Anda di halaman 1dari 14

TUGAS INDIVIDU

ASKEP PADA FRAKTUR CRURIS

SARDIANA
P.011.005.056
S1.KEPERWATAN

PROGRAM STUDI STRATA SATU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


RUMAH SAKIT UMUM DAYA
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas terselesaikannya
makalah ini, adapun makalah yang kami buat terdiri dari 4 bab yang berisikan 1 pembahasan 
materi.

Makalah ini memberikan perhatian yang besar terhadap “ASKEP PADA FRAKTUR
CRURIS”

Setiap konsep dibahas dengan mengambil materi dari bahan yang mudah untuk
dipahami serta dari informasi-informasi yang baru dan sesuai dengan materi .

Akhir kata, tak ada gading yang tak retak, demikian pula makalah kami ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun, kami ucapkan terima
kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BABI KONSEP MEDIS

A.PENGERTIAN....................................................... 3

B.JENIS FRAKTUR.................................................... 3

C.ETIOLOGI............................................................. 5

D.PATHWAY........................................................... 5

E.MANIFESTASI KLINIS............................................ 4

F.PEMERIKSAAN PENUNJANG................................ 7

G.PENATALAKSANAAN.......................................... 7

H.KONFLIKASI........................................................ 8

BABIIKONSEP KEPERAWATAN

A.PENGKAJIAN...................................................... 10

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENS...... 10

BABIIIPENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
KONSEP MEDIS

A.PENGERTIAN

Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai


jenis dan luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang
dikenao stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. (Brunner &
Suddart, 2000)

B.JENIS FRAKTUR
 Fraktur komplet : patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya
mengalami pergeseran.
 Fraktur tidak komplet: patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulang
 Fraktur tertutup: fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulit
 Fraktur terbuka: fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke
patahantulang
Greenstick: fraktur dimana salah satu sisi tulang patah,sedang sisi lainnya
membengkak.
 Transversal: fraktur sepanjang garis tengah tulang
 Kominutif: fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa frakmen
 Depresi: fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalam
 Kompresi: Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang
belakang)
 Patologik: fraktur yang terjadi pada daerah tulang oleh ligamen atau tendo pada
daerah perlekatannnya.
C.ETIOLOGI
 Trauma
 Gerakan pintir mendadak
 Kontraksi otot ekstem
 dKeadaan patologis : osteoporosis, neoplasma

D.PATYWAYS

Trauma langsung trauma tidak langsung


kondisi patologis

FRAKTUR

nyeri

Diskontinuitas tulang pergeseran frakmen tulang

Perub jaringan sekitar kerusakan frakmen tulang

Pergeseran frag Tlg laserasi kulit: spasme otot tek. Ssm tlg >
tinggi dr kapiler

Kerusakan putus vena/arteri peningk tek kapiler reaksi stres


integritas
klien kulit

deformitas
perdarahan pelepasan histamin melepaskan
katekolamin

gg. fungsi

protein plasma hilang memobilisai asam


lemak

kehilangan volume cairan

Gg mobilitas edema
fisik
bergab dg trombosit

Shock
hipivolemik
emboli

penekn pem. drh

menyumbat pemb drh

penurunan perfusi jar

gg.perfusi jar

E.MANIFESTASI KLINIS
 Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya samapi fragmen
tulang diimobilisasi, hematoma, dan edema
 Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patah
 Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot
yang melekat diatas dan dibawah tempat fraktur
 Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya
 Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit

F.PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnya


 Pemeriksaan jumlah darah lengkap
 Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai
 Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens
ginjal

G.PENATALAKSANAAN

a.Reduksi fraktur terbuka atau tertutup


 tindakan manipulasi fragmen-fragmen tulang yang patah sedapat
mungkin untuk kembali seperti letak semula.
b.Imobilisasi fraktur
 Dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna

c.Mempertahankan dan mengembalikan fungsi


 Reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai
kebutuhan
 Pemberian analgetik untuk mengerangi nyeri
 Status neurovaskuler (misal: peredarandarah, nyeri,
perabaan gerakan) dipantau
 Latihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk
meminimalakan atrofi disuse dan meningkatkan peredaran darah

H.KOMPLIKASI
 Malunion : tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak
seharusnya.
 Delayed union : proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi
dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.
 Non union : tulang yang tidak menyambung kembali

KONSEP KEPERAWATAN

1.PENGKAJIAN
1. Pengkajian primer
- Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret
akibat kelemahan reflek batuk
- Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya
pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar
ronchi /aspirasi

- Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut,
takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan
membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
2. Pengkajian sekunder
a.Aktivitas/istirahat

 kehilangan fungsi pada bagian yangterkena


 Keterbatasan mobilitas
b. Sirkulasi
 Hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas)
 Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah)
 Tachikardi
 Penurunan nadi pada bagiian distal yang cidera
 Cailary refil melambat
 Pucat pada bagian yang terkena
 Masa hematoma pada sisi cedera
c. Neurosensori
 Kesemutan
 Deformitas, krepitasi, pemendekan
 kelemahan
d. Kenyamanan
 nyeri tiba-tiba saat cidera
 spasme/ kram otot
e. Keamanan
 laserasi kulit
 perdarahan
 perubahan warna
 pembengkakan lokal

11.DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI


a.Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jaringan sekitasr fraktur, kerusakan
rangka neuromuskuler

Tujuan : kerusakn mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan


tindakan keperaawatan

Kriteria hasil:

 Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin


 Mempertahankan posisi fungsinal
 Meningkaatkan kekuatan /fungsi yang sakit
 Menunjukkan tehnik mampu melakukan aktivitas
Intervensi:

a.Pertahankan tirah baring dalam posisi yang diprogramkan

b.Instruksikan klien/bantu dalam latian rentanng gerak pada ekstrimitas


yang sakit dan tak sakit
c.Beri penyangga pada ekstrimit yang sakit diatas dandibawah fraktur
ketika bergerak

d.Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitas

e.Berikan dorongan ada pasien untuk melakukan AKS dalam lngkup


keterbatasan dan beri bantuan sesuai kebutuhan’Awasi teanan daraaah,
nadi dengan melakukan aktivitas

f.Ubah psisi secara periodik

g.Kolabirasi fisioterai/okuasi terapi

b.Nyeri b.d spasme tot , pergeseran fragmen tulang

Tujuan ; nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan

Kriteria hasil:

 Klien menyatajkan nyei berkurang


 Tampak rileks, mampu berpartisipasi dalam aktivitas/tidur/istirahat
dengan tepat
 Tekanan darahnormal
 Tidak ada eningkatan nadi dan RR
Intervensi:

a.Kaji ulang lokasi, intensitas dan tpe nyeri

b.Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring

c.Berikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan untuk


melakukan aktivitas hiburan

d.Ganti posisi dengan bantuan bila ditoleransi


e.Jelaskanprosedu sebelum memulai

f.Akukan danawasi latihan rentang gerak pasif/aktif

g.Drong menggunakan tehnik manajemen stress, contoh :


relasksasi, latihan nafas dalam, imajinasi visualisasi, sentuhan

h.Observasi tanda-tanda vital

i.Kolaborasi : pemberian analgetik

C. Kerusakan integritas jaringan b.d fraktur terbuka , bedah perbaikan


Tujuan: kerusakan integritas jaringan dapat diatasi setelah tindakan
perawatan

Kriteria hasil:

 Penyembuhan luka sesuai waktu


 Tidak ada laserasi, integritas kulit baik
Intervensi:

a. Kaji ulang integritas luka dan observasi terhadap tanda infeksi atau
drainae
b. Monitor suhu tubuh
c. Lakukan perawatan kulit, dengan sering pada patah tulang yang
menonjol.

d. Lakukan alihposisi dengan sering, pertahankan kesejajaran tubuh


e. Pertahankan sprei tempat tidur tetap kering dan bebas kerutan
f. Masage kulit ssekitar akhir gips dengan alkohol
g. Gunakan tenaat tidur busa atau kasur udara sesuai indikasi
h. Kolaborasi emberian antibiotik.

DAFTAR PUSTAKA
 Tucker,Susan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Vol 3.
Jakarta. EGC
 Donges Marilynn, E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3,
Jakarta. EGC
 Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner &
Suddart. Edisi 8. Vol 3. Jakarta. EGC
 4Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai