NIM : 16130085
Kelas : A.13.2
SKENARIO TUTORIAL
“Menstruasi yang Tak Kunjung Henti”
Seorang pasien perempuan berusia 45 tahun bernama Ny. S datang ke Rumah Sakit
Respati dengan keluhan nyeri abdomen bagian bawah, pusing, dan mengeluarkan
darah dari kemaluannya sejak 1 minggu yang lalu dan saat periksa ke rumah sakit
perdarahan sudah berhenti. Hasil anamnesa perawat maternitas menunjukkan hasil
Ny. S mengalami riwayat leukprrhea sejak 6 bulan yang lalu. Leukorrhea berwarna
kuning dan menyebabkan gatal dan panas pada kemaluan.
Klien juga mengeluh mengalami post coital bleeding sejak 3 bulan yang lalu.
Riwayat obstetri klien P4A0. Dokter obsgyn menyarankan untuk melakukan pap
smear pada klien. Hasil pemeriksaan pap smear menunjukkan displasia level tinggi
atau CIC (carsinomain-situ; kanker tapi tidak invasif). Membutuhkan koloskopi
dengan biopsi kerucut.
Dokter menyarankan klien untuk menjalani kemoterapi. Dalam pengobatan
kemoterapi pasien harus menjalani enam seri pengobatan dan setiap asing-masing
seri pengobatan kemo berjarak 3 minggu. Sebagai awal dari pengobatan, pasien
mendapat obat untuk kemo yaitu Cisplatin seri I 80 mg dan 5FU5 60 mg selama
empat hari dan dilakukan cek lab 2 minggu setelah kemoterapi untuk mengetahui
apakah awal kemoterapi berhasil dilakukan, kemudian setelah 3 minggu dilakukan
kemo seri kedua dengan obat kemo Cisplatin II dengan dosis 80 mg dan 5FU5 60
mg.
III. Brainstorming
1. Apakah riwayat leukorrhea berhubungan dengan post coital bleeding?
2. Apakah leukorrhea dapat dicegah?
3. Apa yang menyebabkan pasien mengalami post coital bleeding?
4. Apakah ada efek samping dari tindakan pap smear?
5. Apa yang menyebabkan pasien mengalami leukorrhea dan bagaimana cara
mengatasinya?
6. Apakah ada hubungan partus lebih dari 3 kali dengan kejadian kanker
serviks?
7. Apa perbedaan cisplatin seri I dan cisplatin seri II?
8. Apa yang terjadi jika awal kemoterapi tidak berhasil?
9. Apa yang harus dipantau selama kemoterapi berlangsung?
10. Apa yang dimaksud dengan kanker tidak invasif?
11. Apa yang menyebabkan pasien merasa nyeri pada abdomen bagian bawah?
Jawaban
1. Saat melakukan hubungan seksual dengan penderita kanker serviks akan
menyebabkan trauma pada jaringan kanker dan menyebabkan perdarahan,
perdarahan yang terjadi pada sel kanker tersebut menyebabkan infeksi
sehingga terjadi leukorrhea yang patologis.
2. Leukorrhea yang abnormal dapat dicegah dengan menjaga kebersihan pada
area genetalia sehingga tidak menyebabkan infeksi yang berakibat keluarnya
leukorrhea yang patologis.
3. Adanya karsinoma pada serviks yang saat melakukan hubungan seksual
karsinoma tersebut mengalami trauma sehingga terjadi perdarahan.
4. Kram perut, perdarahan sedikit, dan rasa kurang nyaman akibat penggunaan
alat speculum.
5. Pasien mengalami leukorrhea akibat adanya karsinoma pada serviks. Cara
mengatasinya yaitu dengan menangani karsinomanya.
6. Wanita dengan paritas ≥ 3 kali lebih berisiko 5 kali menderita kanker serviks
dibandingkan dengan wanita yang memiliki paritas < 3 kali. Kanker serviks
semakin berisiko pada wanita dengan banyak anak, apalagi dengan jarak
persalinan yang terlalu pendek. Seorang perempuan yang sering melahirkan
(banyak anak) termasuk golongan risiko tinggi untuk terkena penyakit kanker
serviks. Dengan seringnya seorang ibu melahirkan, maka akan berdampak
pada seringnya terjadi perlukaan di organ reproduksinya yang akhirnya
dampak dari luka tersebut akan memudahkan timbulnya Human Papilloma
Virus (HPV) sebagai penyebab terjadinya penyakit kanker serviks
7. Tidak terdapat perbedaan, hanya saja cisplatin II diberikan saat kemoterapi
seri ke II.
8. Jika kemoterapi tidak berhasil, dapat dilakukan radiasi untuk memperkecil sel
kanker.
9. Pertumbuhan sel yang abnormal dan kadar Hb serta leukosit.
10. Kanker tidak invasif adalah kanker yang belum menembus lapisan dalam
jaringan serviks.
11. Secara anatomis, letak serviks berada pada abdomen bagian bahwa. Pada
serviks terjadi displasia level tinggi sehingga menyebabkan rasa nyeri.
IV. Learning Objective
1. Etiologi dan faktor risiko kanker serviks
2. Tanda dan gejala kanker serviks
3. Komplikasi kanker serviks
4. Penatalaksanaan kanker serviks
5. Pemeriksaan penunjang kanker serviks
6. Diagnosa keperawatan
7. Klasifikasi kanker serviks
8. Definisi kanker serviks
9. Pencegahan kanker serviks
10. Patofisiologi kanker serviks
11. Stadium kanker serviks