Anda di halaman 1dari 4

1. Seorang perempuan (Ny. M) berusia 35 tahun dirawat di Ruang A RSJ. Ny.

M adalah pasien baru


di RSJ. Ny. M dibawa oleh keluarganya ke RSJ karena mengamuk, memukul tetangganya dengan
kayu, dan keluyuran di kampung tanpa menggunakan busana. Ny. M adalah anak bungsu dari 5
bersaudara. Ny. M telah menikah dan belum memiliki anak. saat ini Ny. M masih tinggal bersama
kedua orang tuanya. Meskipun telah memiliki suami, biasanya Ny. M masih meminta saran dari
orang tua dalam setiap pengambilan keputusan. Hal itu terjadi karena suami Ny. M sangat
tertutup dan jarang sekali mengajaknya mengobrol. Suami Ny. M bekerja sebagai Anak Buah
Kapal (ABK). Biasanya pergi bekerja beberapa bulan, kemudian baru kembali. Saat di rumah
suami Ny. M tidak pernah memperlakukannya sebagai istri. Seringkali Ny. M dipukuli oleh
suaminya apabila ada kesalahan yang dilakukan. Ny. M sering mengurung diri di dalam kamar dan
akhirnya marah dan memukul tetangganya karena merasa dilecehkan. Hal ini telah terjadi selama
3 bulan terakhir. Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit yang sama dengan yang
dirasakan Ny. M. Ny. M menyukai semua anggota tubuhnya dan sangat menyukai rambutnya
yang Panjang. Ia merasa dirinya cantik dan tidak ada yang kurang dalam dirinya. Sebelum sakit,
Ny. M aktif mengikuti kegiatan di kampungnya, namun semenjak sakit Ny. M lebih senang
mengurung diri di kamar. Sebelum sakit Ny. M sangat memperhatikan penampilannya, namun
saat sakit Ny. M lebih acuh dan tak perduli pada penampilannya. Saat diajak bicara Ny. M lebih
banyak melotot dan berteriak dengan nada suara yang tinggi, tidak perduli dengan lingkungan
sekitar, dan sesekali tampak membentak teman seruangannya yang sering mengganggu. Ny. M
tampak lebih sering mondar mandir di ruangannya. Saat ini pasien tahu sedang dirawat di RSJ dan
mengatakan ingin segera pulang ke rumah karena sudah bosan. Data pengkajian fisik: TD: 130/90
mmHg, RR: 20 x/menit, HR: 68 X/menit, T: 37,2 oC.

2. Seorang perempuan (Nn. D) berusia 18 tahun dirawat di RSJ karena selalu mengurung diri di
kamar. Nn. D baru pertama kali dirawat di RSJ dan sebelumnya tidak pernah merasakan hal yang
sama. Nn. D adalah anak tunggal yang tinggal bersama kedua orang tuanya. Nn. D adalah anak
kesayangan dan harapan masa depan orang tuanya sehingga orang tua Nn. D selalu memberikan
perlakuan special, terutama dalam hal Pendidikan. Sejak kecil Nn. D disekolahkan di sekolah
bergengsi dan diikutkan dalam berbagai kegiatan akademik di dalam maupun di luar sekolah.
Awalnya Nn. D menikmatinya, namun sejak SMA Nn. D merasa tertekan dengan aktivitas
terjadwal yang telah dibuat orang tuanya. Nn. D tidak lagi memiliki waktu untuk bersosialisasi
dengan teman-teman sebayanya. Hingga suatu saat Nn. D pernah dipukul oleh ayahnya karena
berbohong tidak masuk les Matematika. Hal itu menjadi pengalaman paling menyakitkan bagi Nn.
D. Nn. D beranggapan bahwa dirinya adalah orang yang pintar, tetapi Ia beranggapan bahwa
pintar saja tidak cukup namun juga harus diimbangi dengan aktivitas sosial. Nn. D menjadi orang
yang pendiam sejak kejadian pemukulan oleh ayahnya. Ia menjadi tertutup, lebih sering
mengurung diri di kamar, tidak mau mandi, bahkan tidak mau makan. Saat dibawa ke RSJ, Nn. D
sudah 2 bulan tiak mau mandi sehingga badannya berbau busuk dengan rambut yang panjang,
acak-acakan dan berkutu. Mulut berbau busuk dan kuning, kuku Panjang, tidak memakai alas
kaki, baju kotor dan berbau pesing. Data pengkajian fisik: TD: 100/70 mmHg, RR: 18 x/menit, HR:
66 x/menit, T: 37.6oC.

3. Seorang laki-laki (Tn. G) berusia 38 tahun diantar oleh keluarganya ke RSJ karena sering berbicara
sendiri. Tn. G telah menikah dan memiliki 5 orang anak(3 laki-laki dan 2 perempuan) dan saat ini
tinggal dalam satu rumah. Tn. G adalah orang yang temperamental dan menginginkan semua
orang mendengarkan ucapannya, termasuk semua pengambilan keputusan harus atas
perintahnya.Tn. G adalah orang yang senang bersosialisasi, namun semenjak sakit Ia lebih banyak
sendiri. Selama ini Rn. G bekerja sebagai supervisor di salah satu perusahaan swasta. Karena
pandemic covid 19 yang berkepanjangan, perusahan menjadi merugi dan memutuskan untuk
melakukan PHK kepada Sebagian karyamannya, termasuk Tn. G. sejak kejadian tersebut keluarga
Tn G hidup dengan tabungan yang ada, namun lama kelamaan tabungan menipis dan Tn. G
semakin bingung karena belum juga mendapatkan pekerjaan. Tn. G menjadi lebih pendiam,
marah-marah, berbicara sendiri, dan keluyuran tanpa tujuan. Tn. G menganggap bahwa dirinya
adalah Direktur Utama Bank yang memiliki banyak uang dan akan membeli banyak rumah. Tn. G
keluyuran ke pasar sambal menggunakan jas dan tas koper sambal berteriak-teriak bahwa dirinya
adalah Direktur Utama Bank. Saat ditanya Tn. G tidak ingat kapan ia lahir dan terakhir bekerja
dimana. Tn. G mengatakan bahwa pasar adalah kantor tempatnya bekerja sehingga Ia harus pergi
kesana. Tn. G pun pernah pergi ke pasar tengah malam dan mengatakan ingin rapat. Hasil
pengkajian fisiki: TD: 140/90 mmHg, RR: 20 x/menit. HR: 72 x/menit, T: 37 OC.

4. Seorang perempuan (Nn. T) berusia 38 tahun dibawa keluarganya ke RSJ karena sering berbicara
sendiri. Pasien adalah anak pertama dari 3 bersaudara dan tinggal bersama kedua orang tuanya.
Nn. T belum menikah, sedangkan adik-adiknya sudah menikah dan tinggal bersama keluarga
masing-masing. Ny. T tidak pernah dberobat atau dirawat di RSJ sebelumnya. Saat berusia 17
tahun Nn. T pernah hampir diperkosa dan hal itu membuat Nn. T takut dengan laki-laki hingga
saat ini belum menikah. Nn. T memiliki keluarga yang sangat menyayanginya, terutama ayah
ibunya, dan semua keinginan Nn. T selalu dituruti. Nn. T mulai menutup diri dan tidak mau
berbicara dengan orang lain sejak orang tuanya mengenalkan Nn. T dengan seorang laki-laki yang
akan menikahinya. Saat itu Nn. T berteriak histeris dan marah-marah. Nn. T mengunci diri di
dalam kamar dan sering berbicara sendiri. Saat dilakukan pengkajian, Nn. T mengatakan Ia tidak
bicara sendiri, tapi Ia berbicara kepada malaikat yang melindunginya. Malaikat itulah yang
menyelamatkan hidupnya dan mengatakan jangan dekati laki-laki nanti kamu akan dibunuh.
Suara itu sering terdengar pada malam hari, terutama saat ingin tidur. Nn. T mengatakan senang
saat malaikat itu datang karena akan melindunginya. Saat diajak bicara, Nn. T lebih sering
menghadap kea rah lain, nada suaran lemah, dan hanya bicara Ketika ditanya saja. Beberapa kali
perawat melihat Nn. T berbicara pada tembok dan telinga mengarah pada satu arah. Hasil
pemeriksaan fisik: TD: 130/80 mmHg. RR: 18 x/menit, HR:76 x/menit, T: 37 oC.

5. Seorang laki-laki (TN. G) berusia 42 tahun dirawat di RSJ yang kedua kalinya. Pasien dibawa
karena tidak mau minum obat, bicara sendiri, tidak mau keluar kamar, dan tidak mau diajak
bicara. Pasien adalah anak pertama dari 3 bersaudara, sudah menikah dan memiliki 2 anak. saat
ini tinggal bersama keluarga intinya. Pasien bekerja sebagai seorang guru kontrak di sekolah
swasta dan istrinya tidak bekerja. Penghasilan pasien hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari saja. Sebagai anak pertama dan satu-satunya laki-laki di keluarganya, pasien
bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan orang tuanya yang sudah tidak bekerja. Ibu dan
ayahnya sakit-sakitan dan butuh banyak uang untuk berobat. Kebutuhan ekonomi tresebut
membuat pasien bingung dan tiak bisa berbuat apa-apa. Pasien adalah orang yang pendiam dan
jarang mengikuti kegiatan sosial. Saat dikaji, pasien mengatakan tidak tahu manfaat dan kerugian
mempunyai teman dan tidak mempunyai teman, pasien mengatakan tidak tahu apa yang harus
diucapkan Ketika bertemu dengan orang. Saat diajak berbicara, pasien lebih banyak menunduk
dan menjawab pertanyaan dengan suara yang rendah dan nyaris tidak terdengar. Pasien tidak
mau mengikuti kegiatan di RS, lebih banyak menghabiskan waktu di dalam kamar sambal
berbaring dengan posisi tubuh meringkuk. Data pengkajian fisik: TD: 130/80 mmHg. RR: 18
x/menit, HR:76 x/menit, T: 37oC.
6. Seorang perempuan berusia 32 tahun (Nn. M) dirawat di RSJ karena menyendiri dan berbicara
sendiri. Pasien tidak pernah berobat dan dirawat di RSJ sebelumnya. Pasien adalah anak pertama
dari 2 bersaudara. Pasien belum menikah dan masih tinggal bersama ayah dan ibunya, sedangkan
adik pasien telah menikah dan tinggal bersama keluarganya. Pasien kuliah sampai S2 dengan
gelar akademik cumlaude. Sampai saat ini pasien belum bekerja meskipun telah berkali-kali
melamar pekerjaan. Berbeda dengan adiknya yang hanya tamat S1, saat ini adiknya telah
memiliki jabatan yang baik di salah satu perusahaan. Hal tersebut selalu menjadi buah bibir orang
tuanya yang merasa telah menyekolahkan anaknya dengan tinggi namun hingga saat ini belum
lagi bekerja dan menikah. Ayah pasien adalah orang yang otoriter dan banyak menuntut kepada
anak-anaknya. Ayahnya selalu memabnding-bandingkan pasien dengan adiknya, terutama saat
adiknya datang bertamu ke rumah. Saat dilakukan pengkajian, pasien mengatakan menyukai
semua bagian tubuhnya, namun ia hanya tidak menyukai bentuk tubuhnya yang pendek yang ia
anggap menjadi penyebab tidak disukai laki-laki. Pasien mengatakan bahwa seharusnya ia bisa
mendapatkan pekerjaan dan karir yang baik dengan latar belakang pendidikannya saat ini. Pasien
mengatakan malu dan merasa sedih karena sampai saat ini belum bekerja dan menikah. Saat
diajak bicara pasien lebih banyak diam dan menunduk, pasien lebih banyak berada di barisan
belakang saat kegiatan di ruangan, dan mengatakan tidak bisa saat diminta melakukan kegiatan.
Data pengkajian fisik: TD: 100/70 mmHg, RR: 18 x/menit, HR: 66 x/menit, T: 37.6 oC.

7. Seorang laki-laki (TN. Z) berusia 70 tahun dirawat di RSJ untuk yang pertama kalinya karena
mengamuk. Pasien memiliki Riwayat penyakit Parkinson Disease dan sampai saat ini masih
mendapatkan pengobatan. Pasien telah memiliki 6 orang anak dan semuanya telah berkeluraga.
Pasien tinggal hanya bersama istrinya saja. Pasien pernah mengalami kecelakaan lalu lintas 10
tahun yang lalu dan mengalami trauma pada kepala. Pasien adalah orang yang senang
bersosialisasi dan memiliki banyak teman. Saat dilakukan pengkajian, pasien mengatakan melihat
ada sekelompok orang yang menintainya dan ingin membunuhnya. Sekelompok orang tersebut
datang pada pagi dan malam hari dan membawa senjata tajam. Pasien mengatakan takut sekali,
berteriak, dan menangis saat melihat sekelompok orang tersebut. Pasien bercerita dengan nada
berapi-api dan dengan semangat menceritakan kejadian tersebut, namun menangis setelah Ia
berserita karena merasa takut. Pasien mengatakan saat ini Ia hanya sakit Parkinson, namun
kenapa orang-orang membawanya ke RSJ. Ia mengatakan bahwa dirinya sehat dan ingin
memenjarakan sekelompok orang jahat tersebut. Hasil pengkajian fisiki: TD: 140/90 mmHg, RR:
20 x/menit. HR: 72 x/menit, T: 37OC.

8. Seorang perempuan (Nn. M) berusia 27 tahun dan dirawat di RSUD karena mengalami kecelakaan
lalu lintas. Pasien adalah seorang artis yang mengalami kecelakaan beruntun di Jalan Tol. Pasien
adalah anak tunggal dan tinggal bersama kedua orang tuanya. Kondisi pasien saat ini mengalami
patah pada kaki sebelah kanan dan jari tangan jempol sebelah kanan. Muka pasien terluka parah,
dan mata sebelah kanan tidak dapat melihat. Dokter telah menjelaskan kondisi tersebut kepada
pasien dan keluarganya serta menjelaskna tindakan yang harus dilakukan. Kaki kanan dan jempol
kanan pasien harus segera diamputasi, mata kanan pasien juga harus dioperasi, dan butuh
tindakan lanjutan untuk memperbaiki kondisi muka pasien. Setelah mendapatkan penjelasan
pasien berteriak, menangis, dan memecahkan barang-barang yang berada di dekatnya. Pasien
memukul ibu dan ayahnya dan mengeluarkan ucapan kasar kepada dokter dan perawat. Setelah
pasien tenang, perawat melakukan pengkajian: pasien mengatakan bahwa dirinya sudah tidak
berguna lagi, tidak ada lagi yang bisa dibanggakan dari tubuhnya, dan sangat membenci tubuhnya
saat ini. Pasien tidak mau melihat tubuhnya yang terluka dan lebih banyak memejamkan mata.
Pasien menjadi lebih diam, tidak mau diajak bicara, dan lebih sering tidur. Data pengkajian fisik:
TD: 100/70 mmHg, RR: 18 x/menit, HR: 66 x/menit, T: 37.6 oC.

9. Seorang laki-laki (Tn. G) berusia 35 tahun dirawat di RSJ untuk yang pertama kalinya. Tidak ada
anggota keluarga yang pernah dirawat dengan penyakit yang sama. Pasien dibawa karena
mengamuk dan memukul ibunya. Pasien adalah anak kedua dari tiga bersaudara, belum menikah,
dan saat ini masih tinggal bersama kedua orang tuanya. Pasien sekolah hanya sampai SMP tidak
melanjutkan Pendidikan karena tidak ada biaya. Pasien tidak memiliki pekerjaan tetap, hanya ikut
tetangganya saja jika ada panggilan memperbaiki mobil. Sejak kecil pasien sudah menyukai
mesin, ingin melanjutkan sekolah ke SMK namun tidak diperbolehkan ayahnya karena tidak ada
biaya. Hal tersebut menjadi kenangan paling pahit dalam hidupnya. Pasien adalah sosok yang
pendiam dan hanya memiliki beberapa teman dekat saja. 4 bulan yang lalu pasien mengutarakan
ingin menikahi sesorang yang dicintainya. Niatan tersebut diutarakan kepada orang tua pacarnya,
namun mereka menolak karena pasien sampai saat ini tidak memiliki pekerjaan. Sejak saat itu
pasien menjadi lebih pendiam dan mudah marah. Semua barang dilempar jika orang tua menegur
kesalahannya. Saat dikaji, pasien mengatakan bahwa dirinya tidak berguna. Pasien berbicara
dengan intonasi yang tinggi dan mata merah. Pasien lebih banyak mondar-mandir dan sesekali
tampak mengepalkan tangannya. Data pengkajian fisik: TD: 130/90 mmHg, RR: 20 x/menit, HR: 66
x/menit, T: 37.6oC.

10. Seorang laki-laki (Tn. M) berusia 35 tahun dirawat di RSJ untuk yang pertama kali karena
mengurung diri dan bicara sendiri. Pasien adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Sampai saat ini
belum menikah dan masih tinggal bersama kedua orang tuanya. Pasien sekolah sampai S1 dan
saat ini bekerja di salah satu rumah makan sebagai pelayan. Pasien menerima pekerjaannya saat
ini karena masih menunggu panggilan pekerjaannya yang lain dan merasa membutuhkan uang.
Sampai 6 bulan bkerja sebagai pelayan, pasien belum juga mendapatkan panggilan pekerjaan
sesuai keinginannya. Di tempat ia bekerja, ia sering sekali diejek oleh teman-temannya karena
dianggap memiliki mimpi terlalu tinggi. Pasien sering dikatakan pemimpi oleh teman-temanya
dan tidak ada satu teman pun yang mau mengajaknya berinteraksi selama di tempat bekerja.
Mereka juga sering mengatakan pasien pendek dan gemuk. Hal itu membuatnya malu dan tidak
mau berteman dengan siapa pun juga karena merasa dirinya begitu jelek. Sejak 3 bulan terakhir
pasien selalu mengurung diri di dalam kamar, tidak mau berbicara dengan siapa pun. Pasien lebih
sering berbaring di tempat tidur sambal meringkuk. Saat diajak bicara, pasien lebih banyak diam,
menjawab hanya beberapa kata dan mengangguk saja. Pasien tampak lebih sering berada di
pojok ruangan sambal memintal mintal ujung bajunya. Data pengkajian fisik: TD: 130/90 mmHg,
RR: 20 x/menit, HR: 66 x/menit, T: 37.6 oC.

Anda mungkin juga menyukai