan pilek, dahak atau sputum, dan gejala-gejala lainnya jarang terjadi. Pasien
mungkin mengalami kesulitan bernapas secara bertahap. Pada kasus yang berat, penyakit
ini dapat memburuk dengan cepat, mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan akut,
syok septik, asidosis metabolik ireversibel, dan gangguan koagulasi hanya dalam hitungan
hari. Beberapa pasien awalnya merasakan gejala ringan tanpa demam. Kebanyakan pasien
memiliki prognosis yang baik, meskipun beberapa berubah menjadi sakit kritis dan kadang
Kriteria klinis untuk pelepasan dan pemindahan pasien Corona dari karantina:
organ.
3) Pasien memiliki pernapasan ynag stabil, kesadaran yang jernih, bicara tidak terganggu,
diet normal dan suhu tubuh selama lebih dari 3 hari. Gejala pernapasan telah membaik
secara signifikan, dan dua tes berturut-turut untuk asam nukleat patogenik pernapasan
E. PENCEGAHAN
Jika Anda mengalami demam, batuk, atau sakit tenggorokan, jangan panik. Jaga
a. Hirup uap air hangat 2-3 kali sehari untuk menghilangkan hidung tersumbat
COVID-19 merupakan penyakit yang baru ditemukan oleh karena itu pengetahuan
a. Vaksin
Salah satu upaya yang sedang dikembangkan adalah pembuatan vaksin guna membuat
Seluruh individu yang memenuhi kriteria suspek atau pernah berkontak dengan pasien
yang positif COVID-19 harus segera berobat ke fasilitas kesehatan. Pada tingkat
masyarakat, usaha mitigasi meliputi pembatasan berpergian dan kumpul massa pada
Melakukan proteksi dasar, yang terdiri dari cuci tangan secara rutin dengan alkohol atau
sabun dan air, menjaga jarak dengan seseorang yang memiliki gejala batuk atau bersin,
melakukan etika batuk atau bersin, dan berobat ketika memiliki keluhan yang sesuai
kategori suspek. Rekomendasi jarak yang harus dijaga adalah satu meter. Membersihkan
tangan dapat dilakukan dengan hand rub berbasis alkohol atau sabun dan air. Hindari
menyentuh wajah terutama bagian wajah, hidung atau mulut dengan permukaan tangan.
Ketika tangan terkontaminasi dengan virus, menyentuh wajah dapat menjadi portal masuk
DAFTAR PUSTAKA
Dachi, RA. 2016. Manajemen Puskesmas. Medan. Universitas Sari Mutiara Gugus Tugas Covid
19. 2020. Data Sebaran Covid. https://covid19.go.id/
IDSMED. 2020. COVID-19 Tips Hadapi Tanpa Kekhawatiran dan Tetap WOWsome!. Jakarta. PT
IDS Medical Systems Indonesia
Kemenkes RI. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19. Jakarta. Dirjen
Pencegahan dan Pengendalian penyakit
Lakshmi, A. 2020. A study on personal protective equipment use among health care providers,
Tamil Nadu. Int J Community Med Public Health. 2018 May;5(5)
Morais, TH. 2015. Factors influencing adherence to standard precautions among nursing
professionals in psychiatric hospitals. Rev Esc Enferm USP. 2015 49(3):473-480
Notoatmodjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta
Supriatna, Eman. 2020. ―Wabah Corona Virus Disease (Covid 19) Dalam Pandangan Islam.‖SALAM: Jurnal
Sosial dan Budaya Syar-i 7(6): 12.
Susilo, A. 2020. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam
Indonesia | Vol. 7, No. 1 | Maret 2020
Syafrida. 2020. Bersama Melawan Virus Covid 19 di Indonesia. FSH UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Vol. 7 No. 6 (2020), pp. 495-508
Wang, X., Zhang, X., & He, J. 2020. Challenges to the system of reserve medical supplies for
public health emergencies: reflections on the outbreak of the severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) epidemic in China. Biosci Trends, 14(1), 3-8
———. 2020b. ―Rational Use of Personal Protective Equipment for Coronavirus Disease 2019
( COVID-19 ).‖ Who 2019(February): 1–7.
Zhou,W. 2020. Buku Panduan Pencegahan Corona Virus. Guangzhou Medical University