Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Nida Larasati (1701073)
2. Regina Allaya (1701078)
3. Sarah Amelia Azhar (1701081)
4. Shafira Dio Amanda ( 1701084)
5. Tryanita Aisyah (1701087)
6. Winda Tria Safitri (1701090)
7. Zulfithri Muatiara R (1701093)
Dosen Pengampu:
apt. Fina Aryani, M. Sc
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun makalah kritisi jurnal cost effectiveness
analysis yang merupakan tugas dari mata kuliah Farmakoekonomi. Dalam penulisan
makalah ini, penulis mengucapan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah
Farmakoekonomi yaitu Ibu apt. Fina Aryani, M. Sc yang telah membimbing dan memberikan
arahan dalam penyusunan makalah.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi penulis
dan para pembaca. Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan maupun
kesalahan dari makalah yang telah dibuat. Untuk penyempurnaan makalah ini, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit inflamasi kronis yang berdampak besar
pada pasien dan masyarakat. Rheumatoid arthritis ini memiliki persentse di antara 0,24% dan
0,33% populasi, dengan penyakit yang mewakili salah satu dari 50 penyakit penyebab
kecacatan teratas di Iran dan secara global. Distribusi rheumatoid arthritis bervariasi menurut
wilayah geografis, dengan prevalensi lebih tinggi ditemukan di utara daerah beriklim sedang
daripada di daerah beriklim tropis. Rheumatois arthritis ini memiliki prevalensi yang lebih
tinggi pada wanita dibandingkan pria.
Mengingat perjalanan penyakit kronis dan yang terkait risiko kematian, tidak
mengherankan bahwa rheumatoid arthritis memberikan beban ekonomi yang cukup besar
pada masyarakat. Tahun 2009, rheumatoid arthritis membebani ekonomi di Inggris
diperkirakan lebih dari £2,3 milyar. Dari biaya substansial ini, 78% diatribusikan ke biaya
langsung yaitu biaya perawatan medis dan sisanya untuk biaya tidak langsung seperti
hilangnya produktivitas dan berdampak pada kualitas hidup yang berhubungan dengan
kesehatan.
Disease-modifying antirheumatic drugs tradisional (tDMARD) seperti methotrexate,
hydroxychloroquine, dan sulfasalazine bisa jadi cukup efektif. Tetapi hingga 25% dari pasien
yang memulai tDMARD pada akhirnya membutuhkan perubahan dalam pengobatan. Selama
beberapa dekade, kelas baru obat biofarmasi telah ada dikembangkan untuk pengobatan
orang dewasa dengan rheumatoid arthritis sedang hingga berat setelah respon yang tidak
memadai terhadap tDMARDs.
Terapi imun dengan DMARDs biologis (bDMARDs) memungkinkan memberikan
manfaat, tetapi badan penelitian menunjukkan terapi dengan methotrexate, tDMARD, dalam
kombinasi dengan bDMARD, seperti etanercept, adalimumab, infliximab, rituximab, atau
tocilizumab, lebih efektif daripada monoterapi. Di antara perawatan biofarmasi baru untuk
rheumatoid arthritis, tocilizumab adalah obat terbaru yang tersedia, meskipun dengan harga
yang sangat rendah di pasar farmasi di Iran. Meskipun obat-obatan dapat sangat
meningkatkan kualitas hidup mereka hidup, harga eceran yang tinggi membuat mereka tidak
dapat terjangkau oleh masyarakat yang tidak dilindungi oleh pembayar pihak ketiga, seperti
perusahaan swasta asuransi atau pembayar pemerintah.
1
Perlu dikembangkan secara klinis pedoman penggunaan bDMARD yang tepat dan
efisien untuk memprioritaskan strategi pengobatan untuk penyakit ini. Di Iran, dapat
ditemukan satu evaluasi ekonomi sebelumnya tentang perawatan biologis untuk rheumatoid
arthritis refraktori. Dalam studi tersebut, rituximab tidak ditemukan sebagai strategi yang bisa
menghemat biaya dibandingkan dengan tDMARDs. Dalam penelitian ini dilakukan untuk
membandingkan infliximab plus metho trexate dengan tocilizumab plus methotrexate pada
pasien dengan rheumatoid arthritis dengan respons yang tidak memadai terhadap tDMARD.
2
BAB II
KRITISI JURNAL
Judul Jurnal :
Cost-Effectiveness Analysis of Tocilizumab in Comparison with Infliximab in
Iranian Rheumatoid Arthritis Patients with Inadequate Response to tDMARDs: A
Multistage Markov Model
1. TUJUAN
Untuk menganalisis efektivitas biaya dari dua strategi pengobatan umum di Iran,
membandingkan infliximab plus methotrexate dengan tocilizumab plus metotreksat pada
pasien dengan artritis rematoid dengan respon yang tidak memadai terhadap obat
antirematik modifikasi penyakit tradisional
5
substitusi generik (jika tersedia di pasar). Untuk tujuan ini, harga generik setara, 10%
dari skor utilitas (Kesesuaian), dan dua skenario untuk tarif diskon (tidak ada diskon
untuk QALY (Quality-Adjusted Life-Years) dan 5% untuk QALY dan biaya). Hasil
DSA satu arah menunjukkan bahwa hasil tidak berubah karena variasi 10% dalam skor
utilitas atau karena perubahan tingkat diskonto. Dengan harga generik untuk rituximab
dan methotrexate yang satu-satunya tersedia obat generik di Iran, ICER (Incremental
Cost-Effectiveness Ratio) menurun sebesar 20%. ICER dari analisis ini paling
bergantung pada harga tocilizumab, dengan penurunan harga 10% menghasilkan
penurunan 55% ICER, dari US $ 60.800 menjadi US $ 27.181, per QALY (Quality-
Adjusted Life-Years) yang diperoleh.
8
BAB III
KESIMPULAN