Anda di halaman 1dari 12

DEMONSTRASI DAN SIMULASI

TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


KEPUTUSASAAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Jiwa


Dosen Pengampu : Ririn Wahyu Widayati, S.Kep., Ns., MSN.

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Gusti Ayu Saraswati (20160106)
2. Heti Nuraini (20160025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2020
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian
Kondisi subjektif ketika seseorang individu memandang
keterbatasan atau tidak adanya alternatif atau pilihan pribadi serta tidak
mampu memobilisasi energi dalam kepentingan sendiri (Nanda, 2018).

2. Faktor yang Berhubungan


Menurut Nanda International (2018), faktor yang berhubungan
dengan masalah psikososial keputusasaan yaitu sebagai berikut.
a. Stress jangka panjang
b. Kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual
c. Kehilangan kepercayaan pada nilai penting
d. Pembatasan aktivitas jangka panjang
e. Isolasi sosial

3. Batasan Karakteristik
Menurut Nanda International (2018), batasan karakteristik masalah
psikososial keputusasaan yaitu sebagai berikut.
a. Perubahan pola tidur
b. Penurunan afek
c. Penurunan selera makan
d. Kurang inisiatif
e. Penurunan respons terhadap stimulus
f. Penurunan verbalisasi
g. Isyarat verbal putus asa seperti ungkapan klien tentang situasi
kehidupan tanpa harapan dan perasaan hampa (“Saya tidak dapat
melakukan sesuatu”)
h. Kurang keterlibatan dalam asuhan
i. Pasif
j. Kurang kontak mata
k. Mengangkat bahu sebagai respon terhadap orang yang mengajak
bicara
l. Menjauhi orang yang mengajak berbicara

B. Kasus
Ny.Y 26 tahun adalah seorang pelukis, lincah dan sangat pintar melukis
wajah maupun melukis pemandangan. Ny.Y merupakan seorang pelukis di
jalanan yang menjual berbagai macam lukisan indah dengan harga yang
terjangkau sehingga pelanggannya sangat banyak. Namun 1 bulan yang lalu
Ny. Y mengalami kecelakaan yang mengakibatkan tangan kanannya harus
diamputasi. Ny. Y mengatakan pelanggannya pindah ke tempat lain karena ia
tidak bisa melukis lagi. Semenjak saat itu, Ny.Y mengatakan ia selalu
menangis dan sulit tidur. Ny. Y tampak tidak mau untuk diajak berbicara, tidak
mau makan, pandangan kosong serta kontak mata kurang saat diajak berbicara
dan selalu berkata ia tidak bisa melukis lagi dan tidak bisa menghasilkan uang
dari melukis. Ny.Y selalu menyalahkan takdir dan berkata “Tuhan yang tidak
adil kepadanya dan tidak menyayanginya”.
Setelah perawat melakukan pengkajian kepada Ny.Y berdasarkan
kondisinya perawat menegakkan diagnosa keperawatan yaitu keputusasaan
berhubungan dengan stress jangka panjang ditandai dengan perubahan pola
tidur, penurunan selera makan, penurunan verbalisasi, dan isyarat verbal putus
asa. Setelah menegakkan diagnosa keperawatan, kemudian perawat
menentukan tujuan keperawatan yaitu status kenyamanan psikospiritual dan
intervensi yang hendak diberikan kepada pasien adalah inspirasi harapan,
setelah intervensi ditentukan perawat mencoba untuk menemui Ny.Y kembali
dan melakukan tindakan sesuai kontrak waktu sebelumnya.

C. Analisa Data
Data Fokus Etiologi Problem
DS: Stress Keputusasaan
- Pasien mengatakan ia tidak bisa melukis lagi jangka
dan tidak bisa menghasilkan uang dari melukis. panjang
- Pasien juga selalu menyalahkan takdir dan
berkata “Tuhan yang tidak adil kepadanya dan
tidak menyayanginya”.
- Pasien mengatakan semenjak kecelakaan itu
sellalu menangis dan sulit tidur.
DO :
- Tidak mau untuk diajak berbicara
- Tidak mau makan
- Pandangan kosong serta kontak mata kurang
saat diajak berbicara

Diagnosa keperawatan : Keputusasaan berhubungan dengan stress jangka


panjang ditandai dengan perubahan pola tidur, penurunan selera makan, dan
isyarat verbal putus asa

D. Rencana Tindakan
No Diagnosa Tujuan Keperawatan Rencana Intervensi Keperawatan
Keperawatan (NOC) (NIC)
1 Keputusasaan Setelah dilakukan tindakan Inspirasi harapan (5310)
b.d. stress keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Bantu pasien dan keluarga untuk
jangka panjang diharapkan “Harapan” pasien mengidentifikasi area dari harapan
ditingkatkan dari level 1 (sangat dalam hidup
terganggu) ke level 5 (tidak 2. Informasikan pada pasien mengenai
terganggu) dengan kriteria hasil: apakah situasi yang terjadi sekarang
1. Mengungkapkan keyakinan bersifat sementara
2. Mengungkapkan semangat hidup 3. Demonstrasikan harapan dengan
menunjukkan bahwa sesuatu dalam
Setelah dilakukan tindakan diri pasien adalah sesuatu yang
keperawatan selama 3 x 24 jam berharga dan memandang bahwa
diharapkan “Status Kenyamanan penyakit pasien adalah hanya satu
Psikospiritual” pasien ditingkatkan segi dari individu
dari level 1 (sangat terganggu) ke 4. Kembangkan daftar mekanisme
level 5 (tidak terganggu) dengan koping pasien
kriteria hasil: 5. Ajarkan pengenalan realitas dengan
1. Kesejahteraan psikologis tidak mensurvey situasi situasi dan
terganggu membuat rencana ke depan
2. Keyakinan tidak terganggu 6. Bantu pasien untuk menemukan dan
3. Harapan tidak terganggu merevisi tujuan berkaitan dengan
4. Konsep diri tidak terganggu obyek yang diharapkan
5. Ekspresi optimisme tidak 7. Bantu pasien mengembangkan
terganggu spiritualitas diri
6. Kepuasan spiritual tidak 8. Jangan memalsukan hal yang
terganggu sebenarnya
9. Fasilitasi kaitan antara kehilangan
personal pasien dengan gambaran
dirinya
10. Fasilitasi untuk bisa mengenang dan
menikmati prestasi pengalaman
masa lalu
11. Tekankan pada keberlanjutan
hubungan, seperti menyebutkan
nama seseorang yang disukai
12. Lakukan review mengenai
bagaimana mengenang sesuatu
dengan cara yang tepat
13. Kembangkan rencana perawatan
yang melibatkan tujuan bertingkat
dari yang ingin dicapai, dari tujuan
sederhana sampai pada tujuan yang
komplek
14. Dukung hubungan terapeutik dengan
orang yang penting bagi pasien
15. Ajarkan pasien tentang aspek positif
mengenai harapan
16. Berikan kesempatan bagi
pasien/keluarga untuk terlibat dalam
kelompok pendukung
17. Ciptakan lingkungan yang
memfasilitasi pasien melaksanakan
praktik agamanya dengan cara yang
tepat

E. Implementasi Keperawatan
Inspirasi Harapan
a. Fase Orientasi
1) Memberikan salam terapeutik
Perawat : Selamat sore mbak, perkenalkan saya perawat Ayu, saya
perawat di ruangan ini yang bertugas untuk merawat
mbak. Hari ini saya bertugas dari pukul 15.00 sore sampai
pukul 20.00 malam. Nama mbak siapa dan senangnya
dipanggil apa?
Pasien : Selamat pagi sus nama saya Heti, saya biasa dipanggil
Heti sus.
2) Melakukan validasi perasaan dan masalah pasien
Perawat : Baiklah mbak Heti, bagaimana perasaan mbak Heti dan
apa yang sedang mbak Heti pikirkan pada pagi hari ini?
Pasien : Saya merasa sudah tidak bisa melakukan apapun sus.
3) Kontrak
Perawat : Baiklah mbak bagaimana jika kita bercakap-cakap
tentang perasaan yang sedang mbak alami dimana mbak
merasa sudah tidak bisa melakukan apapun, kita akan
bercakap-cakap sekitar 15 menit tujuannya adalah agar
mbak menjadi lebih semangat dalam pengobatan penyakit
mbak dan mbak menjadi cepat pulih. Untuk tempatnya
bagaimana kalau disini saja mbak, apakah mbak bersedia ?
Pasien : Iya sus saya bersedia
b. Fase Kerja
Perawat : Apa yang menyebabkan mbak Heti merasa tidak bisa
melakukan apapun ?
Pasien : Suster tahu sendiri kalau tangan kanan saya sudah
diamputasi, sedangkan saya adalah seorang pelukis mana
ada seorang pelukis yang tidak punya tangan. Pasti
pelanggan saya sudah pindah ke tempat lain dan tidak mau
datang untuk saya lukis karena tangan saya sudah tidak
bisa untuk melukis sus. Saya juga adalah tulang punggung
keluarga dan harus membiayai sekolah adik-adik saya
membantu ayah saya yang sudah pensiun sus.
Perawat : Oh jadi mbak Heti merasa karena tangan mbak Heti
diamputasi jadi tidak bisa melakukan apapun. Kalau boleh
saya tahu apa yang sudah mbak Heti lakukan untuk
mengusahakan agar mbak Heti bisa menyesuaikan diri
dengan keadaan mbak Heti yang sekarang ?
Pasien : Tidak ada sus, rasanya saya tidak ingin melakukan
apapun saya hanya ingin diam saja sus. Saya malas makan
dan minum obat.
Perawat : Jadi mbak Heti jarang makan dan tidak mau
mengkonsumsi obat dari dokter lagi ?
Pasien : iya sus, saya lelah saya tidak mengerti kenapa semua ini
harus terjadi kepada saya, padahal saya tidak berbuat jahat
kepada orang lain saya juga selalu menyisihkan sebagian
dari penghasilan saya untuk bersedekah ke panti asuhan,
panti jompo, dan juga tuna wisma tapi kenapa tuhan masih
tidak adil dengan saya dan memberikan musibah seperti
ini
Perawat : Baik mbak saya memahami tentang apa yang mbak
rasakan saat ini, saya akan berusaha untuk mendampingi
dan membantu mbak dalam mengurangi beban masalah
yang sedang mbak alami saat ini. Tadi mbak mengatakan
bahwa mbak sudah tidak bisa melakukan apapun karena
tangan kanan mbak telah diamputasi, sekarang kita lihat
apakah benar apa yang mbak rasakan. Kita bersama-sama
mengetahui bahwa kondisi mbak saat ini memang bukan
hal yang hanya terjadi sementara, tapi akan berlangsung
sepanjang kehidupan mbak namun bukan berarti kondisi
ini akan membuat kehidupan dan karir mbak terhenti,
mbak mengatakan adalah seorang pelukis, yang
diutamakan adalah hasil lukisan mbak, walaupun kondisi
tangan mbak sekarang tidak bisa digunakan untuk melukis
seperti dulu namun mbak masih bisa memandu mengajari
orang lain untuk melukis sesuai dengan ide-ide kreatif
yang mbak miliki. Jadi, nanti mbak bisa menjadi pemandu
lukis dan lukisannya bisa dijual mbak. Nah, bisa kan mbak
? Jadi, benarkah pikiran mbak Heti yang tidak bisa
melakukan apapun? Artinya mbak Heti masih bisa
melanjutkan karir mbak sebagai seorang pelukis.

Pasien : Iya suster memang benar. Selam ini juga banyak yang
meminta saya untuk mengajari mereka mlukis sus.

Perawat : Menurut mbak Heti apa akibat dari pikran mbak Heti
yang selalu merasa tidak bisa melakukan apa-apa?

Pasien : Akibat yang saya rasakan saya jadi tambah lemas,


merasa lelah, dan lebih lama untuk pulih. Selain itu orang
tua saya juga sering menangis melihat kondisi saya yang
selalu murung dan enggan untuk berbicara dengan orang
lain dan tekanan darah tingginya menjadi tidak terkontrol.
Perawat : Baik mbak Heti jadi banyak dampak negatif yang timbul
akibat perasaan mbak Heti tersebut. Sebelumnya apakah
mbak Heti mempunyai pengalaman dimana mbak
Hetimerasa putus asa dalam menghadapi masalah, namun
pada akhirnya mbak Heti mampu keluar dari situasi
tersebut dan apa yang mbak Heti lakukan pada saat itu ?

Pasien : Pernah suster saat ayah saya pensiun, dan saya belum
bekerja sedangkan adik saya harus tetap bersekolah, saat
itu saya berusaha keras untuk latihan dan berdoa agar bisa
melukis dan menjualnya, dan saat iyu saya mendapatkan
orderan lukisan banyak sus dan saya gunakan untuk
membiayai sekolah adik saya.

Perawat : Itu merupakan pengalaman yang sangat menginspirasi ya


mbak Heti, lalu selama ini hal apa yang biasanya mbak
Heti lakukan apabila mbak Heti sedang menghadapi
sebuah masalah ?

Pasien : Saya selalu bercerita kepada mama saya dan berdoa


apabila sedang mengalami masalah dan setelah itu saya
akan merasa lebih tenang dan mampu berpikir jernih untuk
menemukan solusi dari permasalahan saya.

Perawat : Iya mbak hal tersebut bisa mbak lakukan sebagai cara
mbak untuk bertahan dan melepaskan diri dari tekanan
yang sedang mbak hadapi karena dengan berbagi
permasalahan dengan orang sekitar mbak mampu
meringankan beban dan juga mendapatkan banyak
dukungan dari lingkungan mbak, mbak juga bisa
mengenang semua prestasi-prestasi yang telah mbak capai
dalam karir mbak selama ini yang dapat memberikan
mbak motivasi.
Pasien : Iya sus saya selalu memperoleh uang dari hasil penjualan
lukisan saya sus. Saya juga sering memberikan santunan
di panti sus mereka senag sus kalau saya kasih sebagian
rejeki saya sus. Saya ikut bahagia sus.

Perawat : Sangat banyak sekali yang telah mbak capai selama ini,
mbak juga banyak melakukan kegiatan sosial untuk
membantu orang lain, dengan kondisi mbak saat ini
menurut mbak apakah akan sulit bagi mbak untuk kembali
berbagi kebahagian dengan orang lain ?

Pasien : Mungkin tidak sus. Saya masih bisa berbagi dengan


melatih orang melukis ya sus dan saya bisa menjualnya
dan berbagi hasil dengan orang yang saya ajarin melukis
ya sus?

Perawat : Iya mbak bagus sekali. Baiklah mbak setelah kita


berbincang tadi masih banyak hal yang dapat mbak
lakukan meskipun dalam kondisi seperti ini, mbak bisa
menjual lukisan yang mbak ajarkan kepada orang lain,
serta mbak mempunyai keluarga yang selalu siap untuk
mendukung segala kegiatan yang mbak lakukan.
Selanjutnya menurut mbak setelah ini tindakan apa yang
akan mbak lakukan ?

Pasien : Iya sus saya baru sadar bahwa banyak hal yang masih
bisa saya lakukan untuk diri saya dan juga untuk orang
lain disekitar saya dengan kemampuan yang saya miliki.
Saya ingin bercerita dengan mama saya nanti dan saya
juga ingin berdo’a dan meminta kepada Tuhan untuk
memberi penguatan pada diri saya.

Perawat : Baiklah mbak kalau begitu kami akan memfasilitasi


mbak untuk bisa berdo’a dan beribadah sesuai dengan
kepercayaan mbak. Baik mbak Heti, tadi kita sudah
diskusi ternyata masih ada hal yang bisa mbak Heti
lakukan walaupun sekarang tangan kanan mbak Heti
sudah diamputasi yaitu mbak Heti masih bisa melanjutkan
karir mbak Heti sebagai guru lukis dan menjual hasil
lukisannya. Apa harapan mbak Heti, apakah mbak Heti
masih ingin tetap berkarya agar bisa tetap menjadi tulang
punggung keluarga demi menyekolahkan adik-adik mbak
Heti ?

Pasien : Iya sus saya ingin tetap berkarya agar bisa tetap menjadi
tulang punggung keluarga demi menyekolahkan adik-adik
saya dan mendampingi keluarga saya.

Perawat : Nah itulah harapan mbak Heti, jika mbak Heti masih
ingin untuk tetap berkarya agar bisa tetap menjadi tulang
punggung keluarga dan mendampingi mereka maka mbak
Heti harus semangat, mbak Heti harus rajin makan, minum
obat.

Pasien : Iya suster

c. Fase Terminasi
1) Evaluasi perasaan
Perawat : Bagaimana perasaan mbak Heti setelah kita
berdiskusi tadi?

Pasien : Saya merasa sedikit lebih tenang sus, sekarang saya


merasa masih memiliki harapan untuk melanjutkan
kehidupan saya.

2) Evaluasi tindakan
Perawat : Apa yang masih dapat mbak lakukan dengan kondisi
sekarang ini dimana keluarga mbak masih sangat
membutuhkan mbak?
Pasien : Iya sus saya masih bisa bmenjadi guru lukis dan
menjual lukisannya dan keluarga saya memang sangat
membutuhkan saya terutama adik-adik saya.
3) Reinforcement
Perawat : Bagus sekali mbak Heti, mbak sudah bisa
menentukan apa yang masih bisa untuk mbak
lakukan.
4) Rencana tindak lanjut
Perawat : Baiklah mbak Heti, setelah ini mbak pikirkan apa
lagi yang bisa mbak lakukan mbak bisa tuliskan di
kertas apa saja yang mbak bisa lakukan untuk karir
dan juga keluarga mbak. Bagaimana jika besok kita
bertemu lagi disini untuk mendiskusikan aktivitas
yang dapat meningkatkan semangat mbak. Bagaimana
kalau diskusinya kita laksanakan pukul 08.00 pagi
setelah mbak sarapan ?

Pasien : Baiklah sus, terimakasih sus atas arahannya tadi jadi


saya sedikit lebih tenang sekarang.

Perawat : Iya mbak sama-sama, kalau begitu saya permisi dulu


selamat pagi mbak selamat beristirahat.

Anda mungkin juga menyukai