Anda di halaman 1dari 120

Prinsip kualifikasi ruangan dan mesin produksi,

validasi proses, pembersihan dan metode analisis


BANGUNAN DAN FASILITAS

• Lokasi
• Konstruksi
• Tata letak ruang
Rancang bangun dan konstruksi

• Terlindung dari pengaruh: Cuaca


• Banjir
• Rembesan air melalui tanah
• Masuk dan bersarangnya binatang kecil dan
serangga
Tata letak ruang

• Kesesuaian antar kegiatan yang ada


• Mengikuti urutan tahap produksi dan menurut kelas
kebersihan yang dipersyaratkan
• Luas memadai: cukup untuk alat dan operator
• Pencegahan ruang produksi untuk lalu lintas umum
• Pencegahan risiko kontaminasi silang: ruang terpisah,
mengendalikan cemaran udara sekitar, perlindungan
terhadap peralatan produksi, adanya ruang penyangga,
pencucian terpisah pakaian yang tercemar, pemeriksaan
kehadiran zat terapeutik dalam ruang, validasi prosedur
pembersihan
Tata letak ruang (lanjutan)

• Fasilitas pengendali udara untuk produksi obat sitotoksik


• Pengolahan produk bukan obat dipisah
• Ruang terpisah untuk membersihkan alat yang dapat
dipindah
• Kamar ganti/simpan pakaian: berhubungan langsung
dengan daerah pengolahan, tetapi terpisah
• Toilet tidak terbuka langsung ke daerah produksi
• Hewan ditempatka di ruang terpisah atau ruang terisolasi
dengan baik
• Daerah pengolahan produk steril terpisah
Lain-lain

• Daerah khusus untuk kegiatan tertentu (penerimaan


bahan, karantina barang masuk, dll.);
• Permukaan bagian dalam ruangan: licin, bebas
sambungan, bebas sudut;
• Saluran air limbah cukup besar, ada bak kontrol, ventilasi
baik;
• Lobang pemasukan/pengeluaran udara dan pipa-pipa
sedemikian rupa;
• Penerangan yang efektif, ventilasi dan fasilitas pengendali
udara
Lain-lain

• Pipa, fiting lampu, dll: tanpa ceruk;


• Pencegahan tulang atap, pipa dan saluran
udara dalam ruang produksi;
• Pipa-pipa yang terpasang tidak nempel di
dinding agar mudah dibersihkan
• Tenaga listrik memadai;
• Perawatan umum seluruh bangunan;
• Gudang cukup luas, terang dan tertata baik;
• Pintu ke daerah produksi selalu tetutup rapat
Persyaratan standar lingkungan produksi

• Jumlah maksimum cemaran partikel


• Jumlah maksimum cemaran mikroba
• Efisiensi saringan udara
• Pertukaran udara per jam
Jumlah maksimum cemaran partikel
PERALATAN

 Industri harus dilengkapi dengan peralatan


yang dibutuhkan
 Untuk Laboratorium Pengawasan Mutu
ada persyaratan minimal yang harus
dipenuhi
 Untuk produksi masih diijinkan melakukan
produksi di fasilitas industri lain
PERALATAN PRODUKSI

RANCANG BANGUN DAN KONSTRUKSI


- Bahan Inert : Baja tahan karat AISI
304 , Baja tahan karat AISI 316, Gelas, Lain-
lain (PTFE)
- Dapat dibersihkan dengan mudah
- Motor listrik kedap ledakan
PERALATAN PRODUKSI

PEMASANGAN DAN PENEMPATAN


- Dalam satu ruang hanya boleh diolah
satu produk
- Pipa diberi kran
- Pemberian nomor pada peralatan
- Bahan isolasi
PERALATAN (UMUM)

PEMELIHARAAN & KALIBRASI


- Contoh
Validasi dan Kualifikasi

12/26/2020 14
VALIDASI DI INDUSTRI FARMASI

Validasi dilakukan atas dasar pembuktian yang terdokumentasi


mencakup :
1. Konstruksi dan rancang bangun sarana
2. Peralatan, sarana penunjang dan layanan yang kritis
3. Kualifikasi dan Kalibrasi instrumen
4. Bahan baku dan bahan pengemas
5. Serah terima proses produksi dan atau peningkatan skala bets
6. Prosedur pengolahan induk dan pengemasan induk
7. Prosedur pembersihan
8. Personalia

Validasi mensyaratkan semua peralatan dan instrumen telah


dikualifikasi dan dikalibrasi
Pendekatan validasi
1. Validasi prospektif
Menyajikan bukti yang terdokumentasi bahwa suatu proses,
prosedur, sistem peralatan atau mekanisme yang dipakai
dalam produksi obat bekerja sesuai dengan yang dimaksud
berdasarkan suatu protokol validasi yang dirancang
sebelumnya
2. Validasi konkuren
Validasi dilakukan bersamaan dengan proses produksi,
melalui serangkaian uji pengawasan mutu yang intensif,
peninjauan kondisi dan persetujuan dari unit QA
3. Validasi retrospektif
Validasi proses pembuatan produk yang telah dibuat dan telah
dipasarkan melalui data pembuatan, pengujian dan
pengawasan bets.
4. Revalidasi
Validasi diulang karena adanya perubahan dalam proses,
lingkungan, komposisi baik disengaja maupun tidak
Dokumen awal yang harus disiapkan

1. Rencana induk validasi


Suatu dokumen yang menyajikan informasi
tentang program kerja validasi di industri.
Dokumen ini harus merinci jadual kerja validasi
yang harus dilakukan dan penanggung jawab
masing-masing program harus jelas dinyatakan
2. Protokol validasi
Suatu rencana tertulis program validasi akan
dilaksanakan secara terperinci tahap demi tahap
pelaksanaan termasuk parameter pengujian,
spesifikasi produk, peralatan dan kriteria
penerimaan
Tahap Aktivitas Ke te rang an
S e ja ra h R & D Pe ng e mba ng a n fo rmula S e ja ra h fo rmula si da n pro se dur pe mbua ta n,
da ta sta bilita s, fo rma t pe ng e ma sa n, va lida si
pe mbe rsiha n

Pe ng e mba ng a n pro se dur Pro se dur pe me riksa a n ba ha n a w a l, pro duk ja di,


pe me riksa a n va lida si pe mbe rsiha n da n sta bilita s

Pe rsya ra ta n se be lumVMP (RIV) Pe nde ka ta n, da fta r pro duk, a la t da n pe me rik -


Va lida si sa a n, ja dw a l, pe na ng g ung ja w a b

S pe sifika si da n kua lifika si Pe ra la ta n pro duksi


DQ,IQ, OQ, PQ Utilita s, fa silita s, siste m co mpute r
Pe ra la ta n la bo ra to rium

Va lida si Pro se dur Pe me riksa a nBa ha n a w a l, pro duk, sta bilita s, va lida si
pe mbe rsiha n

Pe la tiha n Pro ta p te rka it Ope ra si, pe me riksa a n, pe mbe rsiha n

Ba ha n ba ku da n pe ng e ma s S e le ksi, spe sifika si da n se rtifika si pe ma so k

Pe ng a mbila n co nto h Re nca na pe ng a mbila n co nto h

12/26/2020 18
Tahap Aktivitas Keterangan
Pelaksanaan Validasi Validasi Proses Protokol validasi
Uraian proses
Alur proses
Daftar variabel kritis
Metode sampling
Pemeriksaan mutu
Kriteria penerimaan
Prosedur Pengolahan dan Pengemasan

Validasi Penyimpanan Bulk Lama penyimpanan dan kondisi

Validasi Pembersihan Zat aktif, bahan pembersih / desinfektan

Validasi Pengemasan lihat validasi proses

Validasi Transportasi ke distributor

Deviasi Penyimpangan, perbaikan, kesimpulan

Kesimpulan dan laporan validasi


12/26/2020 19
Tahap Aktivitas Keterangan
Setelah Validasi Program Stabilitas Pemantauan stabilitas selama masa hidup

Pengendalian Perubahan Prosedur pengendalian perubahan yang berdampak


kepada mutu obat

Kualifikasi Ulang Penilaian berdasarkan kekritisan

Validasi Ulang Penilaian dari Annual Product Review, deviasi


dan keluhan

12/26/2020 20
• Kualifikasi
– Pembuktian secara tertulis
– berdasarkan data menunjukkan
• peralatan,
• fasilitas,
• sistem penunjang (utility)
• komputer
– bekerja sesuai spesifikasi
– secara konsisten dapat menghasilkan produk
dengan standar mutu yang telah ditetapkan.

12/26/2020 21
Kualifikasi meliputi
1. Design Qualification ( DQ )
2. Installation Qualification ( IQ )
3. Operational Qualification ( OQ )
4. Performance Qualification ( PQ )

12/26/2020 22
Kualifikasi sistem
Sebenarnya validasi diawali di
tempat penjual perangkat
keras yang dikenal sebagai validasi
struktur meliputi disain
instrumen sesuai dengan GLP
cGMP, ISO 9000. Tahap ini
disebut kualifikasi desain (DQ).
Kualifikasi sistem

Validasi dilanjutkan setelah


instrumen dibeli. Sebelum
digunakan instrumen divalidasi dulu
fungsinya sesuai spesifikasi
meliputi kualifikasi pamasangan
(IQ), kualifikasi operasional (OQ)
dan kualifikasi kinerja (PQ)
Kualifikasi sistem

Validasi dilanjutkan setelah


instrumen dibeli. Sebelum
digunakan instrumen divalidasi
dulu fungsinya sesuai spesifikasi
meliputi kualifikasi pamasangan
(IQ), kualifikasi operasional
(OQ) dan kualifikasi kinerja (PQ)
Kualifikasi sistem

Validasi struktur Kalibrasi,


sesuai GLP. GMP, Validasi fungsional pemeliharaan,
ISO 9000 kesesuaian

IQ OQ PQ
DQ MQ SOP

Penjual Pembeli dan pemakai Pemakai


PERFORMANCE
USER
REQUIREMENT QUALIFICATION

FUNCTIONAL OPERATIONAL
SPECIFICATION QUALIFICATION

TECHNICAL INSTALLATION
SPECIFICATION QUALIFICATION

Final Vendor Spec. SYSTEM


BUILD
DQ Approval
Factory
Acceptance Test
DESIGN (if applicable)
QUALIFICATIO
12/26/2020
N 27
Presisi
Akurasi Rentang
Linieritas Batas deteksi dan
kuantisasi
Spesifisitas Ketegaran

Calon metode analisis

Metode telahdivalidasi/verifikasi

Prosedur pengawasan mutu


Kategori metode analisis
Kategori I
Metode analisis untuk penetapan kadar komponen
utama dalam bahan baku obat atau bahan aktif
(termasuk pengawet) dalam produk farmasi
Kategori II
Metode analisis untuk penetapan cemaran dalam bahan
baku obat atau hasil degradasi dalam produk farmasi.
Metode ini terdiri dari penetapan kuantitatif dan uji
batas
Kategori III
Metode analisis untuk penetapan karakteristik sediaan
(disolusi, pelepasan obat, dll)
Kategori IV
Metode analisis untuk identifikasi
• Peralatan, fasilitas : IQ, OQ
• Utilitas, sistem : IQ, OQ + PQ

12/26/2020 30
Validasi Prosedur
Analisis
Teks dan Metodologi
Objektif
• Untuk mendiskusikan berbagai aspek validasi
metode analisis termasuk:
– Prinsip validasi metode analisis: objektif validasi
prosedur analisis adalah untuk menunjukkan
prosedur itu sesuai bagi tujuan pemakaiannya
– Metode farmakope
– Metode non-farmakope
– Pendekatan validasi metode analisis
– Karakteristik prosedur analisis
Validasi
Umum
• Spesifikasi bahan dan produk dengan metode
pengujian baku
• Industri agar menggunakan “spesifikasi dan
metode farmakope” atau “spesifikasi dan
metode non-farmakope” yang telah disetujui
otoritas pengawas nasional
• Gunakan bahan baku pembanding yang
terkarakterisasi dan terdokumentasi dengan
baik untuk studi validasi
Validasi
Metode farmakope/non-farmakope
• Metode farmakope:
– Tunjukkan bahwa metode tsb. berguna untuk pemakaian
rutin di laboratorium
– Untuk penetapan kadar atau cemaran dalam produk,
tunjukkan bahwa metode tsb. spesifik untuk bahan yang
dimaksud (tidak ada gangguan placebo)
– ASEAN: cukup akurasi dan presisi saja
• Metode non-farmakope:
– Harus tervalidasi dengan baik
Validasi
Metode validasi
• Protokol: mencakup prosedur dan kriteria
penerimaan
• Laporan: hasil yang terdokumentasi
• Perlu justifikasi bila digunakan metode non-
farmakope (jika metode farmakope tersedia).
Justifikasi mencakup data, mis. perbandingan dengan
metode farmakope atau lainnya
• Metode pengujian secara rinci mencakup:
– kondisi kromatografi, pereaksi dan lainnya
Jenis Prosedur Analisis yang
harus divalidasi
• Uji identifikasi
• Uji kuantitatif untuk kandungan cemaran
• Uji batas untuk pengendalian cemaran
• Penetapan kadar zat aktif untuk contoh bahan baku
atau produk jadi atau komponen tertentu dalam
produk jadi
• Pengujian lainnya: uji disolusi untuk produk jadi,
penetapan ukuran partikel untuk bahan baku,
validasi pembersihan dsb.
VALIDASI METODE ANALISIS
Proses validasi
Validasi adalah suatu proses yang dilakukan sekurang-kurangnya empat
tahapan berikut :

(4) Validasi metode


(1) Perangkat keras

VALIDASI
(3) Kesesuaian sistem
(2) Perangkat lunak

Proses diawali dengan menggunakan perangkat yang telah divalidasi dan sistem
yang diakualifikasi. Validasi metode dilakukan dengan menggunakan sistem
yang sudah dikualifikasi dan pengujian kesesuaian sistem. Masing-masing tahap
sangat menentukan bagi keberhasilan proses validasi
Uji identifikasi
• Uji identifikasi dimaksudkan untuk
memastikan identitas analit dalam sampel
• Hal itu pada umumnya dilakukan dengan
membandingkan sifat sampel (mis. spektrum,
kelakuan kromatografi, reaktivitas kimiawi,
dsb.) terhadap suatu bahan pembanding
(reference standard)
Uji cemaran
• Uji cemaran dapat berupa pengujian
kuantitatif atau uji batas cemaran dalam
sampel
• Masing-masing pengujian itu dimaksudkan
untuk mencerminkan sifat kemurnian sampel
• Diperlukan karakteristik validasi yang berbeda
untuk uji kuantitatif dari pada untuk uji batas
Penetapan kadar
• Prosedur penetapan kadar dimaksudkan untuk
menentukan jumlah analit yang ada dalam suatu
sampel
• Penetapan kadar merupakan pengukuran kuantitatif
komponen utama dalam bahan baku obat
• Untuk produk obat karakteristik validasi yang serupa
berlaku bila menetapkan kadar bahan aktif atau
komponen tertentu
• Karakteristik validasi yang sama berlaku bila terkait
dengan prosedur penetapan kadar lainnya (mis.
disolusi)
Karakteristik Validasi
• Akurasi
• Presisi
– Ripitabilitas
– Presisi antara
• Spesifitas
• Batas deteksi
• Batas kuantitasi
• Linieritas
• Rentang
Revalidasi
• Perubahan dalam sintesis bahan baku obat
• Perubahan dalam komposisi produk jadi
• Perubahan dalam prosedur analisis
• Transfer metode dari satu laboratorium ke
laboratorium lainnya
• Perubahan dalam bagian utama instrumen
Besarnya revalidasi tergantung dari jenis
perubahan
Jenis prosedur Identifikasi Uji Cemaran Penetapan kadar
analisis -Disolusi

(pengukuran saja)
-Kadar/potensi

Karakteristik Kuant. Uji


batas
Akurasi - + - +
Presisi
-Ripitabilitas - + - +
-Presisi antara - +(1) - +(1)
Spesifitas (2) + + + +
Batas deteksi - -(3) + -
Batas kuantitasi - + - -
Linieritas - + - +
Rentang - + - +
- menunjukkan bahwa karakteristik ini secara
normal tidak dilakukan
+ menunjukkan bahwa karakteristik ini secara
normal dilakukan
(1) dalam hal di mana dilakukan pengujian
terhadap reprodusibilitas, presisi antara tidak
diperlukan
(2) bila satu prosedur kurang spesifik, hal ini
dapat dikompensasi oleh prosedur analisis lain
yang menunjang
(3) dalam beberapa hal mungkin diperlukan
Spesifisitas (1)
• Spesifisitas adalah kemampuan menentukan
analit tanpa keragu-raguan dalam lingkungan
komponen yang mungkin ada. Biasanya
komponen tsb. berupa cemaran, hasil urai,
matriks dsb.
• Tidak adanya spesifisitas dalam suatu
prosedur analisis dapat dikompensasi oleh
prosedur analisis lain yang menunjang.
Spesifisitas (2)
• Penelitian spesifisitas hendaknya dilakukan selama
validasi uji identifikasi, penentuan cemaran dan
penetapan kadar. Prosedur yang digunakan untuk
menunjukkan spesifitas tergantung tujuan prosedur
analisis tersebut.
• Tidak selalu mungkin untuk menunjukkan, bahwa
suatu prosedur analisis spesifik untuk analit tertentu.
Dalam hal ini kombinasi dua atau lebih prosedur
analisis direkomendasikan untuk mencapai tingkat
diskriminasi yang diperlukan.
Identifikasi
• Uji identifikasi yang sesuai harus dapat
mendiskriminaskan senyawa yang strukturnya
berdekatan yang mungkin ada
• Diskriminasi itu dapat dipastikan oleh hasil positif
sampel yang mengandung analit tersebut (mungkin
dengan membandingkan dengan suatu pembanding)
disertai hasil negatif sampel yang tidak mengandung
analit itu
• Di samping itu uji identifikasi dapat dilakukan
terhadap bahan yang strukturnya serupa atau
berdekatan untuk memastikan bahwa tidak diperoleh
hasil positif
• Bahan yang dipilih hendaknya berdasarkan
pertimbangan ilmiah dan zat-zat pengganggu yang
mungkin dijumpai
Kadar dan Uji Cemaran
• Untuk prosedur kromatografi, kromatogram yang
representatif harus menunjukkan spesifitas dan tiap
komponen harus diberi label yang sesuai. Hal yang sama
hendaknya diberlakukan bagi cara pemisahan lainnya.
• Pemisahan kritis pada kromatografi harus diteliti. Untuk
pemisahan yang kritis, spesifitas harus ditunjukkan dengan
resolusi 2 komponen yang elusinya paling berdekatan.
• Dalam hal digunakan cara penetapan kadar yang non-spesifik,
harus dipakai prosedur analitis lainnya yang menunjang untuk
menunjukkan spesifitas secara keseluruhan. Misalnya bila
digunakan titrasi untuk penetapan kadar bahan baku obat,
dapat digunakan kombinasi cara penetapan kadar dan uji
cemaran yang sesuai.
• Pendekatan serupa digunakan untuk penetapan kadar dan uji
cemaran.
Cemaran tersedia
• Untuk penetapan kadar, harus ditunjukkan
diskriminasi analit dalam lingkungan cemaran
dan/atau eksipien; praktisnya hal ini dilakukan
dengan menambahkan zat murni (bahan baku atau
produk obat) dengan jumlah tertentu cemaran dan
ditunjukkan bahwa hasil penetapan kadarnya tidak
dipengaruhi oleh zat-zat tersebut.
• Untuk uji cemaran, diskriminasi dilakukan dengan
cara menambahkan bahan baku atau produk obat
dengan jumlah tertentu cemaran dan ditunjukkan
pemisahan masing-masing cemaran dan/atau dari
komponen lainnya dalam sampel matriks.
Cemaran tak tersedia
• Jika cemaran atau hasil urai tak tersedia spesifitas
dapat ditunjukkan dengan membandingkan hasil uji
sampel yang mengandung cemaran atau hasil urai
dengan suatu metode baku mis. metode farmakope
atau prosedur analitik lainnya yang tervalidasi
(prosedur independen). Hal ini harus mencakup
sampel yang disimpan pada kondisi stres: cahaya,
panas, kelembaban, hidrolisis asam/basa dan
oksidasi.
– Untuk penetapan kadar, kedua hasil harus dibandingkan
– Untuk uji cemaran harus dibandingkan profil cemarannya
• Uji kemurnian puncak berguna untuk menunjukkan,
bahwa puncak kromatografi analit tidak ditimbulkan
oleh lebih dari satu komponen (mis. “diode array”,
spektrometri massa).
Akurasi
Akurasi adalah derajat kesesuaian
hasil uji dengan nilai benar atau
kedekatan hasil yang diperoleh
prosedur itu dengan nilai benar.
Biasanya ditetapkan dengan sampel
bahan yang akan diuji yang
dipersiapkan dengan akurasi
kuantitatif.
Akurasi hendaknya ditetapkan
mencakup seluruh rentang prosedur
analisis.
Dapat diterima apabila Accurate but
menggunakan
imprecise
“spiking” sejumlah bahan
pembanding yang diketahui.
Kadar: bahan baku
• Ada beberapa cara penentuan akurasi:
– Aplikasi suatu prosedur analisis terhadap bahan
baku yang diketahui kemurniannya (mis. bahan
pembanding)
– Perbandingan hasil prosedur analisis yang
diusulkan dengan prosedur yang telah
dikarakterisasi dengan baik, yang akurasinya telah
dinyatakan atau ditetapkan
– Akurasi dapat disimpulkan, apabila presisi,
linieritas dan spesifitas telah ditetapkan
Kadar: produk obat
• Ada beberapa cara penentuan akurasi:
– Aplikasi prosedur analisis terhadap suatu campuran
sintetis komponen produk obat yang kepadanya telah
ditambahkan jumlah kuantitatif bahan baku yang akan
dianalisis
– Dalam hal di mana tidak mungkin untuk memperoleh
semua komponen produk obat, dapat diterima bila analit
yang diketahui jumlahnya ditambahkan kepada produk
obat atau dibandingkan hasilnya dengan prosedur kedua
yang telah dikarakterisasi dengan baik, yang akurasinya
telah dinyatakan atau ditetapkan
– Akurasi dapat disimpulkan, apabila presisi, linieritas dan
spesifitas telah ditetapkan
Cemaran (kuantitatif)
• Akurasi harus ditetapkan dengan menambahkan
cemaran yang jumlahnya diketahui kepada sampel
(bahan baku atau produk obat)
• Dalam hal tidak mungkin untuk memperoleh
cemaran dan/atau hasil urai tertentu, dianggap dapat
diterima bila hasilnya dibandingkan dengan hasil
suatu prosedur yang independen. Dapat digunakan
faktor respons bahan baku.
• Dalam hal ini harus jelas bagaimana menentukan
cemaran individual atau total, mis. persen
berat/berat atau persen area terhadap analit utama
Data yang direkomendasi
• Akurasi harus ditetapkan menggunakan
minimal 9 penentuan dengan minimal 3
konsentrasi mencakup rentang yang
ditetapkan (mis. 3 konsentrasi/3 replika
masing-masing dari seluruh prosedur analisis)
• Akurasi harus dilaporkan sebagai persen
rekoveri kadar analit yang ditambahkan pada
sampel atau perbedaan antara harga rata-rata
dan nilai benar yang diterima dengan interval
konfidensinya
Presisi
Presisi merupakan
kedekatan hasil individual.
Prosedur lengkap harus
dilakukan berulang-ulang
terhadap sampel identik
terpisah dari bets yang
homogen. Harus dianggap
sebagai sebaran terhadap
harga
Inaccurate but
rata-rata dan dinyatakan
sebagai deviasi baku relatif.
precise
Presisi
• Presisi dapat diperhitungkan pada 3 tingkatan:
– ripitabilitas
– presisi antara
– reprodusibilitas
• Presisi hendaknya diteliti menggunakan sampel
otentik yang homogen. Walaupun demikian, bila
tidak mungkin memperoleh sampel yang homogen
dapat digunakan sampel yang dibuat ataupun larutan
sampel.
• Presisi suatu prosedur analisis biasanya dinyatakan
sebagai variansi, deviasi baku atau koefisien variasi
suatu rangkaian pengukuran
Ripitabilitas (1)
• Ripitabilitas menyatakan presisi pada kondisi
operasi yang sama untuk waktu yang pendek
• Ripitabilitas juga dinamakan presisi intra-assay
Ripitabilitas (2)
• Ripitabilitas harus ditetapkan menggunakan:
– a) minimal 9 penentuan mencakup seluruh
rentang prosedur (mis. masing-masing 3
konsentrasi / 3 replika)
atau
– b) minimal 6 konsentrasi pada 100 % kadar uji
Presisi antara (1)
• Presisi antara menyatakan perbedaan antar
laboratorium: hari yang berbeda, analis yang
berbeda, peralatan yang berbeda dsb.
Presisi antara (2)
• Sejauh mana presisi antara harus ditetapkan
tergantung prosedur tersebut akan digunakan
untuk tujuan apa
• Pemohon harus menetapkan hal-hal yang acak
terhadap prosedur analisis
• Variasi yang biasanya harus diteliti mencakup
hari, analis, peralatan dsb. Tidak perlu tiap
efek itu diteliti. Dianjurkan penggunaan suatu
desain percobaan (matriks).
Reprodusibilitas
• Reprodusibilitas menyatakan presisi antar
laboratorium (studi kolaboratif, biasanya
untuk standardisasi metodologi)
• Reprodusibilitas harus menjadi pertimbangan
standardisasi suatu prosedur analisis, mis. bila
prosedur itu mau dimasukkan farmakope
• Data itu bukan merupakan bagian dossier
otorisasi pemasaran
Data yang direkomendasi
• Deviasi baku, deviasi baku relatif (koefisien
variasi) dan interval konfidensi harus
dilaporkan untuk setiap presisi yang diteliti
Validasi

Akurasi dan Presisi


dipenuhi
Batas Deteksi
• Batas deteksi suatu prosedur analisis
merupakan kadar analit terkecil yang dapat
dideteksi tapi belum tentu dapat ditetapkan
secara kuantitatif sebagai nilai yang pasti
• Ada beberapa pendekatan yang
memungkinkan, tergantung apakah prosedur
itu instrumental atau non-instrumental
• Pendekatan lainnya juga mungkin dapat
diterima
Berdasarkan evaluasi visual
• Evaluasi visual dapat digunakan untuk metode
non-instrumental maupun instrumental
• Batas deteksi ditentukan dengan melakukan
analisis terhadap sampel yang mengandung
analit yang jumlahnya diketahui dan
menetapkan jumlah terkecil analit yang dapat
dideteksi secara handal
Berdasarkan perbandingan
sinyal terhadap “noise”
• Pendekatan ini hanya mungkin untuk prosedur
analisis yang memberikan “noise” dasar
• Penentuan perbandingan sinyal terhadap “noise”
dilakukan dengan memperbandingkan sinyal sampel
dengan konsentrasi rendah analit terhadap sinyal
sampel blangko dan menetapkan kadar minimum
analit yang dapat dideteksi secara handal
• Perbandingan sinyal terhadap “noise” sebesar 3 atau
2:1 dianggap cukup untuk memperkirakan batas
deteksi
Berdasarkan deviasi baku respons
dan kecondongan
• Batas deteksi dapat dinyatakan sebagai:

– dimana σ = deviasi baku respons


– S= kecondongan kurva kalibrasi
• Kecondongan S dapat diperkirakan dari kurva
kalibrasi analit
• Perkiraan σ dapat dilakukan dengan berbagai cara,
misalnya:
Berdasarkan deviasi baku
sampel blangko
• Pengukuran besarnya repons analisis latar
belakang dilakukan dengan melakukan analisis
terhadap sejumlah sampel blangko dan
menghitung deviasi baku responsnya
Berdasarkan kurva kalibrasi
• Harus dibuat studi suatu kurva kalibrasi
tertentu menggunakan sampel yang
mengandung analit dalam kisaran batas
deteksi
• Deviasi baku residu garis regresi atau deviasi
baku perpotongan sumbu-Y garis regresi dapat
digunakan sebagai deviasi bakunya
Data yang direkomendasi
• Batas deteksi dan metode yang digunakan untuk
menentukan batas deteksi tersebut harus disebutkan
• Jika batas deteksi ditentukan berdasarkan evaluasi
visual atau perbandingan sinyal terhadap “noise”,
maka presentasi kromatogram dianggap cukup
memadai
• Dalam hal dimana perkiraan nilai batas deteksi
diperoleh dengan perhitungan atau ekstrapolasi, nilai
perkiraan ini dapat divalidasi dengan melakukan
analisis secara independen sejumlah sampel yang
diketahui atau dibuat pada batas deteksi
Batas Kuantitasi
• Batas kuantitasi suatu prosedur analisis adalah
jumlah analit paling kecil dalam suatu sampel yang
dapat ditentukan secara kuantitatif dengan presisi
dan akurasi yang sesuai
• Batas kuantitasi adalah parameter penetapan kadar
untuk kadar senyawa yang rendah dalam matriks
sampel, dan digunakan terutama untuk penentuan
cemaran dan/atau hasil urai
• Ada beberapa pendekatan yang mungkin untuk
menentukan batas kuantitasi, tergantung apakah
prosedur itu non-instrumental atau instrumental
Berdasarkan evaluasi visual
• Evaluasi visual dapat digunakan untuk metode
non-instrumental maupun instrumental
• Batas kuantitasi umumnya ditentukan dengan
menganalisis sampel dengan konsentrasi
analit yang jumlahnya diketahui dan
menetapkan jumlah terkecil analit yang dapat
dikuantitasi dengan akurasi dan presisi yang
dapat diterima
Berdasarkan perbandingan
sinyal terhadap “noise”
• Pendekatan ini hanya mungkin untuk prosedur
analisis yang memberikan “noise” dasar
• Penentuan perbandingan sinyal terhadap “noise”
dilakukan dengan mengukur sinyal sampel dengan
konsentrasi analit yang rendah dan membandingkan-
nya dengan sinyal sampel blangko serta menetapkan
kadar minimum analit yang dapat dikuantitasi secara
handal
• Perbandingan sinyal terhadap “noise” yang tipikal
adalah 10 : 1
Berdasarkan deviasi baku respons dan
kecondongan
• Batas kuantitasi dapat dinyatakan sebagai:

– dimana σ = deviasi baku respons


– S= kecondongan kurva kalibrasi
• Kecondongan S dapat diperkirakan dari kurva
kalibrasi analit
• Perkiraan σ dapat dilakukan dengan berbagai cara,
misalnya:
Berdasarkan deviasi baku
sampel blangko
• Pengukuran besarnya repons analisis latar
belakang dilakukan dengan melakukan analisis
terhadap sejumlah sampel blangko dan
menghitung deviasi baku responsnya
Berdasarkan kurva kalibrasi
• Harus dibuat studi suatu kurva kalibrasi
tertentu menggunakan sampel yang
mengandung analit dalam kisaran batas
kuantitasi
• Deviasi baku residu garis regresi atau deviasi
baku perpotongan sumbu-Y garis regresi dapat
digunakan sebagai deviasi bakunya
Data yang direkomendasi
• Batas kuantitasi dan metode yang digunakan
untuk menentukan batas kuantitasi tersebut
harus disebutkan
• Batas ini selanjutnya divalidasi dengan
melakukan analisis sejumlah sampel yang
diketahui atau dibuat pada batas kuantitasi
Validasi
LOQ, LOD and SNR
• Batas Kuantitasi
• Batas Deteksi Peak B
• Perbandingan sinyal terhadap LOQ

“noise” Peak A
LOD

Baseline noise
Linieritas (1)
• Linieritas suatu prosedur analisis adalah
kemampuannya (dalam rentang tertentu)
untuk memberikan hasil uji yang berbanding
lurus dengan konsentrasi (jumlah) analit
dalam sampel
Linieritas (2)
• Hubungan linier harus dievaluasi sepanjang rentang. Dapat
dibuktikan secara langsung pada bahan baku (dengan
mengencerkan larutan standar bahan baku) dan/atau
penimbangan terpisah campuran buatan komponen produk
obat menggunakan prosedur yang diusulkan.
• Linieritas harus dievaluasi secara visual grafik dari sinyal
sebagai fungsi konsentrasi analit atau kandungannya. Jika ada
hubungan linier, hasil uji harus dievaluasi menggunakan
metode statistik yang sesuai, misalnya dengan menghitung
garis regresi memakai metode jumlah kuadrat terkecil.
• Koefisien korelasi, perpotongan sumbu-Y, kecondongan garis
regresi, dan residu jumlah kuadrat harus diserahkan.
Termasuk dalam hal ini grafik data.
• Untuk menetapkan linieritas, direkomendasikan minimal 5
konsentrasi.
LINIERITAS (3)
Tabel nilai (x,y)
x y
0.040 Linearity
# Bahan baku Diperhitungkan
mg/ml mg/ml
0.035 of an analyte in a material
Calculated analyte in mg/mL

0.030 1 0.0100 0.0101


0.025
2 0.0150 0.0145
3 0.0200 0.0210
0.020
4 0.0250 0.0260
0.015 Reference material mg/ml 5 0.0300 0.0294
0.010 6 0.0400 0.0410
0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04
Rentang (1)
• Rentang suatu prosedur analisis adalah
interval antara konsentrasi atas dan bawah
analit dalam sampel (termasuk konsentrasi ini)
di mana prosedur analisis itu telah
ditunjukkan mempunyai presisi, akurasi dan
linieritas yang sesuai
Rentang (2)
• Hendaknya dipertimbangkan rentang yang spesifik
minimal sbb.:
– Untuk penetapan kadar bahan baku atau produk jadi
secara normal dari 80 sampai 120 persen konsentrasi yang
diuji
– Untuk keseragaman kandungan mencakup minimal 70
sampai 130 persen konsentrasi uji, kecuali jika rentang
yang lebih lebar dan lebih sesuai dapat dijustifikasi
berdasar atas sifat bentuk sediaan (mis. pada “inhaler”
dosis terukur)
– Untuk uji disolusi: +/- 20 % rentang yang disebutkan
mis. jika spesifikasi suatu produk yang lepasnya terkendali
mencakup daerah dari 20% setelah 1 jam, sampai 90%
setelah 24 jam, rentang validasinya 0-110% dari klaim label
Rentang (3)
• Untuk penentuan cemaran: dari kadar cemaran yang
harus dilaporkan hingga 120% dari spesifikasi
• Untuk cemaran yang luar biasa poten atau
menimbulkan efek farmakologis tak terduga, batas
deteksi/kuantitasi harus memadai untuk
pengontrolan tingkat cemaran tsb.
Catatan: untuk validasi uji cemaran selama
pengembangan, mungkin perlu untuk rentang batas
yang mungkin disarankan.
Jika penetapan kadar dan cemaran dilakukan sebagai
satu pengujian dan digunakan hanya satu baku 100%,
linieritas hendaknya mencakup kadar cemaran yang
dilaporkan hingga 120% spesifikasi kadar.
Ketegaran (1)
• Ketegaran suatu prosedur analisis merupakan
ukuran kapasitasnya untuk tetap tidak
dipengaruhi oleh variasi kecil yang disengaja
dalam parameter metode dan menjadi
indikasi kehandalannya selama penggunaan
normal
• Hasil sampel terpisah dipengaruhi oleh
perubahan kondisi operasional atau
lingkungan
Ketegaran (2)
• Evaluasi ketegaran harus dipertimbangkan selama
tahap pengembangan dan tergantung jenis prosedur
yang diteliti. Harus menunjukkan kehandalan analisis
terhadap variasi parameter metode yang disengaja
• Jika pengukuran itu peka terhadap variasi kondisi
analisis, kondisi itu harus terkendali atau diberikan
suatu peringatan dalam prosedur itu. Suatu
konsekwensi evaluasi ketegaran adalah penetapan
sederet parameter kesesuaian sistem (mis. uji
resolusi) untuk memastikan validitas prosedur
analisis itu dipertahankan selama penggunaan.
Ketegaran (3)
• Faktor yang dapat berpengaruh terhadap ketegaran
bila melakukan analisis kromatografi mencakup:
– Stabilitas sampel dan larutan uji dan baku
– Pereaksi (mis. pemasok yang berbeda)
– Kolom yang berbeda (mis. lot dan/atau pemasok yang
berbeda)
– Waktu ekstraksi yang berbeda
– Variasi pH fase gerak
– Variasi komposisi fase gerak
– Suhu
– Laju aliran
Uji Kesesuaian Sistem
• Uji kesesuaian sistem merupakan bagian yang
integral banyak prosedur analisis
• Pengujian itu berdasarkan konsep bahwa peralatan,
elektronika, operasi analisis dan sampel yang akan
dianalisis merupakan satu sistem integral yang dapat
dievaluasi seperti itu
• Parameter uji kesesuaian sistem yang akan
ditetapkan untuk suatu prosedur tertentu tergantung
jenis prosedur yang sedang divalidasi
• Lihat farmakope untuk keterangan lebih lanjut
Kalibrasi
• Setiap instrumen ukur harus dianggap tidak
cukup baik sampai terbukti melalui kalibrasi
dan atau pengujian bahwa instrumen ukur
tersebut memang baik

12/26/2020 90
• Definisi Kalibrasi
Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of
International Metrology (VIM) adalah serangkaian
kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang
ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran,
atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai
yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang
diukur dalam kondisi tertentu.

Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran


konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur
dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang
mampu telusur (traceable) ke standar
nasional maupun internasional untuk satuan ukuran
dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan
tersertifikasi
12/26/2020 91
Tujuan Kalibrasi
• Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil
pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke
standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer
nasional dan / internasional), melalui rangkaian
perbandingan yang tak terputus.
• Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran
nilai konvensional penunjukan suatu instrument
ukur.
• Menjamin hasil-hsil pengukuran sesuai dengan
standar Nasional maupun Internasional

12/26/2020 92
Manfaat Kalibrasi

• Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur


agar tetap sesuai dengan spesefikasinya
• Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan
di berbagai industri pada peralatan laboratorium
dan produksi yang dimiliki.
• Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan)
antara harga benar dengan harga yang
ditunjukkan oleh alat ukur

12/26/2020 93
Prinsip Dasar Kalibrasi
• Obyek Ukur (Unit Under Test)
• Standar Ukur (Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode
standar (Mengacu ke standar kalibrasi internasional atau
prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg
sudah teruji (diverifikasi)
• Operator / Teknisi ( Dipersyaratkan operator/teknisi yg
mempunyai kemampuan teknis kalibrasi (bersertifikat)
• Lingkungan yg dikondisikan (Suhu dan kelembaban
selalu dikontrol, Gangguan faktor lingkungan luar selalu
diminimalkan & sumber ketidakpastian pengukuran)

12/26/2020 94
Hasil Kalibrasi antara lain:
• Nilai Obyek Ukur
• Nilai Koreksi/Penyimpangan
• Nilai Ketidakpastian Pengukuran(Besarnya kesalahan
yang mungkin terjadi dalam pengukuran, dievaluasi
setelah ada hasil pekerjaan yang diukur & analisis
ketidakpastian yang benar dengan memperhitungkan
semua sumber ketidakpastian yang ada di dalam
metode perbandingan yang digunakan serta besarnya
kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengukuran)
• Sifat metrologi lain seperti faktor kalibrasi, kurva
kalibrasi

12/26/2020 95
Persyaratan Kalibrasi
• Standar acuan yang mampu telusur ke standar Nasional /
Internasional
• Metoda kalibrasi yang diakui secara Nasional / Internasional
• Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan
sertifikasi dari laboratorium yang terakreditasi
• Ruangan / tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti suhu,
kelembaban, tekanan udara, aliran udara, dan kedap getaran
• Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik / tidak
rusak
Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di
dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat
pengukuran. ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif

12/26/2020 96
Kalibrasi diperlukan untuk:
• Perangkat baru
• Suatu perangkat setiap waktu tertentu
• Suatu perangkat setiap waktu penggunaan
tertentu (jam operasi)
• Ketika suatu perangkat mengalami
tumbukan atau getaran yang berpotensi
mengubah kalibrasi
• Ketika hasil pengamatan dipertanyakan

12/26/2020 97
Teknik Sampling

• Teknik sampling adalah bagian dari


metodologi statistika yang berhubungan
dengan pengambilan sebagian dari populasi.
Jika sampling dilakukan dengan metode yang
tepat, analisis statistik dari suatu sampel dapat
digunakan untuk menggeneralisasikan
keseluruhan populasi. Metode sampling
banyak menggunakan teori
probabilitas dan teori statistika
12/26/2020 98
Tahapan Sampling
• Mendefinisikan populasi hendak diamati
• Menentukan kerangka sampel, yakni kumpulan
semua item atau peristiwa yang mungkin
• Menentukan metode sampling yang tepat
• Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
• Melakukan pengecekan ulang proses sampling

12/26/2020 99
Berdasarkan prinsip ini dikenal 2 cara
pengambilan sampel dalam analisis

1. Pengambilan sampel random (cuplikan


random, cuplikan acak)
2. Pengambilan sampel representatif

12/26/2020 100
Pengambilan sampel random
• Cara pengambilan sampel ini dilakukan terhadap bahan yang
serba sama (homogen) atau dianggap serba sama. Misalnya
larutan sejati, batch tablet, ampul dan sebagainya.
• Serbuk sampel yang diterima analis untuk dianalisis harus
dianggap bukan sampel yang homogen. Untuk dapat disampel
secara random, harus terlebih dahulu digerus secara
homogen. Begitu pula larutan/suspensi harus digojog sampai
homogen, baru dilakukan pengambilan sampel secara
random.

12/26/2020 101
Pengambilan sampel representatif
• Sampel yang dikirim ke laboratorium analisis untuk dilakukan
pngujian harus representatif untuk menghindari resiko adanya
hasil analisis yang keluar dari spesifikasi yang ditentukan.
• Cara ini dilakukan jika bahan yang akan dianalisis tidak
homogen. Dalam hal ini, sampel harus diambil dari bagian-
bagian yang berbeda-beda dari setiap wadah (bagian atas,
tengah, bawah, samping, dan sebagainya). Masing-masing
sampel harus dicampur homogen kemudian sampel diambil
secara random untuk dianalisis

12/26/2020 102
TEKNIK-TEKNIK SAMPLING
1. Simple Random Sampling (SRS)
Dilakukan jika populasinya homogen
A. Populasi Terbatas (Finite Population)
 SRS untuk populasi terbatas berukuran N adalah
sampel yang dipilih sedemikian sehingga masing-
masing kemungkinan sampel berukuran n memiliki
peluang yang sama untuk terpilih.
 Ada 2 (dua) tipe, yaitu:
 Dengan Pengembalian (with replacement - WR)

 Tanpa Pengembalian (without replacement -

WOR)
TEKNIK-TEKNIK SAMPLING
1. Simple Random Sampling (SRS)
Dilakukan jika populasinya homogen
B. Populasi Tak Terbatas (Infinite Population)
 SRS dari populasi tak terbatas merupakan sampel
yang dipilih sedemikian sehingga kondisi berikut
terpenuhi:
 Masing-masing elemen dipilih dari populasi yang

sama
 Setiap elemen dipilih secara bebas (independent)
TEKNIK-TEKNIK SAMPLING

2. Cluster Random Sampling


Dilakukan jika populasinya besar/luas, dengan prinsip unit-
unit observasi dalam satu cluster heterogen dan antar
cluster homogen
(misal: dalam satu wilayah harus ada petani, karyawan
swata/buruh, PNS, TNI  homogen menurut jenis
pekerjaan)
TEKNIK-TEKNIK SAMPLING
2. Cluster Random Sampling
Populasi Cluster
Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 … Cluster k

Pemilihan Cluster

Cluster terpilih

Cluster 1 Cluster 3 Cluster c


TEKNIK-TEKNIK SAMPLING
3. Stratified Random Sampling
– Suatu teknik penarikan sampel dimana unit-unit
populasi dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok
yang homogen
– Dilakukan jika populasinya tidak homogen dan populasi
dapat dibagi dalam beberapa lapisan/strata
Misal: Kelompok Kelas Ekonomi
I. Atas, pendapatan > 10 jt rupiah
II. Menengah, pendapatan 1 - 10 jt rupiah
III. Bawah, pendapatan < 1 jt rupiah
TEKNIK-TEKNIK SAMPLING
3. Stratified Random Sampling (Lanjutan)
– Prinsip Pembentukan Strata:
a. Pembentukan strata dalam populasi tidak boleh
terjadi overlapping
b. Setiap strata dalam populasi harus homogen

Populasi

CCBABAC
AABCCBACCB A B C
ABBCACBBCBA disekat menjadi Strata I Strata II Strata III
CABCAACCBB
BCBBACB
TEKNIK-TEKNIK SAMPLING
4. Multistage Sampling (Penarikan Sampel Bertahap)
Dilakukan jika cakupan penelitiannya (populasi) sangat besar
Misal: pemilihan kelurahan/desa di suatu propinsi,
Tahap I pemilihan kabupaten/kota,
Tahap II pemilihan kecamatan,
Tahap III pemilihan kelurahan/desa
TEKNIK-TEKNIK SAMPLING
5. Systematic Sampling
a. Linear Systematic Sampling
Prosedur:
1). Urutkan elemen populasi pada sampling frame
2). Hitung interval (I) = N/n (N = banyaknya anggota populasi,
n = banyaknya sampel)
3). Pilih random start (dari Tabel Angka Random) dengan nilai
1 s.d I (misalkan i)
4). Sampelnya adalah elemen ke-(i + kI), (k = 0, 1, …, (n-1))
Sampel 1 adalah no. urut ke-i
2 adalah no. urut ke-(i + I)
3 adalah no. urut ke-(i + 2I)

Sampel n adalah no. urut ke-(i + (n-1)I)
TEKNIK-TEKNIK SAMPLING
5. Systematic Sampling
b. Circular Systematic Sampling
Prosedur:
1). Urutkan elemen populasi pada sampling frame
2). Hitung interval (I) = N/n (N = banyaknya anggota populasi,
n = banyaknya sampel)
3). Pilih random start (dari Tabel Angka Random) dengan nilai
1 s.d I (misalkan j)
4). Sampelnya adalah elemen ke-(j + kI), (k = 0, 1, …, (n-1))
5). Bila j + kI > N, maka sampelnya no. urut ke-(j + kI) – N
Aplikasi di Industri Farmasi
• Military Standard adalah metode penarikan sampel yang
dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika
Serikat, latar belakang dikembangkanya metode ini adalah
untuk mengakomodasi pemenuhan ekspektasi produsen
dan konsumen dalam inspeksi kualitas produk dengan
mekanisme penerimaan atau penolakan lot.
• Terdapat tiga level inspeksi berdasarkan metode Military
Standard 105D, yaitu normal, ketat dan longgar.
• Pemilihan level inspeksi tersebut berdasarkan
kecenderungan kenaikan atau penurunan jumlah defect
yang ditemukan pada inspeksi sebelumnya

12/26/2020 112
Langkah pembuatan Sistem
Sampling MIL STD
• Pertama : kita tentukan parameter yg mau
diperiksa beserta resikonya
• Kedua : Menentukan Ukuran Lot
• Ketiga : menentukan AQL (acceptable
Quality Level) nya : bisa berdasarkan
kategori resiko atau kesepakatan dengan
supplier (untuk bahan baku).
• Keempat : menentukan jumlah sample
12/26/2020 113
Jumlah Sample
• Menentukan Tingkat pengawasan / Inspection Level
• Spesial (biaya pengujian)
• General (biaya pengawasan)
• Menentukan Sifat Pengawasan
• Longgar (jarang ada kesalahan)
• Normal (10 kali)
• Diperketat (2-5 kali berturut kesalaan)
• Menentukan Perencanaan Sampling
• Tunggal (single) : Reject max = Ac (Accepted) Reject min = Re
(Rejected)
• Ganda (double) Reject > Ac, tapi < Re
• Bertingkat (multiple) ok pada sample ke 7

12/26/2020 114
Contoh
• Lot Size : 5000
• AQL : 2,5%
• Perhatikan Table K
• Lalu Table J
• Didapat ukuran contoh N

12/26/2020 115
Table K

12/26/2020 116
Table J

12/26/2020 117
Secara Umum
a) Untuk bahan baku (lot nya tidak banyak)
digunakan Vn + 1 : untuk supplier yang telah
terdaftar dan telah diaudit
b) Untuk supplier baru atau supplier yang ada
note nya 1,5 X point a

12/26/2020 118
Tempat Sampling

• Sampling dilakukan pada Ruangan kelas D


(untuk Bahan Baku)
• Perlu menjadi perhatian, walaupun ruangan
ini dekat dengan gudang Bahan Baku
• Tempat pemeriksaan dilakukan di
Laboratorium QC sesuai spesifikasi

12/26/2020 119
DENAH DASAR PABRIK OBAT - Disempurnakan
ADM LOKER RA R R R R R R R R R R R R
GUDANG O TIMBANG STAGING PERSP AYAK SUPER DRYING GRANU MIXING PRODUK CETAK FILLING PENGEMASAN
R.SAM PROD. SERBUK MIXER (FBD) LASI AKHIR ANTARA TABLET KAPSUL PRIMER
PLING & GRAN. KERING
BASAH
RC
AREA
PENERIMAAN RA
B

R
AREA COATING
R R R R
KARAN R R R PROD
TINA GUDANG SPV I.P.C PROSES RUAHAN
PROSES FILLING PRODUK
KRIM KRIM RUAHAN R
BAHAN AWAL C.O.D C.O.D CUCI
ALAT
BAHAN
REJECTED R
PEMBERSIHAN R R R R
BTL / TUBE FILLING BLISTER R R ALAT
WADAH STRIP BLISTE
GDG-BB BERSIH C.O.D & RA BERSIH
OBAT JADI PING RING
SEJUK STRIP OJ
AREA
PENYIMPANAN
R R
GDG-KMS CODING JANITOR
SEJUK

RA CUCI
ORG TANGAN

LOCKER GREY

BAJU BAJU
AREA RUMAH KERJA
PENGEMASAN WC
SEKUNDER
L
GUDANG LOBBY CT SPT
R
OBAT JADI SPV

WC

R P
KARANTINA LOCKER BLACK
ADM LO- REJECT OBAT JADI
GUDANG KER JANITOR

PKL ITB-Corsa/TP/Jan-2008

Anda mungkin juga menyukai