pada komponen mesin itu sendiri. Untuk mengurangi II. TINJAUAN PUSTAKA
dampak yang merugikan bagi suatu perusahaan, maka perlu
dilakukan suatu penilaian risiko terhadap variable risiko 1. UNIT AIR SEPARATION PLANT (ASP)
yang ada. Penilaian risiko bertujuan untuk mengevaluasi Pada plant ini yang memiliki fungsi yaitu sebagai
besarnya risiko serta dampak yang akan ditimbulkannya, proses pemisahan udara adalah penggunaan udara & tenaga
sehingga dari kerugian yang terjadi dapat diminimalisir dan listrik sebagai bahan baku untuk memproduksi Nitrogen,
masih dalam batas-batas yang dapat diterima. Penilaian Oksigen, dan Argon, serta gas lain secara komersial. Udara
risiko digunakan sebagai langkah untuk menentukan tingkat yang digunakan sebagai bahan baku harus melalui proses
risiko yang ditinjau dari kemungkinan kejadian (probability) pemisahan untuk dapat menghasilkan produk berupa
dan dampak yang ditimbulkan (impact). Dalam hal ini risiko oksigen, nitrogen, dan argon. Proses pemisahan yang
adalah kombinasi logis dari kemungkinan (probabilitas) dan dilakukan adalah filtrasi, adsorpsi, dan distilasi, dimana
perlu menggunakan logika fuzzy. Karena metode ini lebih filtrasi dan adsorpsi digunakan untuk memisahkan pengotor
fleksibel dan bermakna untuk menilai risiko, pada metode (seperti: debu, uap air, dan karbon dioksida) yang
ini merupakan permasalahan yang dipakai untuk mengatasi terkandung dalam udara, sedangkan distilasi digunakan
hal yang tidak pasti pada masalah-masalah yang mempunyai untuk memisahkan komponen dan menghasilkan produk
banyak jawaban, metode ini juga biasa disebut Fuzzy Logic dengan kemurnian yang tinggi.
atau logika samar (Rusdy dkk. 2016). Logika fuzzy berguna
untuk memecahkan permasalahan yang mengandung 1.1. Proses Kerja
ketidaktegasan. Bahwa dengan menggunakan metode fuzzy Udara atmosfir dihisap dan ditekan oleh Air
untuk penilaian risiko lebih akurat seperti pada jurnal Compressor lalu didinginkan pada Cooler dan
Penilaian Risiko Dengan Metode Fuzzy Pada Proyek Refrigerator Unit. Untuk menghilangkan zat-zat
Pembangunan Jembatan Tello (Rusdy dkk., 2016). impurity seperti uap air, carbon dioksida maupun
Pada penelitian sebelumnya pada jurnal “Analisis senyawa hidrocarbon, maka udara dialirkan melalui
Safety System dan Manajemen Risiko pada Steam Boiler M/S Tower. Sebelum dialirkan menuju Cold Box, udara
PLTU di Unit 5 Pembangkit Paiton, PT. YTL”, dimana didinginkan didalam Main Heat Exchanger. Didalam
output menganalisis risiko pada suatu unit produksi namun Cold Box tekanan udara diturunkan sehingga terjadi
dalam pendeketannya menggunakan metode HAZOPS. proses pendinginan isoentaphic Expantion. Untuk
Dalam hasilnya yang menggunakan risk matrix dihasilkan memperbesar pendinginan, sebagian gas N2 yang
bahwa komponen yang memiliki risiko bahaya paling besar terbentuk didalam Cold Box disirkulasikan oleh
adalah level transmitter steam drum, yaitu dengan kriteria Recycle Nitrogen Compressor melalui Expantion
risiko likelihood adalah A yang berarti terjadi lebih dari 5 Turbin Unit. Didalam Expander Turbin, gas Nitrogen
kali dalam 5 tahun dan kriteria konsekuensi adalah 4, mengalami proses pendinginan Adiabatic Expantion.
sehingga risiko bernilai Extreme Risk (Luluk, 2013). Didalam Cold Box inilah terjadi pemisahan unsur-unsur
Metode HAZOPS memang lebih detail dalam udara baik dalam fase gas maupun fase cair.
mengidentifikasi bahaya, lebih mudah dibaca oleh operator,
lebih dominan terhadap equipment namun bentuk form lebih GAS N2
SILENCER FEED Ar
rumit, membutuhkan waktu identifikasi lebih lama dan
kurang mudah digunakan (Purnama, 2015). Sedangkan pada
metode Fuzzy Logic yaitu menganalisis serta menilai risiko
yang ditimbulkan dengan mengimplementasikan analisis MS A MS A HEATER
risiko (sistem berbasis logika). Menurut H.S. Sii et all dalam Filter AC RU
1 2
TOP
jurnal Reliability Engineering and System Safety COLUMN C Ar
COLUMN
diperoleh dari perbandingan antara jumlah hari High Mesin yang tidak
operasional per tahun terhadap nilai MTTF beroperasi, kegagalan
dapat menyebabkan
(1)
terganggunya beberapa
alur produksi dapat
menimbulkan kegagalan
(2) produk, dan atau tidak
memenuhi standar target
produksi ataupun
shutdown
Tabel 1. Kategori Likelihood
Medium Mesin masih dapat
Kategori Diskripsi
beroperasi, kegagalan
Very High Terus terjadi / dapat mengakibatkan
beberapa kali dalam mesin kehilangan fungsi
setahun utamanya dapat
menyebabkan cooling
High Terjadi secara rutin / down pada proses
lebih dari sekali per produksi
tahun Low Mesin tetap beroperasi
dan aman, gangguan
Medium Kadang terjadi mengakibatkan sedikit
penurunan performansi
Low Jarang terjadi atau kenerja sistem
terganggu.
Very Low Sangat jarang terjadi Very Low Sistem beroperasi dan
aman, terjadi sedikit
gangguan peralatan tidak
o Consequence berarti.
Untuk consequence merupakan suatu akibat yang
ditimbulkan dari bahaya yang telah diidentifikasi. Tabel 3. Fuzzy Sets
Consequence dapat ditinjau dari komponen yang rusak Risk Factor Fuzzy Set Range Description
sampai tidak dapat beroperasi kembali, pengaruhnya
kepada manusia, besar biaya atau kerugian yang Likelihood Very Low 0 < L ≤ 2400
ditimbulkan akibat bahaya yang terjadi, dan lain
sebagainya. Nilai consequence didapatkan pada saat Low 2400 < L ≤ 4800
wawancara kepada pihak perusahaan yang terkait
dengan risiko yang ditimbulkan. Medium 4800 < L ≤ 7200
High 50 < C ≤ 75
5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Estimasi consequence ini ditentukan berdasarkan seberapa
besar kosekuensi yang diakibatkan oleh adanya suatu
A. Analisa Risiko penyimpangan yang telah diketahui. Lalu ditentukan kriteria
consequence yang berdasarkan pada Tabel 7. Berikut ini
Dalam melakukan analisa risiko, maka diperlukan suatu
kriteria consequence dari mesin Air Compressor.
batasan dari sistem yang akan dianalisis. Sistem tersebut
adalah Unit ASP. Pada unit ini dibedakan menjadi
Tabel 7. Kriteria Consequence Air Compressor
beberapat node (titik studi), yaitu Air Filter, Air
Range
Compressor, Refrigerator Unit, Recycle Nitrogen No Nama Mesin
Consequences
Compressor, Expantion Turbin, M.S Adsorber, M.S
Regenerating Heater, Silencer, Subcooler, Nitrogen 1 Air Compressor 8,67
Subcooler, Main Heat Exchanger, Liquified Oxygen
Delivery Pump, Kolom Rektifikasi.
B.3 M.S Adsorber
A.1 Air Filter Berdasarkan data maintanance yang telah dilakukan
Estimasi likelihood dilakukan berdasarkan perhitungan perhitungan sehingga mendapatkan estimasi likelihood yang
dari data maintanance yang didapat dari Depertemen terdapat di unit ASP pada Tabel di bawah ini
Pemeliharaan PT Samator Gas Industri Gresik. Kriteria
likelihood didapatkan dengan menggunakan perbandingan Tabel 8. Kriteria Likelihood M.S Adsorber
antara waktu dengan Main Time to Failure (MTTF) No Nama Mesin MTTF Likelihood
persamaan 1. Likelihood dapat ditentukan dengan
menggunakan Persamaan 3. Berdasarkan perhitungan data 1 M.S. Adsorber 9,125 4800
tersebut, maka didapatkan kriteria likelihood pada mesin ini.
Estimasi consequence ini ditentukan berdasarkan seberapa
besar kosekuensi yang diakibatkan oleh adanya suatu
Tabel 4. Kriteria Likelihood Air Filter penyimpangan yang telah diketahui. Lalu ditentukan kriteria
No Nama Mesin MTTF Likelihood consequence yang berdasarkan pada Tabel 9. Berikut ini
Tabel kriteria consequence dari mesin M.S Adsorber.
1 Air Filter 3,8442 11393,788
. Tabel 9. Kriteria Consequence M.S Adsorber
Estimasi consequence ini ditentukan berdasarkan Range
No Nama Mesin
seberapa besar kosekuensi yang diakibatkan oleh adanya Consequences
suatu penyimpangan yang telah diketahui. Lalu ditentukan 1 M.S Adsorber 8,34
kriteria consequence yang berdasarkan pada Tabel 5.
Berikut ini Tabel kriteria consequence dari mesin Air Filter
B. Fuzzy Inference System
Tabel 5. Kriteria Consequence Air Filter Dalam Perancangan sistem ini memiliki input yang
Range berupa likelihood dan consequence bedasarkan terjadinya
No Nama Mesin
Consequences kegagalan suatu. Sedangkan output yang dihasilkan berupa
1 Air Filter 6,67 penilaian risiko.
Freon
1436,6543 7,67 48,4
3 Refrigerator
(Very Low) (High) (Medium)
Unit
M.S.
Gambar 6. Hasil Deffuzifikasi Nilai Risiko pada M.S 0 8,34 42,6
5 Regenerating
Adsorber (Very Low) (Very High) (Medium)
Heater