PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2020
Penjabaran Pembelajaran LBM
Seorang laki- laki, usia 55 tahun sudah 3 hari dirawat diruang rawat inap dengan
diagnosa Ca Colon. Saat ini, pasien mengeluh nyeri saat buang air besar sejak 2 bulan
yang lalu dan nafsu makan menurun. Hasil pengkajian didapatkan data: berat badan
menurun 10% sejak 2 bulan yang lalu, mata cekung, mukosa bibir kering, teraba massa
pada kuadran kiri bawah, BAB disertai darah, hasil biopsi didapatkan malignancy pada
jaringan, namun belum metastase, hasil lab: Hb: 10,90 g/dL, albumin: 2,3 g/dl. Dokter
merencanakan tindakan pemasangan kolostomi permanen dan dilanjutkan dengan
tindakan kemoterapi. Istri dan anak pasien menangis mendengar pasien akan dioperasi
dan kemoterapi, pasien cemas akan efek kemoterapi dan masih denial jika harus
terpasang kolostomi seumur hidup. Perawat berusaha untuk memberikan penenangan
dengan komunikasi yang terapeutik pada pasien dan keluarga.
KATA KUNCI :
PROBLEM :
1. Malignancy (UMI)
Jawab :
o Keganasan sel dalam tubuh manusia (DEWI)
o Tumor yg memiliki sifat ganas yg dapat merusak jaringan di sekitarnya
(RIKA)
2. Metastase (NITA)
Jawab :
o Penyebaran sel kanker ke organ lainnya (SHOLIHATUN)
3. Biposi (ZAHARANI)
Jawab :
o Pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan lab (FEBY)
o Bertujuan mendeteksi adanya penyakit atau mencocokan jaringan sebelum
dilakukan transpalasi (MEIDINDA)
o Digunakan untuk membedakan tumor jinak dengan kanker (NITA)
FEBY Kanker kolorektal adalah keganasan yang berasal dari jaringan usus besar,
terdiri dari kolon (bagian terpanjang dari usus besar) dan/atau rektum (bagian kecil
terakhir dari usus besar sebelum anus).Kanker kolorektal adalah suatu tumor maligna
yang muncul dari jaringan epitel dari kolon atau rektum. memiliki beberapa tahapan
penyakit atau stadium penyakit yaitu : stadium 1 hingga stadium 4. Hal ini tergantung
dengan perkembangan dan keparahan penyakit, pada stadium 4 kanker telah
menyebar ke organ tubuh lainnya.
INAYATUL Kanker kolorektal adalah suatu tumor maligna yang muncul dari
jaringan epitel dari kolon atau rektum. Kanker kolorektal ditujukan pada tumor ganas
yang ditemukan di kolon dan rektum. Kolon dan rektum adalah bagian dari usus besar
pada sistem pencernaan yang disebut juga traktus gastrointestinal. Lebih jelasnya
kolon berada dibagian proksimal usus besar dan rektum di bagian distal sekitar 5-7
cm di atas anus. Kolon dan rektum berfungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh
dan membuang zat-zat yang tidak berguna.
MEIDINDA Kanker kolorektal adalah jenis kanker yang tumbuh pada usus besar
(kolon), atau pada bagian paling bawah dari usus besar yang terhubung ke anus
(rektum). Kanker ini bisa dinamai kanker kolon atau kanker rektum, tergantung pada
lokasi tumbuhnya kanker
DEWI Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian kanker kolon menurut
Soebachman, 2011:
a. Usia
b. Polip jika ditemukan polip khususnya adenomatosa sebaiknya langsung
dihilangkan karena untuk mencegah terjadinya kanker kolon
c. Riwayat kanker
d. Faktor keturunan
e. Penyakit kolitis (radang kolon) yang tdak diobati
f. Kebiasaan merokok
g. Kelebihan BB dan kurang berolahraga
h. Pola makan yang sembarangan
i. Infeski virus HPV (Human Papiloma Virus)
FEBY Etiologi kanker kolorektal hingga saat ini masih belum diketahui. Penelitian
saat ini menunjukkan bahwa faktor genetik memiliki korelasi terbesar untuk kanker
kolorektal. Mutasi dari gen Adenomatous Polyposis Coli (APC) adalah penyebab
Familial Adenomatous polyposis (FAP), yang mempengaruhi individu membawa
resiko hampir 100% mengembangkan kanker usus besar pada usia 40 tahun. Banyak
faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker kolorektal, diantaranya
adalah :
a. Diet tinggi lemak, rendah serat Diet rendah serat dan tinggi lemak diduga
meningkatkan risiko karsinoma kolorektal. Seseorang dengan asupan rendah serat
mempunyai risiko 11 kali lebih besar terkena karsinoma kolorektal dibandingkan
dengan tinggi serat. Serat memberikan efek protektif dari sel kanker dengan
mempercepat waktu kontak antara karsinogen dan usus besar saat penggumpalan
feses, sehingga menipiskan dan menonaktifkan karsinogen. Efek protektif juga
diperoleh dari antioksidan pada sayur dan buah. Selain itu, asam lemak rantai
pendek hasil fermentasi serat meningkatkan diferensiasi sel atau menginduksi
apoptosis
NITA
Meskipun penyebabnya belum diketahui, ada beberapa faktor yang dapat memicu
kanker kolorektal, yaitu:
• Usia. Risiko kanker kolorektal akan meningkat seiring bertambahnya usia. Lebih
dari 90% kasus kanker kolorektal dialami oleh seseorang berusia 50 tahun atau
lebih.
• Gaya hidup. Kurang olahraga, kurang asupan serat dan buah-buahan, konsumsi
minuman beralkohol, obesitas atau berat badan berlebih, dan merokok
meningkatkan risiko kanker kolorektal.
• Diabetes.
3. Tanda dan gejala Ca Colon ? (RIKA)
Jawab :
INAYATUL Menurut Alteriet al, (2011) Gejala umum dari ca colon ditandai oleh
perubahan kebiasaan buang air besar. Gejala tersebut meliputi:
SHOLIHATUN
a. Perut terasa nyeri, kembung, dan tegang
b. Kadang-kadang jika diraba terasa adanya tonjolan pada perut
c. Nafsu makan menurun
d. Keluar darah dari dubur
e. Tanda-tanda adanya penyempitan dan penyumbatan dari usus besar
f. sampai dubur, seperti susah buang air besar Mangan (2009)
ARVIANI Tanda dan gejala sangat bervariasi dan tidak spesifik. Tumor yang
isinya adalah cairan Gejalanya klinis sering berupa rasa penuh nyeri, nyeri abdomen,
perdarahan dan symptomatik anemia (menyebabkan kelemahan, pusing dan
penurunan BB) Tanda dan gejala pada pasien kanker kolon menurut Mangan (2009):
NITA Menurut Diyono (2013), tingkatan ca colon dari duke sebagai berikut :
• Stadium 1 : Hanya terbatas pada mukosa kolon (dinding
• rectum dan kolon).
• Stadium 2 : Menembus dinding otot, tapi belum metatase.
• Stadium 3 : Melibatkan kelenjar limfe.
• Stadium 4 : Metatase kelenjar limfe yang berjauhan dan organ lain.
MEIDINDA
5. Pemeriksaan penunjang pada Ca Colon ? (VIA)
Jawab :
UMI
c. Radiologi
Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan yaitu foto polos abdomen atau
menggunakan kontras. Teknik yang sering digunakan adalah dengan memakai double
kontras barium enema, yang sensitifitasnya mencapai 90% dalam mendeteksi polip
yang berukuran >1 cm. Teknik ini jika digunakan bersama-sama sigmoidoskopi,
merupakan cara yang hemat biaya sebagai alternatif pengganti kolonoskopi untuk
pasien yang tidak dapat mentoleransi kolonoskopi, atau digunakan sebagai
pemantauan jangka panjang pada pasien yang mempunyai riwayat polip atau kanker
yang telah di eksisi. Risiko perforasi dengan menggunakan barium enema sangat
rendah, yaitu sebesar 0,02 %. Jika terdapat kemungkinan perforasi, maka sebuah
kontras larut air harus digunakan daripada barium enema.
d. Kolonoskopi
FEBY
DEWI
a. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.
b. Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran
langsung.
c. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon
yangmenyebabkan hemorragi.
d. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
e. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
f. Pembentukan abses
ARVIANI
a. Pembedahan pembedahan adalah tindakan kuratif untuk penanganan kanker.
Pembedahan kuratif harus mengeksisi dengan batas yang luas dan maksimal
regional lymphadenoktomi sementara untuk mempertahankan fungsi dari kolon
(Cascianto, 2004)
b. Terapi radiasi terapi radiasi merupakan penanganan kanker dgn menggunakan
X-Ray berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Ada 2 cra pemberian terapi
radiasi, yaitu dengan eksternal dan internal. Pemilihan cara radiasi tergantung dgn
tipe stadium kanker ( Henry Ford, 2006)
c. Kemotherapi kemoterpai adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan
penyakit. Bermanfaat menurunkan ukuran kanker sebelum operasimerusak sel-sel
kanker yang tertinggal setelah operasi
INAYATUL
a. Bedah
b. Pembedahan adalah satu satunya cara yang telah secara luas diterima sebagai
penanganan kuratif untuk kanker kolorektal. Pembedahan kuratif harus
mengeksisi dengan batas yang luas dan maksimal tetapi juga harus tetap
mempertahankan fungsi dari kolon sebisanya (Casciato DA, 2004).
c. Radioterapi
d. Terapi radiasi merupakan penanganan kanker dengan menggunakan x-ray
berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Terdapat dua cara pemberian
terapi radiasi, yaitu dengan radiasi eksternal dan radiasi internal. Pemilihan
cara radiasi diberikan tergantung pada tipe dan stadium dari kanker
b. Meningkatkan kenyamanan.
d. Mencegah komplikasi.
Penatalaksanaan Diet
Penatalaksanaan keperawatan :
a. PRA OPERATIF
b. PASCA OPERATIF
- Monitor ttv intake output
- Monitor bising usus dan derajat distensi abdomen
- Sediakan obat anti nyeri
- Kaji posisi dan kepatenan NGT
- Kaji warna, jumlah dan bau dreinase dan kolostomi
- Hindari pemasangan temperature rektal
- Pertahankan cairan IV
- Anjurkan ambulasi
8. Bagaimana pengobatan dan perawatan Ca Colon ? (ZAHARANI)
Jawab :
RIKA
a. Operasi
Tindakan medis ini merupakan penanganan utama untuk kanker kolorektal.
Pertama-tama, dokter akan melakukan reseksi, yaitu memotong bagian kolon
atau rektum yang ditumbuhi kanker. Selain itu, jaringan dan kelenjar getah
bening di sekitar bagian usus yang terkena kanker juga akan diangkat.
Selanjutnya akan dilanjutkan dengan langkah anastomosis, yaitu
penyambungan masing-masing ujung saluran cerna yang dipotong dengan cara
dijahit.
b. Kemoterapi dan Radioterapi
Kedua terapi ini bertujuan untuk membunuh sel kanker dan menghentikan
perkembangbiakannya. Kemoterapi bisa diberikan dalam bentuk obat tablet
(seperti capecitabine) atau suntikkan (5-fluorouracil, irinotecan, oxaliplatin).
Sedangkan radioterapi adalah terapi menggunakan sinar radiasi berkekuatan
tinggi yang bisa diberikan secara eksternal atau secara internal, yaitu dengan
memasukkan kateter atau kawat yang mengandung radiasi ke dalam area
tubuh yang terkena kanker.
DEWI
Perawatan pre operasi Perawatan pre operasi pasien sering ditemukan dengan
penurunan berat badan dan perubahan kebiasaan buang air besar. Untuk
mendapatkan gambaran yang akurat dari manifestasi klinik pada pasien
diperlukan pengkajian faktor resiko seperti riwayat keluarga dengan kanker,
ulserasi kolitis, atau poliposis familial. Pengkajian abdomen seperti ada tidaknya
ketidaknormalan abdomen, nyeri, distensi dan adanya massa. Diet tinggi kalori,
protein dan karbohidrat dapat diberikan secara parenteral jika dibutuhkan.
Pemeriksaan untuk memastikan bakteri pada tingkat yang rendah pada saat
preoperasi untuk menurunkan resiko infeksi . Mengidentifikasi kecemasan pasien
dan dukungan dan suport sistem, mulai dari penjelasan tentang pengobatan dan
prosedur yang akan dilakukan. Memberikan kesempatan pasien untuk berdiskusi
tentang prosedur yang akan dilakukan dengan tim kesehatan. Jika dilakukan
tindakan kolostomi diperlukan enterostomal therapy nurse untuk edukasi tentang
kolostomi dan perawatannya.
Post operasi Setelah pasien keluar dari ruang operasi atau ICU dan
dikirim ke ruang perawatan, perawat tetap melakukan pengkajian dan intervensi
seperti pada ruang perawatan intensif. Pengkajian dan intervensi pada keadaan
post anestesi general dapat menyebabkan komplikasi sehingga tetap memerlukan
monitoring sistem respiratori, kardiovaskular, renal dan cairan elektrolit. Perawat
harus melakukan monitoring output dan melakukan perwatan khusus stoma
terutama menjaga kontaminasi bakteri ke luka insisi. Pengkajian stoma apakah
stoma mengalami iskemia. Stoma harus dalam keadaan merah dan lembab,
seandainya stoma gelap dan kehitam-hitaman maka segara laporkan ke dokter
bedah untuk dilakukan tindakan secepatnya. Jika dilakukan abdominoperineal
reseksi dengan kolostomi dan drain maka penggantian dressing dan memonitor
output drain harus dilakukan dengan baik. Diagnosa keperawatan pada kondisi
seperti ini adalah resiko injuri dan efektifitas managemen terapi regimen.
DEWI
Pasien yang mengalami kanker memperlihatkan adanya stres dan depresi yang
ditunjukkan dengan perasaan sedih, putus asa, pesimis, merasa diri gagal, tidak puas
dalam hidup, merasa lebih buruk dibandingkan dengan orang lain, penilaian rendah
terhadap tubuhnya, dan merasa tidak berdaya. Kemungkinan terjadinya gangguan
psikologi seperti depresi, kecemasan,kemarahan, perasaan tidak berdaya dan tidak
berharga dialami antara 23%-66% pasien kanker (Hadjam 2000).
SHOLIHATUN
o Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat
dapat melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi
menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran
yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi racun yangmemicu sel
kanker.
o Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)
o Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi
terutama yangterdapat pada daging hewan.
o Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal
tersebut dapat memicusel karsinogen / sel kanker.
o Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan. Melaksanakan
aktivitas fisik atau olahraga secara teratur
RIKA
Syarat diet:
- tinggi protein : 1,5 - 2,0 g /kg BB untuk mengganti kehilangan berat badan,
- makanan sebaiknya diberikan lebih banyak pada pagi hari. Diberikan porsi
kecil dan sering. Makanan formula sonde dapat diberikan sesuai dengan
kondisi pasien. Bila kehilangan berat badan mencapai lebih dari 20 °/o dapat
diberikan ·Total Parenteral Nutrition (TPN), sesuai dengan kondisi pasien
- bila perlu dapat diberikan suplemen vitamin B kompleks ( vitamin 86, Asam
pantotenik 1 asam folat, dll) vitamin A, dan vitamin C
MEIDINDA
Modifikasi pengendalian nyeri pro diri merupakan salah satu metode
alternatif yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam
mengatasi nyeri secara mandiri sehingga aktivitasnya dapat meningkat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan nyeri dan aktivitas serta
membuktikan bahwa modifikasi pro-self pain control dapat menurunkan nyeri
dan meningkatkan aktivitas pada pasien kanker kolorektal yang menjalani
kemoterapi.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada hubungan antara nyeri dan
aktivitas. Kontrol nyeri pro-diri yang dimodifikasi dapat mengurangi nyeri dan
meningkatkan aktivitas pada pasien dengan kanker kolorektal yang menjalani
kemoterapi.
UMI
komunikasi terapeutik merupakan salah satu hal penting yang diinginkan oleh
pasien dan keluarganya dalam perawatan penyakitnya. Lebih lanjut komunikasi
terapeutik menurut pasien dan keluarga yaitu pemberian informasi yang jujur dan
jelas terkait penyakitnya, komunikasi dengan empati (Virdun et al., 2017).
Pasien, keluarga, dan penyedia layanan kesehatan menegaskan bahwa
komunikasi merupakan elemen utama dari kualitas perawatan dan kepuasan keluarga
pada PCU. Ada 5 elemen komunikasi yang berfungsi sebagai struktur untuk edukasi
dan sebagai alat untuk memperbaiki kualitas pada perawatan rawat inap paliatif yaitu
:
a. membangun hubungan baik dengan pasien dan keluarga untuk membangun
kepercayaan dan kekerabatan;
b. Menjelaskan harapan dan tujuan perawatan;
c. mempertahankan pasien dan keluarga di informasikan tentang kondisi pasien;
d. mendengarkan secara aktif untuk memvalidasi perhatian pasien dan kebutuhan
individu; dan
e. menyediakan tempat yang aman untuk percakapan tentang kematian dan
proses kematian (Minanton, 2019).
INYATUL
MEIDINDA
RIKA
DATA DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
KEP HASIL
DS : Nyeri akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
- Pasien mengeluh b.d. agen Tujuan: Setelah dilakukan Observasi:
nyeri saat buang air cedera tindakan keperawatan 3x24 jam Identifikasi lokasi,
besar sejak 2 bulan fisiologis diharapkan tingkat nyeri menurun karakteristik, durasi,
yang lalu Keterangan : frekuensi, kualitas, intensitas
Indikator awal Akh
- Nafsu makan 1. Menurun nyeri
ir
menurun 2. Cukup menurun Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan 2 3
DO : 3. Sedang Identifikasi respons nyeri
- nyeri
Teraba massa pada 4. Cukup meningkat
Meringis 2 4 non verbal
kuadran2.kiri bawah 5. Meningkat
3. Gelisah 2 3 Terapeutik:
- Hasil biopsi
didapatkan Berikan teknik
malignancy pada nonfarmakologi untuk
jaringan, namun mengurangi rasa nyeri
belum metastase Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
Fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi
Jelaskan strategi meredakan
nyeri
Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
UMI
Analisa data :
a. DS : Pasien mengatakan selalu buang air besar sejak 2 bulan yang lalu
danNafsu makan menurun
b. DO:
o BB turun 10% sejak 2 bulan yang lalu
o Mukosa bibir kering
Diagnosa :
Kriteria Hasil:
Intervensi :
Mandiri:
o Lakukan atau bantu klien terkait dengan perawatan mulut sebelum makan
Kolaborasi:
MEIDINDA
PENGKAJIAN
o Identitas pasien :
o Nama : Tn. L
o Usia : 55 tahun
o Jenis kelamin : laki-laki
o Riwayat Kesehatan :
o Sekarang : sudah 3 hari dirawat diruang rawat inap dengan diagnosa ca
colon. Saat ini, pasien mengeluh nyeri saat buang air besar sejak 2
bulan yang lalu dan nafsu makan menurun.
Pemeriksaan fisik :
Hasil pengkajian didapatkan data: berat badan menurun 10% sejak 2
bulan yang lalu, mata cekung, mukosa bibir kering, teraba massa pada kuadran
kiri bawah, BAB disertai darah,
Pemeriksaan diagnostic :
o hasil biopsi didapatkan malignancy pada jaringan, namun belum
metastase (stadium 1)
o hasil lab: hb: 10,90 g/dl (rendah) albumin: 2,3 g/dl. (rendah)
o Dokter merencanakan tindakan pemasangan kolostomi permanen dan
dilanjutkan dengan tindakan kemoterapi.
o Istri dan anak pasien menangis mendengar pasien akan dioperasi dan
kemoterapi, pasien cemas akan efek kemoterapi dan masih denial jika
harus terpasang kolostomi seumur hidup.
o Perawat berusaha untuk memberikan penenangan dengan komunikasi
yang terapeutik pada pasien dan keluarg
KONSEP MAPPING
RIKA
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, 2004. Perawatan Pasien Dengan Kolostomi Pada Penderita Kanker Kolorektal
[online], cited 28 December 2019, available from: http://www.digilib-usu.com
Society AC. Colorectal Cancer Facts & Figures 2014-2016. Color Cancer Facts Fig 2014; 1–
32.
Yayasan kanker HARPA. Edisi 2.2018. Jakarta.Yayasan Kanker Indonesia Prof. Dr. dr. Aru
Wisaksono Sudoyo, Sp.PD, KHOM, FACP dalam buku HARPA (Harapan Terpadu)
Yayasan Kanker Indonesia
Harahap, 2004. Perawatan Pasien Dengan Kolostomi Pada Penderita Kanker Kolorektal
[online], cited 28 December 2019, available from: http://www.digilib-usu.com
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ca Colon. Bhayu Bangkit Arafat. Fakultas Ilmu Kesehatan
UMP, 2015
Alteriet al, 2011. Colorectal Cancer Facts & Figure 2011-2013. Atlanta: American Cancer
Society
Bhayu bangkit Arafat. 2015. Asuhan keperawatan pada pasien kanker colorectal. Fakultas
Ilmu Keperawatan UMP
Black, J.M., & Hawks., J.H. (2009). Medical Surgical Nursing. Ed 8. Sauder Elsevier.
Komite Penanggulangan Kanker Nasional Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Kanker Kolorektal. 2018.
http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PNPKkolorektal.pdf
Andra Saferi Wijaya, Y. M. (2013). KMB 1 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH.
Yogyakarta: Nuha Medika.