Anda di halaman 1dari 6

Catatan kak ilsya GASTROENTEROHEPATOLGOGI

1. Pankreatitis Akut
Faktor risiko
TG > 1000 akibatnya mencerna diri dia sendiri
Gray tunner, cullen sign
Txnya rehidrasi karna pasiennya syok akibar perdarahan

2. Pankreatitis Kronis
Faktor risiko konsumsi alkohol kronis —> pankreas mengalami kalsifikasi sehingga tidak
bisa menghasilkan enzim secara adekuat —> malabsorbsi lemak —> BAB berlemak
(steartorrhea)

3. Ikterus
Prehepatik  Pada anemia hemolitik karna terjadi pemecahan masif dari eritrosit
 peningkatan kadar bilirubin (unconjugated/ bilirubin indirect)

Hepatik: peradangan pada hepar seperti viral hepatitis, drug induced hepatitis
Bilirubin direct dan indirect meningkat
Post hepatik: biasanya obstruksi oleh batu, ca capur pankreas, yang menghambat
aliran bilirubin sehingga bilirubin akan menumpuk sehingga kembali lagi ke dalam
darah sehingga tidak bisa mewarnai feses

4. Hepatitis
Peradangan pada hepar disebabkan karna viral infection,
Hepatitis B -> DNA, selain itu RNA
Masa inkubasi
HAV
genus piconavirus ditularkan secara fekal oral , karna jajan sembarangan
Klinis: mual muntah, badan kuning, riwayat traveling
Pemeriksaan: Antibodi HAV IgM dan IgG
Tx: simptomatis
HBV
Akut < 6 bulan cukup simptomatis, Kronis -> cek viral load Anti HbsAg
Transmisi: blood
Tatalaksana: Lamivudin, Zirovudin

HCV
Transmisi blood
Pem penunjang: antibodi HCV
Akut simptomatis kronik interferon

HDV
Transmisi blood
Anti HBs Anti HDV (harus ada komponen ada HbeAg jadi harus ada infeksi hepatitis
B dulu bru bisa hidup)
Risiko tinggi hepatitis fulminan (hepar nya rusak sangat cepat progresif sehingga
satu bulan bisa gagal hepar)
Tx simptomatik

HEV
Jenis virus RNA, ditularkan secara fekal oral
Pem penunjang Anti HEV
Secara prevalensi paling banyak hepatitis A

 Serologis Hepatitis B

5. Sirosis Hepatis -> Parenkim hepar digantikan oleh jaringan ikat


Dibagi menjadi kompensata: blm ada tanda klinis, gejala awal mudah lelah, BB turun
Dekompensata: fibrosis lanjut dan tubuh tidak bisa lagi kompensasi, gejala klinis
jelas  Stigmata sirosis
Fungsi hepar dalam metabolisme estrogen di pria dan wanita, sehingga kadar bisa
meningkat pada cowok bisa ginekomastia, palmar erythema
aliran ke dalam hepar terhambat -> Bila sudah hipertensi porta vena umbilicus
(caput medusa); melebar ke esofagus menjadi varises esofagus; vena hemoroid
mejadi hemoroid
Etiologi: konsumsi alkohol-> menginduksi hepar untuk menghasilkan lemak (fatty
liver) -> alcoholic hepatitis (sifatnya reversible, stop minum alkohol heparnya bisa
normal kembali, jika sudah masuk ke sirosis hepatis tidak bisa kembali normal)
Bila sirosis hepar tidak di terapi lama-lama bisa menjadi hepatocelular carcinoma
[tumor marker alfa feto protein]

6. Dispepsia (rasa tidak nyaman pada abdomen bagian atas)  blm tau
penyababnya apa
Dispesia terbagi atas organik (ada lesi di saluran cerna-> karna ulkus peptikum,
gastritis erosif, kanker lambung) dan fungsional (tidak ada masalah pada saluran
cerna)
Dispepsia fungsional dibagi atas sindroma distress setelah makan
Tx: prokinetik PPI (metoclopropamide[anti emetik tpi ada efek prokinetik
meningkatkan motilitas saluran cerna)
Sindroma nyeri epigastrium Tx Omeprazole, lansoprazole
Harus sesuai indikasi pem penunjang:
urea breath test -> curiga H. pylori
Harus tahu apakah ada tanda bahaya (red flag)
Apakah ada disfagian progresif, penuruna berat badan, dispepsia pada pasien
awitan 45 tahun -> bila ada tanda bahaya maka dirujuk untuk dilakukan
endoskopi
Bila tidak ada tanda bahaya kemungkinan dispepsia fungsional

7. GERD
Kelemahan lower esophageal sphincter-> Minum kopi, makana makanan berlemak,
kopi
Gejalanya heart burn, regurgitas, rasa pahit di lidah, nyeri menelan
Suspek GERD  penilaian dengan GERD Q ( skoring)
PPI test omeprazole dosisnya 2-4 mg 4x1 kita lihat gejalanya terus lihat ulang hasil
GERD Q -> jika bagus, terus kita stop PPI test bila gejala muncul lagi maka positif
GERD  Tx GERD
Tatalaksana GERD : non farmako : ubah lifestyle
Farmako: PPI antacids, omeprazole (1x20mg) selama 4 minggu
Bila dosis tunggal gagal maka bisa dipakai dosis ganda -< 4-8 minggu dijadikan 2x20
mg
Komplikasi dari GERD : barrett’s esophagus (metaplasia dari epitel esofagus (ep
squamous menjadi ep kolumnar lamalama bisa menjadi Ca esophagus ), bisa
komplikasi ke gigi menjadi caries dentis, ke laring bisa granuloma laring (suara
serak)

PPI : menghambat pengeluaran asam lambung, (nyeri perut)


Sukralfat: untuk melindungi lambung, jadi ketika makanan masuk tidak nyeri

8. Ulkus  peptikum dan duodenum


Ulkus gaster: nyeri segera memberat setelah makan, biasanya akibat penggunaan
NSAID (mengurangi proteksi lambung) secara kronis,
Ulkus duodenum: nyeri memberat saat perut kosong, terkait dengan infeksi H.
pylori; jika ada makanan di lambung maka usus akan mengeluarkan bikarbonat
akan mengurangi keasaman dari asam lambung, namun bila bolus sudah memasuki
duodenum maka melewati usus, 3 jam setelah makan
Ulkus gaster: PPI dan H2R menurunkan sekresi asam lambung (pilih salah satu)
Antacid (menetralisir asam lambung)  Pilih salah satu aja
INFEKSI H. pylori batang gram negatif  urea breath test sensitivitas 95%
spesifistias 100%
H pylori punya enzim yg bernama urease yang dapat memecah urea menjadi
amonia dan karbondioksida
Cara: pasien minumkan urea, sehingga apabila H pylori maka urea akan diubah
menjadi amonia dan karbondioksida, lalu kasih sungkup untuk bernafas maka kita
ukur CO2 bila menigkat maka positif H pylori
Terapie eradikasi: triple therapy Lini pertama PPI 2x1 + amoxicilin + claritromisin
selama 7-14 hari
Bila resisten claritromisin PPI 2x1 + bismuth salisilat + metronidazole + tetrasiklim

9. Perdarahan Saluran Cerna


GI bleeding: batasannya di ligament of treitz bila diatas ligamen maka Upper GIB
Bila dibawah lower GIB
Upper GIB
Hematemesis gravidarum bisa robekan di 1/3 esofagus mallory weis tear
PVO pecah varises esofagus terjadi karna peningaktan vena porta
Ulkus peptikum bila ada perdaraha aktif
Tx: pasien tirah baring, pasnag NGT, PRC transfusi bila Hb< 7, bila tidak bisa
maka dilakukan operas
Manifestasi : hematemesis, melena

Lower GIB
Hematoschezia
Tatalaksana:
Bedrest
Diet
Puasa
Hb harus lebih dari 10

Tatalaksana khusus terutama pecahnya varises esofagus dan ulkus peptikum


- Tamponade balon dalam 24 jam dipasang dan dikembangkan di esofagus dan
lambung
- Obat vasokatif seperti vasopresin, somatostatin, ocreotide  fungsi untuk
mengecilkan arteri2 di lambung (agar tidak menambah jumlah darah yang
keluar sehingga tekanan darahnya menurun)
- AB profilaksis golongan ciprofloxacin
- Dikasih propanolol 2x10 mg untuk menurunkan tekanan darah
- Dikasih laktulosa untuk (protein yang ada dalam darah oleh usus akan
dipecah menjadi amonia, padahal heparnya sudah rusak sehingga bisa
membuat ensefalopati hepatikum) sehingga darah dibuang secara cepat, dan
lingkungan usus dibuat menjadi asam sehingga tidak bisa diubah untuk
menjadi fermentasi
Yang pertama dilakukan ditamponade balon dahulu
Ulkus peptikum
- PPI drip
- Sitoprotektif:
- Vitamin K untuk membantuk koagulasi pada sirosis hepatis kronis

10.Diare
Akut < 15 hari
Etio infeksi dan noninfeksi
Indikasi rawat inap: Jika dehidrasi sedang-berat, usia lanjut dan
immunocompromised

Kita tahu dehidrasi


Mild : pasien masih sadar
Moderate: pasien iritabel, mata cekung, nadi cepat,
Severe: kesadaran letargis, mulutnya kering, nadi cepat dan lemah
Tatalaksana cairan :

Etiologi:
Diare berdarah dan tidak berdarah
 Diare tidak berdarah ->
1. Vibro cholera bakteri gram negatif, motil punya ekor di salah satu
kutub, BAB seperti cucian beras, facies cholerica, washer woman
hand, vax cholerica tampak pasien sangat jelek
DOC : doxycycline atau anak < 12 thn eritromisin
2. ETEC : diare travelling
Tidak ada lendir di feses, tidak berdarah
3. Entero agregative ecoli : sering terjadi pada anak malnutrisi,
seringkali diare persisten
Tx: rehidrasi cairan
4. Giardiasis
Ada flagel banyak trofozoit, Bab berminyak
Tx: metronidazole

 Diare berdarah  amoeba atau basiler


o Parameternya apakah ada demam, BAB berapa kali, kita lihat leukosit
o Bila ada demam-> Penyebabnya bakteri, bila tidak ada dia amoeba
o BAB frekuensinya lebih dari 10 kali (bakteri), amoeba (< 10 hari)
o Bakteri leukositosis
o Amoeba  E. hystolitica ( ada kista ada trofozoit dengan kaki
palsu(pseudohifa) bulat dengan empat nukleus); balantidium coli
( makro mikro ?) Txnya metronidazole : 3x 500-750 mg 5-10 hari
o Bakteri -> shigellosis, E. coli, camphylobacteri
o Shigellosis tidak menfermentasi laktosa
o E. coli EIEC (entero invasive e coli) -> demam tinggi, EHEC entero
hemoragic e coli-> tidak demam
o Camphylobacter jejuni bentuknya spiral shape, txnya ciprofloxacin 2x
500mg selama 3 hari

12.Food poisoning
 Bukan karna makanan yg masuk tpi toxin yang mereka produksi
 Staph aureus : makanan tinggi gula dan garam  intense vommitting dan
diare 1-4 jam setelah makan
 Tx: rehidrasi
 Basilus aureus: contaminated fried rice, reheated rice, onsetnya 1- 6 jam
 Clostridium perfringens: daging2 yang kurang matang, gejalanya diare Txnya
simptomatik
 Clostridium botulinum pada makan makanan kaleng, gejalanya descending
weakness paralysis (dari bawah ke atas) Tx anti toxin botulinum,
menghindari pemberian antibiotik (bisa membunuk clostridium , bakteri
pecah sehingga toxin tambah banyak )

13.Defisiensi Vitamin
Vitamin larut lemak ADEK
Vitamin B1 (thiamin) beriberi ada yang dry (menyerang neuromuskular->
paralusos) ada yang wet (menyerang cardiac- CHF)
Vitamin B2 glositis,
Vitamin B6 neuropatif perifer
Vitamin B7 biotin
Telur mentah bisa mengikat biotin
Sering masuk soal vitamin B

14.Irritbale Bowel Syndrome


Nyeri abdomen berulang selama 3 hari per bulan dalam 3 bulan terakhir, perbaikan
dengan defekasi, perbuahan frekuensi BAB
IBS dengan Diare
Feses cair atau lembek, lebih umum ditemukan pada laki-laki
Tx: pakai loperamide
IBS dengan Konstipasi : feses padat, bergumpal
Lebih umum pada wanita
Tx: soluble fiber
IBS campuran (mixed)

15.Inflammatory Bowel Disease


Autoimun sehingga manifestasi kemana saja bisa ke sendi, ke mata uveitis
Demam, leukositosis,
IBD dibagi dua menjadi crohn disease, colitis Ulserative
Crohn Disease : Diare (jarang berdarah)
Skip lesion, lesinya berupa ulkus bisa dari mulut sampai anus
Colonoskopi: cobblestone
Barium enema: string sign, collar button ulcer, double trackingm
pseudopolyp, fase kronis lead pipe colon

Ulserative colitis: sering dengan darah


Lesi kontinyu dan terbatas di kolon saja
Kolonoskopi : pseudopolip
Barium enema : haustra lead pipe

Anda mungkin juga menyukai