Anda di halaman 1dari 9

01/07/2020

ANALISA KEUANGAN SEBAGAI


PARAMETER KEBERHASILAN Keuangan terdiri dari 3 bidang yang saling
USAHA APOTEK terkait, yaitu:
 Pasar Uang dan Pasar Modal
 Investasi
 Manajemen Keuangan

Analisis Keuangan termasuk salah satu


bagian terpenting dalam Manajemen
Keuangan
Erniza Pratiwi, M. Farm., Apt
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

Agar tujuan organisasi dapat tercapai diperlukan


Definisi MANAJEMEN unsur atau sarana (The Tool of Management), yang
meliputi unsur 5 M, yaitu:

Men : Sumber Daya Manusia

Money : Uang yang dibutuhkan


Adalah suatu proses kegiatan yang
terdiri dari perencanaan, Methods : Metode yang digunakan
Pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan dengan memadukan Materials : Bahan yang digunakan
penggunaan ilmu dan seni untuk
mencapai tujuan organisasi.
Machines : Mesin yang digunakan

1
01/07/2020

Why Finansial analisis diperlukan? Likuiditas


Kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Mampukah
Melihat bagaimana likuiditas apotek?? memenuhi kewajiban / hutang yang segera harus
Mampukah perusahaan/apotek untuk dibayar dengan harta lancarnnya.
menyelesaikan dalam memenuhi kewajiban Likuidasi
(hutang) jangka pendeknya menggunakan Pembubaran perusahaan oleh likuidator dan
aktiva lancar? sekaligus pemberesan dengan cara melakukan
penjualan harta perusahaan, penagihan piutang,
• Bagaimana kemampuan apotek untuk pelunasan hutang dan penyelesaian sisa harta atau
membayar kewajiban yang segera jatuh hutang diantara para pemilik
tempo? Likuidator
 Seseorang/badan yang diberikan kewenangan
• Apakah dana yg disediakan sudah digunakan untuk menyelesaikan segala urusan yang berkaitan
dengan benar??? dengan pembubaran.

Why Finansial analisis diperlukan? Solvabilitas


kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua
kewajibannya. Menunjukkan kemampuan
• Melihat bagaimana solvabilitas apotek? perusahaan untuk melunasi seluruh hutang yang
Mampukah perusahaan/apotek untuk ada dengan menggunakan seluruh aset yang
memenuhi segala kewajiban finansialnya dimilikinya.
Piutang
apabila perusahaan tersebut
 Harta perusahaan yg timbul karena terjadinya
dilikuidasikan, baik kewajiban jangka transaksi penjualan secara kredit atas barang dan
pendek dan jangka panjang. jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
• Seberapa efisienkah aset apotek dikelola? Menurut M. Munandar
Piutang merupakan tagihan perusahaan kepada
• Apakah apotek mendapat laba yg cukup? pihak lain yg nantinya akan diminta pembayaran
bilamana telah sampai jatuh tempo.

2
01/07/2020

Istilah-istilah dalam Keuangan: Maksud dari Aktiva disini adalah :


• Neraca,
• Aktiva : Segala sumber daya dalam bentuk
• Laba-rugi
harta benda/hak yang dikuasai perusahaan.
• Aktiva
• Aktiva lancar : aktiva yang mempunyai
• Pasiva masa manfaat kurang dari 1 tahun seperti
• Fixed cost, variable cost kas, surat-surat berharga, deposito jangka
• Break even point, pay back period pendek, piutang usaha, sediaan, persediaan
• ROE, ROA barang dagang, perlengkapan dan
pendapatan yang masih harus diterima.
• CR (current ratio), QR (Quick ratio)
• Dll

Analisa Laporan Keuangan Analisis Laporan Keuangan dibagi menjadi:

A. Test of Overall Performance


1
• Test of Overall Performance 1. Perolehan atas modal sendiri (Return On Equity/ROE)
Rasio ini mengukur apakah dana yang diinvestasikan dalam
• Test Daya Laba (Test of Provitability) apotek oleh PSA/APA telah digunakan secara efektif.
2
ROE untuk apotek minimum 18%.

3
• Test Liquiditas (Test of Liquidity) 2. Perolehan atas harta (Return On Assets/ROA)
Rasio ini mengukur apakah semua dana yang tersedia oleh
4
• Rasio Solvabilitas ( Ratio of solvency ) apotek baik hutang ataupun modal telah digunakan secara
efektif.
ROA untuk apotek minimum 12%.
5
• Test Efisiensi ( Test of efficiency )

3
01/07/2020

C. Test Liquiditas (Test of Liquidity)


B. Test Daya Laba (Test of Provitability) Mengukur suatu bisnis dalam membayar hutang
Menunjukkan kemampuan apotek dalam lancarnya bila jatuh tempo.
menutup biaya yang dikeluarkan, yang akhirnya 1. Rasio Lancar (Current Ratio)
akan meningkatkan laba apotek. Membandingkan harta lancar sebuah apotek yang
1. Presentase Laba Kotor (PLK) memberikan uang tunai untuk membayar utang
lancarnya dengan hutang itu sendiri. CR sebaiknya
Adalah pengukuran daya laba apotek sebelum berkisar antara 2 - 3,8.
beban usaha diperhitungkan. PLK seharusnya 2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
berkisar antara 20% sampai 30%.
Rasio Cepat sama dengan Rasio Lancar tapi RC
2. Presentase Pendapatan Bersih (PLB) merupakan tes yang lebih keras terhadap liquiditas
Pengukuran daya laba setelah memperhitungkan apotek. Nilai QR sebaiknya berada diantara 1 dan 2.
beban usaha. PLB seharusnya berkisar antara 5% 3. Masa Perkiraan Utang (Account Payable Period)
sampai dengan 7,5%. Menunjukkan berapa lama waktu yang dibutuhkan
apotek untuk membayar pembelian kreditnya.

E. Test Efisiensi ( Test of efficiency )

D. Rasio Solvabilitas ( Ratio of Solvency ) Seberapa efisienkah Apoteker menggunakan hartanya.


Menunjukkan apakah suatu usaha akan dapat
1. Masa Penagihan Perkiraan Piutang (MPPP)
memenuhi pembayaran hutang jangka (Account Receivable Collectio Period = ARCP)
panjangnya. Merupakan perkiraan jumlah hari rata-rata yang
Nilai RS sebaiknya sebesar 80%, kecuali untuk diperlukan apotek untuk menagih perkiraan piutang.
apotek yang baru berdiri bisa lebih tinggi (>100%). MPP sebaiknya tidak lebih dari 1,5 kali syarat kredit
perusahaan, dimana syarat kredit perusahaan adalah 30
hari. berarti tidak lebih dari 45 hari.

2. Perputaran Persediaan (PP) (Inventory Turn Over)


Mengukur berapa cepat persediaan obat dibeli, dijual,
dan digantikan.
Persediaan di apotek paling sedikit 4 kali pertahun, 12
kali perputaran masih dapat diterima.

4
01/07/2020

2. Hanya dikenal dua macam biaya, yakni:


Sistem manajemen harus dapat memprediksi efek-efek
perubahan dalam biaya, harga atau pendapatan atas  Biaya tetap (Fixed cost = F) yaitu biaya yang tetap
laba apoteker. Analisa yang dapat digunakan untuk nilainya selama satu tahun periode akuntansi
memprediksi hal tersebut diantaranya adalah Analisa
Break Even Point (ABEP) dan Pay Back Periode (PBP). walaupun jumlah penjualan berubah. Misalnya biaya
penyusutan, biaya gaji, biaya bunga pemeliharaan,
sewa, asuransi dan sebagainya.
• Analisa Break Even Point (ABEP), digunakan untuk
mengetahui pada volume (jumlah) penjualan berapakah  Biaya varibel (Varible cost = V) yaitu biaya yang bisa
apotek miliknya tidak mengalami keuntungan maupun naik atau turun tergantung banyak/tidak penjualan
kerugian.
perusahaan, Misalnya HPP, biaya pengiriman, biaya
• Asumsi-asumsi yang perlu diperhatikan dalam ABEP perbaikan, biaya iklan, piutang tak tertagih dan
adalah : lainnya.
1. Data yang sahih dan dapat dipercaya mengenai biaya
dan pendapatan tersedia di apotek.

PERMASALAHAN
3. Harga jual per unit adalah tetap, tidak Lakukanlah Analisa Keuangan, serta BE (Break Even) dan PBP
(Pay Back Periode) untuk Apotek Cinta berdasarkan Neraca
tergantung banyak sedikitnya yang dijual. dan Perhitungan Laba Ruginya seperti yang tercantum berikut :

4. Tidak ada barang persediaan (stok awal dan


stok akhir adalah 0), dianggap terjual semua.

5
01/07/2020

Perhitungan Laba Rugi APOTEK CINTA


APOTEK CINTA Untuk tahun yang berakhir per 31 Desember 2019
Neraca per 31 Desember 2019 Penjualan Bersih (Rp) %Penjualan
Penjualan (kontan)………. Rp 635.422.500 70
Penjualan kredit…………. Rp 272.322.500 30
Aktiva (Rp) % dari aktiva Total Penjualan Rp 907.745.000 100
Kas/Bank Rp 10.500.000 4,46 Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal…………. Rp 111.657.500
Piutang Rp 34.423.500 14,63 Pembelian bersih………... Rp 632.377.500 (+)
Persediaan Obat Rp 131.990.000 56,09 Persediaan akhir………… Rp 131.990.000 (-)
Peralatan (inventaris) apotek Rp 45.770.000 19,45 H.P.P Rp 612.045.000 67,42
Inventaris kendaraan Rp 12.650.000 5,37 Laba Kotor dari penjualan Rp 295.700.000 32,58
Beban Usaha:
Rp 235.333.500 100 Gaji (Apt, AA, JR)……… Rp 144.817.500
Biaya sewa kantor………. Rp 17.187.500
Kewajiban Biaya pemakaian suplai
kantor/apotek…………… Rp 7.150.000
Utang (Obat) Rp 87.915.000 37,36 Biaya Asuransi…………. Rp 9.290.000
Utang (Bank) Rp 36.295.000 15,42 Biaya Bunga……………. Rp 5.930.000
Biaya yang masih harus dibayar Rp 13.047.500 5,54 Biaya Pemeliharaan
Rp 137.257.500 58,32 gedung & peralatan…….. Rp 8.895.000
Biaya iklan……………... Rp 4.197.500
Ekuitas (Modal Pemilik) Biaya Pemasaran……….. Rp 15.245.000
Pemilik Rp 50.000.000 21,25 Biaya Penyusutan……… Rp 7.822.500
Cadangan ekuitas Rp 48.076.000 20,43 Biaya pemakaian air,
listrik dan telepon……… Rp 2.712.500
Rp 98.076.000 41,68 Biaya serba-serbi………. Rp 27.390.000
Total Biaya Usaha Rp 250.637.500 27,61
Total = Kewajiban + Ekuitas Rp 235.333.500 100 Laba Bersih Rp 45.062.500 4,96

III. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN


ANALISIS KEUANGAN APOTEK CINTA 2. Return on Assets (ROA)

A. Test Overall Performance


1. Return of Equity (ROE) ROA = laba bersih x 100%
total harta
ROE = Penghasilan laba bersih x 100%
modal pemilik
ROA = 45.062.500 x 100%
235.333.500
ROE = 45.062.000 x 100%
98.076.000 ROA = 19,15%
ROE = 45,95 %

Nilai ROE lebih besar dari 18% ini menunjukkan bahwa Nilai ROA lebih dari 12% ini menunjukkan bahwa semua
dana yang diinvestasikan oleh PSA/APA dalam apotek dana yang tersedia oleh apoteker baik hutang maupun
telah digunakan secara efektif. modal telah digunakan secara efektif.

6
01/07/2020

B. Test of Provitability
1. Persentase Laba Kotor (PLK) 2. Persentase Pendapatan Bersih (PLB)

PLK = penjualan - H.P.P x 100% PLB = laba bersih x 100%


penjualan penjualan

= laba kotor penjualan x 100% PLB = 45.062.500 x 100%


penjualan 907.745.000
PLB = 4,96%
= 295.700.000 x 100%
907.745.000
= 32,58%

Nilai PLK yang berada diantara 20%-30% menunjukkan PLB harus berkisar antara 5 – 7,5 %.
bahwa persentase penjualan yang terjadi belum dapat Hal ini menunjukkan bahwa laba yang diperoleh
menutup ongkos dan laba apotek. belum menutupi beban usaha.

C. Test of Liquidity
1. Rasio Lancar (Current Ratio) 2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

QR = harta lancar – persediaan obat


CR = harta lancar kewajiban lancar
kewajiban lancar
QR = 176.913.500 – 131.990.000
= 176.913.500 137.257.500
137.257.500 QR = 0,33
= 1,29
Nilai QR sebaiknya berada antara 1 dan 2.
Nilai QR yang lebih kecil dari 1 ini menunjukkan
CR yang lebih rendah dari 2 menunjukkan bahwa bahwa apotek ini memiliki barang dagang yang dapat
apotek memiliki masalah dalam membayar hutang segera dialihkan menjadi uang tunai dibandingkan
lancar secara tepat waktu. apotek lainnya.
CR sebaiknya berkisar antara 2 - 3,8. Nilai QR sebaiknya berada diantara 1 dan 2

7
01/07/2020

D. Rasio Solvabilitas
RS = Total pinjaman x 100%
3. Masa Perkiraan Utang (Account Payable Period)
Modal pemilik
= KL + KP x 100%
MPU = Perkiraan hutang (obat) M
Pembelian per hari KL = Kewajiban Lancar x 100%
ban lancar M Modal pemilik
= 137.257.500 x 100%
MPU = 87.915.000 x 365 hari 98.076.000
632.377.500 = 140%
MPU = 51 hariban lancar
KP = nihil (tidak ada pinjaman jangka panjang)
M
Maka, RS = 140%
Apotek membutuhkan waktu 51 hari untuk
• Nilai RS yang lebih besar dari 80%, bahkan mencapai
membayar pembelian kreditnya. lebih dari 100% menunjukkan sebagian besar modal
apotek ini berasal dari pinjaman bukan dari investasi
pemilik apotek.

E. Test of Efficiency 2. Perputaran Persediaan (PP)

1. Masa Penagihan Perkiraan Piutang (MPPP)


PP = HPP
Persediaan rata-rata
MPPP = Piutang
Penjualan kredit bersih perhari
PP = HPP
(persediaan awal + persediaan akhir)/2
MPPP = 34.423.500 x 365 hari
272.322.500
MPPP = 46 hari PP = 612.045.000
(111.657.500 + 131.990.000)/2
= 5,0 kali
MPPP yang lama dari 45 hari (1,5 x 30 hari)
menunjukkan pengelolaan kredit yang buruk dan PP sebesar 5,0 kali menunjukkan bahwa terjadi
apotek mempunyai banyak pelanggan yang tidak perputaran persediaan sebanyak 5 kali dalam setahun,
membayar tepat waktu. yang mana hal ini termasuk bagus.
PP di apotek paling sedikit 4 kali pertahun.

8
01/07/2020

BE (Rp) = F BE : Break Even


ANALISA BREAK EVEN APOTEK CINTA (1-V/P) F : Fixed Cost
V : Variable Cost
P : Penjualan

Fixed Cost (F) = gaji + biaya sewa kantor + biaya asuransi + biaya bunga + BE (Rp) = 193.942.500
biaya pemeliharaan gedung dan peralatan + biaya penyusutan 1-668.740.000/907.745.000)
= Rp 736.596.868,9/tahun
= Rp 61.383.072,41/bulan
= Rp 144.817.500 + 17.187.500 + 9.290.000 + 5.930.000 +
8.895.0000 + 7.822.500
= Rp 193.942.500

BE (unit) = F
P-V
Variable cost (V) = HPP + biaya pemakaian suplai kantor/apotek + biaya
iklan + biaya pemasaran + biaya pemakaian air, listrik, dan
telepon + biaya serba serbi

= 193.942.500
= Rp 612.045.000 + 7.150.000 + 4.197.500 + 15.245.000 + (907.745.000-668.740.000)
2.712.500 + 27.390.000
= Rp 668.740.000 = 0,81 unit
= 81%

PAY BACK PERIODE APOTEK CINTA

PBP = total investasi


laba bersih

= 235.333.500
45.062.500
= 5,22 tahun

Anda mungkin juga menyukai