a. Pengertian:
Gangguan rasa nyaman adalah perasaan seseorang merasa kurang nyaman dan
sempurna dalam kondisi fisik, psikospiritual, lingkungan, budaya dan sosialnya
(Keliat dkk., 2015).
b. Penyebab
Dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2016) penyebab
Gangguan Rasa Nyaman adalah:
1. Gejala penyakit.
2. Kurang pengendalian situasional atau lingkungan.
3. Ketidakadekuatan sumber daya (misalnya dukungan finansial, sosial dan
pengetahuan).
4. Kurangnya privasi.
5. Gangguan stimulasi lingkungan.
6. Efek samping terapi (misalnya, medikasi, radiasi dan kemoterapi).
7. Gangguan adaptasi kehamilan.
c. Klasifikasi
A. Nyeri akut
adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onsel mendadak atau
lambat dan berinteraksi ringan hingga berat yang berlangsung kurang 3
bulan. (NANDA, 2018-2020)
B. Nyeri kronis
adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onsel mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan, yang
berlangsung lebih dari 3 bulan. (NANDA, 2018-2020)
d. Manifestasi klinik
1. Tanda dan gejala nyeri akut yaitu (SDKI, 2016) :
o Mengeluh nyeri.
o Tampak meringis.
o Bersikap protektif.
o Frekuensi nadi meningkat.
o Gelisah.
o Sulit tidur.
o Tekanan darah meningkat.
o Pola nafas berubah.
2. Tanda dan gejala nyeri kronis yaitu (SDKI, 2016) :
o Mengeluh nyeri.
o Merasa depresi (tertekan)
o Tampak meringis.
o Gelisah.
o Tidak mampu menuntaskan aktivitas.
o Merasa takut mengalami cidera ulang.
o Bersikap protektif.
o Waspada.
o Pola tidur berubah.
o Anoreksia.
2. Patofisiologi
Reseptor nyeri (nosiseptor) mencakup ujung-ujung saraf bebas yang berespon
terhadap berbagai rangsangan termasuk tekanan mekanik, deformasi, suhu yang
ekstrim dan berbagai bahan kimia. Pada rangsangan yang intensif, reseptor-reseptor
lain misalnya badan pacini danmisner juga mengirim informasi yang dipresepsikan
sebagai nyeri. Zat-zat kimia yang memperparah nyeri antara lain adalah histamine,
bradikini serotonin, beberapa prostaglandin, ion kalium dan ion hydrogen. Masing-
masing zat tersebut tertimbun ditempat cidera hipoksi atau kematian sel. Nyeri
cepat (fast pain) disalurkan kekorda spindlis oleh serat A delta, nyeri lambat (slow
pain) disalurkan kekorda spinalis oleh sera C lambat (Kowalak, 2013).
3. Pathways
Faktor Presipitasi
(Agen cedera, agen cedera biologis, agen cedera kimiawi, agen pencedera, dilatasi
serviks, eksblusi fetal)
Reseptor Nyeri
Persepsi Nyeri
Nyeri
RAS Teraktivasi
REM Menurun
4. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan
Monitor tanda-tanda vital
Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
Distraksi dan ajarkan teknik relaksasi
Kompres hangat
b. Penatalaksanaan Medis
Pemberian obat Analgetik
Obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total. Seseorang
yang mengonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar.
Pemberian obat ANS (Anti inflamasi non steroid)
Aspirin dan Ibuprofen mengurangi nyeri dengan cara bekerja di ujung
saraf perifer pada daerah luka dan menurunkan tingkat mediator inflamasi
yang dihasilkan luka.
5. Pemeriksaan Penunjang
o Pemeriksaan dengan skala nyeri
o Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan di
abdomen
o Rontgen untuk mengetahui tukang dalam yang abnormal
o Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan fisik
lainnya
o CT-Scan mengetahui adanya pembuluh darah yang peah diotak
o EKG
o MRI
7. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri kronis berhubungan dengan agen cedera biologis , fisik, kimia.
b. Nyeri berhubungan dengan inflamasi
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri
d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
b. Nyeri kronis
Tujuan yang diharapkan :
1) Tidak mengekspresikan nyeri secara verbal atau pada wajah
2) Tidak ada posisi tubuh yang melindungi
3) Tidak ada kegelisahan atau ketegangan otot
4) Tidak kehilangan nafsu makan
5) rekuensi nyeri dan lamanya episode nyeri dilaporkan menengah atau
ringan
Rencana Tindakan :
Intervensi Rasional
Kaji keadaan umum, karakteristik Untuk mengetahui keadaan umum
nyeri, tanda-tanda vital serta efek pasien, mengetahui daerah nyeri,
penggunaan obat jangka panjang kualitas, kapan nyeri dirasakan,
faktor pencetus,berat ringannya nyeri
yang dirasakan serta mengetahui efek
penggunaan obat secara jangka
panjang.
Bantu pasien mengidentifikasi tingkat Untuk mengetahui tingkat nyeri pasien
nyeri
Ajarkan pola istirahat/tidur yang Untuk mengurangi rasa nyeri secara
adekuat adekuat
Kolaborasi pemberian obat analgesik Untuk mengurangi rasa nyeri
9. Evaluasi
Status kenyamanan :
- Keluhan nyeri menurun
- Gelisah berkurang
- Rileks meningkat
- Merintih menurun
- Menangis menurun
Tingkat nyeri :
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Retrieved from http://www.inna-
ppni.or.id
Herdman, T.H. (2018). NANDA International Nursing Diagnoses: definitions and classification
2018-2020. Jakarta: EGC.