Anda di halaman 1dari 9

1

Fuzzy Risk Assessment pada Unit Air Separation


Plant (ASP) PT Samator Gas Industri Gresik
Kurniawan Herwindo(1) dan Anindita Adikaputri Vinaya, S.T, M.T(2)
Jurusan Manajemen Rekayasa, Fakultas Teknologi Industri dan Agroindustri, Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI)
Gresik, Jawa Timur
kurniawan.herwindo@gmail.com(1), anindita.vinaya@uisi.ac.id(2)

dampak besar akan munculnya risiko yang ditimbulkan oleh


Abstract—PT Samator Gresik memiliki 3 unit produksi faktor mesin ataupun komponen didalamnya. Risiko adalah
yaitu Air Separation Plant (ASP), unit hidrogen dan ancaman yang mungkin terjadi untuk mengacaukan aktivitas
karbon dioksida, serta unit asetilena. Pada unit Air normal atau menghentikan sesuatu yang telah direncanakan
Separation Plant (ASP) memiliki produksi yang paling (Walters, 2006).
tinggi diantara unit lainnya. Mesin-mesin pendukung PT Samator Gas Industri Gresik merupakan salah
pada proses produksi ASP sangat critical. Dengan begitu satu pabrik yang memproduksi bermacam-macam gas
untuk meminimalir terjadinya risiko maka dilakukan industri. Perusahaan ini memproduksi Nitrogen, Oksigen,
penilaian terhadap risiko pada unit ASP tersebut. Hidrogen, Karbon Dioksia, Asetilena dan Argon liquid.
Penilaian risiko ini dilakukan dengan menganalisa Dalam produksinya khususnya pada Nitrogen, Oksigen, dan
bahaya yang muncul dari suatu proses operasi dengan Argon liquid menggunakan suatu plant yang bernama Air
menggunakan metode Fuzzy Logic. Dengan metode Separation Plant (ASP). Air Separation Plant (ASP)
tersebut, langkah awal dalam melakukan analisa adalah merupakan unit pemisahanan udara dengan menggunakan
dengan menentukan estimasi likelihood didapatkan dari sistem distilasi bertekanan. Pemisahan tersebut berdasarkan
data maintanance dan failure rate PT Samator Gresik perbedaan titik didih dari masing – masing gas yang
dengan periode waktu 5 tahun. Sedangkan consequence terdapat di udara. Pada ASP ini dimana pada fungsi
merupakan akibat yang ditimbulkan dari penyebab utamanya yaitu untuk memisahkan udara, sehingga
bahaya yang telah teridentifikasi. Berdasarkan hasil komponen yang digunakan tidak hanya menggunakan satu
analisis, didapatkan tiga alat mesin yang memiliki mesin melainkan lebih dari satu mesin yang digunakan.
kriteria risiko paling tinggi yaitu “High” diantaranya Untuk menjalankan fungsinya memproduksi berupa liquid,
Air Filter, Air Compressor dan M.S Adsorber. Dimana ASP memiliki beberapa unit seperti filtrasi, adsorpsi dan
pada Air Filter memiliki kriteria likelihood “Very High” distilasi kolom. Pada ASP antara gas dan air dipisahkan,
yang berarti terjadi beberapa kali dalam setahun dan karena di dalam separator diharapkan tidak terdapat
consequence bernilai 6,67 dengan penyimpangan High. kondensat atau air sama sekali. Dan jika terdapat air maka
Air Compressor yang mana memiliki ktriteria likelihood akan terjadi vibrasi yang sangat keras dikompressor, maka
“Low” yang berarti jarang dalam setahun dan dari itu level separator dijaga sangat ketat (Dewi, 2013).
consequence bernilai 8,67 dengan penyimpangan Very Pada proses produksinya, yang terdiri dari banyak
High. M.S Adsorber yang mana memiliki kriteria komponen yang saling berkaitan, yang pastinya akan
likelihood “Low” yang berarti jarang terjadi dalam memiliki beberapa kegagalan. Laporan kegagalan sendiri
setahun dan consequence bernilai 8,34 dengan telah dibuat secara teratur semenjak awal beroperasi sampai
penyimpangan Very High. sekarang, sehingga bisa diteliti dan dipantau komponen apa
Kata kunci—Air Separation Plant (ASP), Fuzzy Logic, saja yang tidak berjalan dengan baik. Disamping itu ketika
Penilaian Risiko ada beberapa komponen yang terjadi kegagalan maka secara
tidak langsung akan menghambat jalannya proses produksi,
I. PENDAHULUAN sehingga tidak bisa menghasilkan output yang sesuai target.
Umumnya di semua tempat kerja selalu terdapat Semakin besar risiko yang terjadi, maka kerugian yang akan
sumber bahaya yang dapat mengancam keselamatan ditanggung akan lebih besar dan jika kegagalan tersebut
maupun kesehatan tenaga kerja, disamping itu juga akan memberikan dampak yang signifikan bisa mengalami
merugikan pihak perusahaan sendiri. Mulai dari kerugian pada perusahaan.
menurunnya profit perusahaan hingga kerugian lainnya. Pada setiap tahapan proses produksi khususnya
Potensi bahaya di tempat kerja dapat ditemukan mulai dari pada plant ASP tidak terlepas dari berbagai risiko dan
bahan baku, proses kerja, produk dan limbah yang ketidakpastian terlebih pada produksinya yaitu nitrogen,
dihasilkan. Seperti pada proses produksi yang memiliki argon dan oksigen. Beberapa proses produksi pasti akan
pernah mengalami kegagalan yang bisa disebabkan seperti
2

pada komponen mesin itu sendiri. Untuk mengurangi II. TINJAUAN PUSTAKA
dampak yang merugikan bagi suatu perusahaan, maka perlu
dilakukan suatu penilaian risiko terhadap variable risiko 1. UNIT AIR SEPARATION PLANT (ASP)
yang ada. Penilaian risiko bertujuan untuk mengevaluasi Pada plant ini yang memiliki fungsi yaitu sebagai
besarnya risiko serta dampak yang akan ditimbulkannya, proses pemisahan udara adalah penggunaan udara & tenaga
sehingga dari kerugian yang terjadi dapat diminimalisir dan listrik sebagai bahan baku untuk memproduksi Nitrogen,
masih dalam batas-batas yang dapat diterima. Penilaian Oksigen, dan Argon, serta gas lain secara komersial. Udara
risiko digunakan sebagai langkah untuk menentukan tingkat yang digunakan sebagai bahan baku harus melalui proses
risiko yang ditinjau dari kemungkinan kejadian (probability) pemisahan untuk dapat menghasilkan produk berupa
dan dampak yang ditimbulkan (impact). Dalam hal ini risiko oksigen, nitrogen, dan argon. Proses pemisahan yang
adalah kombinasi logis dari kemungkinan (probabilitas) dan dilakukan adalah filtrasi, adsorpsi, dan distilasi, dimana
perlu menggunakan logika fuzzy. Karena metode ini lebih filtrasi dan adsorpsi digunakan untuk memisahkan pengotor
fleksibel dan bermakna untuk menilai risiko, pada metode (seperti: debu, uap air, dan karbon dioksida) yang
ini merupakan permasalahan yang dipakai untuk mengatasi terkandung dalam udara, sedangkan distilasi digunakan
hal yang tidak pasti pada masalah-masalah yang mempunyai untuk memisahkan komponen dan menghasilkan produk
banyak jawaban, metode ini juga biasa disebut Fuzzy Logic dengan kemurnian yang tinggi.
atau logika samar (Rusdy dkk. 2016). Logika fuzzy berguna
untuk memecahkan permasalahan yang mengandung 1.1. Proses Kerja
ketidaktegasan. Bahwa dengan menggunakan metode fuzzy Udara atmosfir dihisap dan ditekan oleh Air
untuk penilaian risiko lebih akurat seperti pada jurnal Compressor lalu didinginkan pada Cooler dan
Penilaian Risiko Dengan Metode Fuzzy Pada Proyek Refrigerator Unit. Untuk menghilangkan zat-zat
Pembangunan Jembatan Tello (Rusdy dkk., 2016). impurity seperti uap air, carbon dioksida maupun
Pada penelitian sebelumnya pada jurnal “Analisis senyawa hidrocarbon, maka udara dialirkan melalui
Safety System dan Manajemen Risiko pada Steam Boiler M/S Tower. Sebelum dialirkan menuju Cold Box, udara
PLTU di Unit 5 Pembangkit Paiton, PT. YTL”, dimana didinginkan didalam Main Heat Exchanger. Didalam
output menganalisis risiko pada suatu unit produksi namun Cold Box tekanan udara diturunkan sehingga terjadi
dalam pendeketannya menggunakan metode HAZOPS. proses pendinginan isoentaphic Expantion. Untuk
Dalam hasilnya yang menggunakan risk matrix dihasilkan memperbesar pendinginan, sebagian gas N2 yang
bahwa komponen yang memiliki risiko bahaya paling besar terbentuk didalam Cold Box disirkulasikan oleh
adalah level transmitter steam drum, yaitu dengan kriteria Recycle Nitrogen Compressor melalui Expantion
risiko likelihood adalah A yang berarti terjadi lebih dari 5 Turbin Unit. Didalam Expander Turbin, gas Nitrogen
kali dalam 5 tahun dan kriteria konsekuensi adalah 4, mengalami proses pendinginan Adiabatic Expantion.
sehingga risiko bernilai Extreme Risk (Luluk, 2013). Didalam Cold Box inilah terjadi pemisahan unsur-unsur
Metode HAZOPS memang lebih detail dalam udara baik dalam fase gas maupun fase cair.
mengidentifikasi bahaya, lebih mudah dibaca oleh operator,
lebih dominan terhadap equipment namun bentuk form lebih GAS N2
SILENCER FEED Ar
rumit, membutuhkan waktu identifikasi lebih lama dan
kurang mudah digunakan (Purnama, 2015). Sedangkan pada
metode Fuzzy Logic yaitu menganalisis serta menilai risiko
yang ditimbulkan dengan mengimplementasikan analisis MS A MS A HEATER
risiko (sistem berbasis logika). Menurut H.S. Sii et all dalam Filter AC RU
1 2
TOP
jurnal Reliability Engineering and System Safety COLUMN C Ar
COLUMN

menyebutkan bahwa penggunaan estimasi nilai risiko


dengan menggunakan pendekatan fuzzy logic memiliki
beberapa kelebihan, diantaranya seperti level risiko yang
berhubungan dengan suatu kegiatan dapat dievaluasi MAIN HE
N2
langsung dengan menggunakan bahasa (natural language), WBC WET HE

toleran atau fleksible terhadap data yang tidak pasti N2


SUB COOLER
(imprecise) dan informasi yang ambigu. Fuzzy logic dapat CET
LOWER SUB COOLER
mentransformasikan pengetahuan yang berbasis dari para COLUMN LN2
LO2
ahli ke dalam bentuk formulasi matematis, dan memberikan CBC
struktur yang lebih fleksible untuk menggabungkan antara RNC
informasi yang bersifat kualitatif maupun yang bersifat
kuantitatif.
.
Gambar 1. Alur Proses Kerja ASP
3

2. Fuzzy Logic pada ruang kontrol PT Samator Gas Industri


Suatu nilai dapat bernilai benar atau salah secara Gresik.
bersamaan. Dalam fuzzy dikenal derajat keanggotaan yang
D. Perancangan Sistem Fuzzy
memiliki rentang nilai 0 (nol) hingga 1(satu). Berbeda
dengan himpunan tegas yang memiliki nilai 1 atau 0 (ya Setelah dilakukan identifikasi hazard dan mengambil
atau tidak). Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk beberapa data maintanance dari Air Separation Plant,
memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output. maka tahapan selanjutnya adalah perancangan dengan
Logika Fuzzy memungkinkan nilai keanggotaan antara 0 pendekatan Fuzzy Logic. Perancangan ini dibutuhkan
dan 1, tingkat keabuan dan juga hitam dan putih, dan dalam untuk dapat menilai risiko pada ASP PT Samator Gas
bentuk linguistik, konsep tidak pasti seperti "sedikit", Industri Gresik, berikut beberapa tahapannya:
"lumayan" dan "sangat".

Gambar 2. Alur Perancangan Logika Fuzzy

Untuk menggunakan logika fuzzy sebagai


penilaian risiko dengan jenis Fuzzy mamdani maka
input yang digunakan adalah data numerik, sedangkan
Gambar 1. Skema Metode Fuzzy untuk Risk Assessment keluarannya sebagai output juga numerik.
o Fuzzifikasi
III. URAIAN PENELITIAN
Dengan mengetahui apa saja risiko pada komponen
A. Studi Proses yang ditimbulkan maka akan dilakukan pendeketan
risiko dengan menggunakan fuzzy logic. Input dari
Dilakukan dengan memahami proses-proses yang terjadi pendekatan fuzzy ini adalah dari likelihood dan
di proses unit Air Separation Plant (ASP). Dan juga consequence. Setelah itu menentukan fungsi
mengumpulkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan yang keanggotaan dari setiap inputan
didapatkan di ruang control. Studi yang dilakukan meliputi
wawancara kepada ahli, serta studi lapangan ke unit ASP. o Rule Base
Rule base tersebut merupakan aturan/ hubungan dari
B. Pengumpulan Data kedua input dengan output, dan merupakan sistem yang
Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah menggantikan kepakaran manusia. Logika berfikir yang
data maintanance atau data mean time to failure setiap digunakan.
mesin yang terdapat pada ASP, dokumen dan gambar
process flow diagram (PFD), piping and instrumentation o Output Risk
diagram (P&ID. Data ini yang digunakan dalam penentuan Setelah semua inputan dari likelihood dan consequence
risiko serta analisa risiko pada masing-masing mesin sudah dimasukkan kedalam program Matlab, maka
penyusun tersebut. akan didapatkan output penilaian risiko.
C. Identifikasi Hazard
Identifikasi hazard dengan menggunakan metode Fuzzy. E. Penillaian Risiko
Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan dalam o Likelihood
mengidentifikasi bahaya, adalah sebagai berikut: Data likelihood ini diperoleh dari kemungkinan
o Menentukan node/titik studi berdasarkan dokumen terjadinya risiko pada suatu periode tertentu pada
dan gambar P&ID yang didapatkan. Pada ASP komponen tertentu. Dalam melakukan estimasi
node dibagi berdarkan unit penyusun inti yang likelihood digunakan data maintanance yang terekam
terdapat di dalam ASP yaitu filtrasi, adsorpsi dan pada Work Order pada bagian Operation and
distilasi. Maintanance yang ada di PT Samator Gas Industri
▪ Setiap node ditentukan komponen apa saja yang Gresik. Dari data kegagalan dari masing-masing
mengatur proses dari input hingga menghasilkan komponen akan dicari nilai Mean Time to Failure
output. Penentuan mesin dalam setiap unit dapat (MTTF), yaitu merupakan rata-rata waktu kegagalan
dilihat pada Process Flow Diagram yang terdapat pada komponen-komponen tersebut. Nilai likelihood
4

diperoleh dari perbandingan antara jumlah hari High Mesin yang tidak
operasional per tahun terhadap nilai MTTF beroperasi, kegagalan
dapat menyebabkan
(1)
terganggunya beberapa
alur produksi dapat
menimbulkan kegagalan
(2) produk, dan atau tidak
memenuhi standar target
produksi ataupun
shutdown
Tabel 1. Kategori Likelihood
Medium Mesin masih dapat
Kategori Diskripsi
beroperasi, kegagalan
Very High Terus terjadi / dapat mengakibatkan
beberapa kali dalam mesin kehilangan fungsi
setahun utamanya dapat
menyebabkan cooling
High Terjadi secara rutin / down pada proses
lebih dari sekali per produksi
tahun Low Mesin tetap beroperasi
dan aman, gangguan
Medium Kadang terjadi mengakibatkan sedikit
penurunan performansi
Low Jarang terjadi atau kenerja sistem
terganggu.
Very Low Sangat jarang terjadi Very Low Sistem beroperasi dan
aman, terjadi sedikit
gangguan peralatan tidak
o Consequence berarti.
Untuk consequence merupakan suatu akibat yang
ditimbulkan dari bahaya yang telah diidentifikasi. Tabel 3. Fuzzy Sets
Consequence dapat ditinjau dari komponen yang rusak Risk Factor Fuzzy Set Range Description
sampai tidak dapat beroperasi kembali, pengaruhnya
kepada manusia, besar biaya atau kerugian yang Likelihood Very Low 0 < L ≤ 2400
ditimbulkan akibat bahaya yang terjadi, dan lain
sebagainya. Nilai consequence didapatkan pada saat Low 2400 < L ≤ 4800
wawancara kepada pihak perusahaan yang terkait
dengan risiko yang ditimbulkan. Medium 4800 < L ≤ 7200

(3) High 7200 < L ≤ 9600

Very High 9600 < L ≤ 12000

Tabel 2. Kategori Consequence Consequence Very Low 0<C≤2


Kategori Diskripsi
Low 2<C≤4
Very High Kerusakan parah pada
mesin, keparahan yang Medium 4<C≤6
sangat tinggi bila terjadi
kegagalan maka akan High 6<C≤8
mempengaruhi produksi
sehingga terjadi Very High 8 < C ≤ 10
shutdown
Risk Low 0 < C ≤ 25
Category
Medium 25 < C ≤ 50

High 50 < C ≤ 75
5

Very High 75 < C ≤ 100


1 Air Compressor 15,92307 2750,7258

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Estimasi consequence ini ditentukan berdasarkan seberapa
besar kosekuensi yang diakibatkan oleh adanya suatu
A. Analisa Risiko penyimpangan yang telah diketahui. Lalu ditentukan kriteria
consequence yang berdasarkan pada Tabel 7. Berikut ini
Dalam melakukan analisa risiko, maka diperlukan suatu
kriteria consequence dari mesin Air Compressor.
batasan dari sistem yang akan dianalisis. Sistem tersebut
adalah Unit ASP. Pada unit ini dibedakan menjadi
Tabel 7. Kriteria Consequence Air Compressor
beberapat node (titik studi), yaitu Air Filter, Air
Range
Compressor, Refrigerator Unit, Recycle Nitrogen No Nama Mesin
Consequences
Compressor, Expantion Turbin, M.S Adsorber, M.S
Regenerating Heater, Silencer, Subcooler, Nitrogen 1 Air Compressor 8,67
Subcooler, Main Heat Exchanger, Liquified Oxygen
Delivery Pump, Kolom Rektifikasi.
B.3 M.S Adsorber
A.1 Air Filter Berdasarkan data maintanance yang telah dilakukan
Estimasi likelihood dilakukan berdasarkan perhitungan perhitungan sehingga mendapatkan estimasi likelihood yang
dari data maintanance yang didapat dari Depertemen terdapat di unit ASP pada Tabel di bawah ini
Pemeliharaan PT Samator Gas Industri Gresik. Kriteria
likelihood didapatkan dengan menggunakan perbandingan Tabel 8. Kriteria Likelihood M.S Adsorber
antara waktu dengan Main Time to Failure (MTTF) No Nama Mesin MTTF Likelihood
persamaan 1. Likelihood dapat ditentukan dengan
menggunakan Persamaan 3. Berdasarkan perhitungan data 1 M.S. Adsorber 9,125 4800
tersebut, maka didapatkan kriteria likelihood pada mesin ini.
Estimasi consequence ini ditentukan berdasarkan seberapa
besar kosekuensi yang diakibatkan oleh adanya suatu
Tabel 4. Kriteria Likelihood Air Filter penyimpangan yang telah diketahui. Lalu ditentukan kriteria
No Nama Mesin MTTF Likelihood consequence yang berdasarkan pada Tabel 9. Berikut ini
Tabel kriteria consequence dari mesin M.S Adsorber.
1 Air Filter 3,8442 11393,788
. Tabel 9. Kriteria Consequence M.S Adsorber
Estimasi consequence ini ditentukan berdasarkan Range
No Nama Mesin
seberapa besar kosekuensi yang diakibatkan oleh adanya Consequences
suatu penyimpangan yang telah diketahui. Lalu ditentukan 1 M.S Adsorber 8,34
kriteria consequence yang berdasarkan pada Tabel 5.
Berikut ini Tabel kriteria consequence dari mesin Air Filter
B. Fuzzy Inference System
Tabel 5. Kriteria Consequence Air Filter Dalam Perancangan sistem ini memiliki input yang
Range berupa likelihood dan consequence bedasarkan terjadinya
No Nama Mesin
Consequences kegagalan suatu. Sedangkan output yang dihasilkan berupa
1 Air Filter 6,67 penilaian risiko.

Tabel 5 yaitu penentuan nilai consequence didapatkan dari


rata-rata hasil wawancara narasumber yaitu kepala manajer
produksi, kepala maintanance dan operator foreman.

B.2 Air Compressor


Berdasarkan data maintanance yang telah dilakukan
perhitungan sehingga mendapatkan estimasi likelihood yang
terdapat di unit ASP pada Tabel di bawah ini Gambar 3. Fungsi keanggotaan likelihood

Tabel 6. Kriteria Likelihood Air Compressor


No Nama Mesin MTTF Likelihood
6

dari komponen tersebut terjadi. Pengendalian yang


dilakukan untuk menurunkan risiko dari alat tersebut, yaitu
dapat dilakukan dengan cara melihat parameter diferensial
pressure ketika sudah mau mendekati kriteria tinggi maka
dilakukan replacemant terhadap alat tersebut. Serta
dilakukan pergantian rutin pada air filter yaitu 4 bulan
sekali.. Lalu pada Tabel 3 dapat dilihat data secara
keseluruhan peralatan mesin pada unit ASP.

Gambar 4. Fungsi keanggotaan consequence

Gambar 5. Fungsi keanggotaan risk

Gambar 7. Grafik Surface

Tabel 1. Kriteria Likelihood, Consequence, dan Risiko


Semua Mesin pada unit ASP
No Nama Mesin Likelihood Consequence Risk

11393.788 6,67 60,5


1 Air Filter
(Very High) (High) (High)

Air 2750,7258 8,67 60,6


2
Compressor (Low) (Very High) (High)

Freon
1436,6543 7,67 48,4
3 Refrigerator
(Very Low) (High) (Medium)
Unit

M.S. 4800 8,34 64,8


4
Adsorber (Low) (Very High) (High)

M.S.
Gambar 6. Hasil Deffuzifikasi Nilai Risiko pada M.S 0 8,34 42,6
5 Regenerating
Adsorber (Very Low) (Very High) (Medium)
Heater

Apabila penyimpangan pada mesin Air Filter, Air 0 2,34 17


Compressor dan M.S Adsorber terjadi, maka dapat 6 Silencer
(Very Low) (Low) (Low)
menyebabkan unit ASP mengalami shutdown. Maka dari
itu, komponen yang memiliki kriteria risiko high akan
menjadi pengawasan dan juga pengendalian apabila risiko
7

pada unit ASP dengan menambahkan metode HAZOP untuk


0 6,34 38,1 mengatasi perincian dari setiap komponen dari per mesin.
7 Subcooler
(Very Low) (High) (Medium)

Nitrogen 0 7 37,5 UCAPAN TERIMA KASIH


8
Subcooler (Very Low) (High) (Medium)
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh
karyawan PT Samator Gas Industri Gresik, karena telah
Main Heat 0 8,67 46,6 diberikan kesempatan untuk melakukan penelitian tugas
9 akhir di perusahaan tersebut. Khususnya kepada Bapak
Exchanger (Very Low) (Very High) (Medium)
Sampurno dan Sunardji yang telah memberikan bimbingan,
Liquified pengetahuan dan juga banyak bantuan dalam menyelesaikan
Oxygen 0 7,67 37,5 laporan ini.
10
Delivery (Very Low) (High) (Medium)
Pump

Expantion 1509,4079 7 49,3 DAFTAR PUSTAKA


11
Turbine (Very Low) (High) (Medium) [1] PT PLN, 2001, Pendahuluan PLTGU, UDIKLAT
Suralaya, Suralaya.
Recycle [2] Adri, Adi (2009), “Rancang Bangun Sistem
776,1141 7 41,9
12 Nitrogen Pengendalian Kemiringan Sudut Blade pada Prototype
(Very Low) (High) (Medium)
Compressor Turbin Angin Berbasis Logika Fuzzy”, Tugas Akhir,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Kolom 0 8,5 44,4 Dhillon, B.S. (2005), Reliability, Quality, and Safety
13 [3]
Rektifikasi (Very Low) (Very High) (Medium) for Engineers, CRC Press, New York
[4] Djunaidi, M., Setiawan, E. dan Andista, F. W. (2005),
“Penentuan Jumlah Produksi dengan Aplikasi Metode
V. KESIMPULAN DAN SARAN Fuzzy – Mamdani”, Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol.
Berdasarkan penelitian ini besarnya risiko dari 4, No. 2, Des 2005, hal 95-104.
keseluruhan unit produksi plant ASP dapat diperoleh [5] Hilmi Hussin, Shuaib Kaka dan Majid, M. A. (2016).
berdasarkan kriteria likelihood dan consequence. Sehingga “A Case Study On Fuzzy Logic-Based Risk Assessment
didapatkan kriteria nilai risiko “High” yaitu : In Oil And Gas Industry”. Universitas Teknologi
- Air Filter yang mana memiliki kriteria likelihood Petronas, Malaysia
“Very High” yang berarti terjadi beberapa kali dalam [6] Iskak, M. dan Astutik, T. Y. (2009), Unit Air
setahun dan consequence bernilai 6,67 dengan Separation Plant di PT samator Gas Industri Gresik,
penyimpangan High. Laporan Kerja Praktek, Universitas Pembangunan
- Air Compressor yang mana memiliki ktriteria Nasional “Veteran”, Surabaya
likelihood “Low” yang berarti jarang dalam setahun [7] Jouhari, D. dkk., (2014), “Analisis Risk Assessment
dan consequence bernilai 8,67 dengan penyimpangan Menggunakan Process Hazard Analysis (PHA) dan
Very High Safety Objective Analysis (SOA) pada Central
- M.S Adsorber yang mana memiliki kriteria Gathering Station (CGS) di Onshore Facilities”. Tugas
likelihood “Low” yang berarti jarang terjadi dalam Kuliah, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
setahun dan consequence bernilai 8,34 dengan Surabaya.
penyimpangan Very High
[8] Karmilasari, Y. (2011), Penilaian Risiko dengan
Apabila terjadi penyimpangan pada ketiga alat mesin
Aplikasi Fuzzy Logic Based-Approach pada Kegiatan
tersebut , khususnya di air filter dan air compressor maka
Penerimaan, Penimbunan dan Penyaluran BBM di PT
dapat menyebabkan terjadinya shutdown karena suction
Pertamina (Persero) S&D Region II Terminal BBM
pressure tidak tercapai. Pengendalian yang dilakukan untuk
Jakarta Group-Depot Plumpang Tahun 2011, Skripsi,
menurunkan risiko dari alat tersebut, yaitu dapat dilakukan
Universitas Indonesia, Jakarta
dengan cara melihat parameter diferensial pressure ketika
sudah mau mendekati kriteria tinggi maka dilakukan [9] Kristi aningsih, L. dan Musyafa, A. (2013), “Analisis
replacemant terhadap alat tersebut. Serta dilakukan Safety System dan Manajemen Risiko pada Steam
pergantian rutin pada air filter yaitu 4 bulan sekali Boiler PLTU di Unit 5 Pembangkitan Paiton, PT.
YTL”, Jurn Teknik PomitsVol. 2, No. 2, (2013) ISSN:
Dari hasil penelitian ini maka diberikan saran untuk 2337-3539 (2301-9271 Print), B-356.
pengembangan penelitian selanjutnya, yaitu analisa risiko
8

[10] Latief, R. U,. Abdurrahman, M. A. dan Setiawan, R.


“Penilaian Risiko dengan Metode Fuzzy pada Proyek
Pembangunan Jembatan Tello.
[11] Munir, R., Sistem Inferensi Fuzzy, Bahan kuliah: Topik
Khusus IF, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
[12] Ossama Y. A. H., Barakat Walied (2013). “Application
of Fuzzy Logic for Risk Assessment Using Risk
Matrix”. Cairo University, Faculty of Engineering –
Electrical Power & Machines Department
[13] Rahmawati, D. N., Ya’umar dan Hs, M. I. (2013),
“Evaluasi Reliability dan Safety pada Sistem
Pengendalian Level Syn Gas 2ND Interstage Separator di
PT. Petrokimia Gresik”, Jurnal Teknik Pomits Vol. 2,
No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print), F-
312.
[14] Santoso, Budhi dkk., (2014), “Perbandingan
Pendekatan Muhlbauer dan Fuzzy Inference System
Pada Proses Penilaian Risiko : Studi Kasus Pipa Bawah
Laut 14” PHE-WMO”, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya.
[15] Imanuel, F, dan Amri, M, H, 2011, PT PLN (Persero) Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan Belawan bagian
Pemeliharaan GT Dan HRSG PLTGU, Universitas Medan Area.
[16] Musyafa, A, dan Adiyagsa, H, 2012, Hazard and Operability Study in
Boiler System of The Steam Power Plant, Vol. 1, No. 3, hal. 1-10.
[17] Pradana, Septian Hari, 2013, Analisis Hazard And Operability
(HAZOP) untuk Deteksi Bahaya dan Manajemen Risiko pada Unit
Boiler (B-6203) di Pabrik III PT.Petrokimia Gresik, hal. 1-6.
[18] Sugiharto, Rahmad, 2009, Perancangan Heat Recovery Steam
Generator (HRSG) dengan Sistem Tekanan Uap Dua Tingkat
Kapasitas Daya Pembangkit 77 MW, Universitas Sumatera Utara.
[19] Wahyudi, Pande, 2013, Heat Recovery Steam Generator (HRSG).
[20] Yasa, I W, W, Dharna, S, I G, B, dan Sudipta, I G, 2013, Manajemen
Risiko Operasional dan Pemeliharaan Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) Regional Bangli di Kabupaten Bangli, Vol. 1, No. 2, hal. 30-
38.
9

Anda mungkin juga menyukai