BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dinding abdomen dibentuk oleh empat lipatan embriologis yang terpisah:
cephalic, caudal, right lateral fold dan left lateral fold. Masing-masing lipatan terdiri
atas lapisan somatik dan splanknik yang akan berkembang ke arah tengah anterior
rongga coelomic, bergabung dan membentuk umbilical ring besar yang dikelilingi
oleh dua arteri umbilikalis, vena, yolk sac (saluran omphalomesentrik). Struktur-
struktur ini ditutupi oleh bagian terluar amnion dan seluruhnya akan membentuk
korda umbilikalis. Antara minggu kelima dan kesepuluh perkembangan janin, saluran
usus mengalami pertumbuhan yang cepat di luar rongga perut yaitu pada bagian
proksimal dari korda umbilikalis. Ketika perkembangan selesai, usus secara bertahap
kembali dalam rongga perut. Kontraksi dari umbilical ring melengkapi proses
pembentukan dinding perut.1
Malformasi umbilikal telah tergambarkan dalam patung dan seni sejak zaman
kuno, tetapi dasar perkembangan untuk kelainan ini tidak dikenali sampai akhir abad
kesembilan belas. Buku teks bedah, seperti yang ditulis oleh von Bergmann pada
tahun 1904, dengan jelas menggambarkan embriologi yang bertanggung jawab untuk
bertahannya saluran vitellointestinal sebagai fistula, sinus, atau kista. Gejala tersering
yaitu drainase fecal (“congenital umbilical anus”) dan prolaps usus.2
Gastroschisis dan omphalocele merupakan dua kelainan kongenital pada
abdomen yang paling umum ditemukan. Kedua kondisi ini dapat didiagnosis dengan
ultrasonografi prenatal dan mudah dibedakan dari lokasi defek serta ada tidaknya
kantung di sekitar usus yang keluar. Risiko kelainan jantung atau genetik terkait pada
bayi dengan omphalocele mendekati 50% tetapi jauh lebih rendah pada neonatus
dengan gastroschisis. Gastroschisis terjadi pada 1 dari 4000 kelahiran hidup
Mayoritas kehamilan yang dipersulit oleh gastroskisis didiagnosis secara sonografi
pada usia kehamilan 20 minggu, sementara insiden omphalocele yang terlihat pada
2
ultrasonografi pada minggu ke-14 sampai 18 adalah sebesar 1 banding 1100. Akibat
kematian spontan janin intrauterin dan terminasi kehamilan, insidensi kelahiran lahir
hidup sekitar 1 dalam 4000 kelahiran.3
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1. Potongan sagital mudigah melalui garis tengah pada berbagai tahap
perkembangan untuk menunjukkan lipatan sefalokaudal dan efeknya terhadap posisi rongga
yang dilapisi endoderm. A. 17 hari. B. 22 hari. C. 24 hari. D. 28 hari. Panah, lipatan kepala
dan ekor.4
5
epitel yang melapisi usus primitif dan bagian intraembrional alantois dan
duktus vitelinus (Gambar 3A). Selama perkembangan selanjutnya, endoderm
membentuk:
Gambar 4. Potongan transversal melalui mudigah di berbagai tahap penutupan tabung usus
dan dinding tubuh ventral. A. Di sekitar hari ke-19, celah interselular tampak di mesoderm
lempeng lateral. B. Pada hari ke-20, lempeng lateral terbagi menjadi lapisan mesoderm
somatik dan viseral yang melapisi rongga tubuh primitif (rongga intraembrional). C. Pada
hari ke-21, rongga tubuh primitif (rongga intraembrional) masih terhubung dengan rongga
ekstraembrional. D. Pada hari ke-24, lipatan dinding tubuh lateral, yang terdiri dari lapisan
parietal mesoderm lempeng lateral dan ektoderm di atasnya saling mendekat di garis tengah.
E. Di akhir minggu keempat, lapisan mesoderm viseral berlanjut dengan lapisan parietal
sebagai membran berlapis ganda, mesenterium dorsal. Mesenterium dorsal membentang dari
batas kaudal usus depan ke akhir usus belakang.4
lateral, yang terlibat dalam pembentukan rongga tubuh (Gambar 4). Segera
sesudah mesoderm terbentuk sebagai lapisan mesoderm padat, muncul celah di
mesoderm lempeng lateral yang menyatu untuk membelah lapisan padat
menjadi dua (Gambar 4B): (1) lapisan parietal (somatik) yang berdekatan
dengan ektoderm permukaan dan berlanjut dengan lapisan mesoderm parietal
ekstraembrional yang melapisi amnion. Bersama, lapisan parietal (somatik)
mesoderm lempeng lateral dan ektoderm di atasnya, disebut somatopleura; (2)
lapisan viseral (splanknik) yang berdekatan dengan endoderm yang membentuk
tabung usus dan berlanjut dengan lapisan viseral mesoderm ekstraembrional
yang melapisi yolk sac (Gambar 4B). Bersama, lapisan viseral (splanknik)
mesoderm lempeng lateral dan endoderm di bawahnya disebut splanknopleura.
Ruang yang terbentuk di antara kedua lapisan mesoderm lempeng lateral
membentuk rongga tubuh primitif. Selama minggu keempat, sisi-sisi mudigah
mulai tumbuh di bagian ventral membentuk dua lipatan dinding tubuh lateral
(Gambar 4B,C). Kedua lipatan ini terdiri dari lapisan parietal mesoderm
lempeng lateral, ektoderm yang terletak di atas, dan sel-sel dari somit yang
berdekatan yang bermigrasi ke dalam lapisan mesoderm melewati perbatasan
somitik lateral. Seiring dengan lipatan-lipatan ini berkembang, lapisan
endoderm juga melipat ke ventral dan menutup untuk membentuk tabung usus
(Gambar 4D,E). Pada akhir minggu keempat, lipatan dinding tubuh lateral
bertemu di garis tengah dan menyatu untuk menutup dinding tubuh ventral
(Gambar 4C,D,E). Penutupan ini dibantu oleh pertumbuhan regio (lipatan)
kepala dan ekor yang menyebabkan mudigah melengkung menjadi posisi janin
(Gambar 5). Penutupan dinding tubuh ventral terjadi sempurna kecuali di regio
tangkai penghubung (bakal korda umbilikalis). Secara serupa, penutupan
tabung usus terjadi sempurna kecuali di saluran dari regio usus tengah ke yolk
sac yang disebut duktus vitelinus (yolk sac) (Gambar 5D). Duktus ini masuk ke
dalam korda umbilikalis (tali pusat), dan menjadi sangat sempit, kemudian
mengalami degenerasi bersama yolk sac antara bulan kedua dan ketiga
10
b) Infeksi Umbilikus
Meskipun kejadian omphalitis telah berkurang secara signifikan, infeksi
pada umbilikus masih terjadi dengan morbiditas dan mortalitas yang
mengkhawatirkan, terutama di negara-negara yang belum berkembang.
Penerapan pemakaian aseptik kuat, cuci tangan, dan perawatan tali pusat (baik
perawatan dry cord atau antimikroba topikal) telah mengurangi insidensi
infeksi umbilikal kurang dari 1% pada bayi baru lahir yang dirawat di rumah
sakit. Sebelum penerapan tersebut, angka kematian untuk omphalitis adalah
65%. Patogen utama yang terlibat dalam infeksi ini adalah Staphylococcus
aureus dan Streptococcus pyogenes. Saat ini, bakteri gram negatif memainkan
peran penting dalam patogenesis infeksi pusar. Infeksi yang parah seringkali
bersifat polimikroba. Omphalitis dapat bermanifestasi sebagai discharge pusar
yang bersifat purulen atau selulitis periumbilikal. Persalinan di rumah, berat
badan lahir rendah, penggunaan kateter pusar, dan persalinan septik
merupakan faktor risiko dalam terjadinya infeksi tersebut. Pada kasus yang
jarang, infeksi tetanus dapat terjadi. Terapi antibiotik intravena efektif dalam
memberantas sebagian besar infeksi. Omphalitis adalah masalah umum di
negara-negara berkembang, di mana ia menyumbang lebih dari seperempat
kasus pada pasien neonatus di rumah sakit.
Selulitis dapat berkembang menjadi fasciitis, dan perkembangan seperti
itu mungkin halus. Tanda-tanda dari necrotizing fasciitis termasuk distensi
abdomen, takikardia, purpura, bulla, demam, hipotermia, leukositosis, dan
perkembangan selulitis walaupun telah diberikan terapi antibiotik. Kultur
bakteriologis menunjukkan flora polimikroba. Fasciitis nekrotikans dan
gangren umbilical membutuhkan wide surgical debridement segera untuk
15
2.2.2. Kongenital
A. Omphalocele
a) Insidensi
Insiden omphalocele yang terjadi pada minggu ke-14-18 adalah
setinggi 1 dalam 1100, tetapi insiden saat lahir turun menjadi 1 dalam 4000-
6000. Berbeda dengan gastroskisis, insiden dan prevalensi omphalocele tetap
stabil di Amerika Serikat. Dengan demikian, ada kematian “tersembunyi”
yang cukup besar untuk janin dengan omphalocele yang dihasilkan dari
kehilangan spontan janin atau terminasi. Satu ulasan mencatat bahwa
permintaan untuk penghentian kehamilan dalam kasus omphalocele setinggi
83%. Omphalocele sering berhubungan dengan sindrom khusus seperti
ekstrofi kloaka (fisura vesikointestinal), konstelasi anomali Beckwith-
Wiedemann (makroglossia, makrosomia, hipoglikemia, dan visceromegali dan
omphalokel), ectopia cordis, omphalocele epigastrik, hernia diafragma garis
tengah anterior, dan anomali kardiak). Terdapat 60% hingga 70% insiden
16
b) Etiologi
Kecacatan berawal ketika bagian tabung usus (usus tengah) yang
normalnya mengalami herniasi ke dalam korda umbilikalis selama minggu
keenam hingga minggu kesepuluh (herniasi umbilikus fisiologis) gagal
kembali ke dalam rongga abdomen. Akibatnya, lengkung usus, dan visera
lainnya, termasuk hati, dapat mengalami herniasi melalui defek. Karena korda
umbilikalis dilapisi oleh refleksi amnion, kecacatan ini tertutup oleh lapisan
epitel ini.4
c) Gambaran Klinis
17
Omphalocele adalah defek besar (> 4 cm) yang ditutupi oleh membran
amnion yang mengandung midgut dan organ perut lainnya termasuk hati dan
seringkali limpa, gonad. Pada omphalocele, hati dan usus dapat mengalami
herniasi. Kantung selalu ada, dan tali pusar menyisip ke dalam kantung.
Selain itu, hal ini merupakan defek garis tengah tubuh. (B) Pada gastroschisis,
hati tidak pernah mengalami herniasi dan kantung tidak ada. Lokasi cacat
fasia berada di sebelah kanan umbilikus, dan tali pusar melekat pada
umbilikus. Selain usus besar dan kecil, gaster kadang-kadang juga bisa
mengalami herniasi.3
d) Diagnosis
Peningkatan AFP serum ibu juga terjadi pada banyak kehamilan yang
dipersulit oleh omphalocele, meskipun tidak umum seperti pada gastroschisis.
Diagnosis omphalocele dapat dibuat dengan USG dua dimensi pada saat
evaluasi normal minggu ke 18. Deteksi awal trimester pertama dimungkinkan
jika USG tiga dimensi digunakan. Evaluasi USG sangat berguna untuk
mendeteksi anomali terkait pada bayi. Hal ini penting karena omphalocele
yang terisolasi memiliki tingkat kelangsungan hidup lebih dari 90%, tetapi
apabila yang memiliki cacat lain (seperti jantung) jauh lebih kecil
18
e) Perinatal
Secara intuitif, mungkin tampak tepat untuk melakukan persalinan
pasien dengan kondisi ini dengan operasi caesar untuk menghindari cedera
pada usus atau merobek kantong omphalocele, dan beberapa laporan
mengklaim manfaat untuk operasi caesar. Namun ada juga laporan dua pasien
dengan gastroschisis yang ususnya terluka selama persalinan sesar. Literatur
kebidanan yang lebih baru tidak menemukan manfaat dari operasi sesar.
Beberapa laporan bahkan tidak menunjukkan manfaat dengan rujukan ibu
untuk persalinan di pusat bedah pediatrik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
cara persalinan adalah keputusan yang harus dibuat oleh dokter kandungan
berdasarkan indikasi kebidanan, bukan karna adanya defek pada dinding
abdomen.2
f) Tatalaksana
a. Penatalaksanaan Awal
Meskipun usus dalam omphalocele dilindungi oleh kantung, operasi
masih sangat dibutuhkan untuk meningkatkan peluang penutupan primer.
Tabung nasogastrik (NG) harus dipasang lebih awal untuk mendekompresi
usus. Pemeriksaan rektal membantu untuk evakuasi meconium. Pemeliharaan
suhu tubuh sangat penting. Dukungan ventilator dan oksigen tambahan harus
diberikan sesuai kebutuhan. Karena sering diikuti oleh kelainan jantung,
evaluasi kardiologi dan ekokardiografi dilakukan, meskipun hasilnya tidak
akan menunda perbaikan. Cairan intravena disediakan sesuai dengan
maintenance rate paling baik melalui ekstremitas atas. Jika tidak dilakukan
saat lahir, 1 mg vitamin K harus diberikan, serta antibiotik profilaksis.
19
2) Staged Closure
20
B. Gastroschizis
a) Definisi
Gastroschisis (gaster-perut + schisis-fisura) merupakan defek
kongenital dinding anterior abdomen yang berada di sebelah kanan
umbilikus, dimana otot rektus intak dan normal. Ukuran defek bervariasi dari
2-4 cm, umumnya lebih kecil dari defek pada omphalocele. Gaster, usus
halus dan kolon dapat ditemukan berada di luar rongga abdomen. Jarang
ditemukan hepar, testis maupun ovarium yang herniasi. Tidak ditemukan
kantong yang menutupi organ yang herniasi. Gastroschisis pertama kali
dilaporkan oleh Calde pada tahun 1733 dan tindakan pembedahan pertama
dilakukan oleh Fear pada tahun 1878.5
b) Insidensi
21
tampak normal, tapi 20 menit setelah lahir usus yang keluar akan tampak
udem dan banyak eksudat fibrin sehingga loop usus sulit dilihat dengan jelas.
Bayi dengan gastroschisis biasanya lahir prematur dan mempunyai masalah
respirasi. Tidak seperti bayi yang lahir dengan omphalocele, anomali terkait
biasanya tidak terlihat dengan gastroschisis kecuali 10% insiden atresia usus.3
e) Diagnosis
Sebagian besar kehamilan yang dipersulit dengan gastroschisis
didiagnosis secara sonografi pada usia kehamilan 20 minggu. Ultrasonografi
rutin sering menunjukkan kelainan yang dikonfirmasi pada tingkat yang lebih
tinggi US.Seringkali ultrasonografi dilakukan karena tingginya nilai α-
fetoprotein (AFP) serum ibu, yang secara universal meningkat dengan adanya
gastroschisis. Deteksi bowel loops mengambang bebas dalam cairan ketuban
dan defek pada dinding perut di sebelah kanan tali pusat normal merupakan
diagnostik dari gastroschisis. Intrauterine Growth Restriction (IUGR) telah
dicatat dalam sejumlah besar janin ini. Beberapa janin dengan gastroschisis
tidak didiagnosis sebelum lahir dan ditemukan pada saat persalinan, yang
dapat mengakibatkan tantangan dalam manajemen neonatal. Neonatus ini
harus ditransfer ke pusat dengan kemampuan untuk merawat gastroschisis.
Untungnya kejadian gastroschisis yang sebelumnya tidak diketahui saat
23
g) Pembedahan
a. Penatalaksanaan Awal
Penanganan pertama pada bayi baru lahir dengan gastroschisis
meliputi resusitasi cairan, NGT dekompresi, mencegah hipotermia. Pada
gastroschisis perlu diperhatikan keadaan usus untuk memastikan aliran darah
tidak tertekan oleh puntiran mesenterium atau jepitan defek dinding abdomen.
25
b. Penatalaksanaan Pembedahan
1) Primary Closure
Tujuan utama pembedahan pada gastroschisis adalah mengembalikan
visera ke rongga abdomen dan meminimalkan resiko kerusakan organ karena
trauma langsung atau karena peningkatan tekanan intra abdomen. Pilihannya
mencakup pemasangan silo, reduksi serial, dan penundaan penutupan dinding
abdomen, reduksi primer dengan penutupan secara operatif dan reduksi primer
26
ruang persalinan atau di ruangan pada unit neonatal. Pada kasus yang sama,
usus direduksi sekali atau dua kali sehari ke dalam rongga abdomen dimana
silo akan memendek dengan ligasi yang berkelanjutan. Saat isi eviserasi telah
seluruhnya tereduksi, penutupan definitif dapat dilakukan. Proses ini biasanya
berlangsung antara 1 hingga 14 hari, tergantung dari kondisi usus dan
bayinya.10,11
d) Gambaran Klinis
31
e) Tatalaksana
Selama bertahun-tahun, telah diketahui bahwa hernia umbilikalis akan
menutup secara spontan. Sangat aman untuk mengobservasi hernia hingga
usia 4-5 tahun untuk memungkinkan penutupan terjadi. Balutan tekanan dan
perangkat lain untuk menjaga hernia berkurang tidak disarankan dan tidak
meningkatkan proses penutupan. Sebaliknya mereka dapat menyebabkan
iritasi dan kerusakan kulit. Sejumlah penelitian telah menunjukkan tingkat
32
resolusi spontan> 90% dari hernia pada usia 1 tahun. Satu studi menemukan
bahwa 50% dari hernia yang masih ada pada usia 4-5 tahun akan menutup
pada usia 11 tahun. Studi lain menunjukkan bahwa hernia dengan defek fasia
lebih besar dari 1,5 cm tidak mungkin menutup pada usia 6 tahun, sedangkan
seri lain menyimpulkan bahwa bahkan defek besar dapat secara spontan
diselesaikan tanpa operasi. Bahaya utama yang terkait dengan pengamatan
adalah kemungkinan dari inkarserasi atau strangulasi. Penelitian telah
menunjukkan komplikasi ini cukup langka, dengan insidensi kurang dari 1%.
Pasien dengan cacat fasia kecil (diameter 0,5-1,5 cm) tampak lebih rentan
terhadap inkarserasi. 3
Meskipun perbaikan hernia umbilical masa kanak-kanak telah
dianjurkan untuk mencegah komplikasi inkarserasi pada orang dewasa,
hubungan antara kedua peristiwa tersebut tidak jelas. Kejadian langka seperti
inkarserasi yang membutuhkan reduksi, strangulasi, perforasi, dan eviserasi
merupakan indikasi mutlak untuk operasi. Dengan tidak adanya indikasi
absolut ini, penampilan adalah indikasi relatif untuk perbaikan operasi di
negara maju. Bayi dengan hernia proboscoid yang besar dimana cincin
umbilikalnya tidak menyempit selama observasi serial dapat dipertimbangkan
untuk diperbaiki dalam 2 tahun pertama kehidupan. Hernia umbilikalis tipikal
harus diamati setidaknya sampai usia 2 tahun. Jika tidak ada perbaikan dalam
ukuran cincin fasia umbilikalis, pertimbangkan perbaikan. Banyak bukti yang
mendukung keputusan untuk menunda perbaikan sampai nanti di masa kanak-
kanak. Defek besar (> 1,5 cm) yang bertahan melewati usia 5 tahun harus
diperbaiki. Pedoman berbasis bukti masih kurang, dan keputusan dapat
disesuaikan berdasarkan pertimbangan seperti riwayat keluarga, keinginan
orang tua, dan praktik lokal. Kemunculan hernia kerap kali mendorong
keluarga untuk mendesak agar hernia diperbaiki. Di negara yang kurang
berkembang, mungkin tepat untuk secara aktif melakukan observasi pada
33
Kantung pusar yang tersisa, yang melekat pada kulit umbilikalis, disatukan ke
fasia dengan jahitan terputus yang dapat diserap. Sayatan kulit ditutup dengan
jahitan subkutikuler.3
f) Komplikasi
Hernia umbilikal yang tidak dikoreksi dapat menjadi gejala kapan saja
dalam kehidupan. Ruptur dan eviserasi jarang terjadi tetapi bisa terjadi.
Inkarserasi jarang terjadi, tetapi usus kecil paling sering terkena bila hal
tersebut terjadi. Kondisi yang meningkatkan tekanan intraabdomen
meningkatkan kemungkinan komplikasi. Perbaikan hernia umbilikalis pada
pasien dengan asites berbahaya. Hernia umbilikalis juga dapat menjadi gejala
selama kehamilan, dan jika penahanan terjadi, pembedahan diperlukan. Isi
yang tidak biasa dari hernia umbilikalis termasuk fibroid rahim dan elemen
endometrium.2
BAB III
KESIMPULAN
1. Hernia umbilikalis adalah kelainan yang umum terjadi pada anak-anak dan sering
dievaluasi dan dirawat oleh spesialis anak dan bedah umum. Setelah lahir,
penutupan cincin umbilikus adalah hasil dari interaksi kompleks pelipatan
dinding tubuh lateral dalam arah medial, penggabungan otot rectus abdominis ke
linea alba, dan kontraksi lubang umbilikal yang dibantu oleh serat elastis dari
arteri umbilikal. Proliferasi berserat dari pelat jaringan ikat lateral di sekitarnya
35
dan tekanan mekanis akibat ketegangan otot yang berulang juga dapat membantu
dengan penutupan alami. Kegagalan proses penutupan ini menyebabkan hernia
umbilikalis.
2. Gastroschisis (gaster-perut + schisis-fisura) merupakan defek kongenital dinding
anterior abdomen yang berada di sebelah kanan umbilikus. Gaster, usus halus
dan kolon dapat ditemukan berada di luar rongga abdomen. Tidak ditemukan
kantong yang menutupi organ yang herniasi. Banyak teori yang bermunculan
berkaitan dengan etiologi gastroschizis antara lain kegagalan mesoderm untuk
membentuk dinding abdomen bagian anterior, kegagalan usus herniasi melalui
umbilikal stalk dan tejadi ruptur dinding abdomen akibat meningkatnya volume,
kegagalan lipatan bagian lateral untuk menyatu di bagian midline akan
meninggalkan defek di sebelah kanan umbilikus. Saat ini, teori lipatan tubuh
ventral, yang menunjukkan kegagalan migrasi lipatan lateral (lebih sering di sisi
kanan), paling banyak diterima.
3. Omphalecel terjadi ketika bagian tabung usus (usus tengah) yang normalnya
mengalami herniasi ke dalam korda umbilikalis selama minggu keenam hingga
minggu kesepuluh (herniasi umbilikus fisiologis) gagal kembali ke dalam
rongga abdomen.
DAFTAR PUSTAKA
1. Brunicardi, F. C., Andersen, D. K., Biliar, T. R., Matthews, J. B., & Pollock, R.
E. (2010). Schwartz’s Principles of Surgery (Tenth). Mc Graw Hill Education.
2. Coran, A. G., Adzick, N. S., Krummel, T. M., Laberge, J.-M., Shamberger, R.
C., & Caldamone, A. A. (2012). Pediatric Surgery (Seventh).
3. Holcomb, G. W., & Murphy, J. P. (2010). Ashcraft’s Pediatric Surgery (Fifth).
Saunders Elsevier.
4. Sadler, T. . (2012). Langman’s Medical Embriology (twelfth). Wolters Kluwer.
5. Polina Frolov, Jasem Alali, Michael D. Klein. Clinical risk factors for
36