Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

INTERPRETASI DATA KLINIK


“ PEMERIKSAAN HEMOGLOBINE, DAN PEMERIKSAAN
SGOT&SGPT “

Oleh :
SARAH AMELIA AZHAR
1701081 / S1-VII B

Dosen Pembimbing Praktikum :

Dra. apt. Syilfia Hasti, M.Farm.

Asisten Dosen :
Yulinda Anggraini,S.Farm
Yeni Suryaningsih

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
PERCOBAAN I
“ PEMERIKSAAN HEMOGLOBINE, DAN PEMERIKSAAN
SGOT&SGPT “

I. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui kadar hemoglobin dengan metode sahli.
2. Menentukan nilai kadar SGOT dan SGPT dalam serum darah dengan
metode kinetik.
II. Prinsip Praktikum
1. Hemoglobin
Hemoglobin diubah menjadi hematin asam kemudian warna yang terjadi
dibandingkan secara visual dengan standar pada hemometer.
2. SGOT dan SGPT
Analisa SGOT/AST dengan metode spektrofotometri adalah Glutamat
oxaloasetat transaminase (GOT) atau aspartat transaminase mengkatalis
transfer gugus amino dari L-aspartat ke 2-oxoglutarat untuk membentuk
oxaloasetat dan L-glutamat. Kemudian Laktat dehidrogenase (LDH)
mengkonversi oxaloasetat menjadi L-malat dengan mengoksidasi NADH
menjadi NAD+.
Alanine aminotransferase (ALT) mengkatalis transiminasi dari L–
alanine dan a–kataglutarate membentuk l – glutamate dan pyruvate,
pyruvate yang terbentuk di reduksi menjadi laktat oleh enzym laktat
dehidrogenase (LDH) dan nicotinamide adenine dinucleotide (NADH)
teroksidasi menjadi NAD. Banyaknya NADH yang teroksidasi hasil
penurunan serapan (absobance) berbanding langsung dengan aktivitas ALT
dan diukur secara fotometrik.
III. Tinjauan Pustaka
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas
(daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk
oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka
oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan (Evelyn, 2009).
Hemoglobin adalah kompleks protein-pigmen yang mengandung zat besi.
Kompleks tersebut berwarna merah dan terdapat didalam eritrosit. Sebuah
molekul hemoglobin memiliki empat gugus haeme yang mengandung besi fero
dan empat rantai globin (Brooker, 2001).
Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan Fe yang dinamakan
conjugated protein. Sebagai intinya Fe dan dengan rangka protoperphyrin dan
globin (tetra phirin) menyebabkan warna darah merah karena Fe ini. Eryt Hb
berikatan dengan karbondioksida menjadi karboxy hemoglobin dan warnanya
merah tua. Darah arteri mengandung oksigen dan darah vena mengandung
karbondioksida.
Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmenrespiratorik dalam butiran-butiran
darah merah. Jumlah hemoglobin dalam darah normal adalah kira-kira 15 gram
setiap 100 ml darah dan jumlah ini biasanya disebut “100 persen” (Evelyn,
2009). Batas normal nilai hemoglobin untuk seseorang sukar ditentukan karena
kadar hemoglobin bervariasi diantara setiap suku bangsa. Namun WHO telah
menetapkan batas kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis
kelamin.

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin yaitu


sebagai berikut:
1. Kecukupan Besi dalam Tubuh
Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga anemia defisiensi
besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan
kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan mikronutrien
esensial dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengangkutoksigen
dari paru-paru ke jaringan tubuh, untuk dieksresikan ke dalam udara pernapasan,
sitokrom, dan komponen lain pada sistem enzim pernapasan seperti sitokrom
oksidase, katalase, dan peroksidase. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin
dalam sel darah merah dan mioglobin dalam sel otot.
2. Metabolisme Besi dalam Tubuh
Besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa sehat berjumlah lebih dari
4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel darah merah atau hemoglobin
(lebih dari 2,5 g), myoglobin 150 mg), phorphyrin cytochrome, hati, limpa
sumsum tulang (> 200-1500 mg). Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian
fungsional yang dipakai untuk keperluan metabolik dan bagian yang merupakan
cadangan. Metabolisme besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi,
pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan pengeluaran.
Kadar haemoglobin dalam darah maupun kerja atau fungsi haemoglobin
yang optimal dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa hal meliputi
(Rindamusti,2012) :
 Makanan atau gizi
 Fungsi jantung dan paru-paru
 Fungsi organ-organ tubuh lain
 Merokok
 Penyakit yang menyertai
Menurut Depkes RI adapun guna hemoglobin antara lain :
1. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-
jaringan tubuh.
2. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-
jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
3. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil
metabolisme ke paru-paru untuk di buang, untuk mengetahui apakah
seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan
pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin dari normal
berarti kekurangan darah yang disebut anemia.
Ada beberapa metode pemeriksaan hemoglobin. Diantara metode
pemeriksaan hemoglobin yang paling sering digunakan di laboratorium dan
yang paling sederhana adalah metode sahli, dan yang lebih canggih adalah
metode cyanmethemoglobin.
Pada metode Sahli, hemoglobin dihidrolisi dengan HCl menjadi globin
ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi
ferriheme yang akan segera bereaksi dengan ion Cl membentuk ferrihemechlorid
yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna cokelat. Warna yang
terbentuk ini dibandingkan dengan warna standar (hanya dengan mata
telanjang). Untuk memudahkan perbandingan, warna standar dibuat konstan,
yang diubah adalah warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat
dengan cara pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan
warna standar. Karena yang membandingkan adalah dengan mata telanjang,
maka subjektivitas sangat berpengaruh. Di samping faktor mata, faktor lain,
misalnya ketajaman, penyinaran dan sebagainya dapat mempengaruhi hasil
pembacaan. Meskipun demikian untuk pemeriksaan di daerah yang belum
mempunyai peralatan canggih atau pemeriksaan di lapangan, metode sahli ini
masih memadai dan bila pemeriksaannya telat terlatih hasilnya dapat diandalkan.
Kesalahan-kesalahan pada penetapan kadar hemoglobin cara Sahli :
 Tidak tepat pengambilan 20µl darah,
 Darah dalam pipet tidak sempurna dikeluarkan ke dalam HCl karena tidak
dibilas,
 Tidak baik mengaduk campuran darah dan asam pada waktu mengencerkan,
 Tidak memperhatikan waktu yang seharusnya berlalu untuk mengadakan
perbandingan perbandingan warna,
 Kehilangan cairan dari tabung karena untuk mencampur isinya tabung
dibolak-balikan dengan menutupnya memakai ujung jari,
 Ada gelembung udara di permukaan pada waktu membaca,
 Membandingkan warna pada cahaya yang kurang terang, menggunakan
tabung pengencer yang tidak diperuntukkan alat yang dipakai.
Metode yang lebih canggih adalah metode cyanmethemoglobin. Pada
metode ini hemoglobin dioksidasi oleh kalium ferrosianida menjadi
methemoglobin yang kemudian bereaksi dengan ion sianida membentuk sian-
methemoglobin yang berwarna merah. Intensitas warna dibaca dengan
fotometer dan dibandingkan dengan standar. Karena yang membandingkan alat
elektronik, maka hasilnya lebih objektif. Namun, fotometer saat ini masih
cukup mahal, sehingga belum semua laboratorium memilikinya.
SGOT SGPT, Hati adalah organ terbesar di dalam tubuh yang
terletakdisebelah kanan atas rongga perut, tepat dibawah diafragma (sekatyang
membatasi daerah dada dan perut). Bentuk hati seperti prismasegitiga dengan
sudut siku-sikunya membulat, beratnya sekitar 1,25-1,5 kg dengan berat jenis
1,05. Ukuran hati pada wanita lebih kecildibandingkan pria dan semakin kecil
pada orang tua, tetapi tidakberarti fungsinya berkurang. Hati mempunyai
kapasitas cadanganyang besar dan kemampuan untuk regenerasi yang besar
pula.Jaringan hati dapat diambil sampai tiga perempat bagian dan sisanyaakan
tumbuh kembali sampai ke ukuran dan bentuk yang normal. Jika hati yang
rusak hanya sebagian kecil, belum menimbulkan gangguanyang berarti. Fungsi
utama hati yaitu untuk pembentukan dan eksresi empedu, metabolisme
karbohidrat, metabolisme protein, metabolismelemak, penimbunan vitamin
dan mineral, metabolisme steroid,detoksifikasi, gudang darah dan filtrasi
(Kurniawan, 2014).
Adanya kerusakan pada hati, otot jantung, otak, ginjal danrangka bisa
dideteksi dengan mengukur kadar SGOT. Pada kasusseperti alkoholik, radang
pankreas, malaria, infus lever stadium akhir,adanya penyumbatan pada saluran
empedu. Kerusakan otot jantung,orang-orang yang selalu mengkonsumsi obat-
obatan seperti antibiotik dan obat TBC, kadar SGOT bisa meninggi, bahkan
bisa menyamaikadar SGOT pada penderita hepatitis. AST/SGOT adalah enzim
yang sebagian besar terdapat dalam otot jantung dan hati; sebagiannya lagi
ditemukan dalam otot rangka,ginjal dan pankreas. Nilai AST serum yang tinggi
ditemukan padainfark miokard akut (IMA) dan kerusakan hepar. Setelah nyeri
dadahebat yang disebabkan oleh IMA, AST serum meningkat dalam 6sampai
10 jam dan memuncak dalam 24 sampai 48 jam (Kurniawan, 2014).
SGPT adalah singkatan dari Serum Glutamik PiruvatTransaminase, SGPT
atau juga dinamakan ALT (Alanin Aminotransferase) merupakan enzim yang
banyak ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi
hepatoselular. Enzim ini dalam jumlah yang kecil dijumpai pada otot jantung,
ginjal dan otot rangka. Pada umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih tinggi
daripada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan
padaproses kronis didapat sebaliknya (Bastiansyah, 2008).
GOT-SGPT merupakan dua enzim transaminase yangdihasilkan terutama
oleh sel-sel hati. Bila sel-sel liver rusak, misalnyapada kasus hepatitis atau
sirosis, biasanya kadar kedua enzim ini meningkat. Makanya, lewat hasil tes
laboratorium, keduanya dianggapmemberi gambaran adanya gangguan pada
hati (Sacher, 2004). SGOT atau AST harga normalnya pada laki-laki 5-17 U/L,
padaperempuan 5-15 U/L. SGOT dalam darah meninggi biasanya karenaada
hemolisis dan pada bayi baru lahir. Kenaikan 10-100 kali lipat darinormal bila
terjadi Infark yang disebabkan oleh otot jantung, Hepatitis yang disebabkan
oleh virus, Nekrosis yang disebabkan oleh sel hatikarena keracunan dan
sirkulasi darah terganggu sehingga dapat terjadi shock atau hipoksemia
(Darmanto 2001).
SGPT dalam darah harga normalnya pada laki-laki 5-23 U/L, pada
perempuan 5- 19 U/L. SGPT dalam darah meningkat biasanya karena ada
hepatitis yang disebabkan oleh virus, nekrosis sel hati karena keracunan, dan
shock atau hipoksemia (Darmanto2001). Masalah-masalah klinisnya yaitu
penurunan kadar : kehamilan,diabetik ketoasidosis, beri-beri. Peningkatan
kadar : Infark miokardakut (IMA), ensefalitis, nekrosis hepar, penyakit dan
traumamuskuloskeletal, pankreatitis akut, ekslampsia, gagal jantung
kongestif(GJK). Obat-obat yang dapat meningkatkan nilai AST : Antibiotik,
narkotik, vitamin (asam folat, piridoksin, vitamin A), antihipertensi (metildopa
[Aldoment], guanetidin), teofilin, golongan digitalis, kortison,flurazepam
(Dalmane), indometasin (Indocin), isoniazid (INH),rifampisin, kontrasepsi
oral, salisilat, injeksi intramuskular (IM) (Pearce, 2013)

IV. Alat dan bahan


1. Pemeriksaan hemoglobin
 Alat
- Heamatometer
- Pipet tetes
- Blood lancet
- Kaca objek
- Pipet dan selang sahli
- Pengaduk sampel
- Tabung sentrifus

 Bahan
- HCl 0,1 N
- Aquades
- Sampel darah
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
 Alat
- Kuvet
- Spektrofotometri
- Oven
 Bahan
- Reagen SGOT
- Reagen SGPT
- Serum darah
- Aquadest
V. Cara Kerja
 Pemeriksaan Hemoglobin
1. Masukkann 5 tetes Hcl 0,1 N ke dalam tabung haematometer
2. Ambil 20µl darah dengan menggunakan pipet dan selang sahli
3. Kemudian msukkan kedalam tabung haematometer yang berisi HCl
0,1 N
4. Homogenkan dengan menggunakan pengaduk
5. Setelah homogen masukkan ke haematometer
6. Tambahkan aquadest tetes demi tetes sampai warna berubah sesuai
standar yang ada pada alat
7. Digomogenkan menggunakan pengaduk Setelah warna sama
dengan standar, lihat skala volume pada tabung
 Pemeriksaan SGOT & SGPT
1. Masukan reagen (2000 µl) kedalam kuvet, tambahkan R2 (500 ml)
lalu tambahkan serum (250 µl), kocok sedikit.
2. Inkubasi selama 1 menit pada suhu 37oC
3. Lalu ukur dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 340 nm

VI. Hasil
1. Pemeriksaan Hemoglobin
KEL NAMA KADAR
1 Nida Larasati 11 g/dl
Ainun Alfatma 11,2 g/dl
2 Berliani Aprilia P 11,8 g/dl
Nur Adilla 8,2 g/dl
3 Sarah Amelia Azhar 9 g/dl
Dean Pratama 12 g/dl
4 Ema Wahyuni 13,8 g/dl
Reza Afda 12,2 g/dl
5 Fadila Toha 10 g/dl
Serly Nurhayati H 11 g/dl
6 Ginta Ivoni 12,6 g/dl
Siti Zubaidah 11,8 g/dl
7 Hamida Nur Azri 7,8 g/dl
Tryanita Aisyah 8,2 g/dl
8 Widya Feranika 8,2 g/dl
Jihan Fahira Sasmito 8,4 g/dl
9 Yoga Yudhistira 12 g/dl
M.Saleh 8,8 g/dl
10 Maya Helmita 8,8 g/dl
Zulfithri Mutiara 9 g/dl
2. Pemeriksaan SGOT & SGPT
KEL Absorbansi SGOT/SGPT Kadar SGOT/SGPT (U/L)
A1 = 0,048
1 A2 = 0,051
0,5893
SGPT A3 = 0,050
A4 = 0,047
A1 = 0,042
2 A2 = 0,045
-0,001
SGPT A3 = 0,041
A4 = 0,045
A1 = -0, 061
3 A2 = -0,058
-0,002
SGOT A3 = -0,061
A4 = -0,059
A1 = -0,068
4 A2 = -0,090
-0,0582
SGOT A3 = -0,089
A4 = -0,001
A1 = -0,053
5 A2 = -0,002
-0,058
SGOT A3 = -0,002
A4 = -0,001
A1 = 0,066
6 A2 = 0,067
0
SGPT A3 = 0,067
A4 = 0,066
A1 = 0,032
7 A2 = 0,034
0,5893
SGPT A3 = 0,032
A4 = 0,031
8 A1 = 0,070
-0,589
SGPT A2 = 0,069
A3 = 0,069
A4 = 0,071
A1 = 0,073
9 A2 = 0,073
0,582
SGOT A3 = 0,073
A4 = 0,072
A1 = 0,054
10 A2 = 0,074
0
SGOT A3 = 0,075
A4 = 0,074

Perhitungan :
 Kelompok 1
(A1−A2) + (A2−A3) + (A3−A4)
SGPT = X 1768
3
(0,048−0,051) +(0,051−0,050) +(0,050−0,047)
= X 1768
3

= 0,5893 U/L
 Kelompok 2
(A1−A2) + (A2−A3) + (A3−A4)
SGPT = X 1768
3
(0,042−0,045)+(0,045−0,041)+(0,041−0,045)
= X 1768
3

= -0,001 U/L
 Kelompok 3
(A1−A2) + (A2−A3) + (A3−A4)
SGOT = X 1768
3
(−0,061+0,058)+(−0,058+0,061)+(−0,061+0,059)
= X 1746
3

= -0,002 U/L
 Kelompok 4
(A1−A2) + (A2−A3) + (A3−A4)
SGOT = X 1768
3
(−0,068+0,090)+(−0,090+0,089)+(−0,089+0,001)
= X 1746
3

= -0,058 U/L
 Kelompok 5
(A1−A2) + (A2−A3) + (A3−A4)
SGOT = X 1768
3
(−0,053−0,002)+(0,002+0,002)+(−0,002+0,001)
= X 1746
3

= -0,058 U/L
 Kelompok 6
(A1−A2) + (A2−A3) + (A3−A4)
SGPT = X 1768
3
(0,066−0,067)+(0,067−0,067)+(0,067−0,066)
= X 1768
3

= 0 U/L
 Kelompok 7
(A1−A2) + (A2−A3) + (A3−A4)
SGPT = X 1768
3
(0,032−0,034)+(0,034−0,032)+(0,032−0,031)
= X 1768
3

= 0,5893 U/L
 Kelompok 8
(A1−A2) + (A2−A3) + (A3−A4)
SGPT = X 1768
3
(0,070−0,069)+(0,069−0,069)+(0,069−0,071)
= X 1768
3

= -0,589 U/L
 Kelompok 9
(A1−A2) + (A2−A3) + (A3−A4)
SGOT = X 1768
3
(0,073−0,073)+(0,073−0,073)+(0,073−0,072)
= X 1746
3

= 0,582 U/L
 Kelompok 10
(A1−A2) + (A2−A3) + (A3−A4)
SGOT = X 1768
3
(0,074−0,074)+(0,074+0,075)+(0,075−0,074)
= X 1746
3

= 0 U/L

VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaaan pemeriksaan hemoglobin
dengan metode sahli dan pemeriksaan SGOT SGPT. Tujuan dari praktikum ini
mengetahui kadar hemoglobin dengan metode sahli dan menentukan nilai kadar
SGOT dan SGPT dalam serum darah dengan metode kinetik. Hb diubah menjadi
hematin asam kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan
standar pada hemometer. Analisa SGOT/AST dengan metode spektrofotometri
adalah Glutamat oxaloasetat transaminase (GOT) atau aspartat transaminase
mengkatalis transfer gugus amino dari L-aspartat ke 2-oxoglutarat untuk
membentuk oxaloasetat dan L-glutamat. Alanine aminotransferase (ALT)
mengkatalis transiminasi dari L– alanine dan a–kataglutarate membentuk l –
glutamate dan pyruvate, pyruvate yang terbentuk di reduksi menjadi laktat oleh
enzym laktat dehidrogenase (LDH) dan nicotinamide adenine dinucleotide
(NADH) teroksidasi menjadi NAD.
Pada objek pertama dilakukan pemeriksaan kadar hemglobin di dalam
darah dengan menggunakan metode Sahli. Metode sahli merupakan satu cara
penetapan hemoglobin secara visual. Darah diencerkan dengan larutan HCL
sehingga hemoglobin berubah menjadi hematin asam. Untuk menentuan kadar
hemoglobin, dilakukan dengan cara mengencerkan larutan campuran tersebut
dengan aquadest sampai warnanya sama dengan warna batang gelas standar.
Penetapan Hemoglobin metode Sahli didasarkan atas pembentukan
hematin asam setelah darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian
diencerkan dengan aquadest. Pengukuran secara visual dengan mencocokkan
warna larutan sampel dengan warna batang gelas standar. Metode ini memiliki
kesalahan sebesar 10-15%, sehingga tidak dapat untuk menghitung indeks
eritrosit.
Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini adalah dimana hemoglobin
diubah menjadi asam hematin, kemudian warna yang terjadi dibandingkan
secara visual dengan standar dalam alat tersebut. Metode Sahli banyak
digunakan sebagai metode rujukan, walaupun cara ini tidak 100% tepat.
Kelemahan dari metode ini adalah berdasarkan kenyataan bahwa asam hematin
bukanlah merupakan larutan sejati dan juga alat hemoglobimeter sangat sulit
untuk dijadikan standar pengukuran, selain itu tidak semua macam hemoglobin
dapat diubah oleh hematin, misalnya: karboxyhemoglobin, methemoglobin dan
sulfahemoglobin.
Uji hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting dalam
diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein
khusus yang ada dalam sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut
O2 ke jaringan dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan
dari pemeriksaan hemoglobin ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya
gangguan kesehatan pada pasien, misalnya kekurangan hemoglobin yang biasa
disebut anemia. Hemoglobin bisa saja berada dalam keadaan terlarut langsung
dalam plasma. Akan tetapi kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen
tidak bekerja secara maksimum dan akan mempengaruhi pada faktor lingkungan
Hemoglobin adalah protein majemuk yang tersusun atas protein
sederhana yaitu globin dan radikal prostetik yang berwarna, yang disebut heme.
Protein ini terdapat dalam butir-butir darah merah dan dapat dipisahkan
daripadanya dengan cara pemusingan. Berat molekulnya yang ditentukan
dengan ultrasentrifuge sebesar 68.000. Ini adalah protein pertama yang diperoleh
dalam bentuk hablur. Hemoglobin merupakan protein pembawa oksigen dalam
darah. Tiap liter darah mengandung kira-kira 150 gr hemoglobin.
Dari praktikum yang dilakukan diperoleh hasil, pada wanita hasil
pengukuran hemoglobin nya pada wanita di setiap kelompok kadar hemoglobin
dibawah nilai normal hanya Ema, Reza dan Ginta yang memiliki kadar
hemoglobin masuk range normal, dan pada semua kelompok laki-laki kadar
hemoglobin berada di bawah nilai normal.
Nilai batas normal kadar Hemoglobin menurut World Health
Organization 2001 yaitu untuk umur 5-11 tahun < 11,5 g/dL, umur 12-14 tahun
≤ 12,0 g/dL sedangkan diatas 15 tahun untuk perempuan > 12,0 g/dL dan lakilaki
> 13,0 g/dL. Darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya
aktivitas fisik. Dari hasil yang didapat menunjukkan bahwa sampel anemia.
Dimana Anemia merupakan penurunan jumlah total hemoglobin atau jumlah sel
darah merah yang menyebabkan pasokan oksigen tidak mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh.
Selanjutnya pemeriksaan SGOT dan SGPT, Adapun tujuan dilakukannya
praktikum ini adalah untuk menentukan kadar SGOT & SGPT dalam serum
dengan metode spektrofotometri dan mengetahui interpretasi data secara klinis.
Penggunaan metode Spektrofotometri UV untuk mengukur kadar SGOT/ AST
dan SGPT/ ALT dalam serum karena metode ini sangat mudah dan cepat, tetapi
juga paling mungkin menghasilkan hasil yang tidak akurat.
SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase ) merupakan salah satu
enzim yang yang berada dalam hati dan otot jantung, dan sebagiannya lagi
berada dalam pankreas, otot rangka dan ginjal. Sedangkan SGOT (Serum
Glutamic Oxaloasetic Transaminase) merupakan salah satu enzim yang banyak
berada dalam sel-sel hati.
AST/SGOT adalah enzim yang sebagian besar terdapat dalam otot
jantung dan hati, sebagiannya lagi ditemukan dalam otot rangka, ginjal dan
pancreas. Nilai AST serum yang tinggi ditemukan pada infark miokard akut
(IMA) dan kerusakan hepar. Setelah nyeri dada hebat yang disebabkan oleh
IMA, AST serum meningkat dalam 6 sampai 10 jam dan memuncak dalam 24-
48 jam. Jika tidak terjadi perluasan infark, nilai AST serum akan kembali normal
dalam 4 sampai 6 hari. Pemeriksaan enzim jantung lainnya juga digunakan
dalam mendiagnosa IMA (mis, CPK, LDH).
ALT/SGPT, suatu enzim yang ditemukan terutama pada sel-sel hepar,
efektif dalam mendiagnosa kerusakan hepatoselular. kadar ALT serum dapat
tinggi sebelum ikterik terjadi. Pada ikterik dan ALT serum >300 unit, penyebab
yang paling mungkin karena gangguan hepar dan tidak gangguan hemolitik.
Berbagai penyakit dan infeksi dapat menyebabkan kerusakan akut maupun
kronis pada hati, menyebabkan peradangan, luka, sumbatan saluran empedu,
kelainan pembekuan darah, dan disfungsi hati. Selain itu, alkohol, obat-obatan,
dan beberapa suplemen herbal, serta racun juga bisa memberikan ancaman. Jika
besarnya kerusakan cukup bermakna, maka akan menimbulkan gejala-gejala
seperti jaundice, urine gelap, tinja berwarna keabuan terang, pruritus, mual,
kelelahan, diare, dan berat badan yang bisa berkurang atau bertambah secara
tiba-tiba. Deteksi dini penting dengan diagnosis lebih awal guna meminimalisir
kerusakan dan menyelamatkan fungsi hati.
Pada pemeriksaan SGOT, reagen I yang digunakan berisi TRIS pH 7,65
110 mmol/liter, L-Aspartat 320 mmol/liter, MDH (Malat Dehidrogenase) ≥800
U/liter, LDH (Laktat Dehidrogenase) ≥1200 U/liter. TRIS pH 7,65 dalam reagen
I berfungsi sebagai dapar yang menjaga pH serum selama reaksi pemeriksaan ini
supaya menjaga kestabilan aktivitas ALT karena enzim sangat sensitif terhadap
perubahan pH. L-Aspartat berfungsi sebagai asam amino yang akan diubah
menjadi L-glutamat dengan dikatalisis oleh enzim aspartate aminotransferase
(AST). MDH (Malat Dehidrogenase) dan LDH (Laktat Dehidrogenase) juga
merupakan enzim yang akan mengkatalisis reaksi selanjutnya dari produk yang
dihasilkan dari reaksi dengan katalisator ALT tadi.
Reagen II yang digunakan ini berisi 2-oksoglutarat 65 mmol/liter dan
NADH 1 mmol/liter. 2-oksoglutarat akan bereaksi dengan LAspartat
membentuk L-glutamat dan oxaloasetat dengan dikatalisis oleh enzim AST.
Enzim AST ini akan mengkatalisis pemindahan gugus amino pada L-aspartat ke
gugus keto dari alfa-ketoglutarat membentuk glutamat dan oksalat. Selanjutnya
oksaloasetat direduksi menjadi malat.
Digunakan metode spektrofotometri untuk mengukur kadar SGOT dan
SGPT dalam serum, karena metode ini sangat cepat dan mudah, namun
kemungkinan dapat juga menghasilkan hasil yang tidak akurat. Dimana
digunakan spektrofotometri dengan panjang gelombang 365 nm karena pada
panjang gelombang tersebut sampel akan memberikan serapan yang maksimum.
Alasan digunakan reagen SGOT karena reagen SGOT juga merupakan
reagen yang spesifik untuk pengukuran SGOT dan dilakukan inkubasi selama
beberapa menit, hal ini dimaksudkan agar reagen dan sampel dapat bercampur
dengan baik. Sedangkan digunakan reagen SGPT karena reagen SGPT juga
merupakan reagen yang spesifik untuk pengukuran SGPT dan dilakukan
inkubasi selama beberapa menit, hal ini dimaksudkan agar reagen dan sampel
dapat bercampur dengan baik.
Adapun alasan darah disentrifuge adalah untuk memisahkan antara serum
(lapisan atas) dan plasma (lapisan bawah). Alasan digunakannya serum yaitu
karena serum tidak lagi mengandung fibrinogen, dimana fibrinogen ini terdapat
pada plasma dan dapat mengakibatkan pengukuran absorban meningkat 3-5 %.
Dan alasan diinkubasi yaitu agar seluruh reagen dapat bereaksi sempurna dengan
sampel.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil pada
pemeriksaan SGOT untuk kelompok 3,4,dan 5 didaptkan hasil dibawah range
normal yaitu -0,002 U/L, -0,058 U/L dan -0,058 U/L dimana hasilnya tidak
masuk kedalam range karena nilai normal SGOT untuk perempunan : 0-32 U/L.
sedangkan pada pemeriksaan SGOT pada kelompok 9 dan 10 didaptkan hasil
0,582 U/L dan 0 U/Ldimana hasilnya masuk kedalam range normal karena nilai
normal SGOT untuk perempunan : 0-32 U/L.
Sedangkan pada pemeriksaan SGPT untuk kelompok 1,6 dan 7 yaitu
0,583 U/L, 0 U/L dan 0,5893 U/L. Dimana hasilnya masuk kedalam range
norman, karna range nilai normal SGPT untuk perempuan : 0-31 U/L. sedangkan
pada kelompok 2 dan 8 didapatkan hasil -0,001 U/L dan -0,589 U/L dimana
hasilnya tidak masuk dalam range, karena hasilnya dibawah range nilai normal
SGPT untuk perempuan : 0-31 U/L. Kelainan ini mungkin disebabkan oleh
kekurangan vitamin seperti vitamin B6, hasil yang rendah/dibawah nilai normal
mungkin saja terjadi karena dilakukan pada saat kadar SGOT atau SGPT sedang
rendah didalam darah sehingga perlu dilakukan pemeriksaan beberapa kali.
Adapun faktor kesalahan dari interpretasi data yaitu ketidaksesuaian atau
ketidaktepatan dalam pengukuran sampel dan reagennya. Adapun kemungkinan
yang terjadi pada saat darah disentrifuge dengan tidak sengaja pecah sehingga
serumnya menjadi rusak, Selain itu kurang terpisahnya antara serum dan plasma
hasil sentifuge, dan juga lamanya waktu inkubasi.

VIII. Kesimpulan
 Pada pemeriksaan hemoglobin digunakan metoda sahli. Pada metode
Sahli, hemoglobin dihidrolisi dengan HCl menjadi globin ferroheme.
Sehingga akan timbul warna dari hasil resksi dimana warna tersebut
akan di bandingkan dengan warna pada standar.
 Dari pemeriksaan Hb diperoleh hasil, pada wanita hasil pengukuran
hemoglobin nya pada wanita di setiap kelompok kadar hemoglobin
dibawah nilai normal hanya Ema, Reza dan Ginta yang memiliki kadar
hemoglobin di kadar normal, pada laki-laki kadar hemoglobin berada di
bawah nilai normal juga. Dari hasil yang didapat menunjukkan bahwa
sampel dapat dikatakan anemia. Dimana Anemia merupakan penurunan
jumlah total hemoglobin atau jumlah sel darah merah yang
menyebabkan pasokan oksigen tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan fisiologis tubuh.
 Selanjutnya pemeriksaan SGOT dan SGPT, Dari praktikum yang telah
dilaksanakan kelompok yang melakukan pemeriksaan SGPT yaitu
kelompok 1,2,6,7, dan 8. Kelompok yang melakukan pemeriksaan
SGOT yaitu kelompok 3,4,5,9, dan 10.
 Dari hasil yang ddipatkan pada pemeriksaan SGPT pada kelompok 1,6
dan 7 didaptkan hasil yang masuk kedalam range normal yaitu range
nilai normal SGPT untuk perempuan : 0-31 U/L sedangkan pada
kelompok 2 dan 8 didaptkan hasil yang tidak masuk kedalam range
normal.
 Dari hasil yang didapatkan pada pemeriksaan SGOT pada kelompok
hanya kelompok 9 dan 10 yang masuk kedalam range normal yaitu nilai
normal SGOT untuk perempunan : 0-32 U/L. sedangkan pada kelompok
3,4 dan 5 didaptkan hasil dibawah nilai range normal.
 Kesalahan pada pemeriksaan SGOT dan SGPT bisa disebabkan
kesalahan dalam praktikum seperti kesalahan dalam pemipetan dan
Pembacaan absorbansi yaitu sebanyak 4 kali, seharusnya nilai
absorbansi semakin rendah pada absorbansi ke 2, 3 dan 4 namun pada
praktikum ini absorbansi yang didapat kebanyakan semakin naik
sehingga hasil yang didapat tidak sesuai

IX. Daftar Pustaka

Brooker, C. 2001. Kamus Saku Keperawatan (edisi 31). Jakarta. EGC.

Bastiansyah, E 2008, Panduan Lengkap : Membaca Hasil Tes Kesehatan,


Penebar Plus, Jakarta.
Darmanto, D 2001, Seluk-Beluk Pemeriksaan Kesehatan (GeneralMedical
Check Up) : Bagaimana Menyikapi Hasilnya, Pustaka Populer Obor,
Jakarta.

Evelyn CP, 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta.


Gramedia

Kurniawan, F B 2014, Kimia Klinik Praktikum Analisis Kesehatan,


EGC,Jakarta.

Pearce, E C 2013, Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis, PT.


GramediaPustak Utama, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai