REVIEW ARTIKEL
Diusulkan oleh:
Widharta Surya Alam/180405119/2018/D
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Tujuan Khusus............................................................................ 2
1.3 Manfaat Penelitian...................................................................... 2
1.4 Temuan yang ditargetkan........................................................... 2
1.5 Kontribusi Penelitian terhadap Ilmu Pengetahuan..................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3
2.1 Macam-macam Model Pertumbuhan Kultur.............................. 3
2.2 Pertumbuhan Kultur Murni di dalam Flask (Labu) ................. 3
2.3 Pertumbuhan Kultur di dalam Bioreaktor
Aerobik dan Anaerobik………………..................................... 4
BAB 3. PEMBAHASAN………................................................................... 7
3.1 Metode Pengukuran Pertumbuhan Mikroba...... ........................ 7
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN………............................................. 14
4.1 Kesimpulan ................................................................................ 14
4.2 Saran…………........................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14
ii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
bahwa peubah proses yang merupakan peubah bebas sangat terbatas. Kinerja dari
proses secara keseluruhan dipengaruhi oleh konsentrasi sel, substrat, laju
pertumbuhan, dan laju alir proses dengan hubungan yang kompleks. Hubungan
antara peubah proses sesuai dengan konfigurasi pada Gambar 1 ditunjukkan pada
Persamaan 1 hingga 4.
Gambar 2.4 Konfigurasi proses aerobik dan anaerobik sinambung untuk produksi bioetanol
Parameter kinetika pertumbuhan sel diperoleh dari pengamatan pada mode operasi
batch pada kondisi pH 6,5 dan suhu 35o C. Suhu dan pH tersebut digunakan pula
pada proses yang dijalankan pada kondisi operasi sinambung. (Macrelli et al, 2014)
7
BAB 3
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini diperoleh nilai %T, sehingga dapat dihitung nilai Optical
Density (OD). OD dapat dihitung melalui persamaan
OD (Absorbansi) = 2 – log %T. Persamaan ini didapatkan dari :
OD = log (1/T)
Karena nilai %T = 100 T maka, T = T/100)
OD = log (100/%T)
= log 100 – log %T
= 2 – log % T
maka dari persamaan ini, didapatkan nilai OD dari hasil %T yang didapakan pada
spektrofotometer. Optical Density adalah jumlah cahaya yang dihamburkan dan
diserap oleh sel dalam suatu larutan. Semakin banyak mikroorganisme dalam suatu
larutan maka larutan akan semakin keruh, sehingga nilai %T akan semakin kecil
dan nilai absorbansi akan semakin besar.
Pada spektrofotometer terdapat hasil %T yang selanjutnya digunakan
persamaan OD = 2 – log %T, sehingga didapatkan nilai optical density. Apabila
dibuat suatu plot grafik hubungan antara dilution variable (variabel pengenceran)
dengan OD akan diperoleh suatu hubungan dimana semakin encer suatu larutan
maka OD yang diperoleh juga semakin kecil. Hal ini dikarenakan pada larutan yang
lebih encer, terdapat lebih sedikit suspensi bakteri yang dapat menghalangi
diteruskannya cahaya dari sumber cahaya ke fotodetektor.
dengan literatur, dimana semakin encer suatu larutan akan memberikan hasil
pembacaan %T yang semakin besar sehingga didapat OD yang semakin kecil.
Δ𝑇
Tg =
∑𝐺
ln 𝐶1 − ln 𝐶0
μ=
Δ𝑇
Keterangan :
∑G = Jumlah generasi
C1 = Jumlah sel tertinggi (sel / ml)
C0 = Jumlah sel awal penelitian (sel / ml)
Tg = Waktu generasi (jam)
∆T = Waktu kultur (jam)
µ = Laju pertumbuhan (jam-1 )
Sampel larutan pelet dilakukan pemekatan dengan sentrifugasi 1500 rpm
selama 10 menit. Pelet dipindahkan ke cawan alumunium untuk dilakukan
pengeringan pada suhu 400C hingga kering dan selanjutnya dilakukan
penimbangan (Yuliana, 2008). Hasil penimbangan dilakukan penghitungan berat
kering biomassa sel, sebagai berikut :
Wk = Wt – W0
Keterangan :
Wk = Berat kering biomassa 10 ml kultur (gram / 10 ml)
Wt = Berat total setelah pengeringan (gram)
W0 = Berat wadah (gram)
maka dapat diketahui kelimpahan bakteri sedimen sebesar 282 x 103 cfu/ml.
Menurut Bashan and Gina. (2002) komunitas bakteri di ekosistem mangrove,
menunjukkan bahwa jumlah bakteri yang hidup bebas berkisar antara 0.18 x 106
sampai 1,95 x 106 cfu/ml.
Hasil isolasi bakteri selanjutnya dilakukan purifikasi berdasarka morfologi
koloni yang berbeda. Hasil purifikasi berhasil didapatkan sebanyak 47 isolat
bakteri. Salanjutnya dilakukan uji aktivitas proteolitik kualitatif dengan metode
doting. Berdasarhan hasil uji proteolitik kualitatif (gambar 2) maka didapatkan
sebanyak 11 % (5 isolat) aktif proteolitik, sedangkan 89 % (42 isolat) tidak memiliki
aktivitas proteolitik. Diduga kelima isolat yang aktif tersebut adalah dari genus
Bacillus spp. Engelhard et al, (2001) mengisolasi 38 bakteri mangrove dari sedimen
di Andaman Selatan. Isolat terbanyak terdiri atas bakteri yang memiliki sifat
morfologi dan biokimia sebagai berikut: Gram positif (76,3%), motil (87%),
fermentatif (82,1%), pigmen (31%). Isolat yang paling banyak ditemukan adalah
Bacillus spp (50%).
Gambar 3.4. Nilai TCP bakteri hasil isolasi dari sedimen ekosistem mangrove Telukawur.
14
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Dalam metode pengukuran mikroba untuk tiap jenisnya dibagi menjadi dua
kelompok yaitu pengukuran perhitungan langsung dan tak langsung. Perhitungan
secara langsung meliputi turbidimetri, berat kering, dan counting chamber,
sedangkan perhitungan tak langsung dengan metode TPC.
Model produktivitas produksi bioetanol pada bioreaktor aerobik dan
anaerobik sinambung dapat diperoleh berdasarkan persamaan neraca massa dengan
penyesuaian menggunakan persamaan Monod yang dimodifikasi untuk
menentukan nilai konstanta pertumbuhan spesifik.
4.2 SARAN
Artikel ini masih perlu dikaji lebih jauh lagi, baik itu diperluas ruang
lingkupnya, bahkan dispesifikkan ke satu ruang lingkup kaji yang mendalam.
Informasi tersebut diperlukan untuk meningkatkan potensi sebagai literasi atau
publikasi dalam pengembangan review artikel.
DAFTAR PUSTAKA
Blakebrough N. 1973. Fundamentals of fermenter design. Pure Appl Chem. 36(3):
305–315.
Breisha GZ. 2010. Production of 16% ethanol from 35% sucrose. Biomass and
Bioenergy. 34(8): 1243–1249
Shuler ML dan Kargi F. 1992. Generalized differential specific rate equation for
microbial growth. Biotechnol Bioeng. 21(10): 1871–1875.
Lin Y dan Tanaka S. 2006. Ethanol fermentation from biomass resources: current
state and prospects. Appl Microbiol Biotechnol. 69(6): 627–642.
Van Dijken JP, Weusthuis RA, dan Pronk JT. 1993. Kinetics of growth and sugar
consumption in yeasts. Antonie Van Leeuwenhoek. 63(3- 4): 343–352.
Daniel J M & Paul E H. 2013. The Immunoasay handbook fourth edition. Elsevier.
Yuliana, N., 2008, “Kinetika Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat Isolat T5 yang
Berasal dari Tempoyak”, J. Teknologi Industri dan Hasil Pertanian, Vol. 13,
No.2, hal. 108-116.
Bashan, Y. & H, Gina. 2002. Plant growth-promoting bacteria: a potential tool for
arid mangrove reforestation. Environ. Microbiol. CIB. 16:159-166.
Engelhard, M.A., K. Daly, R.P.J. Swannell & I.M. Head. 2001. Isolation and
characterization of a novel hydrocarbon-degrading, Gram-positive
bacterium, isolated from intertidal beach sediment, and descriptionof
Planococcus alkanoclasticus sp. nov. J. Appl. Microbiol.90:237-247.