Anda di halaman 1dari 6

Nama : Riannaldi Eriza Permana

NIM : 18046173

Mata Kuliah : Sejarah dan Kebudayaan Minangkabau

Tugas 5

Contoh Peninggalan Zaman Pra Sejarah dan Zaman Hindu Budha di


Minangkabau

1. Situs Mahat di Kabupaten Lima Puluh Kota


Nagari Mahat terletak pada sebuah lembah, dipagari perbukitan dan mempunyai tiga (3)
anak sungai , yaitu Batang Kincuang, Batang Sugak dan Batang Penawan yang ketiganya
masuk ke Batang Mahat sebagai sungai terbesar, selain keindahan alam yang mempesona
Nagari Mahat juga memiliki situs peninggalan kepurbakalaan yang dapat dijadikan sebagai
objek wisata budaya dan penelitian.
Di Kenagarian Mahat yang luasnya 115,92 Km2 tersebar peninggalan Kepurbakalaan
berupa ; Menhir, Batu Dakon, Lumpang Batu, Punden Berundak-undak, Batu Tapak, Batu Jajak
Ayam, Balai-balai Batu pembagian wilayah empat Niniak Luak Limo Puluah, Masjid Kuno dan
Pesanggerahan masa Pemerintahan hindia Belanda.
1. Situs Balai-Balai Batu Koto Gadang Mahat, terdapat sebanyak 70 buah menhir dalam
berbagai ukuran serta ada empat buah batu yang disebut dengan batu pembagian niniak
nan barampek., yaitu :Datuak Maharajo Indo ,Dt. Siri ,Dt.Bandaro dan Dt Rajo Dubalai .

2. Situs Menhir Ronah, Disini dijumpai situs Menhir di empat tempat yang jumlahnya
mencapai 96 buah dan dua buah kuburan tua yang disebut masyarakat setempat Kuburan
Bilo Maso. Salah satu peninggalam Islam beberapa mesjid Tua tak jauh dari pasar
Ronah. Dilokasi ini dijumpai pula batu Galombai dan Batu sampan

3. Situs Menhir Bawah Parit Kototinggi, disini dijumpai situs Menhir sebanyak 384
buah dan satu peti batu. Pada situs Bawah Parit ini disudut barat terdapat sebuah batu
dakon dengan lubang 12 buah.

4. Situs Ampang Gadang , disini dijumpai situs menhir Pao Ruso.

5. Situs Aur duri, disini ditemukan menhir sebanyak 4 buah.

6. Situs Sopan Gadang, disini terdapat tiga lokasi situs menhir dengan jumlah sekitar 20
buah. Ditepi Batang Mahat seperti muara Batang siung ditemukan batu jajak ayam, batu
Tapak serta sebuah Tapak Candi. Dijorong ini juga ditemukan sebuah tambatan yang
diduga sebagai pelabuhan dulukala.

7. Situs Nenan, disini ditemukan dua buah Menhir

2. Situs Balubuih di Kabupaten Lima Puluh Kota


Cagar Budaya Megalit di Lima Puluh Kota hingga kini sudah berjumlah 56 situs yang
terdaftar di daftar inventarisasi Cagar Budaya BPCB Sumatera Barat. Cagar Budaya Megalit
Limpuluh Kota memiliki nilai penting baik bagi ilmu pengetahuan, sejarah, sosial-budaya.
Hanya 7 kecamatan dengan tingggalan megalit yang kebanyakan menhir hingga berjulukan
nagari menhir. Verifikasi data Cagar Budaya Megalit Limapuluh Kota dilakukan di delapan
kecamatan yakni Kecamatan Guguk, Kecamatan Suliki, Kecamatan Akabiluru, Kecamatan
Harau, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kecamatan Kapur IX, Kecamatan Bukit Barisan, dan
Kecamatan Gunung Omeh.
Di Kecamatan Guguk situs megalit berjumlah lima situs. Situs Megalit Balubus, Situs
Megalit Balai Adat Guguk, Situs Megalit Sungai Talang, Situs Megalit Subarang, dan Situs
Megalit Guguk Nunang. Di Kecamatan Suliki, Situs Megalit Anding dan Situs Megalit
Limbanang. Situs Megalit Anding terdapat 11 menhir dengan 1 menhir berukuran besar seperti
gunungan dalam wayang kulit.
Megalit Limbanang merupakan batu sandaran niniak nan barampek sebagai tempat
musyawarah nenek moyang . Di Kecamatan Bukit Barisan, situs megalit terbilang lebih banyak
diantara kecamatan lainnya. Diantara situs tersebut, Situs Bawah Parit adalah situs yang
fenomenal dengan 370 buah menhir berbagai bentuk dan ukuran. Orientasi menhir pada situs ini
kearah tenggara yang mengarah ke Gunung Sago.
Pola hias menhir pada situs ini cukup bervariasi, yaitu motif geometris dan suluran . Di
Kecamatan Akabiluru terdapat pula tinggalan megalit yang bagi asyarakat setempat
menamainya dengan Batu Giriang-Giriang yang berlokasi di Baru Andaleh, Sariak Laweh, Kec.
Di Kecamatan Harau tepatnya Jorong Lubuk Batingkok, Nagari Lubuk Batingkok terdapat pula
tinggalan megalit dengan nama Megalit Lareh Kuning. Pangkalan Koto Baru juga memiliki
tinggalan budaya megalitik berupa menhir, meja batu yang dinamai dengan Situs Megalit
Pangkalan.
3. Situs Limo Kaum di Batu sangkar Kab Tanah Datar
Limo Kaum adalah sebuah Nagari (sebutan lain Desa) di Sumatera Barat yang berada di
Kecamatan Lima Kaum Kabupaten Tanah Datar, berjarak sekitar seratus kilometer dari kota
Padang dengan waktu tempuh sekitar tiga jam jalan darat menggunakan kendaraan
bermotor/mobil.
Dalam sejarahnya, di Nagari Limo Kaum inilah dicetuskannya pemikiran oleh Datuak
Perpatiah Nan Sabatang dan Datuak Katumangguangan untuk membentuk sistem Kelarasan
(pemerintahan) Bodi Caniago dan Koto Piliang yang keduanya sampai saat ini tetap
diberlakukan sebagai sistem adat di Minang Kabau.
Nagari ini memiliki situs Cagar Budaya Batu Basurek terdapat di Jorong Kubu Rajo
yang merupakan peninggalan Raja Aditiawarman dan Batu Batikam di Jorong Dusun Tuo yang
disebut sebagai prasasti ikrar kesepakatan pelaksanaan sistem Kelarasan Bodi Caniago dan
Koto Piliang antara Datuak Perpatiah Nan Sabatang dan Datuak Katumangguangan. Cagar
Budaya Masjid Raya Nagari Limo Kaum yang diyakini sebagai salah satu masjid tertua di
Kabupaten Tanah Datar dan juga sebuah Rumah Gadang peninggalan Angku Datuak Bandaro
Kuniang (Pucuak Bulek Bodi Caniago Limo Kaum Duo Baleh Koto).
1. Prasasti Kubu Rajo

2. Batu basurek
3. Masjid Raya

4. Rumah Gadang

Anda mungkin juga menyukai