Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS JURNAL

“The Application Of Arttherapy To Reduce The Level Of Depression In Patients With


Hemodialysis”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Medikal Bedah

Disusun Oleh Kelompok 2 :

1. Ria Melinda Erika Anggrainie (20160126)


2. Ria Fitria (20160096)
3. Revina Malba Sauw (20160094)
4. Nur’ain Aprina Rahayu (20160085)
5. Pascalina Yabarmase (20160017)
6. Ni Komang Ayu Yuliantini (20160107)
7. Natalia Diyan Putri (20160042)
8. Nadia Sarman (20160080)
9. Mohamad Faozan (20160127)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2020
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan suatu penyakit pada
sistem perkemihan yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat
progresif dan irreversible sehingga tubuh gagal untuk mempertahankan
cairan dan elektrolit. Keadaan ini akan menyebabkan terjadinya uremia
dan sampah nitrogen dalam darah. Pada kadar tertentu, sampah tersebut
dapat meracuni tubuh kemudian menimbulkan kerusakan jaringanbahkan
kematian (Smeltzer, 2013).
Perubahan gaya hidup yang cendrung tidak sehat seperti
mengkonsumsi alkohol, merokok, makanan dan minuman yang
mengandung pewarna, pemanis, pengawet menyebabkan penderita PGK
dari tahun ketahun mengalami peningkatan di seluruh dunia. Penderita
PGK tertinggi terdapat dijepang dengan jumlah 2000 orang per juta
penduduk, di Eropa sebanyak 800 orang per juta penduduk sedangkan di
Amerika sebanyak 1500 orang per juta penduduk
Sedangkan jumlah pasien penyakit ginjal di Indonesia diperkirakan
60.000 orang dengan pertambahan 4.400 pasien baru setiap tahunnya.
Berdasarkan data dari Indonesia Renal Registry, jumlah kasus gagal ginjal
mengalami peningkatan dari 2.148 orangpada tahun 2007, dimana pada
tahun 2008 jumlah pasien hemodialisa mencapai 2.260 orang. Menurut
statistik yang dihimpun oleh PERNEPRI (Perhimpunan Nefroloi
Indonesia), jumlah pasien gagal ginjal di Indonesia mencapai 70.000
orang dan hanya sekitar 13.000 pasien mengalami cuci darah aau
hemodialisa (Santoso, 2010).
Data Indonesia Renal Registry, salah satu terapi untuk penderita
gagal ginjal adalah hemodialisa. Jumlah pasien hemodialisa di Indonesia
mencapai 2.260 pada tahun 2010 sampai Maret tahun 2011 telah
dilakukan 5621 tindakan hemodialisa. Prevalensi pasien berdasarkan data
mortality WHO South East Asia Region yang menjalani hemodialisa pada
tahun 2009 tercatat 2.003 penderita (Wijaya. R, 2004).
Hemodialisa merupakan proses pembersihan darah oleh akumulasi
sampah buangan. Hemodialisa digunakan bagi pasien dengan tahap akhir
gagal ginjal atau pasien berpenyakit akut yang membutuhkan dialisis
waktu singkat (Nursalam, 2014). Hemodialisa memiliki beberapa efek
samping yaitu tekanan darah rendah, anemia, kram otot, detak janutng
tidak teratur, mual, muntah, sakit kepala, infeksi, pembekuan darah
(trombus), mengigil, terdapat udara dalam pembuluh darah (emboli)
(Haven, 2005)
Adanya efek samping yang cukup banyak dari hemodialisa
membutuhkan kesiapan fisik dan mental dari pasien, kesiapan secara fisik
dan mental mendorong perawat atau tenaga kesehatan melakukan
tindakan untuk mempersiapkan pasien menjalani hemodalisa tersebut
secara fisik maupun mental. Salah satu intervensi yang diberikan untuk
mengurangi depresi pada pasien yang sedang menjalani hemodilaisa
adalah dengan melakukan terapi seni yaitu Art Therapy.
Art Therapy merupakan salah satu terapi komplementer untuk
menurunkan stres (Khaira, 2016). Art Therapy menganjurkan individu
menvisualisasikan emosi dan pikiran yang tidak dapat diungkapkan
sehingga diungkapkan melalui karya seni dan selanjtnya ditinjau untuk
diinterprestasikan oleh individu (Setyoadi & Kushariadi, 2011).
Sedangkan depresi adalah gangguan mental yang ditandai dengan
adanya perasaan sedih, kehilangan minat atau kesenangan, penurunan
energi, perasaan bersalah atau rendah diri, gangguan tidur atau nafsu
makan , kurangnya konsentrasi, dan adanya gejala kecemasan (WHO,
2012).
B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum
Mahasiswa mampum enganalisa dan menerapkan jurnal keperawatan
tentang“The Application Of Arttherapy To Reduce The Level Of Depression
In Patients With Hemodialysis”
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menganalisa judul penelitian
b. Mahasiswa mampu menganalisa nama peneliti
c. Mahasiswa mampu menganalisa tempat dan waktu penelitian
d. Mahasiswa mampu menganalisa tujuan penelitian
e. Mahasiswa mampu menganalisa metode penelitian (jenis penelitian,
populasi, sampel, teknik sampling dan instrument penelitian, cara
pengambilan data)
f. Mahasiswa mampu menganalisa hasil penelitian
g. Mahasiswa mampu menganalisa korelasi antara isi jurnal dengan teori
h. Mahasiswa mampu menganalisa kelebihan dan kekurangan jurnal
dengan analisa SWOT
i. Mahasiwamampumengetahuiimplikasikeperawatan
j. Mahasiwa mampu mengetahui manfaat jurnal
BAB II

JURNAL
BAB III

PEMBAHASAN

A. Nama peneliti
Nama peneliti: Atika Fatmawati, M. Rachmat Soelaeman, Imas Rafiyah
Analisa: Pada jurnal ini penulisan nama peneliti sudah sesuai yaitu tidak
dicantumkan gelar, pelaksaan penelitian ini susah sesuai dengan kopetensi
yang dimiliki peneliti, alamat email sudah dicantumi dan pada jurnal ini sudah
menjelaskan nama peneliti yang pertama
B. Tempat dan waktu peneliti
Tempat dan waktu dalam penelitia ini sudah dicantumkan dengan jelas yaitu
dilakukan penelitian di unit Hemodialisa RSUD Jombang Indonesia yang di
lakukan selama 4 minggu dari bulan Desember 2014 hingga Januari 2015.
C. Tujuan Peneliti
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mrngrtahui pengaruh penerapan terapi
seni untuk mengurangi tingkat depresi pada pasien dengan hemodialisis,
Analisis : pada jurnal ini tujuannya sudah sesuai dengan judul yang di
cantumkan dan susah sesuai dengan apa yang ingin diteliti yaitu untuk
mengetahui pengaruh terapi seni terhadap tigkat depresi pasien hemodialisa
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dengan pretest dan
posttest with control group design.
Analisa: Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian dengan
melakukan ujicoba/ intervensi atau manipulasi pada subyek penelitian yang
kemudian mengukur atau menganalisis efek dari intervensi yang diberikan.
Jenis penelitian eksperimen ini adalah eksperimen murni dengan desain
pretest and posttest control group design. Pada design ini terdapat dua
kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol atau
pembanding (Dharma, 2013).
2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sample, dan Instrumen
Penelitian
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dengan diagnosis
penyakit ginjal kronik yang menjalani rawat jalan hemodialisis di
RSUD Jombang.
Analisa: Pada jurnal penelitian ini sudah mencantumkan populasi.
Populasi merupakan obyek atau subyek dengan kualitas dan
karakteristik tertentu yang telah ditetapkan peneliti untuk dilakukan
penelitian (Sugiyono, 2015).
b. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel: Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 26
sampel untuk setiap kelompok.
Analisa: Dalam penelitian ini peneliti sudah mencantumkan jumlah
responden. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono,
2017).
Teknik Pengambilan Sampel: Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dalam penelitian ini
peneliti memilih responden berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah usia 18 tahun, memiliki
jadwal hemodialisis rutin dua kali seminggu, menjalani hemodialisis
minimal 6 bulan, memiliki kondisi depresi ringan hingga sedang,
memiliki kondisi hemodinamik stabil, kesadaran compos mentis, dapat
membaca dan menulis. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah
responden yang tidak mengikuti sesi intervensi hingga akhir dan pasien
yang harus menjalani rawat inap di tengah sesi intervensi.
Analisa: Teknik purposive sampling adalah suatu metode pemilihan
sampel yang dilakukan berdasarkan maksud dan tujuan tertentu yang
ditentukan oleh peneliti. Seseorang dapat dijadikan sebagai sampel
karena peneliti menganggap bahwa orang tersebut memiliki informasi
yang diperlukan untuk penelitian (Dharma, 2013). Sampel dalam
penelitian eksperimen harus bersifat homogen, sehingga peneliti perlu
membuat sampel penelitian meliputi kriteria inklusi dan eksklusi
(Dharma, 2011). Dan dalam peneliti sudah membuat kriteria inklusif
dan eksklusif.
c. Instrumen Penelitian
Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah BDI (Beck
Depression Inventory). Terdiri dari 21 item pernyataan, yang meliputi
domain kognitif (8 item), emosional / afektif (8 item), dan somatik /
vegetatif (5 item). Setiap item dinilai pada skala 0-3. BDI-II memiliki
korelasi positif yang signifikan dengan DS14 (D-Personality Scale) dan
BAI (Beck Anxiety Inventory) dengan r=0,52 dan p=0,01. Uji
reliabilitas menunjukan koefisien alpha Cronbach berada pada nilai
0,90 untuk semua item dalam BDI-II versi bahasa indonesia dan nilai
untuk masing-masing domain yaitu 0,80 (kognitif), 0,81 (somatik), dan
0,74 (afektif). Ini menandakan bahwa instrumen ini memiliki
konsistensi internal yang tinggi. Intervensi art therapy dilakukan secara
terpisah antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan
menghormati etika penelitian yaitu aspek keadilan. Pada kelompok
intervensi, responden diberikan satu lembar kertas kosong dan diberi
kebebasan untuk memilih alat warna yang akan digunakan (pensil
warna, spidol, atau krayon). Responden diberikan kebebasan
menggambarkan sesuai dengan yang dirasakan saat itu. Intervensi seni
diberikan selama 4 sesi (2 sesi per minggu). Terapi hemodialisis,
intervensi ini diberikan sesuai dengan SOP yang telah disusun dan
terdapat 4 fase pada setiap sesi intervensi, yaitu fase unfreezing, fase
doing, fase dialoging, dan fase ending dan integrasi.
Analisa: Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur atau menilai suatu kejadian atau fenomena (Dharma, 2011).
Pada penelitian ini sudah mencantumkan instrument penelitian,
instrument yang di gunakan dalam penelitian ini sudah sesuai dengan
tujuan yaitu untuk mengetahui pengaruh terapi seni terhadap tingkat
depresi pasien hemodialisis.
E. Hasil Penelitian
Berdasarkan uji statistic yang dilakukan oleh Fatmawati, Soelaeman, &
Rafiyah (2020) didapatkan hasil p-value = 0,000 yang menunjukkan bahwa
setelah diberikan intervensi art therapy terhadap tingkat depresi pasien
hemodialysis terdapat perbedaan skor rata-rata depresi pada kelompok
intervensi. Hal ini dikarenakan Art Therapy merupakan sarana untuk
mengekspos dan mengungkapkan perasaan, ketakutan atau masalah yang
dirasakan, sehingga dapat digunakan sebagai metode koping adaptif pada
pasien penyakit gagal ginjal kronik yang mengalami hemodialysis.
Analisi: Pembahasan serta analisa pada jurnal tersebut mudah dipahami dan
sudah menjawab tujuan penelitian yang ditetapkan yaitu mengetahui pengaruh
terapi seni terhadap tingkat depresi pasien hemodialysis. Hasil penelitian
tersebut sudah menunjukkan pemberian terapi seni berpengaruh terhadap
tingkat depresi pasien hemodialysis. Namun bagian penyajian hasil penelitian
pada jurnal tersebut menggunakan tabel sehingga kurang menarik dan lebih
sulit dipahami.
F. Korelasi Antara isi Jurnal dan Teori
Hasil penelitian The Aplication Of Art Therapy To Reduce The Level
Depression in Patiens With Hemodialisis yaitu terapi seni dapat menurunkan
depresi pada pasien penyakit ginjal kronik yang melakukan hemodialisa.
Sejalan dengan teori bahwa Menurut Margaret Naumburg seni sebagai bentuk
ungkapan simbolis, datang dari alam bawah sadar seperti mimpi, untuk
ditimbulkan secara spontan dan dipahami melalui asosiasi bebas. Terapi seni
sebagai pendekatan yang berfokus pada "seni dalam terapi" atau terapi
psikoterapis yang berbeda dengan "proses", atau “seni sebagai terapi”, yang
menekankan proses kreatif itu sendiri sebagai penyembuhan. Dalam art
therapy, terapis membantu klien untuk menyalurkan emosi melalui pengalaman
proses pembuatan karya seni. Sedangkan Depresi merupakan gangguan
suasana hati (mood) yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan
rasa tidak pedul. Menurut Penelitian Eka et.al bahwa art therapy dapat
menurunkan depresi hal ini dapat terlihat melalui perubahan dari karya yang
dihasilkan oleh subyek, observasi perubahan perilaku, proses pada tiap sesi
intervensi, wawancara.. Selain itu, pemilihan warna pada hasil karya subyek
terlihat lebih muda dan menunjukkan ketenangan. Hal ini menunjukkan kontrol
emosi pada subyek sudah semakin baik. Art Therapy sangat efektif diberikan
kepada pasien yang melakukan hemodialisa karena melihat situasi dan waktu
yang dihabiskan untuk proses hemdiaisis cukup lama, sehingga penerapan Art
Therapy perlu ditingkatkan.
G. Analisa SWOT
1. Strong (Kekuatan)
Jurnal terapi seni ini memiliki kekuatan yaitu kemudahan dalam
pelaksanakannya karena alat dan bahan yang digunakan mudah di dapat dan
tidak banyak memakan biaya seperti pensil warna, spidol, atau krayon untuk
terapi seni dan BDI (Beck Depression Inventory) untuk mengukur tingkat
depresi. Terapi seni juga memiliki manfaat dalam komunikasi, dimana
terapi ini menawarkan cara nonverbal bagi individu untuk dilihat dan
didengar serta memberikan alternatif bentuk komunikasi bagi mereka yang
mengalami gangguan psikologis. Selain itu dapat dilakukan secara mandiri
oleh perawat di klinik karena tidak memerlukan pelatihan khusus untuk
menerapkan terapi ini.
2. Weakness (Kekurangan)
Kelemahan pada jurnal ini yaitu tidak dapat diberikan pada pasien yang
sedang mengalami gangguan pada ekstermitas atas dan tidak mencantumkan
kontraindikasi dari intervensi seni.
3. Opportunities (Keuntungan)
Penerapan terapi seni untuk mengurangi tingkat depresi pada
pasien dengan hemodialisa memiliki peluang besar bagi rumah sakit untuk
menambah intervensi dengan mudah tanpa harus mengeluarkan biaya yang
besar. Menurunnya tingkat depresi pada pasien hemodialisa dengan
menggunakan terapi seni maka pasien akan merasa senang dan puas
terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit dengan begitu
keuntungan bagi rumah sakit adalah pasien akan senang dan kembali lagi
ke Rumah Sakit tersebut untuk berobat atau chek up kesehatan. Jika
kepuasan pasien terhadap pelayanan di Rumah Sakit meningkat, maka
akan berdampak baik bagi Rumah sakit karena akan mendapat lebih
banyak pasien dan akan finansial rumah sakit juga meningkat.
4. Treat (Ancaman)
Mengurangi tingkat depresi pada pasien hemodialisa dengan
pemberaian terapi seni memungkinkan tidak hanya satu Rumah Sakit yang
menerapkan teknik ini karena dalam penerapannya sendiri sangat mudah
dan tidak memerlukan banyak biaya.
H. ANALISA PICO
1. Population/Person
Sampel yang digunakan adalah 26 sampel untuk setiap kelompok.
Responden merupakan pasien yang memiliki jadwal hemodialisis rutin dua
kali seminggu, menjalani hemodialisa minimal 6 bulan, memiliki kondisi
depresi ringan hingga sedang.
2. Intervention
Peneliti mengelompokan responden ke dalam dua kelompok yaitu
kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Kelompok kontrol adalah
kelompok yang tidak diberikan terapi seni dan kelompok intervensi adalah
kelompok yang diberikan terapi seni. Pada kelompok intervensi, responden
diberikan satu lembar kertas kosong dan diberi kebebasan untuk memilih
alat warna yang digunakan (pensil warna, spidol atau krayon). Responden
dibebaskan untuk menggambar sesuai dengan yang dirasakan selama 4
sesi (2 sesi per minggu).
3. Outcome
Pengobatan tambahan untuk meningkatkan kemampuan adaptasi
psikologis terutama pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa.

I. Implikasi Keperawatan
Terapi seni sebagai terapi tambahan untuk meningkatkan kemampuan adaptasi
psikologis pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.
Terapi seni merupakan terapi non farmakologis, sehingga diharapkan
penerapan jurnal ini bisa dilaksanakan di rumah sakit dengan harapan dapat
menjadi pengobatan tambahan yang dapat menurunkan depresi pada pasien
penyakit gagal ginjal kronik.
J. Manfaat
a. Bagi mahasiswa
Diharapkan kepada mahasiswa setelah membaca jurnal ini dapat menambah
wawasan mengenai penatalaksanaan non farmakologi pada pasien yang
dilakukan hemodialisis yaitu dengan menggunakan terapi seni.
b. Bagi institusi (RS)
Manfaat bagi institusi pada jurnal tersebut dapat dijadikan pertimbangan
untuk memberikan tindakan keperawatan dengan memberikan terapi seni
untuk meningkatkan kesehatan psikologis penyakit kronis. Terutama pada
pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa terapi seni dapat dijadikan sebagai pertimbangan
intervensi terapi keperawatan berbasis modal dalam upaya meningkatkan
psikologi penyakit kronis. Dan terapi seni ini dapat digunakan sebagai
pengobatan tambahan untuk meningkatkan kemampuan adaptasi psikologis
terutama pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Disarankan bagi mahasiswa untuk mencari referensi tambahan guna dapat
menambah pengetahuan terkait dengan terapi seni pada pasien penyakit
ginjal kronik yang menjalani hemodialisis dan nantinya dapat diterapkan
dalam pemberian asuhan keperawatan.
2. Bagi Institusi
Diharapkan dapat memberikan informasi untuk pengembangan pendidikan
keperawatan khususnya tentang terapi seni pada pasien penyakit ginjal
kronik yang menjalani hemodialisis.
DAFTAR PUSTAKA
Wijayanti Yuli Diyan, Dwidiyanti Meidiana, Asiah. (2019). Penrunan Tingkat
Depresi Pada Pasien Dengan Intervensi Minufulsee Spiritual Islam, Jurna
Keperawatan Jiwa Vol. 7 No.3 Hal. 267-274 Fikes Universitas
Muhammadiyah Semarang Berkerja Sama Dengan PPNI Jawa Tengah.
Erwanto Rizky, Wiyani Cristin, Setiana Agus Agung Gede Dewa. (2017). Pengaruh
Art Therapy (Terapi Menggambar) Terhadap Tres Pada Lansia
Listiana Devi. (2020). Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Tingkat
Kecemasan Pada Pasien Yang Menjalani Hemodialisa Jurnal Keperawatan
Muhamadiyah Bengkulu Vol. 08 No. 01
Fatmawati, A., Soelaeman, M. R., & Rafiyah, I. (2020). THE APPLICATION OF
ART THERAPY TO REDUCE THE LEVEL OF DEPRESSION IN
PATIENTS WITH HEMODIALYSIS. 4(3), 329–335.
Dharma, K. K. (2013). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans Info
Media.
Dharma, Kusuma Kelana (2011), Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian, Jakarta, Trans InfoMedia
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai