TINJAUAN KASUS
Untuk dapat gambaran nyata tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien
dengan infark miokard akut, maka penulis menyajikan suatu kasus yang penulis kaji mulai
tanggal 29 Mei 2019 sampai dengan 02 Juni 2019 dengan data sebagai berikut:
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
Nama pasien adalah Tn. A S, umur 50 tahun 7 bulan 24 hari, jenis kelamin laki-laki,
status menikah, agama islam, suku jawa, bangsa Indonesia, bahasa yang digunakan bahasa
Indonesia, pendidikan sma, pekerjaan sipil TNI-AD, alamat Surabaya, tanggal/jam MRS 29 Mei
2019/12.40 WIB, tanggal pengkajian 29 Mei 2019/15.00 WIB, diagnose medis Infark Miokard
1. Keluhan utama
Pada tanggal 29 Mei 2019 pasien merasa nyeri dada di bagian tengah pada saat aktivitas,
nyeri rasanya seperti ditindih benda berat tidak tembus ke punggung dan tidak menjalar ke
lengan, skala nyeri 6 dari (0-10) sedang dengan durasi nyeri lebih dari 15 menit, keringat
dingin, mual dan di sertai sesak. Kemudian oleh teman kantor pasien di bawa ke klinik “As
dengan hasil i. IMA anteroseptal dan di berikan obat ISDN 5mg 2x1 selang 5 menit, Aspilet
A 80 mg. Oleh dokter praktik disarankan untuk berobat ke RSAL dr. RAMELAN
SURABAYA. Pada tanggal 29 Mei 2019/12.40 WIB pasien datang ke IGD dengan naik taxi
diantar oleh temannya,keadaan umum lemah kesadaran compos mentisdi dapatkan hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital TD= 156/85mmHg N= 110x/mnt S= 36,3ºc RR= 19x/mnt dan
diberikan O2 nasal kanul 2lpm, dilakukan pengkajian tingkat nyeri: nyeri dada bagian
tengah dengan skala 5 dari (0-10) terasa cekot-cekot waktu 5 detik hilang timbul, dilakukan
cek GDA stik dengan hasil 413mg/dL, pengambilan darah untuk cek laborat (DL, KK,
pemasangan infuse dengan cairan Ns dan diberikan injeksi ranitidine 25mg/ml iv. Hasil
konsul dr. Maxi SpPd mendapatkan terapi levemir 10ui/sc 0-0-10, novorapid 8ui/sc,
cefotaxime 2x1gr. Pada tanggal 29 Mei 2019/14.50 pasien disarankan masuk ruang ICCU
pav. Jantung dengan keadaan umum lemah kesadaran compos mentis di dapatkan hasil
Spo² 99% dengan keluhan nyeri dada bagian tengah, skala 5 dari (0-10) sedang, nyeri terasa
cekot-cekot dengan durasi 5 detik hilang timbul dan keluhan tambahan sesak ditemukan
oedema pada kedua kaki (edema dependen) pitting edema kembali dalam waktu 10-15 detik.
Pasien mengatakan belum pernah opname dikarenakan penyakit yang sama. Sejak tahun
2014 pasien diketahuimempunyai riwayat hipertensi, pasien tidak pernah control, dan pasien
riwayat hipertensi dan pernah rawat inap di pav. Jantung pada tahun 2008 sampai sekarang
5. Riwayat alergi
Genogram
Jantung HT+jantung
--------- ---------
50
-------------------------------------------
--------------------------------------------------------------
Keterangan:
: pasien
c. Suhu : 36ºc
d. Nadi : 109x/mntireguler
bentuk dada normochest, pergerakan dada simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, otot
bantu nafas tidak ada, perkusi sonor, irama nafas regular, suara nafas vesikuler +/+, RR
19x/mnt, memakai O2 nasal kanul 2lpm dengan posisi tidur semi fowler, dengan
Masalah keperawatan:
Tidak ditemukan adanya jaringan parut pada dada klien, nyeri dada pada bagian tengah dan
denyut apeks pada posisi intercostal kiri ke-5 paru berjarak 1 cm medial dari garis
midclavikula. Tidak terdapat pembesaran vena jugularis, tidak ada sianosis, akral hangat
kering merah, adanya oedema di kedua kaki (edema dependen) pitting edema kembali dalam
waktu 10-15 detik. Nadi 109x/mnt irama irregular, CRT < 2 detik,tidak ditemukan thrill
pada klien. Foto rontgen tidak terjadi kardiomegali CTR 47%.TD 130/100 mmHg, suara
jantung S1 S2 tunggal, tidak terdapat bunyi jantung tambahan, denyut nadi kuat.
Masalah keperawatan :
GCS: E;4 V;5 M;6, reflek fisiologis: biceps +/+, triceps +/+, patella +/+, reflek patologis:
babinsky -/-, burdzinsky -/-, kernig -/-, kaku kuduk -/-, kepala normal tidak ada nyeri kepala,
tidak ada paralisis. Tidak ada gangguan penciuman, bentuk hidung normal, septum di
tengah, tidak ada polip. Mata simetris namun cowong, pupil bulat isokor, konjungtiva
anemis, skelera putih, lapang pandang normal, reflek cahaya +/+, kelainan mata tidak ada.
Bentuk telinga normal, tidak ada serumen, tidak ada kelainan, tidak ada gangguan
pendengaran, tidak memakai alat bantu. Lidah bersih, tidak kesulitan menelan, uvula
Masalah keperawatan :
Pasien laki-laki dan mempunyai istri serta 2 orang anak. Kebersihan genetalia bersih ,
kandung kemih kosong, tidak ada nyeri tekan, eksresi normal. Pasien mengatakan SMRS
eliminasi uri normal, tidak ada kesulitan, dengan frekuensi kurang lebih 6-8x/hari dengan
jumlah kurang lebih 1600 cc/hari dan warna kuning jernih. Saat MRS eliminasi uri normal,
tidak menggunakan alat bantu kateter , dengan frekuensi kurang lebih 6-7x/hari dengan
jumlah kurang lebih 1200cc/hari dan warnanya kuning jernih, tidak ada gangguan. Frekuensi
minum SMRS 8-9 gelas/24 jam, jenis air putih jumlah 1600-1800 ml. sedangkan frekuensi
Masalah keperawatan :
6. Pencernaan-Eliminasi Alvi (B5 : Bowel)
Keadaan mulut pasien bersih, membrane mukosa lembab, tidak ada stomatitis, gigi pasien
lengkap dan tidak ada gigi palsu. BB SMRS= 100kg BB MRS= 100 kg. SMRS: pasien
makan 3-4x sehari yaitu pukul 7, 12, 18 sebanyak 1 porsi habis dengan nasi, lauk dan sayur,
dan selama MRS: nafsu makan pasien baik, pasien tidak mual dan tidak muntah, pasien
mendapat diit 1800 kalori rendah gula, frekuensi 3x sehari, jenis nasi, sayur, lauk, habis 1
porsi, dan makanan tambahan seperti kacang hijau dengan frekuensi 1x sehari juga di
habiskan. Abdomen soepel, peristaltic usus normal 17 x/mnt, tidak terdapat nyeri tekan pada
abdomen, tidak ada kelainan pada abdomen, tidak ada pembesaran hepar dan lien. Tidak
haemoroid pada rectum pasien, eliminasi alvi SMRS normal dengan frekuensi 1x sehari
dengan konsistensi lembek berwarna kuning kecoklatan sedangkan saat MRS pasien belum
BAB, terakhir BAB tanggal 29 Mei 2019 pagi. Tidak ada pembesaran thyroid, ada
Masalah keperawatan :
Rambut pasien putih, kulit kepala bersih tidak ada lesi, warna kulit sawo matang, turgor
kulit menurun. Tidak ada kelainan pada jaringan maupun tulang, massa otot normal, rentang
gerak sendi maksimal/bebas, tonus otot baik, kekuatan otot (rentang 1-5), kekuatan otot
penuh.
5555 5555
5555 5555
Masalah keperawatan:
rumah secara mandiri sedangkan saat MRS pasien dibantu orang lain seperti
keramas 2 hari sekali, ganti pakaian 2x sehari, menyikat gigi 2x sehari, memotong kuku 1x
seminggu. Sedangkan MRS pasien mandi 2x sehari dengan di seka oleh istrinya, selama
MRS pasien belum keramas, ganti pakaian 1x sehari, selama pasien dirumah sakit pasien
Masalah keperawatan :
Istirahat – tidur
SMRS pasien tidak ada gangguan pola tidur, klien tidur ± 8 jam perhari, tidur malam 21.00-
05.00 saat MRS pasien terganggu akan lingkungan baru (kamar ICCU) dan terganggu
dengan lampu yang tidak dimatikan saat malam hari, klien tidur ± 7 jam perhari, tidur siang
Masalah keperawatan :
8. Seksual – reproduksi
Masalah keperawatan :
9. Kognitif Perceptual
Persespi pasien terhadap sehat sakit, pasien berpersepsi saat sehat pasien berusaha
menjaga kesehatannya dengan berolahraga. Saat sakit pasien langsung pergi ke rumah sakit
untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Konsep diri pasien, pasien menyukai
semua anggota tubuhnya, pasien adalah seorang pria berumur 50 tahun, SMRS pasien adalah
seorang kepala keluarga yang tinggal dengan kedua putra-putrinya, saat MRS pasien adalah
seorang pasien di ruang pav. Jantung, pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin
Kemampuan bicara pasien baik, pasien menggunakan bahasa Indonesia. Setiap harinya.
Setiap harinya pasien meluangkan waktunya bersama keluarga. Kegiatan pasien saat waktu
luang, pasien menonton tv dan pergi jalan-jalan bersama keluarga. Pasien mengikuti
kegiatan social dengan mengikuti acara rukun warga setiap bulannya. Setiap pagi pasien
berolahraga dengan jalan pagi selama 30 menit. Keluarga merupakan system pendukung
pasien saat sakit maupun sehat, hubungan pasien dengan orang lain baik. Pasien beragam
Masalah keperawatan :
2. Photo:
Photo thorax tanggal 29 Mei 2019 menunjukkan hasil CTR 47% tidak terjadi kardiomegali
3. Lain-Lain:
EKG tanggal 29 Mei 2019 menunjukkan hasil adanya ST elevasi di V1-V4 (anteroseptal)
3.1.5 Penatalaksanaan
Infuse:
Injeksi:
Oral: