DEFINISI
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah
untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar
sebagai pelaksana program wajib belajar.
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) reguler sebagaimana disebutkan dalam ketentuan Pasal 1 angka 12
Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah Reguler
adalah program Pemerintah Pusat untuk penyediaan pendanaan biaya operasional bagi Sekolah yang
bersumber dari dana alokasi khusus nonfisik.
Pasal 2 Permendikbud nomor 8 Tahun 2020 tentang Juknis BOS Reguler tahun 2020 menyatakan
bahwa Dana BOS Reguler Bertujuan untuk :
Pasal 3 Permendikbud nomor 8 Tahun 2020 tentang Juknis BOS Reguler tahun 2020
menyatakan bahwa Penggunaan dana BOS Reguler dilakukan berdasarkan prinsip:
a. fleksibilitas yaitu penggunaan dana BOS Reguler dikelola sesuai dengan kebutuhan Sekolah;
b. efektivitas yaitu penggunaan dana BOS Reguler diupayakan dapat memberikan hasil, pengaruh,
dan daya guna untuk mencapai tujuan pendidikan di Sekolah;
c. efisiensi yaitu penggunaan dana BOS Reguler diupayakan untuk meningkatan kualitas belajar
siswa dengan biaya seminimal mungkin dengan hasil yang optimal;
d. akuntabilitas yaitu penggunaan dana BOS Reguler dapat dipertanggungjawabkan secara
keseluruhan berdasarkan pertimbangan yang logis sesuai peraturan perundang-undangan; dan
e. transparansi yaitu penggunaan dana BOS Reguler dikelola secara terbuka dan mengakomodir
aspirasi pemangku kepentingan sesuai dengan kebutuhan Sekolah.
Pada pasal 4 Permendikbud nomor 8 Tahun 2020 tentang Juknis BOS Reguler tahun 2020, penerimaan
Dana BOS Reguler diberikan kepada Sekolah yang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. mengisi dan melakukan pemutakhiran Dapodik sesuai dengan kondisi riil di Sekolah
sampai dengan batas waktu yang ditetapkan setiap tahun;
b. memiliki nomor pokok sekolah nasional yang terdata pada Dapodik;
c. memiliki izin operasional yang berlaku bagi Sekolah yang diselenggarakan oleh
masyarakat yang terdata pada Dapodik;
d. memiliki jumlah Peserta Didik paling sedikit 60 (enam puluh) Peserta Didik selama 3
(tiga) tahun terakhir; dan
e. bukan satuan pendidikan kerja sama.
Salah satu persyaratan bagi sekolah penerima dana BOS reguler yaitu memilki peserta didik paling sedikit
enam puluh orang selama tiga tahun terakhir dikecualikan bagi sekolah-sekolah dengan kriteria sebagai
berikut:
Pada pasal 6 Permendikbud nomor 8 Tahun 2020 tentang Juknis BOS Reguler tahun 2020 Besaran
alokasi dana BOS Reguler yang diberikan kepada Sekolah penerima dihitung berdasarkan besaran satuan
biaya dikalikan dengan jumlah peserta didik yang memilki Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) pada data
pokok pendidikan, dengan ketentuan sebagai berikut:
Dalam pasal 7 ayat 1 Permendikbud nomor 8 Tahun 2020 tentang Juknis BOS Reguler tahun
2020 Alokasi dana bantuan operasional sekolah reguler diperuntukan bagi:
Komponen penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) reguler diatur dalam ketentuan Pasal 9
– Pasal 13 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis
Bantuan Operasional Sekolah Reguler, menyebutkan bahwa penggunaan dana bantuan operasional sekolah
reguler untuk membiayai:
Sekolah menentukan sendiri komponen penggunaan dana BOS sebagaimana tersebut di atas sesuai
dengan kebutuhan, dan untuk pengadaan barang/jasa tetap berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan tentang pengadaan.
Perubahan
Ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8 Tahun 2020 tentang Petunjuk
Teknis Bantuan Operasional Sekolah Reguler diubah sebagai berikut:
Di antara Pasal 9 dan Pasal 10 disisipkan 1 (satu) pasal yakni Pasal 9A sehingga berbunyi sebagai berikut:
1. Selama masa penetapan status Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19 yang ditetapkan
Pemerintah Pusat, sekolah dapat menggunakan dana BOS Reguler dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. pembiayaan langganan daya dan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf
g dapat digunakan untuk pembelian pulsa, paket data, dan/atau layanan pendidikan daring
berbayar bagi pendidik dan/atau peserta didik dalam rangka pelaksanaan pembelajaran
dari rumah; dan
b. pembiayaan administrasi kegiatan sekolah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 2
huruf e dapat digunakan untuk pembelian cairan atau sabun pembersih tangan, pembasmi
kuman (disinfectant), masker atau penunjang kebersihan lainnya.
2. Ketentuan pembayaran honor paling banyak 50% (lima puluh persen) sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (3) tidak berlaku selama masa penetapan status Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Covid-19 oleh Pemerintah Pusat.
3. Pembiayaan pembayaran honor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan kepada guru yang
berstatus bukan aparatur sipil negara dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. tercatat pada Dapodik per 31 Desember 2019;
b. belum mendapatkan tunjangan profesi; dan
c. memenuhi beban mengajar termasuk mengajar dari rumah dalam masa penetapan status
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19 yang ditetapkan Pemerintah Pusat.
4. Ketentuan penggunaan dana BOS Reguler sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) mulai
berlaku sejak bulan April tahun 2020 sampai dengan dicabutnya penetapan status Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Covid-l9 oleh Pemerintah Pusat.
Larangan Penggunaan Dana Bantuan
Operasional Sekolah Reguler
Dana bantuan operasional sekolah reguler secara umum diatur mengenai larangan penggunaannya, baik
penggunaan oleh Tim Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tingkat sekolah, maupun penggunaan oleh Tim
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tingkat Kabupaten/Kota dan tingkat Provinsi.
Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah Reguler semua jenjang tahun 2020_ Petunjuk Teknis
Bantuan Operasional Sekolah Reguler Jenjang SD, SMP, SMA, SMK tahun 2020 tertuang dalam
Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020 belum lama ini dirilis. Petunjuk teknis ini merupakan aturan
yang ditunggu oleh banyak sekolah didalam mengelolah dana BOS yang diberikan oleh pemerintah.
Beberapa hal yang menjadi point penting dan dapat kami informasikan terkait Juknis BOS yang
tertuang dalam Permendikbud Nomor 8 tahun 2020 adalah sebagai berikut:
Definisi BOS Reguler dijelaskan dalam pasal 1 Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020 tentang Juknis
BOS Reguler tahun 2020. Pada pasal ini dinyatakan bahwa BOS reguler merupakan program
pemerintah pusat untuk penyediaan pendanaan biaya operasional bagi sekolah yang bersumber dari
Dana Alokasi Khusus (DAK) nonfisik.
Dana BOS yang diberikan kepada sekolah memiliki beberapa tujuan. Sebagaimana yang dijelaskan
dalam pasal 2 Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020 tentang Juknis BOS Reguler tahun 2020 bahwa
tujuan dari dana BOS adalah
Penggunaan dana BOS Reguler dilakukan berdasarkan prinsip. Hal tersebut di sebutkan dalam pasal
3 Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020. Adapun prinsip penggunaan dana BOS Reguler adalah
sebagai berikut
1. Fleksibilitas yaitu penggunaan dana BOS Reguler dikelola sesuai dengan kebutuhan Sekolah
2. Efektivitas yaitu penggunaan dana BOS Reguler diupayakan dapat memberikan hasil,
pengaruh, dan daya guna untuk mencapai tujuan pendidikan di Sekolah
3. Efisiensi yaitu penggunaan dana BOS Reguler diupayakan untuk meningkatan kualitas belajar
siswa dengan biaya seminimal mungkin dengan hasil yang optimal
5. Transparansi yaitu penggunaan dana BOS Reguler dikelola secara terbuka dan
mengakomodir aspirasi pemangku kepentingan sesuai dengan kebutuhan Sekolah.
Kriteria Sekolah Penerima Dana BOS Reguler
Terdapat bebrapa kriteria yang harus dipenuhi oleh sekolah untuk dapat menerima dana BOS
Reguler. Kriteria tersebut diatur dalam pasal 4 ayat 2 Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020 yang
menyatakan bahwa dana BOS Reguler diberikan kepada sekolah dengan persyaratan sebagai
berikut:
• Mengisi dan melakukan pemutakhiran Dapodik sesuai dengan kondisi riil di Sekolah sampai
dengan batas waktu yang ditetapkan setiap tahun
• Memiliki izin operasional yang berlaku bagi Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat
yang terdata pada Dapodik
• Memiliki jumlah Peserta Didik paling sedikit 60 (enam puluh) Peserta Didik selama 3 (tiga)
tahun terakhir
Terkait dengan persyaratan sekolah yang mengharuskan memiliki jumlah peserta didik paling sedikit
60 peserta didik selama tiga tahun terakhir, persyaratan ini tidak berlaku bagi jenis sekolah yang
tersebut dalam pasal 4 ayat 3 Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020. Adapun jenis sekolah yang
disebutkan dalam pasal 4 ayat 3 Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020 adalah:
• Sekolah yang berada pada wilayah tertinggal, terdepan, terluar atau daerah khusus sesuai
• Sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah yang berada pada wilayah dengan
kondisi kepadatan penduduk yang rendah dan secara geografis tidak dapat digabungkan dengan
Sekolah lain
Selanjutnya, penetapan Sekolah penerima dana BOS Reguler didasarkan pada data pada Dapodik per
tanggal 31 Agustus. Hal ini disebutkan dalam pasal 5 ayat 2 Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020.
Data pada Dapodik per tanggal 31 Agustus merupakan batas akhir pengambilan data oleh
Kementerian yang digunakan untuk penetapan penyaluran dana BOS Reguler pada:
Terkait dengan alokasi dana BOS Reguler tahun 2020 ini, Pemerintah telah menetapkan besaran
alokasi dana BOS Reguler 2020. Adapun besaran alokasi dana BOS reguler disebutkan dalam pasal 6
ayat 1, 2 dan 3 Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020. Pada pasal 6 ayat 1 Permendikbud Nomor 8
Tahun 2020 disebutkan bahwa besaran alokasi dana BOS Reguler yang diberikan kepada Sekolah
penerima dihitung berdasarkan besaran satuan biaya dikalikan dengan jumlah Peserta Didik. Pada
ayat selanjutnya yaitu ayat 2 pasal 6 Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020 disebutkan bahwa Satuan
biaya yang dimaksud dalam pasal 6 ayat 1 Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020 adalah sebagai
berikut:
• Rp900.000,00 (sembilan ratus ribu rupiah) per 1 (satu) orang Peserta Didik SD setiap 1 (satu)
tahun;
• Rp1.100.000,00 (satu juta seratus ribu rupiah) per 1 (satu) orang Peserta Didik SMP setiap 1
(satu) tahun;
• Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) per 1 (satu) orang Peserta Didik SMA setiap
1 (satu) tahun;
• Rp1.600.000,00 (satu juta enam ratus ribu rupiah) per 1 (satu) orang Peserta Didik SMK
setiap 1 (satu) tahun; dan
• Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) per 1 (satu) orang Peserta Didik SDLB, SMPLB, SMALB, dan
SLB setiap 1 (satu) tahun.
Selanjutnya, penghitungan alokasi dana BOS Reguler untuk Sekolah Terintegrasi, SDLB, SMPLB,
SMALB, dan SLB yang memiliki jumlah Peserta Didik kurang dari 60 (enam puluh) Peserta Didik tetap
dihitung sebesar 60 (enam puluh) Peserta Didik dikalikan satuan biaya. Sedangkan penghitungan
alokasi dana BOS Reguler untuk SMP terbuka dan SMA terbuka didasarkan pada jumlah peserta didik
yang memiliki NISN dan perhitungannya disatukan dengan Sekolah induk. hal ini disebutkan dalam
pasal 7 ayat 1 Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020
Ada beberapa komponen penggunaan dana BOS yang disebutkan dalam Permendikbud Nomor 8
Tahun 2020 ini. Dana BOS Reguler yang diterima sekolah seyogyanya digunakan sesuai dengan
komponen yang disebutkan dalam permendikbud tersebut. Pada pasal 9 ayat 2 Permendikbud
Nomor 8 Tahun 2020 disebutkan bahwa Dana BOS Reguler yang diterima sekolah digunakan untuk
membiayai:
2. Pengembangan perpustakaan
10. Penyelenggaraan bursa kerja khusus, praktik kerja industri atau praktik kerja lapangan di
dalam negeri, pemantauan kebekerjaan, pemagangan guru, dan lembaga sertifikasi profesi pihak
pertama
11. Penyelenggaraan kegiatan uji kompetensi keahlian, sertifikasi kompetensi keahlian dan uji
kompetensi kemampuan bahasa Inggris berstandar internasional dan bahasa asing lainnya bagi kelas
akhir SMK atau SMALB
12. Pembayaran honor. Pembayaran honor sebagaimana pada point ini hanya dapat digunakan
paling banyak 50% (lima puluh persen) dari keseluruhan jumlah alokasi dana BOS Reguler yang
diterima oleh Sekolah.
Selain itu, dalam Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020 ini juga disebutkan bahwa terdapat beberapa
hal yang tidak boleh dilakukan oleh tim BOS sekolah dalam menggunakan dana BOS Reguler.
Berdasarkan pasal 12 Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020 menyatakan bahwa Tim BOS Sekolah
tidak boleh menggunakan dana BOS Reguler untuk:
3. Membeli perangkat lunak untuk pelaporan keuangan dana BOS Reguler atau perangkat
lunak lainnya yang sejenis
4. Sewa aplikasi pendataan atau aplikasi penerimaan peserta didik baru dalam jaringan
7. Membeli pakaian, seragam, atau sepatu bagi guru atau Peserta Didik untuk kepentingan
pribadi (bukan inventaris Sekolah)
8. Digunakan untuk pemeliharaan prasarana Sekolah dengan kategori kerusakan sedang dan
berat
11. Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan, sosialisasi, pendampingan terkait
program BOS Reguler atau perpajakan program BOS Reguler yang diselenggarakan lembaga di luar
dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota, dan/atau Kementerian
12. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai secara penuh dari sumber dana Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, atau sumber lainnya
13. Melakukan penyelewengan penggunaan dana BOS Reguler untuk kepentingan pribadi atau
kelompok tertentu
14. Bertindak menjadi distributor atau pengecer pembelian buku kepada Peserta Didik di
Sekolah yang bersangkutan
KETENTUAN PERALIHAN
Ketentuan peralihan ini diatur dalam pasal 19 dan 20 Permendikbud Nomor 8 tahun 2020. Dalam hal
Sekolah belum melakukan pemutakhiran data pada Dapodik sampai dengan tanggal 31 Oktober
2019 maka pemutakhiran data dilakukan paling lambat tanggal 31 Januari 2020. Dalam hal terdapat
sisa dana BOS Reguler tahun anggaran 2019 pada Pemerintah Daerah provinsi maka sisa dana BOS
Reguler tetap disalurkan oleh Pemerintah Derah provinsi dan digunakan oleh Sekolah sesuai dengan
petunjuk teknis BOS Reguler tahun anggaran berjalan. Dalam hal terdapat sisa dana BOS Reguler
tahun anggaran 2019 pada Sekolah maka sisa dana BOS Reguler tetap digunakan oleh Sekolah sesuai
dengan petunjuk teknis BOS Reguler tahun anggaran berjalan.
• Dana BOS Reguler dikelola oleh Sekolah dengan menerapkan prinsip manajemen berbasis
sekolah yaitu, kewenangan sekolah untuk melakukan perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan
program sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Sekolah
• Sekolah memiliki kewenangan untuk menentukan penggunaan dana BOS Reguler sesuai
dengan prioritas kebutuhan sekolah memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan dana BOS Reguler
• Penggunaan dana BOS Reguler hanya untuk kepentingan peningkatan layanan pendidikan di
Sekolah dan tidak ada intervensi atau pemotongan dari pihak manapun
• Penggunaan dana BOS Reguler harus didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama
antara tim BOS Sekolah, guru, dan Komite Sekolah. Hasil kesepakatan di atas dituangkan secara
tertulis dalam bentuk berita acara rapat dan ditandatangani oleh peserta rapat. Kesepakatan
penggunaan dana BOS Reguler harus didasarkan pada skala prioritas kebutuhan Satuan Pendidikan,
khususnya untuk pengembangan program peningkatan kualitas belajar Peserta Didik di Sekolah
• Pengelolaan dana BOS Reguler di Sekolah dilakukan oleh tim BOS Sekolah
tugas dan tanggung jawab tim BOS Sekolah adalah sebagai berikut:
1. Mengisi dan memutakhirkan data Sekolah secara lengkap dan valid ke dalam Dapodik sesuai
dengan kondisi riil di Sekolah
2. Bertanggung jawab mutlak terhadap hasil isian data Sekolah yang masuk dalam Dapodik
9. Bertanggung jawab secara formal dan material atas penggunaan dana BOS Reguler yang
diterima
10. Bersedia diaudit oleh lembaga yang memiliki kewenangan melakukan audit sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-perundangan terhadap seluruh dana yang dikelola Sekolah, baik
yang berasal dari dana BOS Reguler maupun dari sumber lain
1. Penggandaan formulir dan publikasi atau pengumuman penerimaan peserta didik baru, dan
biaya layanan penerimaan peserta didik baru dalam jaringan
3. Penentuan peminatan bagi Sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah dan tes
bakat skolastik atau tes potensi akademik bagi Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat;
5. Kegiatan lainnya dalam rangka penerimaan peserta didik baru yang relevan
• Memenuhi rasio 1 (satu) buku untuk setiap Peserta Didik pada setiap tema/mata pelajaran
• Memenuhi kebutuhan buku untuk guru pada setiap tema/mata pelajaran yang diajarkan
• Buku yang dibeli merupakan buku yang telah dinilai dan ditetapkan oleh Kementerian
• Buku yang dibeli oleh Sekolah harus dijadikan pegangan dalam proses pembelajaran di
Sekolah
• Buku yang dibeli Sekolah adalah buku yang telah dinilai dan ditetapkan oleh Kementerian;
• Sekolah dapat membeli atau menyediakan buku untuk mendukung proses pembelajaran di
Sekolah, diutamakan untuk menunjang penguatan pendidikan karakter dan pengembangan literasi
Sekolah
• Buku yang dibeli Sekolah adalah buku yang telah dinilai dan ditetapkan oleh Kementerian
atau Pemerintah Daerah; dan/atau pembiayaan lain yang relevan dalam rangka menunjang
operasional layanan perpustakaan
5. Pembelian perangkat lunak atau peranti lunak asli dan/atau pengembangan aplikasi yang
digunakan dalam proses pembelajaran
7. Pembiayaan kegiatan pembelajaran lain yang relevan dalam rangka menunjang proses
pembelajaran
• Pembiayaan lain yang relevan dalam rangka menunjang operasional kegiatan ekstrakurikuler
Pembiayaan administrasi kegiatan Sekolah digunakan untuk pembiayaan dalam rangka pengelolaan
dan operasional rutin Sekolah, yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, administrasi, dan
pelaporan meliputi:
• pembelian alat dan/atau bahan habis pakai yang dibutuhkan dalam mendukung kegiatan
pembelajaran, akreditasi, administrasi, layanan umum, tata usaha dan perkantoran
• pembelian peralatan kesehatan dan keselamatan Sekolah meliputi tandu, stetoskop, tabung
oksigen, tabung pemadam kebakaran, dan/atau alat kesehatan dan keselamatan sejenisnya
• pembiayaan penyelenggaraan rapat tim BOS Sekolah, tidak termasuk komponen honor
• biaya perjalanan dalam rangka pengambilan dana untuk keperluan Sekolah di bank atau
kantor pos
• biaya perjalanan dalam rangka koordinasi dan pelaporan program dana BOS Reguler kepada
dinas yang menangani urusan pendidikan provinsi/ kabupaten/kota;
• pembiayaan pengelolaan Sekolah melalui aplikasi yang sudah disiapkan oleh Kementerian
antara lain perencanaan, pembukuan, dan penyusunan laporan melalui aplikasi RKAS, penyampaian
laporan hasil belajar melalui aplikasi e-rapor, dan pendataan melalui aplikasi Dapodik;
• pembiayaan bagi Sekolah yang berada di daerah terpencil dan belum ada jaringan listrik,
antara lain untuk menyewa atau membeli genset atau panel surya, termasuk peralatan
pendukungnya sesuai dengan kebutuhan di daerah tersebut, termasuk biaya perawatan dan/atau
perbaikan;
• pembiayaan bagi Sekolah yang berada di daerah yang mengalami bencana alam berdasarkan
pernyataan resmi dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah, dana BOS Reguler dapat
digunakan untuk membiayai penanggulangan dampak darurat bencana selama masa tanggap
darurat;
• penyediaan konsumsi; dan/atau
• pembiayaan lain yang relevan dalam rangka menunjang operasional administrasi kegiatan
Sekolah;
3. Pembiayaan lain yang relevan dalam rangka menunjang pengembangan profesi guru dan
tenaga kependidikan;
pembiayaan langganan daya dan/atau jasa digunakan untuk pembiayaan dalam rangka pembayaran
daya dan/atau jasayang mendukung operasional Sekolah meliputi, pemasangan baru, penambahan
kapasitas, pembayaran langganan rutin,atau pembiayaan langganan daya dan jasa lain yang relevan.
Pembiayaan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolahdigunakan untuk pembiayaan dalam rangka
pemeliharaan dan perbaikan kondisi rusak ringan pada sarana dan prasarana Sekolah meliputi:
• Penutup atap
• Penutup plafond
• Kelistrikan
• Pengecatan
• Penutup lantai
• Perbaikan meubelair, dan/atau pembelian meja dan/atau kursi Peserta Didik atau guru jika
meja dan atau kursi yang ada sudah tidak berfungsi dan/ataujumlahnya kurang mencukupi
kebutuhan
• Perbaikan toilet Sekolah, tempat cuci tangan, saluran air kotor dan sanitasi lainnya
• Penyediaan sumber air bersih termasuk pompa dan instalasinya bagi Sekolah yang belum
memiliki air bersih
• Pemeliharaan dan/atau perbaikan komputer, printer, laptop, proyektor, dan/atau pendingin
ruangan
• Pembiayaan lain yang relevan dalam rangka pemeliharaan sarana dan prasarana Sekolah.
Biaya penyediaan alat multi media pembelajaran merupakan pembiayaan dalam rangka penyediaan
kebutuhan alat multi media pembelajaran mengacu pada hasil analisa kebutuhan meliputi:
• Komputer desktop/work station berupa Personal Computer (PC)/All in One Computer untuk
digunakan dalam proses pembelajaran
• Laptop
• Alat multi media pembelajaran lainnya dalam rangka menunjang pembelajaran berbasis
teknologi informasi dan komunikasi
• Pembayaran honor hanya diberikan kepada guru yang berstatus bukan aparatur sipil negara
yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
• Dalam hal terdapat sisa dana dalam pembayaran honor terhadap guru sebagaimana pada
point diatas, maka honor dapat diberikan kepada tenaga kependidikan yang berstatus bukan
aparatur sipil negara di Sekolah
Demikianlah informasi terkait dengan Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah Reguler semua
jenjang tahun 2020, buat anda yang berminat untuk membaca detail juknis BOS 2020, silahkan anda
unduh pada tautan berikut ini (unduh)
JUKNIS BOS 2020 SD SMP SMA SMK | PAPARAN
KEBIJAKAN BOS 2020
Download Juknis BOS 2020| Paparan Kebijakan BOS tahun 2020 | Paparan Kebijakan BOS tahun
2020 _ Pada postingan kali ini kami hanya menyampaikan informasi Paparan Kebijakan Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) ini disampaikan ketika rapat koordinasi Kebijakan BOS pada tanggal 28
Januari 2020. Paparan ini menjelaskan beberapa Poin yang dianggap penting untuk kita ketahui
A. Perubahan Penyaluran
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada tahun 2020 disalurkan langsung ke rekening sekolah
masing-masing dengan penetapan SK sekolah penerima BOS langsung dari Mendikbud. Hal ini
berbeda dengan proses penyaluran BOS pada tahun sebelumnya. Ditahun 2019, Penyaluran dana
BOS disalurkan melalu Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) provinsi. Tahapan penyaluran pada
Juknis BOS tahun 2020 sebanyak 3 tahap dengan cut off data hanya 1 kali (31 Agustus tahun
sebelumnya). Hal ini berbeda dengan Jukni BOS sebelumnya dimana tahapan penyalurannya
Ditahun 2020 harga satuan per BOS 1 peserta didik setiap tahun:
• SD sebesar Rp.900.000,-
• SMK tetap
• SLB tetap
Berdasarkan paparan dijelaskan bahwa ditahun 2020 ini terdapat beberapa perubahan terkait
kependidikan pada sekolah negeri maksimal 15% dan pada sekolah swasta maksimal 30% dengan
kriteria guru honor adalah memiliki kualifikasi akademik S1/D4 dan mendapatkan penugasan dari
pemda dengan memperhatikan analisis kebutuhan guru. Sedangkan ditahun 2020, pembayaran guru
honor dan tenaga kependidikan pada sekolah negeri dan guru pada sekolah yayasan maksimal 50%
dengan kriteria guru honor pada sekolah negeri dan guru tetap yayasan sebagai berikut:
2. Salah satu penggunaan BOS pada tahun 2020 adalah untuk pembiayaan administrasi
kegiatan sekolah. Hal ini berbeda dengan dengan Juknis BOS tahun 2019 dimana salah satu
3. Pada juknis BOS 2020, berdasarkan paparan dijelaskan bahwa tidak membatasi pembelian
buku teks dan non teks seperti halnya di juknis BOS tahun 2019
4. Pembiayaan terkait alat multi media pada juknis BOS tahun 2020 yang dibeli tidak ditentukan
2. Pengembangan Perpustakaan
10. Penyelenggaraan Bursa Kerja Khusus (BKK), Praktik Kerja Industri (Prakerin) atau Praktik
Kerja Lapangan (PKL) di dalam negeri, Pemantauan Kebekerjaan, Pemagangan Guru, dan Lembaga
11. Penyelenggaraan Kegiatan Uji Kompetensi Keahlian, Sertifikasi Kompetensi Keahlian dan
UjiKompetensi Kemampuan Bahasa Inggris Berstandar Internasional (Test of English for International
12. Pembayaran honor Guru berstatus non Aparatur Sipil Negara (ASN).
Terdapat beberapa hal yang menjadi kelebihan dan kelemahan dalam penyaluran dana BOS 2020.
Beberapa hal yang menjadi kelebihan dalam penyaluran dana BOS 2020 tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Lebih Efektif : Penyaluran dana BOS tahun 2020 lebih efektif karena dapat memangkas
2. Lebih efisien: Penyaluran dana BOS tahun 2020 lebih efisien karena penyaluran dana BOS
tahun 2020 dilakukan secara serentak di 34 propinsi, meminimalisir keterlambatan penyaluran serta
Selanjutnya, pada postingan kali ini kami juga menyertakan link dowonload Juknis BOS 2020. Bagi
Demikianlah informasi mengenai Download Juknis BOS 2020| Paparan Kebijakan BOS tahun 2020 |
Paparan Kebijakan BOS tahun 2020, semoga bermanfaat buat anda semua. Adapun slide paparan
Petunjuk Teknis (Juknis) BOS Afirmasi dan BOS Kinerja 2020 terdapat di dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasionl
Berikun ini Salinan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2020 tentang Juknis BOS Afirmasi dan BOS
Kinerja 2020 :
bahwa untuk membantu pembiayaan kegiatan operasional sekolah dan mendukung kegiatan
pembelajaran yang belum tercukupi dari dana bantuan operasional sekolah reguler serta sebagai
bentuk penghargaan atas kinerja sekolah, perlu memberikan bantuan operasional sekolah afirmasi
bahwa agar penyaluran dana bantuan operasional sekolah afirmasi dan dana bantuan operasional
sekolah kinerja sebagaimana dimaksud dalam huruf a sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran, perlu
pengaturan mengenai petunjuk teknis pelaksanaan bantuan operasional sekolah afirmasi dan
Operasional Sekolah Afirmasi dan Bantuan Operasional Sekolah Kinerja suda htidak sesuai dengan
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Petunjuk Teknis Bantuan
Maka ditetapkan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Petunjuk Teknis Bantuan
Dana Bantuan Operasional Sekolah Afirmasi yang selanjutnya disebut dengan Dana BOS Afirmasi
adalah program pemerintah pusat yang dialokasikan bagi satuan pendidikan dasar dan menengah
Baca Disini : Permendikbud Nomor 23 Tahun 2020 Pedoman Penetapan Daerah Khusus Dalam
Dana Bantuan Operasional Sekolah Kinerja yang selanjutnya disebut Dana BOS Kinerja adalah
program Pemerintah Pusat yang dialokasikan bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang
dinilai berkinerja baik dalam menyelenggarakan layanan pendidikan di Daerah Khusus yang
program pemerintah pusat untuk penyediaan pendanaan biaya operasional bagi sekolah yang
Didalam Pasal 2 Juknis BOS Afirmasi dan BOS Kinerja 2020, telah dijelaskan mengenai tujuan dana
Dana BOS Afirmasi bertujuan untuk membantu kegiatan operasional sekolah dan mendukung
kegiatan pembelajaran yang belum tercukupi oleh Dana BOS Reguler di Daerah Khusus yang
Dana BOS Kinerja bertujuan untuk membantu kegiatan operasional sekolah dan mendukung kegiatan
pembelajaran yang belum tercukupi oleh Dana BOS Reguler sebagai bentuk penghargaan atas
kinerja baik dalam menyelenggarakan layanan pendidikan di Daerah Khusus yang ditetapkan oleh
Kementerian.
Adapun Penerima Dana BOS Afirmasi dan BOS Kinerja dijelaskan di dalam Pasal 3 sebagai berikut :
Dana BOS Afirmasi dan Kinerja diberikan kepada :
sekolah dasar ;
Didalam Pasal 3 ayat (2) dijelaskan mengenai Syarat-syarat sekolah penerima Dana BOS Afirmasi
dan Kinerja.
Adapun persyaratan sekolah penerima Dana BOS Afirmasi dan Kinerja harus memenuhi sebagi
berikut :
Kriteria Sekolah yang Diprioritaskan untuk Menerima Dana BOS Afirmasi dan Kinerja
Didalam pasal 4 dijelaskan tentang kriteria sekolah penerima dana BOS Afirmasi dan BOS Kinerja.
1. Penerima Dana BOS Afirmasi dan Dana BOS Kinerja diprioritaskan bagi sekolah yang memenuhi
memiliki proporsi guru yang berstatus pegawai negeri sipil atau guru tetap yayasan yang lebih kecil.
2. Selain kriteria sebagaima dimaksud pada ayat (1) khusus untuk penerima Dana BOS Kinerja harus
Didalam Pasal 5 dijelaskan mengenai ketatapan sekolah hanya bisa menerima salah satu dana BOS.
1. Sekolah penerima Dana BOS Afirmasi dan Dana BOS Kinerja yang memenuhi syarat dan kriteria
prioritas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4 ditetapkan oleh Menteri ;
2. Sekolah yang telah ditetapkan sebagai penerima Dana BOS Afirmasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak dapat ditetapkan sebagai penerima Dana BOS Kinerja ;
3. Sekolah yang telah ditetapkan sebagai penerima Dana BOS Kinerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak dapat ditetapkan sebagai peneirma Dana BOS Afirmasi.
Alokasi Dana untuk Sekolah Penerima Dana BOS Afirmasi dan Dana BOS Kinerja :
Didalam pasal 6 dijelaskan, alokasi dana untuk sekolah yang ditetapkan sebagai penerima Dana BOS
Afirmasi dan Dana BOS Kinerja masing-masing sebesar Rp. 60.000.000 (enam puluh juta rupiah)
setiap sekolah.
Dana BOS Afirmasi dan Dana BOS Kinerja digunakan untuk membiayai operasional sekolah sesuai
dengan komponen penggunaan Dana BOS Reguler berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
Penggunaan Dana BOS Afirmasi dan Dana BOS Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
dapat digunakan untuk membiayai belanja yang sudah dibiayai secara penuh oleh sumber lain yang