Anda di halaman 1dari 57

PROPOSAL

PENERAPAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN
HIPERTENSI: LITERATURE REVIEW

ASMI ISMAYA
218.048

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA
KESDAM XIV/HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
PENERAPAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIAN
HIPERTENSI : LITERATURE REVIEW

Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan program Pendidikan Diploma III keperawatan

ASMI ISMAYA
218048

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA
KESDAM XIV/HASANUDDIN
MAKASSSA 2021
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Asmi Ismaya
Nim : 218.048
Program studi : DIII Keperawatan
Institusi : Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia
Kesdam XIV/Hasanuddin

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa proposal yang saya tulis ini


adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambilan alih tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai
hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat di buktikan proposal ini hasil
ciplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut

Makassar, Juni 2021

Yang menyatakan,

(Asmi Ismaya)

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal oleh Asmi Ismaya 218.048 dengan judul “Penerapan Terapi


Musik Klasik Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi : Literature Review” telah disetujui untuk diujikan.

Makassar, Juni 2021

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Ns. Samsir, S.Kep., M.Kes Ns. Nurun Salaman Al Hidayat, S.Kep., M.Kep
NIDN. 0919059003 NIDN. 0903098803

Mengetahui,
PLH. Kaprodi D III Keperawatan
Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia
Kesdam XIV/Hasanuddin

Ns. Masniati Arafah, S.kep., M.kep


NUPN. 9909913829

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah oleh Asmi Ismaya 218.048 dengan judul “penerapan
terapi musik klasik terhadap penurunan tekanan darah pada pasien
hipertensi” telah dipertahankan didepan dewan penguji pada tanggal Juni
2021 dan telah diperbaiki dengan masukan dari tim penguji.

Dewan penguji
Penguji ketua,

Ns.samsir, S.kep., M.Kes

Penguji Anggota II, Penguji Anggota III,

Ns. Nurun salaman Alhidayat, S.kep., M.Kep Ns. Alamsyah, S.kep., M.kes

Mengetahui,
Kaprodi D III Keperawatan
Institute Ilmu Kesehatan Pelamonia
Kesdam XIV/Hasanuddin

Ns. Masniati Arafah, S.Kep., M.kep


NUPN: 9909913829

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan kerunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini dengan judul Penerapan Terapi Musik Klasik Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi telah disetujui oleh tim
penguji sidang Institut ilmu Kesehatan Pelamonia Kesdam
XIV/Hasanuddin sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir
Program D III Keperawatan di Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari bahwa
dalam penulisna hasil Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari
beberapa pihak. Untuk itu, penulis agar sangat bersyukur kepada Allah
SWT yang dengan izinnya memberi penulis kesempatan untuk bisa
sampai pada tahap ini dan penulis juga menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Kolonel Ckm dr. Ashari Ramdani selaku Kepala Kesehatan Daerah
Militer XIV/Hasanuddin dan selaku ketua pengawas Yayasan
Wahana Bhakti Karya Husada yang telah mendukung semua
program Pendidikan.
2. Mayor Ckm (K) Dr. Ruqaiyah, S.ST., M.Kep selaku Rektor Institut
Ilmu Kesehatan Pelamonia yang telah mengarahkan penulis unutuk
menyelesaikan tugas akhir program Pendidikan D III Keperawatan
dengan baik.
3. Ns. Masniati Arafah S.Kep., M.Kep selaku Kepala Prodi D III
Keperawatan Yang dalam kesibukan sehari-hari masih dapat
menyempatkan diri untuk mengarahkan dalam penelitian ini.
4. Ns. Samsir S.Kep., M.Kes selaku Pembimbing I yang dalam
keseibukan sehari-hari masih dapat menyempatkan diri unutk
mengarahkan dalam penelitian ini.

vi
5. Ns. Nurun Salaman Alhidayat S.Kep., M.kep selaku pembimbing II
yang dalam kesibukan sehari-hari masih dapat menyempatkan diri
untuk mengarahkan dalam penelitian ini.
6. Ns. Alamsyah S.Kep., M.Kes selaku Pembimbing III yang dalam
kesibukan sehari-hari maosh dapat menyempatkan diri untuk
mengarahkan dalam penelitian ini.
7. Seluruh Dosen dan Staf Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Kesdam
XIV/Hasanuddin yang rela mengorbankan waktunya dan telah
mengabdikan seluruh hidupnya untuk mendidik dan membimbing
mahasiswa.
8. Teristimewa untuk kedua orang tua saya Bapak Hasruddin.L dg Nai
dan Ibu Salma Udin dg Sunggu, Serta saudara (i) serta seluruh
keluarga yang selalu memberikan do’a dan dukungan kepada penulis
selama menempuh Pendidikan dan meraih gelar Amd.Kep dan
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Teristimewa untuk Tetta Nurhidayat dg Serang dan Ummi Syamsinar
dg lebang yang telah memberikan tempat tinggal dan dukungan do’a
selama menempuh Pendidikan dan meraih gelar Amd. Kep dan
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
10. Terimah kasih kepada Calon Suami Andi Rifail Salnas Dwiningrat kr
Nyau telah mengorbankan waktunya di sela-sela kesibukannya yang
sangat padat dan dukungan kepada penulis selama menempuh
Pendidikan dan meraih gelar Amd.Kep dan menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
11. Terima kasih kepada teman-teman dari seperjuangan saya (Citra
Ananda dan St. Mutmainna) dan teman-teman dari success Nurse In
The Future (Emilya, Hanisa, Nuralya) dan teman-teman Adakah
Pergompoang (Sulastri, Marlina, Ephihardianty, Nurfausia,
Musdalipa, Yudistiira, Angki LL) yang selalu memberikan semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

vii
ABSTRAK

Penerapan Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tekanan Darah


Pada Paien Hipertensi

Asmi Ismaya (2021)


Program Studi D III Keperawatan
Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV/Hasanuddin
Dibimbing oleh : Ns. Samsir, S.Kep., M.Kes dan Ns. Nurun Salaman
Alhidayat, S.Kep., M.kep

Hipertensi merupakan masalah yang sedang dialami oleh seluruh dunia


yang menjadi masalah serius saat ini, penyakit hipertensi dikategorikan
sebagai the silent disiase atau the silent killer karena penderita tidak
mengetahui dirinya mengidap hipertensi atau tidak sebelum
memeriksakan tekanan darah, yang menjadi salah satu faktor resiko
utama terjadinya kematian. Menurut World Health Organization (2020)
bahwa prevalence global hipertensi diperkirakan lebih 1,1 miliar atau
sekitar 29% dari total penduduk dunia. Tujuan penelitian untuk
mendapatkan gambaran penerapan terapi musik klasik terhadap
penurunan tekanan darah pada pasien hipetensi. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Literature Review yaitu satu penelusuran dan
penelitian kepustakaan dengan membaca berbagai buku, artikel dan
terbitan-teritan lain yang berkaitan dengan topik penelitian, untuk
menghasilkan satu tulisan berkenaan dengan satu topik atau isyu tertentu.
Pengumpulan data dilakukan dengan pencarian artikel penelitian dengan
menggunakan kata kunci yang relevan dan istilah mayoritas digunakan
dalam Bahasa Indonesia. Sumber database pencarian yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu pencarian sekunder, google scholar, google
potal dan pudmed. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan
tekanan darah pada setiap pasien yang diberikan terapi musik klasik.
Kesimpulan penerapan terapi musik klasik dalam menurunkan tekanan
darah dapat menimbulkan keadaan tenang dan rileks.

Kata Kunci : Hipertensi, Terapi Musik Klasik, Penurunan Tekanan darah

viii
ABSTRAK

Application of Classical Music Therapy to Lowering Blood Pressure


in Hypertensive Patients

Asmi Ismaya (2021)


D III Nursing Study Program
Pelamonia Institute of Health Sciences Kesdam XIV/Hasanuddin
Supervised by : Ns. Samsir, S.Kep., M.Kes and Ns. Nurun Salaman
Alhidayat, S.Kep., M.kep

Hypertension is a problem that is being experienced by the whole world


which is a serious problem today, hypertension is categorized as the silent
disease or the silent killer because the patient does not know he has
hypertension or not before checking blood pressure, which is one of the
main risk factors for death. . According to the World Health Organization
(2020) that the global prevalence of hypertension is estimated to be more
than 1.1 billion or about 29% of the total world population. The purpose of
this study was to obtain an overview of the application of classical music
therapy to reducing blood pressure in hypertensive patients. The method
used in this research is Literature Review, which is a literature search and
research by reading various books, articles and other publications related
to the research topic, to produce an article regarding a particular topic or
issue. Data was collected by searching research articles using relevant
keywords and the majority of terms used in Indonesian. The search
database sources used in this study were secondary searches, Google
Scholar, Google Portal and Pudmed. The results showed a decrease in
blood pressure in every patient who was given classical music therapy.
The conclusion is that the application of classical music therapy in
lowering blood pressure can lead to a calm and relaxed state.

Keywords: Hypertension, Classical Music Therapy, Lowering Blood


Pressure

ix
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................................i


LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................vi
DAFTAR SINGKATAN.........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................4
C. Tujuan................................................................................................. 4
D. Manfaat ...............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Pengertian....................................................................................6
2. Etiologi.........................................................................................6
3. Patofisiologi..................................................................................8
4. Klasifikasi.....................................................................................8
5. Manefestasi klinis........................................................................9
6. Komplikasi....................................................................................9
B. Terapi Musik Klasik
1. Pengertian..................................................................................10
2. Mekanisme Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan
Tekanan Darah..........................................................................11
3. Manfaat .....................................................................................12
4. Prosedur ...................................................................................13
C. Literature Review
1. Pengertian ................................................................................15
2. Tujuan Kajian literature..............................................................15
3. Manfaat Literature Review ........................................................16

x
4. Jenis dan metode Literature Review .......................................17
5. Sistematika penulisan kajian Literature Review........................19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian...............................................................................20
B. Strategi pengumpulan data................................................................20
C. Etika penulisan...................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi ………………………………………………..9


Tabel 3.1 PICO
………………………………………………………………...21

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Diagram Alur Pemilihan Penelitian ……………………………


22
Gambar 4.1 Sintesis Gread

xiii
DAFTAR SINGKATAN

KEMENKES : Kementrian Kesehatan


LR : Literature Review
MMHG : Milimeter Merkuri Hydrargyrum
RAA : Renin Angeotensin Aldoesteron
RIKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
SLR : Sistematik Literature Review
WHO : World Health Organization

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hipertensi merupakan masalah yang sedang dialami oleh
seluruh dunia yang menjadi masalah serius saat ini, penyakit
hipertensi dikategorikan sebagai the silent disiase atau the silent
killer karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi
atau tidak sebelum memeriksakan tekanan darah, yang menjadi
salah satu faktor resiko utama terjadinya kematian. Hal ini
disebabkan penderita jarang melakukan olahraga atau aktivitas fisik,
mengomsumsi terlalu banyak makanan tinggi garam, mengomsumsi
terlalu banyak kafein, memiliki kebiasaan merokok, mengomsumsi
minuman beralkohol, kurang mengomsumsi makanan yang
mengandung kalium, dan bertambah usia, terutama > 65 tahun
(Siauta & Tuaisikal, 2019).
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara abnormal dan terus-menerus
yang disebabkan satu atau beberapa faktor resiko yang tidak
berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan
darah secara normal (Abdul, 2018). Salah satu penyakit yang tidak
menular yang menjadi prioritas dalam dunia Kesehatan secara global
adalah hipertensi (Jumriani et al., 2019).
Hipertensi diklasifikasikan atas hipertensi primer (esensial) (90-
95%) dan hipertensi sekunder (5-10%). Dikatakan hipertensi primer
bila tidak ditemukan penyebab dari peningkatan tekanan darah
tersebut, sedangkan hipertensi sekunder disebabkan oleh
penyakit/keadaan seperti penyakit parankim ginjal, serta akibat obat.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) bahwa
prevalence global hipertensi diperkirakan lebih 1,1 miliar. Tertinggi
prevelensi peningkatan tekanan darah pada orang berusia >18 tahun
yaitu pada negara berpenghasilan rendah (28,4%) dan negara

1
menengah (25,5%). Pada tahun 2017, studi Global Burden Of
Disease menemukan bahwa kenaikan tekanan darah sistolik adalah
faktor resiko utama yang dapat dimodifikasi untuk kematian secara
global dengan 10,4 juta kematian setiap tahun. Hipertensi menjadi
faktor resiko utama penyakit kardiovaskuler, termasuk penyakit arteri
koroner, gagal jantung, penyakit ginjal kronis, stroke, serangan
jantung, demensia, penyakit pembuluh darah perifer, kematian janin
dan ibu dan kematian dini (WHO, 2020).
Berdasarkan data Riset Kesehatan dasar tahun (Riskesdas)
yang ditemukan bahwa di Indonesia penyakit hipertensi mencapai
34,11 % dari jumlah angka kejadian tidak menular berdasarkan jenis
kelamin yaitu pada laki-laki sebanyak 31,34% dan perempuan
sebanyak 36,85%, sedangkan berdasarkan umur 18-24 tahun
sebanyak 13,22%, umur 25-34 tahun sebanyak 20,13%, umur 35-44
tahun sebanyak 31,61%, umur 45-54 tahun sebanyak 45,32%, umur
55-64 tahun sebanyak 55,23%, umur 65-74 tahun sebanyak 63,22%
dan umur >75% tahun sebanyak 69,53%. Kemudian untuk daerah
domisili lebih banyak penderita hipertensi yang berada di perkotaan
(34,43%) di bandingkan dengan pedesaan (33,72%) (Riskesdas,
2018).
Hipertensi masih merupakan tantangan besar, sampai dengan
bulan desember 2016, data menunjukkan prevelensi penduduk usia
>15 tahun dengan tekanan darah tinggi di Sulawesi Selatan sebesar
20,85% (Riskesdas, 2018). Berdasarkan data dari bidang bina P2PL
dinas Kesehatan Kota Makassar tahun 2015 terdapat kasus
hipertensi sebanyak 11.596 dengan rincian jenis kelamin yaitu laki-
laki sebanyak 4.277 kasus dan perempuan 7.319 kasus. Hipertensi
suatu kedaan Ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat
secara kronis. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu fungsi
organ-organ lain, terutama organ-organ vital seperti jantung dan
ginjal (Dinkes, 2016).

2
Beberapa pengobatan yang dapat diberikan dalam menurunkan
tekanan darah pada pasien hipertensi yaitu, pengobatan secara
nonfarmakologis, pengobatan secara farmakologis dan pengobatan
munggunakan terapi komplementer, beberapa macam terapi
komplementer yang dapat diterapkan untuk mengobati pasien
hipertensi yaitu, terapi herbal, terapi nutrisi, relaksasi otot progresif,
meditasi, akupuntur, akupresur, aromaterapi dan refleksologi (terapi
music klasik). Salah satu upaya pemberian terapi komplementer
yang sangat sederhana, dapat dilakukan dengan mudah, praktis dan
efektif, dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi
dengan cara refleksologi atau terapi musik klasik (Prawest &
Noviyanto, 2015).
Musik merupakan sebuah rangsangan pendengaran yang
terorganisir yang terdiri atas melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk
dan gaya. Musik klasik seringkali menjadi acuan terapi musik,
karena memiliki rentang nada yang luas dan tempo yang dinamis
(Nurrahmani, 2012).
Terapi musik klasik merupakan terapi yang dapat
mengharmoniskan dan menyimbangkan semua irama dari badan,
termasuk denyut jantung, kecepatan bernapas (Prawest & Noviyanto,
2015). Musik Klasik bertujuan untuk mengurangi tingkat kecemasan,
dan stress pada penderita hipertensi sehingga tubuh mengalami
relaksasi yang mengakibatkan penurunan tekanan darah, dan denyut
jantung, musik klasik sebagai suatu cipta, rasa, dan karsa manusia
yang indah yang dituangkan dalam bentuk bunyi-bunyian, suara
melodi, riteme, harmoni yang dapat membangkitkan emosi,
membuat mood menjadi Bahagia, menghilangkan stress dan mampu
mempengaruhi kondisi rileks pada seseorang yang menderita
hipertensi (Syahrial S, 2019). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tekanan darah setelah di berikan terapi musik klasik dapat
menurunkan tekanan darah dengan menurunan tekanan sistolik 4,3
mmHg dan diastole 4,4 mmHg (Mahatidanar & Nisa, 2017).

3
Berdasarkan hasil penelitian mengatakan bahwa terapi musik
klasik memiliki pengaruh terhadap tekanan darah pada penderita
hipertensi (Sidik, 2020). Dari hasil penelitian mengatakan bahwa
untuk penelitian selanjutnya dapat menambah parameter dan
referensi terkait terapi musik agar terapi ini dapat diterapkan (Aini &
Ardiyani, 2017).
Beberapa penelitian telah di lakukan untuk mengevaluasi
keefektifan terapi musik klasik terhadap penurunan tekanan darah
numun belum ada yang melakukan literature review, sehingga disini
penulis tertarik melakukan review artikel.
Berdasarkan uraian di atas memperlihatkan bahwa penyebab
tingginya angka kejadian kematian di Indonesia di akibatkan oleh
Hipertensi yang menyebabkan terjadinya masalah. Dengan demikian
kami melakukan tinjauan literature yang bertujuan untuk merangkum,
mengevaluasi dan mendeskripsikan bagaimana gambaran
penerapan terapi musik klasik terhadap penurunan tekanan darah
pada pasien hipertensi : literatur review dan sejauh mana outcome
yang dihasilkan.
B. Rumusan masalah
Bagaimanakah gambaran penerapan terapi musik terhadap
penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi
C. Tujuan
Memberikan gambaran penerapan terapi musik terhadap
penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi
D. Manfaat
1. Masyrakat
Menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi dengan
memberikan terapi musik
2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawatan

4
Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang
keperawatan dalam mengatasi peningkatan tekanan darah pada
pasien hipertensi.
3. Bagi peneliti
Penelitian ini sangat berguna bahwa karena terapi musik
klasik dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi
dan dapat meningkatkan perasaan nyaman, rileks sehingga
tekanan darah menurun.

5
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

A. Konsep penyakit hipertensi


1. Pengertian
Menurut World Health Organization (WHO) hipertensi
merupakan faktor resiko utama penyakit kardiovaskuler,
penyakit arteri, gagal jantung, penyakit ginjal kronik, stroke,
serangan jantung, demensia, penyakit pembuluh darah perifer
kematian ibu dan serta kematian dini (WHO, 2020).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara abnormal dan terus-menerus
pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang
disebabkan satu atau beberapa factor resiko yang tidak berjalan
sebagaiman mestinya dalam mempertahankan tekanan darah
secara normal (Abdul, 2018).
Hipertensi adalah salah satu penyakit yang sering muncul
di kehidupan masyrakat, dan secara umum penyakit ini sangat
berisiko, karena dapat menimbulkan komplikasi penyakit pada
kelompok lanjut usia. Dewasa menengah juga memiliki resiko
untuk terkena hipertensi yang disebabkan oleh beberapa faktor.
(Wicaksana Et, al., 2019).
2. Etiologi
a. Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2
golongan
1) Hipertensi esensial (primer)

6
Sembilan puluh persen penderita hipertensi
mengalami hipertensi esensial (primer). Penyebab
secara pasti belum diketahui. Beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi esensial, yaitu
faktor genetic, stress dan psikologis, faktor lingkungan
dan diet (peningkatan penggunaan garam dan
berkurangnya asupan kalium atau kalsium).
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder lebih muda di kendalikan
dengan penggunaan obat-obatan. Penyebab
hipertensi sekunder diantaranya adalah berupa
kelainan ginjal; sepertiobesitas, retensi insulin,
hipertiroidisme, dan pemakaian obat-obatan, seperti
kontrasepsi oral dan kortikosteroid (Susaldi, 2017).
b. Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :
1) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau besar
dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau
lebih 90 mmHg
2) Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik
lebih besar 160 mmHg dan tekanan diastolic lebih
rendah dari 90 mmHg
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia
adalah terjadi perubahan-perubahan pada :
1) Elastitas dinding aorta menurun
2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1%
setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan
jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
4) Kehilangan elastitas pembuliuh darah hal ini terjadi
kekurangnya efektifitas pppembuluh darah perifer
untuk oksigenasi

7
5) Meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer
(Nurarif & Kusuma, 2015).

3. Patofisiologi
Reseptor yang menerima perubahan tekanan darah yaitu
refleks beroreseptor yang terdapat pada sinus karotis dan arkus
aorta pada hipertensi, karena adanya berbagai gangguan
genetik dan resiko lingkungan, maka terjadi gangguan
nerohormonal yaitu system saraf pusat dan system renin-
angiontensin-aldosteron, serta terjadinya inflamasi dan
resistensi insulin. Resistensi insulin dan dan gangguan
neurohormonal menyebabkan vasokontriksi sistemik dan
peningkatan resistensi feriver. Inflamasi menyebabkan
gangguan ginjal yang disertai gangguan system renin-
angeotensin-aldoesteron (RAA) yang menyebabkan retensi
garam dan air di ginjal, sehingga terjadi peningkatan volume
darah. Peningkatan resistensi feriver dan volume darah
merupakan dua penyebab utama terjadinya hipertensi. Pusat
yang menerima implus yang dapat mengenali keadaan tekanan
darah terletak pada medulla di batang otak.
Perubahan struktural dan fungsional pada system
pembuluh darah feriver bertanggung jawab pada perubahan
tekanan darah dan terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut
meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
pada akhirnya akan menurunkan kemampuan distensi dan daya
regang pembuluh darah. Konsekuensinya yaitu kemampuan
aorta dan arteri besar menjadi berkurang dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
(volume sekuncup), sehingga mengakibatkan penurunan curah

8
jantung dan peningkatan resistensi feriver (brunner dan
suddarth) (Susaldi, 2017).
4. Klasifikasi
a. Klasifikasi berdasarkan derajat hipertensi
Menurut Abdul (2018), klasifikasi derajat hipertensi
dapat dilihat dalam tabel 2.1

Tabel 2.1 Klasifikasi Derajar Hipertensi

Derajat Tekanan sistolik Tekanan diastolik


(mmHg) ( mmHg)
Normal <120 Dan <80
Pre-hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi derajat I 140-159 Atau 90-99
Hipertensi derajat ISI >160 Atau > 100

5. Manifestasi klinis
Menurut Adi trisnawan (2019), gejala-gejala Hipertensi
pada setiap orang berbeda-beda. Tetapi, gejala-gejalanya
hamper sama dengan penyakit lain, diantaranya:
a. Sakit kepala atau pusing
b. Jantung berdebar-debar
c. Tengkuk terasa pegal dan mudah Lelah
d. Penglihatan kabur
e. Sulit bernapas setelah bekerja keras atau mengangkat
beban berat
f. Wajah memerah
g. Keluar darah dari hidung dengan tiba-tiba
h. Sering buang air kecil di malam hari
i. Telinga berdenging
j. Merasa seolah-olah duni berputar (vertigo)
6. Komplilasi
Menurut Kemenkes RI (2019), komplikasi hipertensi,
sebagai berikut :

9
a. Penyakit jantung
b. Stroke
c. Penyakit ginjal
d. Retinopati ( kerusakan retina)
e. Penyakit pembuluh darah tepi
f. Gangguan saraf

B. Terapi musik klasik pada pasien hipertensi


1. Pengertian terapi musik klasik
Musik adalah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk
konsep pemikiran yang bulat, dalam wujud nada-nada atau
bunyi lainnya yang mengandung ritme dan harmoni, serta
mempunyai suatu bentuk dalam ruang waktu yang dikenal oleh
diri sendiri dan manusia lain dalam lingkungan hidupnya
sehingga dapat dimengerti dan dinikmatinya (Hastomi &
Sumaryanti, 2012).
Menurut Musbikin (2001) dalam Rusminah & Nugroho,
(2019) Musik klasik memliki tempo lambat dan menenangkan,
sehingga musik klasik dapat digunakan untuk penyembuhan,
menenangkan dan memperbaiki kondisi fisik dan fisiologis
pasien maupun tenaga Kesehatan, salah satunya pada pasien
hipertensi, dengan mendengarkan musik klasik kecemasan dan
stress seseorang dapat menurun atau seseorang dapat lebih
merasa rileks sehingga dapat mengakibatkan penurunan
tekanan dan denyut jantung (Syahrial S, 2019).
Menurut Djhohan (2009), dalam Susihar & Setiawati (2019)
Mengemukakan bahwa terapi musik merupakan salah satu
tehnik yang sangat mudah di lakukan dan terjangkau, tetapi
efeknya menunjukkan bahwa musik dapat mempengaruhi
ketegangan atau kondisi rileks pada individu, karena dapat
merangsang pengeluaran endorphin dan serotonin, endorphin

10
dan serotonin adalah jenis morvin alami dalam tubuh dan juga
metanonin sehingga tubuh akan merasakan lebih rileks pada
individu terhadap penderita hipertensi.
Suatu bentuk terapi dengan mempergunakan musik secara
sistematis, terkontrol, dan terarah dalam menyembuhkan,
merehabilitasi, mendidik, dan melatih anak-anak dan orang
dewasa yang menderita gangguan fisik, mental atau emosional.
Musik yang terdiri kombinasi irama, ritme, harmonik dan melodi
sejak dulu di yakini mempunyai pengaruh terhadap pengobatan
orang sakit. Melalui ritmik musik yang stabil memberi irama
yang teratur akanmemberi keseimbangan pada detak jantung
dan denyut nadi manusia (Natalina, 2013).
2. Mekanisme Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tekanan
Darah
Musik merupakan sebuah rangsangan pendengaran yang
terorganisir yang terdiri atas melodi, ritme, harmoni, timbre,
bentuk dan gaya. Musik klasik seringkali menjadi acuan terapi
musik, karena memiliki rentang nada yang luas dan tempo yang
dinamis (Nurrahmani, 2012). Pada penderita hipertensi terapi
musik klasik sangat berpengaruh untuk menurunkan tekanan
darah dan merupakan cara yang sederhana dan Langkah yang
mudah, ransangan musik klasik mampu mengaktivitasi sitem
limbik yang berhubungan dengan emosi. Saat sistem limbik
teraktivitasi otak menjadi rileks, sehingga memicu tekanan
darah menurun. Alunan terapi musik dapat menstimulus tubuh
untuk memproduksi molekul nitic oxide (NO). Molekul ini bekerja
pada tonus pembuluh darah yang dapat mengurangi tekanan
darah (Prawest & Noviyanto, 2015). Dengan irama yang
dihasilkan memiliki tempo 60 ketukan permenit
Terdapat tiga sistem saraf dalam otak yang akan
terpengaruh oleh musik yang didengar, yaitu :
a) Sistem otak yang memproses perasaan

11
Musik merupakan bahasa jiwa yang mampu
membawa perasaan kearah mana saja. Musik yang
didengar akan merangsang sistem saraf yang akan
menghasilkan suatu perasaan. Rangsangan sistem saraf
ini mempunyai arti penting bagi pengobatan, karena sistem
saraf merupakan bagian dalam proses fisiologis. Dalam
ilmu kedokteran jiwa, jika emosi tidak harmonis maka akan
mengganggu sistem lain dalam tubuh, misalnya sistem
pernapasan, sistem endokrin, sistem imun, sistem
kardiovaskuler, sistem metabolik, sistem motorik, sistem
nyeri, sistem temperatur dan lain sebagainya. Semua
sistem tersebut dapat bereaksi positif jika mendengar
musik yang tepat
b) Sistem Otak Kognitif
Aktivitas sistem ini dapat terjadi walaupun seseorang
tidak mendengarkan atau memperhatikan musik yang
sedang diputar. Musik akan merangsang sistem ini secara
otomatis, walaupun seseorang tidak menyimak atau
memperhatikan musik yang sedang diputar. Sistem ini
dirangsang maka seseorang akan meningkatkan memori,
daya ingat, kemampuan belajar, kemampuan matematika,
analisis, logika, intelegensi dan kemampuan memilah
disamping itu juga adanya perasaan bahagia dan
timbulnya keseimbangan social
c) Sistem otak yang mengontrol kerja otot
Musik secara langsung bisa mempengaruhi kerja otot
kita. Detak jantung dan pernapasan bisa melambat atau
cepat secara otomatis, tergantung alunan musik yang
didengar. Bahkan bayi dan orang tidak sadar pun tetap
terpengaruh oleh alunan musik. Bahkan ada suatu
penelitian tentang efek terapi musik pada pasien dalam
keadaan koma. Ternyata denyut jantung bisa diturunkan

12
dan tekanan darah kembali naik. Fakta ini juga bermanfaat
bagi penderita hipertensi karena musik bisa mengontrol
tekanan darah (Eka, 2011).
3. Manfaat terapi musik klasik
Menurut Endang Triyanto (2014) tujuan pemberian terapi
musik yaitu :
a. Membantu mengekspresikan perasaan
b. Membantu rehabilitasi fisik
c. Memberikan pengaruh positif terhadap kondisi suasana
hati dan emosi
d. Meningkatkan memori, serta menyediakan kesempatan
untuk berinteraksi dan membangun kedekatan emosional.
e. Membantu mengurangngi stress, mencegah penyakit dan
meringankan rasa sakit.
4. Prosedur terapi musik klasik
Menurut Sosongko & Asti (2017), prosedur terapi musik
yaitu:
a. Persiapan alat
1) Headphone
2) Mp3 Player
3) Musik Klasik
4) Headset
b. Prosedur
1) Pra interaksi
a) Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat
menyebabkan kontrak indikasi.
b) Siapkan alat
2) Tahap orientasi
a) Mengucapkan salam
b) Memperkenalkan diri
c) Identifikasi klien

13
d) Jelaskan maskud dan tujuan, prosedur, dan
lamnya Tindakan pada klien atau keluarga
e) Menanyakan kesiapan
3) Tahap kerja
a) Berikan kesempatan klien untuk bertanya
seblum kegiatan dilakukan
b) Menanyakan keluhan utama klien
c) Jaga privasi klien. Memulai kegiatan dengan
cara yang baik
d) Menetapkan ketertarikan klien terhadap music
e) Identifikasi pilihan music klien
f) Berdiskusi dengan klien dengan tjuan berbagai
pengalaman dalam music
g) Bantu klien untuk memilih posisi yang nyaman
h) Batasi stimulasi eksternal sebagai cahaya,
suara, pengunjung, panggilan telefon selama
mendengarkan music
i) Dekatkan media music dan perlengkapan
dengan klien
j) Pastikan media music dan perlengkapan dalam
kondisi baik
k) Nyalakan music dan lakukan terapi music
l) Pastikan volume masuk sesuai dan tidak terlalu
keras
m) Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau
fisiologis yang diinginkan seperti relaksasi,
stimulasi, konsentrasi.
n) Biarkan responden mendengarkan msuik sampai
selesai + 15 menit
4) Tahap terminasi
a) Evaluasi perasaan responden setelah
melakukan terapi

14
b) Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan klien)
c) Simpulkan hasil kegiatan
d) Berikan umpan balik positif
e) Kontrak pertemuan selanjutnya
f) Bereskan alat
5) Tahap dokumentasi
Catat hasil kegiatan keperawatan, keluhan utama,
Tindakan yang dilakukan (terapi musik), lama
Tindakan, jenis terapi music yang diberikan, reaksi
selama setelah pemberian terapi music dan respon
pasien.
C. Konsep literatur review
1. Pengertian literature review
Review adalah sebuah proses atau tulisan yang
disusununtuk membelah sebuah studi atau peneletian ilimiah.
Membaca dana menulis tulisan atau review karya tulis ilmiah
seperti skripsi, tesis, buku, hingga artikel penelitian merupakan
salah satu skill yang wajib memiliki seorang mahasiswa dan
akademis (Kusumaningrum, 2020).
Kajian literature atau literature review adalah suatu
penelusuran dan penelitian keperpustakaan dengan membaca
berbagai buku, jurnal, dan terbitan-terbitan lain yang berkaitan
dengan topik peneltian, untuk menghasilkan suatu tulisan
berkenalan dengan satu topik atau isyu tertentu (Marzali, 2017).
2. Tujuan literatur Review
Ada dua tujuan utama dari kajian literatur menurut Marzali,
(2017), yaitu sebagai berikut :
a. Pertama, kajian literatur yang dilakukan dengan tujuan
untuk menulis sebuah makalah untuk memperkenalkan
kajian-kajian baru dalam topik tertentu yang perlu diketahui
oleh mereka yang bergiat dalam topik ilmu tersebut. Kajian

15
ini sewaktu-waktu dapat diterbitkan untuk kepentingan
umum.
b. Kedua, tujuannnya adalah untuk kepentingan projek
penelitian sendiri. Dalam hal ini, membuat kajian literatur
adalah untuk 37 memperkaya wawasan kita tentang topik
penelitian kita, menolong kita, dalam menentukan teori-
teori dan metode-metode yang tepat untuk digunakan
dalam penelitian kita. Dengan mempelajari kajian-kajian
orang lain, dapat menentukan apakah akan meniru,
mengulangi, atau mengkritik satu kajian tertentu. Kajian-
kajian orang lain itu juga dapat digunakan sebagai bahan
pembanding bagi kajian sendiri. Dengan mengkritisi
karangan orang lain, maka dapat menciptakan sesuatu
yang baru.
3. Manfaat literature review
Manfaat dari literature review yang di lakukan diantaranya
adalah sebagai berikut :
(Tanda dalam kurung merupakan clue tentang jenis literature
jenis apa yang kita gunakan)
a. Memperdalam pengetahuan tentang bidang yang di teliti
(Buku Textbook)
b. Mengetahui hasil penelitian yang berhubungan dan yang
sudah pernah dilaksanakan (releted research) (paper)
c. Mengetahui perkembangan ilmu pada bidang yang kita
pilih (state-of-the-art-research) (paper)
d. Memperjelas masalah penelitian (research problems)
(paper)
e. Mengetahui metode-metode terkini yang diusulkan para
peneliti untuk menyelesaikan masalah penelitian (state-of-
the-art methods) (paper)
Setelah melakukan literature review, peneliti tidak berhenti
sampai hanya membaca literature, tetapi juga merangkum,

16
membuat analisis dan melakukan sintesis secara kritis dan
mendalam dari paper-paper yang direview atau ditinjau. Hasil
dan rangkuman, analisis dan sintesis ini kemudia dituliskan
dalam bentuk paper ilmiah yang sering kita kategorikan ke
dalam paper survei (survey paper). Perlu dipahami bahwa paper
secara umum terbagi menjadi dua: technical paper dan suevey
paper. Technical paper berisi hasil eskprimen dan penelitian kita
yang biasanya dituntut adanya temuan-temuan baru yang
arahnya ke contribution to knowledge didalamnya. Sedangkan
survey paper berisi, hasil literature riview, dalam hal ini adalah
berupa rangkuman, analisis, dan sintesis dari ratusan atau
bahkan ribuan paper pada satu topik penelitian
(Kusumaningrum, 2020).
4. Jenis dan metode Literature Review
Jenis dan metode yang digunakan para peneliti untuk
melakukan literatur review atau tinjauan pustaka dan kemudian
merangkumnya ke dalam suatu paper, secara umum terbagi
menjadi empat (Ramdhani, 2019) :
a. Traditional review adalah metode tinjauan pustaka yang
selama ini umum dilakukan oleh para peneliti, dan hasilnya
banyak kita temukan pada survey paper yang ada.
Paperpaper ilmiah yang direview dipilih sendiri oleh para
peneliti pada satu topik penelitian, dan dipilih berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh seorang
peneliti. Kelemahan peneliti, sehingga memungkinkan
terjadinya bias pada saat memilih paper-paper yang
direview, yang akhirnya berpengaruh pada kualitas survey
paper yang dihasilkan
b. Systematic mapping study (Scoping Study)
Systematic mapping study adalah metode literatur review
yang sistematis dengan menggunakan tahapan-tahapan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Pemilihan paper juga

17
tidak dilakukan secara subjektif oleh peneliti, akan tetapi
menggunakan protokol dan filter yang telah ditetapkan di
depan. Systematic mapping study biasanya dilakukan untuk
topik penelitian yang lebih luas daripada traditional review.
Biasanya hasilnya berupa klaster dan klasifikasi dari
temuantemuan yang didapatkan pada suatu topik penelitian.
Kadang dilakukan untuk mengidentifikasi tren penelitian ke
depan suatu topik penelitian.
c. Sistematik literatur review atau sistematik review
Sistematik literatur review atau sering disingkat SLR atau
dalam bahasa Indonesia disebut tinjauan pustaka sistematis
adalah metode literatur review yang mengidentifikasi,
menilai, dan menginterpretasi seluruh temuan-temuan pada
suatu topik penelitian, untuk menjawab pertanyaan penelitian
(research question) yang telah ditetapkan sebelumnya.
Metode SLR dilakukan secara sistematis dengan mengikuti
tahapan dan protokol yang memungkinkan proses literatur
review terhindar dari bias dan pemahaman yang bersifat
subyektif dari penelitiannya. SLR adalah metode literatur
review yang biasa dilakukan peneliti di bidang kesehatan,
terutama kedokteran dan farmasi, setelah itu mulai booming
karena banyak journal terindeks SCOPUS dan ISI mula
merekomendasikan para penulis survey paper untuk
menggunakan metode SLR.
d. Tertiary study
Tertiary study adalah SLR dari SLR. Menggunakan metode
yang sama dengan SLR, perbedaannya adalah apabila SLR
membahas satu topik penelitian, tertiary study lebih luas,
karena membahas satu bidang penelitian.
Literatur review (LR), dan Sistematik Literatur Review (SLR)
merupakan bagian dari Evidance Base Practice yang
memiliki keunggulan masing-masing. Literatur review

18
merupakan tinjauan literature membahas informasi yang
dipublikasikan dalam bidang subjek tertentu dan
kadangkadang informasi dalam jangka waktu tertentu
sedangkan Sistematik Literatur Review (SLR) merupakan
tinjauan pustaka yang dibuat secara sistematis dan
terencana. Dari awal telah direncanakan dengan jelas jenis
artikel yang akan digabung (penelaah kualitas setiap artikel)
akan tetapi tidak digunakan analisis statistika
5. Sistematika penulisan kajian literature
Ada beberapa langkah yang harus diikuti dalam kaitan
dengan sistematika penulisan kajian literatur yaitu: (Ramdhani,
2019).
a. Memilih topik ulasan
b. Mencari dan memilih artikel yang sesuai
c. Menganalisis dan mensistesis literatur
d. Organisasi penulisan ulasan

19
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Desain penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan
pendekatan literature review. Literature riview adalah satu
penelusuran dan penelitian kepustakaan dengan membaca berbagai
buku, jurnal, dan terbitan-terbitan lain yang berkaitan dengan topik
penelitian, untuk menghasilkan sutu tulisan berkenaan dengan satu
topik atau isu tertentu (Marzali, 2017).
Studi literature ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui proses
penerapan terapi musik klasik terhadap penurunan tekanan darah,
pada studi literature ini akan menggunakan beberapa jenis database
diantaranya, google scholar, pubmed, pencarian sekunder, garuda
portal. Tujuan dari penelitian untuk mengidentifikasi, merangkum,
dan mengevaluasi beberapa artikel penelitian yang telah di publish,
kemudian di analisis untuk mengetahui bagaimana pengaruh terapi
musik klasik terhadap penurunan tekanan darah pada pasien
hipertensi
B. Strategi pencarian

20
Strategi pencarian artikel penelitian dengan menggunakan kata
kunci yang relevan dan istilah mayoritas digunakan dalam Bahasa
Indonesia dan Bahasa inggris. Kemudian sumber database
pencarian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, google scholar,
pubmed, dan Garuda portal dengan kata kunci “Hipertensi AND
Terapi musik klasik AND penurunan Tekanan Darah”Hypertension
AND Classical Music Therapy AND Blood Pressure”
Tabel: 3.1 PICO
P Hipertensi “or” hypertension
I Terapi musik Klasik” or” Classical Music Therapy
C Tidak ada pembanding dalam artikel iview ini
O Penurunan tekanan darah “or” Blood Pressure
Adapun kriteria yang diinsklusi dan eksklusi adalah sebagai
berikut :
1. Kriteria insklusi
a. Fokus pada intervensi penerapan terapi musik klasik
b. Di tulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa inggris
c. Di publikasikan 5 tahun terakhir yaitu dari tahun 2015-2020
d. Artikel penelitian yang dilakukan pada pasien hipertensi.
2. kriteria eksklusi
a. Double publikasi
b. Bukan hasil penelitian
c. Tidak tersedia full text.

Google scholar Portal Garuda Pubmed


(n=545) (n=10) (n=6)

Artikel yang diidentifikasi


Identification (n=561)
Eksklusi:
Tidak sesuai title dan
abstrak (n=517)

Hasil skrining
Screening (n=44)
Eksklusi:
Tidak sesuai kriteria inklusi
 Dobel publikasi (n=15)
 Bukan hasil penelitian
Sesuai dengan pertanyaan (n=18)
Eligibility penelitian  Tidak Full Text (n=6)
21
(n=5)
Artikel yang diinklusi
Inclusion (n=5)

Intervensi
5
Gambar 3.1 Diagram Flow Hasil Pencarian

Sebanyak 561 artikel yang diidentifikasi dari ketiga pencarian


database yang telah difilter 5 tahun terakhir, artikel pada manusia
berbahasa Indonesia dan Bahasa inggris. Namun setelah
diidentifikasi dari 561 artikel didapatkan 5 yang sesuai dengan judul
penelitian ini.
Selanjutnya dilakukan scrining untuk menilai kelayakan artikel
berdasarkan kriteria insklusi dan eksklusi. Dari 44 artikel yang sesuai
dengan judul penelitian 2 artikel dieksklusi dikarenakan tidak sesuai
kriteria insklusi yang double publikasi (n:15), bukan hasil penelitian
(n:18), tidak full text (n:6) Sehingga terdapat 5 artikel yang memenuhi
kriteria insklusi.
Artikel yang di inklusi untuk tinjauan literature ini adalah artikel
yang berfokus pada intervensi perawatan paliatif, di publikasikan 5
tahun terakhir 2015-2020, artikel penelitian yang dilakukan pada
pasien hipertensi.
C. Etika penelitian
Etika penelitian yang digunakan dalam Literature Review yaitu
peneletian dengan menekankan masalah etika penelitian. Terdapat
beberapa standar etik ketika melakukan kajian literature, yaitu
sebagai berikut (Mappaware, 2019).
1. Fabrication

22
Fabrication adalah mencatat dan mempresentasikan dalam
berbagai format sesuatu data yang fiktiff
2. Falsifications
Falsifications adalah memanipulasi data atas prosedur
peneletian/percobaan untuk menghasilkan keluaran yang
diharapkan atau menghindari hasil yang di pahami
3. Plagiatrism
Plagiatrism menggunakan kata/kata-kata gagasan, data atau
hasil penelitian orang lain tanpa penghargaan kepada
pemiliknya. Pencurian data atau gagasan yang lebih serius lagi
karena ini tidak mungkin dilakukan tanpa disadari
4. Redundant
Redudant adalah pengulangan penerbitan sebagai atau semua
yang sudah dipublikasikan sebelumnya , kecuali ada penelitian
lanjutan dan ditemukan informasi baru
5. Duplicate Publication
Duplicate publication adalah publikasi satu artikel atau yang
identik atau overlap secara subtansial. Tanpa ada ucapaan
terimakasih, dapat di klasifikasikan sebagai self plagiarsm
6. Redudant Dan Duplication
Dapat cenderung untuk mengubah data yang ada sebagai bukti
ilmiah
7. Conclict Of Interest
Konflik yang timbul atau berkembang dengan masalah
posisi/jabatan/supervise

23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Berdasarkan total artikel yang didapatkan dari berbagai
database yaiu sebanyak 561 artikel yang diperoleh dari strategi
pencarian dan evaluasi. Dari 561 artikel ada 523 artikel yang
dikeluarkan dengan alasan ketidaksesuaian judul dan abstrak.
Sehingga ada 38 artikel yang didapatkan pada hasil skrining yang
kemudian diekslusi yang tidak sesuai dengan kriteria inklusi yaitu,
bukan hasil penelitian sebanyak 33 artikel sehingga didapatkan 5
artikel yang sesuai dengan pertanyaan penelitian atau artikel yang
diinklusi

24
25
Tabel 4.1:Sintesis Grid Penerapan terapi musik klasik terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi

NO Penulis/Kota Tujuan Metode Sampel Intervensi Instrument Hasil

1. Munawaoroh et Penelitian ini Penelitian ini Sampel yang Pemberian Instrumen yang Hasil penelitian
al., (2016), bertujuan untuk menggunakan digunakan Terapi musik digunakan Tekanan Darah
Ponorogo Mengetahui metode Quasy pada klasik selama dalam sebelum Terapi Musik
Pengaruh terapi expimental penilitian ini 30 menit penelitian ini Klasik didapatkan
musik klasik menggunakan sebanyak 18 dengan menggunakan seluruhnya 18
terhadap One Group responden frekuensi 1 kali observasi responden (100,0%)
penurunan Pretest- Postest dalam sehari tekanan darah tekanan darah tinggi
tekanan darah Design selama 3 hari dan setengahnya 9
pada penderita responden (50,0%)
hipertensi. tekanan darah normal
dan Tinggi. Hasil
analisis Wilcoxon
signifikan sebesar 0.000
< 0.05, maka Ho ditolak
dan Ha diterima berarti
ada pengaruh terapi
music klasik terhadap
penurunan tekanan
darah pada penderita
hipertensi. 
2 Andhika Penelitian ini Penelitian Sampel yang Pemeberian Instrumen yang Hasil penelitian
Mahatidanar H bertujuan untuk mengguanakan digunakan terapi musik digunakan didapatkan 37 sampel
& KhairunNisa mengetahui metode Quasy pada klasik berupa mengalami penurunan
(2017), Di pengaruh music exprimental penelitian ini koesioner tekanan darah dan 3
kelurahan kota klasik terhadap dengan sebanyak 40 sampel tidak mengalami
Baru, Tanjung penurunan pendekatan Pre responden penurunan tekanan
karangtimur tekanan darah and post tanpa yang terdiri darah. Hasiluji t-test dan
lansia penderita kelompok kontrol dari usia 45- wilcoxon menunjukkan
hipertensi 50 tahun 11 adanya pengaruh music

26
orang, 51-55
tahun 10
orang, 56-60
klasik yang signifikan
tahun 19
terhadap penurunan
orang,
tekanan darah lansia
dengan jenis
penderita hipertensi
kelamin
(p=0,000). Setelah
terdiri dari 16
diberikan terapi musik
laki-laki dan
dapat memberikan
24
sikap tenang dan rileks
perempuan
dan menurunkan
tekanan darah.

3. Moomina et al., Penelitian ini Penelitian ini Jumlah 50 Pemberian Instrument


(2019), Di Rsud bertujuan untuk menggunakan orang, Terapi music yang
Hasil penelitian rata –
Ambon mengetahui metode Quasy- dibedakan 25 klasik dilakukan digunakan
rata penurunan angka
efektifitas musik experimental responden selama 15 dalam
sistolik hari ke 3
klasik dalam dengan merupakan menit dengan penelitian ini
tertinggi kelompok
menurunkan kelompok kontrol kelompok frekuensi 1 kali menggunakan
musik klasik dengan
tekanan darah (the perlakuan dan dalam waktu 3 sphygmomano
nilai signifikansi 0.003
pada penderita nonrandomized 25 kelompok hari, responden meter air raksa
(<0.05), dan diastolik
hipertensi control group kontrol diberikan jeda dan lembar
hari ke 3 dengan nilai
pretest-posttest waktu istirahat observasi untuk
signifikansi 0.014
design) selama 5-10 tekanan darah
(<0.05), setelah di
menit sebelum dan
berikan terapi musik
kemudian setelah
dapat memberikan rasa
responden intervensi
rileks dan menurunkan
dilakukan
tekanan darah.
pengukuran
darah
4. Abu bakar sidiq Penelitian ini Penelitian ini Sampel yang Pemberian Instrumen yang Hasil penelitian yang
(2020), bertujuan untuk menggunakan digunakan Terapi musik digunakan didapatkan distribusi

27
Palembang mengetahui metode Quasy- pada klasik berupa
pengaruh terapi experimental penelitian ini kuesioner
music klasik dengan sebanyak 35
terhadap rencangan responden
frekuensi dan nilai
penurunan penelitian one yang terdiri
median sebelum
tekanan darah group pretest- dari usia 57-
diberikan terapi musik
penderita posttest design 70 tahun 24
klasik 2,00 dan sesudah
hipertensi orang, 71-80
diberikan terapi musik
tahun 9
klasik 2.00. hasil
orang, 82-86
didapatkan statistic uji
tahun 2
Wilcoxon bahwa ada
orang,
pengaruh terapi musik
dengan jenis
(p value=0,000)
kelamin
terhadap tekanan darah
perempuan
pada lansia dengan
15 dan laki-
penderita hipertensi
laki 20

5 Dian Prawesti & Penelitian ini Penelitian ini Sampel yang Pemberian Instrumen yang Hasil penelitian
Erwin Noviyanto bertujuan untuk menggunakan digunakan terapi musik digunakan menunjukkan setelah
(2015), Di Menganalisis metode Pre pada klasik selama berupa alat dilakukan terapi music
Posyandu Kediri pengaruh expeimental penelitian ini 15 menit dalam Sphygmomano klasik tekanan darah 43
pemberian terapi menggunakanO sebanyak 43 3 hari meter air raksa lansia (100%)
musik klasik ne group pre- responden mengalami penurunan
terhadap tekanan post test design rata-rata 18,88 mmHg
darah pada tekanan darah
sistolik dan 18,04
mmHg pada tekanan
darah diastolik. Hasil uji
statistic tekanan darah
sistolik p=0,000 dan
tekanan darah diastolik

28
p=0,000. Disimpulkan
terapi music klasik
dapat menurunkan
tekanan darah sistolik
sebesar 18,88 mmHg
dan tekanan darah
diastolic sebesar 18,04
mmHg pada lansia

29
1. Metode
Dari lima artikel penelitian tentang penerapan terapi musik
klasik pada pasien hipertensi membuktikan bahwa penerapan
terapi musik klasik dalam menurunkan tekanan darah dengan
metode penelitian yang digunakan dalam artikel yang
didapatkan adalah 1 artikel menggunakan pre experiment dalam
penelitian Dian Prawesti & Erwin Noviyanto (2015) dilakukan di
posyandu Kediri dan 4 artikel lainnya menggunakan quasy-
Eksperimen dalam penelitian Siti Munawaroh, et al (2016)
dilakukan di Ponorogo, penelitian Andhika Mahatidanar H &
Khairun Nisa (2017) dilakukan di kelurahan kota baru tanjung
karangtimur, penelitian Moomina Siauta, et al (2019) dilakukan
di RSUD Ambon dan penelitian Abu bakar sidiq (2020)
dilakukan di Palembang.
2. Sampel
Penlitian yang dilakukan Munawaroh et al., (2016) jumlah
sampel dalam penelitian ini 18 responden, penelitian yang
dilakukan Andhika Mahatidanar H & Khairun Nisa (2017) jumlah
sampel dalam penelitian ini 40 responden. Karakteristik
responden yang terdiri dari usia 45-50 tahun 11 orang, 51-55
tahun 10 orang, 56-60 tahun 19 orang, dengan jenis kelamin
terdiri dari 16 laki-laki dan 24 perempuan, penilitian yang
dilakukan Momina et al., (2019) jumlah sampel dalam penelitian
ini 50 responden dibedakan 25 responden merupakan kelompok
intervensi dan 25 kelompok kontrol, penelitian yang dilakukan
Abu Bakar Sidiq (2020), jumlah sampel dalam penelitian ini 35
orang yang terdiri dari usia 57-70 tahun 24 orang, 71-80 tahun 9
orang, 82-86 tahun 2 orang, dengan jenis kelamin terdiri dari 20
laki-laki dan 15 perempuan. Selanjutnya peneletian yang
dilakukan Dian prawesti & Erwin Noviyanto (2015) jumlah
sampel dalam penelitian ini 45 responden.

30
3. Intervensi
Dari ke lima artikel menggunakan intervensi yang sama
yaitu pemberian terapi musik klasik pada penelitian Munawaroh
et al., (2016) memberikan terapi musik klasik selama 30 menit
dengan frekuensi 1 kali dalam sehari selama 3 hari, selanjutnya
pada penelitian Momina et al., (2019) memberikan terapi musik
klasik selama 15 menit dalam 3 hari, dan pada penelitian Dian
Prawesti & Erwin Noviyanto (2015) memberikan terapi musik
klasik selama 15 menit dalam 3 hari.
4. Instrumen
Terdapat beberapa instrumen yang digunakan dalam
menilai penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi pada
penelitian munawaroh et al., (2016) menggunakan lembar
observasi. Pada penelitian Andhika Mahatidanar H & Khairun
Nisa (2017) dan Abu bakar sidiq (2020) menggunakan
koesioner. Pada penelitian momina et al., (2019) dan Dian
Prawesti & Erwin Noviyanto (2015) menggunakan
sphygmomanometer air raksa dan lembar observasi sebelum
dan sesudah dilakukan pemberian terapi musik klasik.
5. Hasil
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Munawaroh et al.,
(2016) didapatkan hasil penelitian tekanan darah sebelum
Terapi Musik Klasik didapatkan seluruhnya 18 responden
(100,0%) tekanan darah tinggi dan setengahnya 9 responden
(50,0%) tekanan darah normal dan Tinggi. Hasil analisis
Wilcoxon signifikan sebesar 0.000 < 0.05, maka Ho ditolak dan
Ha diterima berarti ada pengaruh terapi music klasik terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di
ponogoro.
Penelitian lain yang dilakukan Andhika Mahatidanar H &
Khairun Nisa (2017) didapatkan 37 sampel mengalami

31
penurunan tekanan darah dan 3 sampel tidak mengalami
penurunan tekanan darah. Hasil uji t-test dan wilcoxon
menunjukkan adanya pengaruh music klasik yang signifikan
terhadap penurunan tekanan darah lansia penderita hipertensi
(p=0,000). Setelah diberikan terapi musik dapat memberikan
sikap tenang dan rileks dan menurunkan tekanan darah di kota
baru, tanjung karangtimur.
Selanjutnya penlitian yang dilakukan Momina et al., (2019)
didapatkan Hasil penelitian rata – rata penurunan angka sistolik
hari ke 3 tertinggi kelompok musik klasik dengan nilai
signifikansi 0.003 (<0.05), dan diastolik hari ke 3 dengan nilai
signifikansi 0.014 (<0.05), setelah di berikan terapi musik dapat
memberikan rasa rileks dan menurunkan tekanan darah di Rsud
ambon.
Kemudian penelitian yang dilakukan Abu Bakar Sidiq
(2020), Hasil penelitian yang didapatkan distribusi frekuensi dan
nilai median sebelum diberikan terapi musik klasik 2,00 dan
sesudah diberikan terapi musik klasik 2.00. hasil didapatkan
statistic uji Wilcoxon bahwa ada pengaruh terapi musik (p
value=0,000) terhadap tekanan darah pada lansia dengan
penderita hipertensi di Palembang.
Selanjutnya pada penelitian yang dilakukan Dian Prawesti
& Erwin Noviyanto (2015) Didapatkan hasil penelitian
menunjukkan setelah dilakukan terapi music klasik tekanan
darah 43 lansia (100%) mengalami penurunan rata-rata 18,88
mmHg pada tekanan darah sistolik dan 18,04 mmHg pada
tekanan darah diastolik. Hasil uji statistic tekanan darah sistolik
p=0,000 dan tekanan darah diastolik p=0,000. Sehingga dari
hasil tersebut dapat disimpulkan terapi music klasik dapat
menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 18,88 mmHg dan

32
tekanan darah diastolic sebesar 18,04 mmHg pada lansia di
posyandu kediri.

B. Pembahasan
1. Metode
Dari hasil analisis penelitian tentang penerapan terapi
musik klasik pada pasien hipertensi membuktikan bahwa
penerapan terapi musik klasik efektif dalam menurunkan
tekanan darah. Metode penelitian yang sering digunakan dari ke
lima artikel tersebut adalah 4 artikel dengan menggunakan
metode quasy eksperimen dan 1 artikel yang menggunakan
metode Pre Experimental dengan pendekatan one group
pretest-posttest design dan Non equivalent control group
pretesr-posttest. Dimana quasy eksperimental merupakan
desain yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak berfungsi
sepenuhunya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasy eksperimen
design, digunakan karena pada kenyataanya sulit mendapatkan
kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Sedangkan
pre-Eksperimental merupakan rancangan yang meliputi hanya
satu kelas yang diberika pra dan pasca uji. Adapun pre-test
post-test design yaitu dimana terdapat dua kelompok yang
dipilih secara random, kemudian di beri pre test untuk
mengetahui keadaan awal adakah perbedaan anatara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang mana hasil pre test
dianggap baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda
secara signifikan (Sugiyono, 2017).
Berdasarkan 2 jenis metode penelitian diatas, dapat
dikatakan bahwa kedua metode tersebut baik untuk digunakan
tergantung tujuan penelitian. Hal ini didukung oleh teori Suryani

33
(2016) yang mengatakan seorang peneliti hanya dapat
menentukan mana metode yang tepat berdasarkan tujuan topik
dan penelitian yang akan dilakukan.

2. Sampel
Dari ke lima artikel yang telah di review rata-rata sampel
yang digunakan yaitu 37 responden hal ini sejalan dengan
pendapat Sugiono (2011) mengatakan ukuran sampel yang
layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500
responden, sejalan dengan pandangan penulis yang
mengatakan bahwa semakin banyak sampel atau populasi yang
di teliti pada setiap penelitian maka semakin mempermudah
peneliti untuk membuktikan suatu hipotesis. Hal ini didukung
oleh pendapat Polit dan Hungler dalam masturoh & Anggita
(2018) menyatakan bahwa semakain besarmya sampel yang
dipergunakan semkaian baik dan representative hasil yang
diperoleh. Prinsip umum yang berlaku adalah sebaiknya dalam
penelitian digunakan jumlah sampel sebanyak mungkin.
Dari kelima artikel yang di review rata-rata responden
dengan usia sekitar 40 sampai 65 tahun ke atas (Fitriani & putri,
2018). Hal ini membuktikan hipertensi lebih sering terjadi pada
lansia, hal tersebut disebabkan karna seiring bertambahnya
usia seseorang, terjadi penurunan kemampuan organ-organ
tubuh termasuk system kardiovaskuler dalam hal ini jantung dan
pembuiluh darah. Pembuluh darah menjadi lebih sempit dan
terjadinya kekauan dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan tekanan darah dapat meningkat (Adam, 2019).
Dimana kardiovaskuler pada usia lanjut atau lansia akan terjadi
penebalan dan kekauan katub jantung, sehingga akan
mengakibatkan menurunnya kontraksi dan volume darah
(menurunnya kemampuan dalam memompakan darah)

34
sehingga akan terjadi resistensi pembuluh darah perifer yang
akan membuat tekanan darah menjadi meningkat (Triyanto,
2017).

3. Intervensi
Beberapa artikel pada kelompok intervensi yang diberikan
perlakuan yang sama yaitu dilakukan pengukuran tekanan
darah sebelum dan sesudah diberikan terapi musik klasik
dengan menggunakan spygmanometer dengan waktu yang
diberikan, berdasarkan penelitian terdapat empat artikel yang
telah membuktikan bahwa terapi musik klasik berpengaruh
terhadap penurunan tekanan darah secara signifikan dalam
waktu sekitar 15-30 menit 2 kali sehari selama 3 hari sedangkan
2 artikel tidak tercantum waktu yang akan diberikan pada
responden.
Dari hasil kelima artikel penelitian menunjukkan bahwa
pada kelompok yang diberikan terapi musik klasik mengalami
penurunan tekanan darah secara signifikan denagn rata-rata
nilai p value tekanan darah sistol dan diastole <0,05 sehingga
terdapat pengaruh signifikan antara sebelum dan sesudah
dilakukan terapi terapi musik klasik pada kelompok intervensi
yang diberikan. Kelima artikel mengatakan dengan pemberian
terapi musik klasik mampu menimbulkan perasaan nyaman,
menurunkan perasaan emosi, memberikan sikap tenang, dan
perasaan menjadi rileks.
Berdasarkan dari hasil diatas hal ini sejalan dengan
penelitian (Catur sayeti & Rahmaya Nova, 205) setelah
diberikan intervensi terapi musik klasik selama 15-30 menit
didapatkan hasil perbedaan yang signifikan dengan rata-rata

35
tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan terapi musik
klasik pada kelompok eksperimen. Dapat disimpulkan tekanana
darah bahwa tehnik terapi musik klasik dapat menuruurnkan
tekanan darah sehingga tubuh menjadi rileks.
4. Instrumen
Dari ke lima artikel yang ada, instrument yang sering
digunakan adalah sphygmomanometer baik yang digital
maupun air raksa. Sphygmomanometer itu sendiri merupakan
alat pengukur tekanan darah yang terdiri atas empat komponen,
diantaranya adalah pressure cuff (manset), pemompa, pengukur
tekanan darah (manometer), dan stetoskop. Untuk digital,
stetoskop sudah tergandeng dengan sistem pembaca sistol dan
diastole, serta frekuensi denyut jantung (Jati, 2020).
5. Hasil
Hasil artikel penelitian semua mengatakan bahwa terapi
musik klasik berpengaruh efektif terhadap penurunan tekanan
darah pasien hipertensi. Dari analisa juga didapatkan hasil
bahwa dengan diberikan terapi musik klasik mampu
menciptakan keadaan rileks, keadaan tenang, perasaan
nyaman yang mampu menurunkan tekanan darah sehingga
tercipta suatu keadaan yang rileks hal ini sesuai dengan teori
(Hasneli & Utomo, 2015) musik klasik juga mempengaruhi
sistem saraf parasimpatis yang meregangkan tubuh dan
memperlambat denyut jantung, serta memberikan efek rileks
dan menurunkan tekanan darah secara stabil.
Hasil penelitian dari dalam artikel dinyatakan bahwa terapi
musik klasik efektif terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi hasilnya lebih signifikan sesuai dengan
penelitian (Setiawan, 2015) yang mengatakan bahwa musik
seperti musik klasik mengandung suara alam dan tanpa lirik,

36
sehingga lebih mudah diterima sehingga terjadi penurunan
tekanan darah setelah dierikan terapi musik klasik.
Dari hasil penelitian dijelaskan bahwa ada pengaruh terapi
musik klasik terhadap penurunan tekanan darah dan mampu
menciptakan perasaan rileks hal ini sesuai dengan pendapat
(Finasari & Setyawan, 2016) menyatakan bahwa efek yang
ditimbulkan musik klasik adalah menurunkan stimulus sistem
syaraf simpatis. Respon yang muncul dari penurunan aktifitas
tersebut adalah menurunnya aktifitas adrenalin, menurunkan
ketegangan neuromuskular, meningkatkan ambang kesadaran.
Indikator yang bisa diukur dengan penurunan itu adalah
menurunnya heart rate, respiratory rate, metabolic rate,
konsumsi oksigen menurun, menurunnya ketegangan otot,
menurunnya level sekresi epinefrin, penurunan asam lambung,
meningkatnya motilitas, penurunan kerja kelenjar keringat,
penurunan tekanan darah.
Dari hasil penelitian dari beberapa artikel juga didapatkan
bahwa terapi musik klasik mampu membuat perasaan menjadi
tenang hal ini sesuai dengan penelitian (Supriadi & Hutabarat,
2015) bahwa mendengarkan musik klasik dengan irama lambat
akan mengurangi pelepasan katekolamin kedalam pembuluh
darah sehingga konsentrasi katekolamin dalam plasma menjadi
rendah, hal ini mengakibatkan tubuh mengalami relaksasi,
denyut jantung berkurang, tekanan darah menjadi turun dan
membuat perasaan menjadi tenang.
Dari hasil penelitian dari beberapa artikel juga didaptkan
perbedaan tekanan darah setelah diberikan terapi musik klasik
hal ini sesuai dengan penelitian (Suhadi, Supriyon & Epid, 2018)
mengatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
tekanan darah sebelum dan sesudah pembeian terapi musik
klasik selama 3 hari berturut – turut. Penurunan rata – rata

37
tekanan sistolik sebesar 2,30 mmHg dan diastolik sebesar 12,2
mmHg.
C. Keterbatasan penelitian
Dalam pencarian artikel, peneliti terkendala dengan isi artikel
yang tidak sesuai dengan kata kunci PICO. Walupun artikel yang
ditemukan pada pencarian terkesan ribuan atau banyak tetapi
setelah melalui proses identifikasi, dan screening banyak artikel yang
tidak berhubungan dengan tujuan penelitian pada literature review ini
sehingga akhirnya dieksklusi. Serta sulitnya pencarian pada
database yang berbasis internasioanal atau database yang
berbahasa inggris.

38
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil literature review yang telah dilakukan :
1. Pemberian terapi musik klasik sebaiknya dilakukan selama 15-
30 menit dengan frekuensi 2 kali selama 3 hari untuk
menurunkan tekanan pada pasien hipertensi.
2. Terapi musik klasik terbukti efektif dengan rata-rata nilai p value
tekanan darah sistol dan diastole <0,05 sehingga terdapat
pengaruh signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukan
terapi terapi musik klasik pada kelompok intervensi yang
diberikan.
B. Saran
Berdasarkan hasil review yang telah dilakukan tentang
penerapan terapi musik klasik, mungkin bisa digunakan dalam
instansi Kesehatan, institut dan masyarakat dalam melakukan
pemberian edukasi agar mengurangngi atau meminimalkan
pengunaan obat farmakologis, untuk mencegah efek samping yang
berbahaya dari obat farmakologis tersebut.

39
40
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, M. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan


Sistem Kardiovaskular.
Adi trisnawan. (2019). Mengenal Hipertensi (Mutiara Ak).
Aini & Ardiyani. (2017). Perbedaan Tekanan Darah Sebelum Dan
Sesudah Dilakukan Terapi Musik Klazik (Mozart) Pada Pasien Lansia
Hipertensi. 2, 44–57.
Dinkes. (2016). Profil Kesehatan Kota Makassar.
Endang Triyanto. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita
Hipertensi Secara Terpadu. Graha Ilmu.
Hastomi, I., & Sumaryanti, E. (2012). Terapi Musik. Javalitera.
Jumriani, I., Dwinata, I., & M, A. (2019). Determinan Kejadian Hipertensi
Pada Pengunjung Posbindu Di Wilayah Kerja Puskesmas
Ballaparang Kota Makassar. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan, 1, 28–
35.
Kusumaningrum, N. &. (2020). Pedoman Penyusunan Skripsi - Literature
Review Dan Tesis - Systematic Review.
Mahatidanar & Nisa. (2017). Pengaruh Musik Klasik Terhadap Penurunan
Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi Effect of Classical
Music to Decrease of Blood Pressure in Elderly Patients with
Hypertension. 4.
Mappaware, N. A. (2019). Etika dalam Penelitian Kedokteran Kesehatan.
UMI Medical Journal, 1(1), 90–100.
https://doi.org/10.33096/umj.v1i1.10
Marzali, A.-. (2017). Menulis Kajian Literatur Jurnal Etnografi Indonesia.
Etnosia : Jurnal Etnografi Indonesia, 1(2), 27.
https://doi.org/10.31947/etnosia.v1i2.1613
Nurarif & Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc. (Mediaction).
Prawest & Noviyanto. (2015). Potensi Terapi Musik Klasik Menurunkan
Teakanan Darah Pada Pasuen Hipertensi. 8. No 1.
Ramdhani. (2019). Writing a Literature Review Research Paper: A step-
by-step approach. 47–56.
Riskesdas. (2018). Dinas Kesehatan Provensi Sul-Sel.
Rusminah & Nugroho. (2019). Penerapan distraksi mendengarkan musik
klasik untuk mengurangi nyeri fraktur klavikula. 5, 48–53.
Siauta & Tuaisikal. (2019). Terapi Musik Klasik Dapat Menurunkan
Tekanan Darah Penderita Hipertensi. 1(April), 37–41.
Sidik, abu bakar. (2020). Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Pada Lansi. 12, 69–
78.
Sosongko & Asti. (2017). Penerapan Terapi Musik Untuk Menurunkan
Stress Dan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah
Kecamatan Puskesmas Gombong II.
Susaldi., M. A. M. N. (2017). Keperawatan Medikal Bedah Sistem
Kardivaskular (A. R. E. K. Dewi (ed.)). Erlangga.
Susihar & Setiawati. (2019). Penerapan terapi musik klasik terhadap
penurunan rasa nyeri pada pasien fraktur di rsud koja jakarta utara.
5(1).
Syahrial S. (2019). Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. 7.
WHO. (2020). Who Technical Specifications For Automated Non-Invasive
Blood Pressure Measuring Devices With Cuff.

Anda mungkin juga menyukai