Anda di halaman 1dari 15

c.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana
Induk Pengembangan Pariwisata Daerah
Kabupaten Polewali Mandar;
BUPATI POLEWALI MANDAR
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
PROVINSI SULAWESI BARAT Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor
NOMOR 8 TAHUN 2014
68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
TENTANG
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
KABUPATEN POLEWALI MANDAR
Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
BUPATI POLEWALI MANDAR,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Menimbang : a. bahwa potensi kepariwisataan di Kabupaten Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
Polewali Mandar perlu di kembangkan guna diubah beberapakali, terakhir dengan Undang-
menunjang pembangunan daerah dan Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
pembangunan kepariwisataan pada khususnya; Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
b. bahwa untuk melaksanakan pembangunan 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
bidang pariwisata di Kabupaten Polewali (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Mandar, maka perlu menetapkan Rencana 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Republik Indonesia Nomor 4844);
Polewali Mandar, sebagai landasan bagi semua 5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
kegiatan pemanfaatan potensi pariwisata secara Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
optimal, serasi, selaras, seimbang, terpadu, Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
tertib, lestari dan berkelanjutan; Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4725);
6. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang 12. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1996
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan
Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran 1996 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara
Negara Republik Indonesia Nomor 4739); Republik Indonesia Nomor 3658);
7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang 13. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999
Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Indonesia Tahun 2009 Nomor 78, Tambahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
3427); Republik Indonesia Nomor 3838);
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang 14. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2005
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan tentang Perubahan Nama Kabupaten Polewali
Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Mamasa Menjadi Kabupaten Polewali Mandar
Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 2005 Nomor 160);
9. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang 15. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011
Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik tentang Rencana Induk Kepariwisataan
Indonesia Tahun 2010, Nomor 130 Tambahan Nasional Tahun 2010-2025 (Lembaran Negara
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 125);
2010 Nomor 5168 ); 16. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990
10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang tentang Kawasan Lindung;
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan 17. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 275
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Tahun 1982 tentang Pedoman Kerjasama
2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Pembangunan Antar Daerah;
Republik Indonesia Nomor 5234); 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39
11. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1993 Tahun 2007 tentang Pedoman Fasilitasi
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Organisasi Kemasyarakatan Bidang
Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya Kebudayaan, Keraton dan Lembaga Adat Dalam
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Pelestarian dan Pengembangan Budaya Daerah;
1993 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1
Republik Indonesia Nomor 3516); Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah;
20. Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya
Nomor Kepariwisataan 012/KP/IV/2001 disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat
tentang Pemberian Perizinan Usaha daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
Kepariwisataan; daerah.
21. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013 5. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara
Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2012-2032 sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati
(Lembaran Daerah Kabupaten Polewali Mandar obyek dan daya tarik wisata.
Tahun 2013 Nomor 2);
6. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR
wisata.
dan 7. Pariwisata adalah segala sesuatu yang
BUPATI POLEWALI MANDAR berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta
MEMUTUSKAN : usaha-usaha yang terkait dengan bidang tersebut.
8. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA INDUK berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.
PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN
POLEWALI MANDAR. 9. Obyek dan Daya Tarik Wisata yang selanjutnya
disebut ODTW adalah segala sesuatu yang menjadi
BAB I sasaran wisata.
KETENTUAN UMUM 10. Usaha Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan
menyelenggarakan jasa pariwisata atau penyediaan
Pasal 1 atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata,
usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
terkait dengan bidang tersebut.
1. Daerah adalah Kabupaten Polewali Mandar.
11. Daerah Tujuan Wisata yang selanjutnya disingkat
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten DTW adalah daerah yang dikembangkan sebagai
Polewali Mandar. tujuan wisata Kabupaten Polewali Mandar.
3. Bupati adalah Bupati Polewali Mandar.
12. Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Bagian Kedua
yang selanjutnya disingkat RIPPDA adalah Tujuan
rumusan pokok-pokok kebijaksanaan perencanaan Pasal 3
dan pemanfaatan pembangunan pariwisata di
daerah yang didalamnya mencakup aspek Tujuan Penetapan RIPPDA adalah :
ketataruangan, usaha pariwisata, faktor penunjang
a. memberikan gambaran secara komprehensif
dan pengembangan kepariwisataan secara
mengenai pengembangan potensi pariwisata
berlanjut dan berwawasan lingkungan.
daerah yang meliputi obyek dan daya tarik wisata,
usaha sarana wisata dan usaha jasa pariwisata;
BAB II b. memberikan pedoman tentang perencanaan yang
ASAS, TUJUAN, SASARAN DAN FUNGSI dibutuhkan dalam pembangunan kepariwisataan
Bagian Kesatu didaerah yang mengakomodasikan isu-isu
strategis dan perkembangan aktual secara
Asas
terintegrasi dan sinergis sehingga pariwisata
Pasal 2 dijadikan alat dalam mencapai kesejahteraan
RIPPDA berasaskan : secara berkelanjutan;
a. manfaat pelestarian, yaitu melestarikan nilai c. menyikapi peluang pembangunan kepariwisataan
sosial budaya daerah dan kekayaan alam yang didaerah sejalan dengan perkembangan
berfungsi sebagai ODTW serta pendukung Pemerintah Daerah; dan
pengembangan kepariwisataan itu sendiri; d. memberikan arah kebijakan dalam membangun
b. keterpaduan, yaitu penciptaan pengaturan bagi kepariwisataan yang didasari oleh kebijaksanaan
semua sektor pembangunan terkait demi perencanaan pembangunan daerah.
keselarasan, keserasian dan keseimbangan secara
menyeluruh di daerah; Bagian Ketiga
c. berkelanjutan, yaitu menegakkan prinsip secara Sasaran
ekonomis, lingkungan, sosial budaya dan sumber Pasal 4
daya yang dimanfaatkan agar kepentingan
kehidupan kepariwisataan dapat dilakukan dalam Sasaran RIPPDA adalah:
lingkup yang cukup memadai; dan a. tersusunnya suatu konsep pengembangan
d. ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu penerapan kepariwisataan daerah, yang dilandasi pendekatan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat untuk perencanaan dan isu-isu strategis yang terkait
dapat mendukung pembangunan kepariwisataan dengan pengembangan pariwisata Polewali
di daerah. Mandar;
b. teridentifikasinya kawasan wisata unggulan BAB III
daerah dan obyek wisata unggulan daerah sesuai RUANG LINGKUP DAN JANGKA WAKTU PERENCANAAN
kriteria yang ditetapkan; dan Bagian Kesatu
c. tersusunnya arah kebijakan dan strategi
Ruang Lingkup
pengembangan kepariwisataan daerah serta
indikasi program pengembangan kepariwisataan
di setiap kawasan wisata unggulan daerah. Pasal 6
Ruang Lingkup RIPPDA terdiri atas :
Bagian Keempat
a. ruang lingkup wilayah;
Fungsi b. ruang lingkup pekerjaan; dan
Pasal 5 c. ruang lingkup substansi.
RIPPDA berfungsi:
a. sebagai pedoman pembinaan dan pengembangan
kawasan pariwisata, obyek dan daya tarik wisata, Pasal 7
sarana dan prasarana wisata, pemasaran wisata, (1) Ruang Lingkup wilayah RIPPDA adalah daerah
promosi, kelembagaan kepariwisataan, sumber dengan batas yang ditentukan berdasarkan aspek
daya manusia kepariwisataan, serta investasi administratif mencakup wilayah darat dan laut.
pembangunan di bidang kepariwisataan;
b. sebagai pedoman bagi pengawasan dan (2) Ruang lingkup pekerjaan sebagaimana dimaksud
pengendalian pengembangan pariwisata, obyek dalam Pasal 7 huruf b memfokuskan pada
dan daya tarik wisata; perencanaan satu atau beberapa obyek wisata
c. sebagai pedoman penyusunan rencana yang menjadi atau akan menjadi unggulan
pembangunan daerah sub sektor pariwisata; dan daerah.
d. sebagai penjabaran pemanfaatan ruang sub sektor (3) Ruang lingkup substansi sebagaimana dimaksud
kepariwisataan berdasarkan Rencana Tata Ruang dalam Pasal 7 huruf c meliputi :
Wilayah (RTRW) Kabupaten Polewali Mandar. a. kebijaksanaan makro dan mikro pariwisata
daerah;
b. objek dan daya tarik wisata (ODTW);
c. sarana dan prasarana pendukung wisata;
d. karakteristik pasar wisatawan;
e. kawasan wisata unggulan dan prioritas
pengembangan wisata; dan
f. kebijaksanaan, strategi dan program b. menjadikan daerah menjadi daerah tujuan wisata
pengembangan kepariwisataan. regional Sulawesi Barat;
c. memperluas kesempatan berusaha dan lapangan
Bagian Kedua kerja, mendorong penggunaan produk lokal;
Jangka Waktu d. menjadikan kegiatan pariwisata menjadi kegiatan
masyarakat dan pemerintah; dan
Pasal 8 e. menjaga kelestarian serta memupuk rasa cinta
alam dan budaya serta memperhatikan nilai-nilai
Jangka waktu RIPPDA adalah 10 (sepuluh) tahun.
agama.

BAB IV
ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA Pasal 11
Strategi kebijakan dalam pengembangan pariwisata,
Pasal 9 adalah :
Kebijakan sektor pariwisata daerah, meliputi : a. pengembangan dan penataan obyek serta daya
a. peningkatan mutu sarana dan prasarana serta tarik wisata dan menggali obyek dan daya tarik
pelayanan jasa pariwisata dan jasa penunjang wisata baru;
dengan tetap memelihara kebudayaan daerah; b. membangun, mengembangkan sarana dan
b. pembinaan pelestarian peninggalan sejarah dan prasarana pendukung kepariwisataan;
promosi obyek-obyek pariwisata yang dilakukan c. meningkatkan promosi kepariwisataan untuk
sesuai dengan perkembangan kepariwisataan; dan mewujudkan daerah sebagai tujuan wisata;
c. kegiatan kepariwisataan diarahkan untuk d. meningkatkan pendidikan dan latihan
penggalian obyek wisata baru. kepariwisataan guna lebih terampil dan mampu
bagi tenaga usaha pariwisata dan aparat terkait;
Pasal 10 e. menggali, melestarikan dan mengembangkan seni
budaya Daerah serta memelihara dan melestarikan
Sasaran pembangunan pariwisata daerah, adalah : benda-benda purbakala sebagai peninggalan
a. terkelolanya seluruh potensi pariwisata secara lebih sejarah dan aset daerah;
profesional dengan melibatkan peran aktif f. meningkatkan peranan sektor pariwisata sebagai
masyarakat dan pengusaha yang sejalan dengan lapangan kerja, sumber pendapatan daerah dan
kepentingan penataan ruang, peningkatan masyarakat;
pendapatan asli daerah, pengembangan seni dan g. melestarikan dan menertibkan sarana transportasi
budaya daerah serta pelestarian lingkungan; berciri khas daerah yang berdimensi wisata.
BAB VI
BAB V STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA
OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA DI DAERAH
Pasal 15
Pasal 12
Strategi Pengembangan Pariwisata, meliputi:
ODTW di Daerah meliputi : a. strategi pengembangan produk wisata;
a. wisata alam; b. strategi pemasaran dan promosi;
b. wisata sejarah dan budaya; c. strategi pengembangan aksesibilitas;
c. wisata minat khusus; dan d. strategi pengembangan prasarana; dan
e. strategi pengembangan usaha.
d. event/kegiatan kepariwisataan.

Pasal 16
Pasal 13
Strategi Pengembangan Produk Wisata, meliputi :
Rincian selengkapnya ODTW sebagaimana dimaksud
a. menata dan mengembangkan produk wisata secara
dalam Pasal 12 tercantum dalam naskah RIPPDA
teratur sesuai dengan pasar wisatawan, terutama
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
wisatawan nusantara;
Peraturan Daerah ini.
b. mengoptimalkan produk wisata yang mempunyai
selling point (nilai jual) secara khusus, untuk pasar
Pasal 14 wisatawan mancanegara;
Selain ODTW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 c. menata event-event pariwisata secara teratur untuk
Bupati dapat menetapkan suatu kawasan dan atau ditingkatkan menjadi event regional dan nasional;
kegiatan sebagai ODTW berdasarkan perkembangan d. usaha penganekaragaman produk/daya tarik
potensi pariwisata daerah. wisata;
e. menata dan mengembangkan produk wisata yang
berwawasan lingkungan;
f. menjaga kelokalan dan keaslian, mengatur dan
menetapkan agar setiap obyek wisata mempunyai
kekhasan sendiri; dan
g. menggabungkan obyek wisata menjadi satu
kesatuan kawasan dan menyatukan kawasan
menjadi satu kesatuan daerah tujuan.
Pasal 17 Pasal 19
Strategi pemasaran dan promosi pariwisata, meliputi : Strategi pengembangan prasarana untuk menunjang
a. meningkatkan dan mengembangkan sistem kegiatan pariwisata meliputi :
informasi serta kualitas promosi yang efektif dan a. perencanaan kebutuhan prasarana pariwisata yang
kemudahan wisatawan untuk memperoleh semua meliputi : jalan, jembatan, air bersih, listrik,
hal tentang produk wisata yang ada dan siap jual; telepon disesuaikan dengan arah perkembangan
b. meningkatkan citra produk wisata daerah agar objek dan daya tarik wisata;
mampu bersaing dengan daerah-daerah wisata b. pemenuhan kebutuhan prasarana pariwisata
lainnya yang sudah berkembang di Polewali secara bertahap diusahakan pada objek-objek dan
Mandar; daya tarik wisata unggulan atau yang sudah
c. meningkatkan peran serta biro perjalanan di berkembang yang seterusnya menyebar ke setiap
Polewali Mandar untuk menjual produk wisata objek dan daya tarik wisata lainnya; dan
daerah; dan c. penetapan legalitas kewenangan dan pungutan.
d. meningkatkan “ sadar wisata “ dan sapta pesona
di kalangan para pejabat, pengusaha dan Pasal 20
masyarakat, agar tumbuh kegiatan wisata yang
berwawasan lingkungan. Strategi pengembangan usaha, meliputi:
a. mewujudkan iklim yang menguntungkan bagi
Pasal 18 dunia usaha kepariwisataan dan memberikan
kemudahan-kemudahan bagi pengusaha yang akan
Strategi Pengembangan Aksesibilitas, meliputi : menanamkan modalnya dalam bidang pariwisata;
a. meningkatkan akses antara daerah-daerah yang b. membina pengusaha pariwisata menengah dan
memiliki potensi wisatawan, Menata sistem kecil dalam upaya peningkatan kualitas jasa usaha
penunjuk jalan/rambu-rambu lalu-lintas yang pariwisata;
mempermudah para wisatawan untuk mencapai c. menumbuhkan dan mengembangkan
obyek dan daya tarik wisata yang terdapat di profesionalisme;
daerah;dan d. bertahap dan konsisten (tahap eksplorasi,
b. terintegrasi dengan sektor yang lain. pengembangan, konsolidasi dan stagnat); dan
e. pola pariwisata inti rakyat dan kemitraan.
BAB VII
PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN Pasal 23
Rincian Program pembangunan pariwisata daerah
Bagian Kesatu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 tercantum
Pelaksanaan dalam naskah RIPPDA yang merupakan bagian tidak
Pasal 21 terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pelaksanaan RIPPDA berbentuk program Bagian Kedua


pembangunan pariwisata daerah yang Pengendalian
diselenggarakan oleh pemerintah, perseorangan,
kelompok masyarakat atau badan usaha swasta yang
harus memperhatikan aspirasi yang berkembang di Pasal 24
masyarakat. Pengendalian RIPPDA dilaksanakan dalam bentuk
pengawasan dan penertiban demi terwujudnya
Pasal 22 pembangunan pariwisata daerah berdasarkan
Peraturan Daerah ini.
Program pembangunan pariwisata daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 meliputi
beberapa tahapan, yaitu : Pasal 25
a. prioritas rencana tindak, meliputi : (1) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1. rencana tindak pengembangan sarana dan 24 dilaksanakan dalam bentuk pelaporan,
prasarana; pemantauan dan evaluasi program pembangunan
2. pentahapan insentif dan disinsentif program pariwisata daerah.
investasi;
3. pentahapan program investasi; dan (2) Penertiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4. prosedur kemitraan. 24 dilaksanakan dalam bentuk pembinaan dan
b. prioritas program, meliputi : penerapan sanksi sesuai peraturan perundang-
1. prioritas program penanganan; dan undangan yang berlaku.
2. prioritas penanganan kawasan.
c. tahapan pelaksanaan program, meliputi :
1. indikasi program;
2. indikasi program pembangunan sektoral; dan
3. indikasi program pembangunan.
Pasal 26 BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
(1) Tanggung jawab utama dalam pelaksanaan dan
pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
21, Pasal 22, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25 dan Pasal 29
Pasal 26 ditugaskan kepada lembaga Pemerintah Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
Daerah yang melaksanakan tugas di bidang diundangkan.
kepariwisataan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
(2) Untuk melaksanakan tanggung jawabnya lembaga pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
Pemerintah Daerah yang melaksanakan tugas di penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten
bidang kepariwisataan sebagaimana dimaksud Polewali Mandar.
pada ayat (1) berkoordinasi dengan instansi, Ditetapkan di Polewali
lembaga dan pihak-pihak lain yang terkait. pada tanggal 2 Juli 2014
Pasal 27 BUPATI POLEWALI MANDAR,
Ttd
(1) RIPPDA dapat ditinjau kembali setelah 5 (lima)
tahun guna mendapat bahan-bahan masukan
sebagai bahan penyempurnaan RIPPDA
ANDI IBRAHIM MASDAR
selanjutnya yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi maupun perkembangan yang akan terjadi Diundangkan di Polewali
dan yang akan datang. pada tanggal 18 Juli 2014

(2) Hasil peninjauan kembali RIPPDA sebagaimana SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR,,
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Bupati. Ttd

ISMAIL, AM
BAB VIII
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR TAHUN 2014 NOMOR 8
PEMBIAYAAN
Pasal 28
Anggaran Pembiayaan RIPPDA bersumber dari :
a. anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan
NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR,
b. sumber dana lainnya yang sah dan tidak mengikat.
PROVINSI SULAWESI BARAT : (NOMOR 9 / TAHUN 2014)
PENJELASAN melestarikan lingkungan serta menumbuhkan rasa kebanggaan
ATAS nasional.
Berdasarkan hal-hal sebagaimana diuraikan di atas, maka
PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR
perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Induk
NOMOR 8 TAHUN 2014
Pengembangan Pariwisata Daerah sebagai pedoman bagi
pelaksanaan pembangunan pariwisata di Daerah yang dapat
TENTANG
digunakan oleh semua komponen pariwisata daerah dalam
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA menentukan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
kepariwisataan di daerah.
KABUPATEN POLEWALI MANDAR

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL

Sesuai dengan Rencana Strategis Pembangunan Daerah, Pasal 1


pembangunan pariwisata merupakan sektor andalan yang harus Pasal ini menjelaskan arti beberapa istilah yang digunakan
dikembangkan karena mampu mempengaruhi sektor-sektor dalam Peraturan Daerah ini dengan maksud untuk
pembangunan lainnya. menyamakan pengertian tentang istilah-istilah itu sehingga
Pembangunan pariwisata mencakup 2 (dua) dimensi yaitu dengan demikian dapat dihindari kesalahpahaman dalam
dimensi ekonomi dan sosial budaya. Dimensi ekonomi penafsirannya.
merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan daya saing
dan sekaligus meningkatkan pendapatan daerah. Sejalan Pasal 2
dengan perkembangan kondisi negara secara nasional yang Cukup jelas.
disebabkan oleh situasi politik dan keamanan dalam negeri, Pasal 3
maka pembangunan pariwisata harus mampu memulihkan citra
Cukup jelas.
pariwisata bagi daerah maupun nasional sebagai daerah tujuan
wisata yang aman dan nyaman untuk dikunjungi. Di samping Pasal 4
itu RIPPDA ini disusun dalam rangka memberikan landasan Cukup jelas.
hukum yang kuat bagi pengembangan pariwisata daerah melalui
pengembangan ODTW. Pasal 5
Selanjutnya dari aspek sosial budaya RIPPDA ini Cukup jelas.
merupakan upaya pendekatan yang utuh dalam melestarikan
nilai-nilai budaya masyarakat di daerah, melestarikan alam,
Pasal 6 10. Panoroma perbukitan (Todang Todang) Kecamatan
Cukup jelas. Limboro
11. Air Panas Makula Kalimbua di Kecamatan Tapango;
Pasal 7
12. Perkampungan Nelayan Tradisional Tonyaman di
Cukup jelas.
Kecamatan Binuang;
Pasal 8 13. Perkampungan Tradisional Suruang di Kecamatan
Cukup jelas. Campalagian;
Pasal 9 14. Perkampungan Tradisonal Jawa di Kecamatan
Cukup jelas. Wonomulyo;
15. Sungai Pappandangan di Kecamatan Anreapi;
Pasal 10 16. Sungai Mandar di Kecamatan Tinambung;
Cukup jelas. 17. Sungai Mapilli di Kecamatan Mapilli
Pasal 11 18. Pulau Battoa di Kecamatan Binuang;
Cukup jelas. 19. Pulau Landea di Kecamatan Binuang;
20. Pulau Tosalama di Kecamatan Binuang;
Pasal 12
21. Pulau Gusung Toraja di Kecamatan Binuang;
Huruf a
22. Pulau Karamasang Kecamatan Binuang;
Wisata alam adalah objek wisata yang berbasis pada
23. Pulau Panampeang di Kecamatan Binuang;
alam, baik panorama alam, kondisi alam, keunikan alam
24. Pantai Dea-dea di Kecamatan Binuang;
dan bentuk alam. Adapun objek wisata alam yang di
25. Pantai Mirring di Kecamatan Binuang;
maksud sebagai berikut :
26. Pantai Sappoang di Kecamatan Binuang;
1. Sungai Biru di Kecamatan Binuang;
27. Pantai Bahari di Kecamatan Polewali;
2. Air terjun Galung di Biru Kecamatan Binuang;
28. Pantai Mampie di Kecamatan Wonomulyo;
3. Air Terjun Indo Rannuang dan Kunyi Tracking di
29. Pantai Garessi di Kecamatan Wonomulyo;
Kecamatan Anreapi;
30. Pantai Ba’batoa di Kecamatan Campalagian;
4. Air terjun Limbong Miala dan Limbong Kamandang di
31. Pantai Palippis dan Labuang di Kecamatan Balanipa;
Kecamatan Tapango;
32. Pantai Tete Desa Paku Kecamatan Binuang;
5. Wisata Air Terjun Kaleok di Kecamatan Binuang;
33. Rest Area Pantai Palippis Kecamatan Balanipa;
6. Sungai Limbong Sito’do di Kecamatan Anreapi;
34. Rest Area Pantai Sappoang Kecamatan Binuang; dan
7. Bendung Sekka-Sekka di Kecamatan Mapilli;
35. Rest Area Pesanggarahan Tumonga Kecamatan
8. Bendung Lakejo di Kecamatan Tapango;
Anreapi
9. Panorama Alam Pedalaman (Kelapa Dua dan
Pappadanan) di Kecamatan Anreapi;
Huruf b 25. Kerajinan Tenun Sutera Mandar;
Wisata sejarah dan budaya : 26. Aktraksi Kuda Menari (Saiyyang Pattudu); dan
1. Masjid dan Makam Imam Lapeo di Kecamatan 27. Pagelaran dan Aktraksi musik tradisional
Campalagian;
2. Makam Tobarani di Kecamatan Tinambung; Huruf c
3. Makam Todilaling di Kecamatan Balanipa; Wisata Minat Khusus:
4. Makam Tomepayung di Kecamatan Limboro; 1. Kawasan Mangrove di Binuang Kecamatan
5. Kompleks Makam Tuan Langarang di kecamatan Binuang;
Limboro; 2. KSDA Mampie Mangrove di Kecamatan
6. Kompleks Makam Pallabuang di Kecamatan Wonomulyo;
Tinambung; 3. Mampie Lampuko Ekotour National Preserve di
7. Kompleks Makam Tomakaka Allung di Kecamatan Kecamatan Wonomulyo;
Matakali; 4. Kawasan Wisata Agro Kebun Kakao Kecamatan
8. Makam Syekh Al’maruf Abdul Rahim Kamaluddin Mapilli, Tapango, Bulo dan Luyo;
di Kecamatan Binuang; 5. Kawasan Wisata Lembang Sinure Desa
9. Makam Tosalama Beluwu di Kecamatan Luyo; Puppuquring Kecamatan Alu
10. Makam Tosalama di Tinambung Kecamatan 6. Kawasan Eko Wisata Susur Sungai Mapilli
Tinambung; Kecamatan Mapilli.
11. Kompleks Makam Galetto di Kecamatan Balanipa; Huruf d
12. Allamungan Batu di Luyo Kecamatan Luyo; Event/Kegiatan Kepariwisataan:
13. Kawasan Pembuatan Perahu Sandeq di Kecamatan 1. Festival Budaya Polewali Mandar;
Balanipa; 2. Festival Sandeq;
14. Kuda Lumping di Kecamatan Wonomulyo; 3. Festival Sungai Mapilli
15. Orkes Campur Sari di Kecamatan Wonomulyo; 4. Festival Sungai Mandar
16. Reog Ponorogo di Kecamatan Wonomulyo 5. Festival Bahari Polewali Mandar;
17. Pertunjukan Wayang di Wonomulyo 6. Sandeq Race ;
18. Kuda Lumping di Kecamatan Wonomulyo;
7. Pesta Nelayan;
19. Orkes Toriolo di Kecamatan Campalagian; 8. Pesta Rakyat;
20. Tari Pallake di Kecamatan Campalagian; 9. Pesta Buah;
21. Mesjid Lambanan di Kecamatan Balanipa; 10. Pesta Tani ;
22. Bunda Cammana Traditional Orchestra (Parawana) 11. Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW
di Kecamatan Balanipa; 12. Ritual Baca Nene’ Adam;
23. Tari Perang di Kecamatan Bulo; 13. Wisata Mudik ; dan
24. Tari To Erang Batu di Kecamatan Binuang;
14. Polewali Mandar Expo. Huruf c
Yang dimaksud dengan event event pariwisata adalah
Pasal 13 event yang berkaitan industri MICE singkatan dari
Cukup jelas. akronim berbahasa Inggris yaitu "Meeting, Incentive,
Convention, and Exhibition" (Indonesia: Pertemuan,
Pasal 14
Insentif, Konvensi, dan Pameran). Industri MICE dalam
Cukup jelas.
kegiatan pariwisata, adalah suatu jenis kegiatan yang
Pasal 15 telah direncanakan dengan matang untuk
Huruf a menghadirkan banyak orang dalam suatu tempat yang
Cukup jelas. mana dampak dari kegiatan itu berpengaruh kebanyak
Huruf b sektor (multipiler effect) termasuk pertumbuhan
Cukup jelas. ekonomi masyarakat.

Huruf c Huruf d
Yang dimaksud aksesibilitas adalah fasilitas jalan Cukup jelas.
dan alat transportasi untuk memudahkan wisatawan Huruf e
dalam mencapai obyek atau tujuan wisata. Cukup jelas.
Huruf d Huruf f
Cukup jelas. Cukup jelas.
Huruf e Huruf g
Cukup jelas. Cukup jelas.
Pasal 16 Pasal 17
Huruf a Cukup Jelas.
Cukup jelas.
Pasal 18
Huruf b Cukup jelas.
Yang dimaksud dengan produk wisata yang
Pasal 19
mempunyai nilai jual (selling point) adalah produk
Cukup jelas.
wisata yang secara khusus diminati oleh wisatawan
mancanegara. Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22 Angka 2
Huruf a Yang dimaksud dengan indikasi program
pembangunan sektoral adalah petunjuk program
Angka 1
sektor tertentu dalam pembangunan pariwisata.
Cukup jelas.
Angka 2
Angka 3
Yang dimaksud dengan pentahapan insentif dan
Yang dimaksud dengan indikasi program
disinsentif program investasi adalah pemberian atau
pembangunan adalah petunjuk program yang
pemotongan insentif kepada objek wisata yang
mengacu kedokumen Rencana Induk Pengembangan
memungut retribusi.
Pariwisata Daerah.
Angka 3
Pasal 23
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Angka 4
Pasal 24
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Huruf b
Pasal 25
Angka 1
Cukup jelas.
Yang dimaksud prioritas program penanganan
adalah menfokuskan penanganan satu objek Pasal 26
wisata unggulan Cukup jelas.
Angka 2 Pasal 27
Yang dimaksud dengan prioritas penanganan Cukup jelas.
kawasan adalah menagani lebih dari satu objek Pasal 28
wisata sehingga dibuat penanganan kawasan wisata. Cukup jelas.
Huruf c Pasal 29
Angka 1
Cukup jelas.
Yang dimaksud dengan indikasi program adalah
petunjuk program pembangunan pariwisata. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 15.16....
....

Anda mungkin juga menyukai