Anda di halaman 1dari 51

Handout-04

METODE PENELITIAN
PERTANIAN
Oleh:

Prof. Dr. Ir. I Wayan Sutresna, MP.

FAKULTAS PERTANIAN - UNIVERSITAS MATARAM


mataram, 2020
TUJUAN PBM
TIU TIK
Mahasiswa dapat memahami
• Mahasiswa diharapkan beberapa metode penelitian :
dapat memahami bebera- • Eksploratif
pa metode penelitian ilmiah, • Deskriptif :
yang selanjutnya dapat  Cross Sectional
menerapkannya ketika  Longitudinal
melakukan penelitian.
• Analitik :
 Eksperimental (lapangan,
laboratorium)
 Observasional (Studi Kasus-
Komparatif)
•  Korelasional
Metode Penelitian 2
Pertanian
 Pada Handout-03 (pada Gambar Langkah-langkah Penelitian
Ilmiah, Halaman-4), ketika kita akan melakukan pengumpulan
data (data collecting) untuk Uji Hipotesis, peneliti harus mampu
memilih METODE PENELITIAN yang sesuai dengan RUMUS-
AN MASALAH, TUJUAN PENELITIAN, dan RUMUSAN HIPO-
TESIS yang akan dikaji.
 Jadi pemilihan METODE PENELITIAN YANG TEPAT akan:
 merupakan sarana bagi peneliti untuk memperoleh jawaban
atas pertanyaan penelitiannya.
 merupakan alat bagi peneliti untuk mengontrol atau mengen-
dalikan peubah (variable) yang berpengaruh pada suatu
penelitian.
Metode Penelitian 3
Pertanian
Lain Padang Lain Belalang,
Lain Rumusan Masalahnya,
Lain Pula Metode Penelitiannya

1. Hubungan
Antar Peubah

2. Pertimbangan
Waktu Penguku-
Panduan ran
Memilih Metode
Penelitian 3. Pertimbangan
Cause-Effect

penelitian
4. Pertimbangan

metode
Manipulasi Peu-
bah Bebas/Inter-
vensi Peneliti
Metode Penelitian 4
Pertanian
EKSPLORATIF
RAGAM METODE PENEITIAN Kerat Lintang (Cross-Sectional)
DESKRIPTIF
tidak Longitudinal

OBSERVASIONAL
tidak (Causal Comparative)
Hub Var?

 Cross-Sectional
Ada

Manipulasi  Longitudinal
Var. Bebas?
ya
ya
EKSPERIMENTAL
ya  Laboratorium
Hub.  Lapangan
ANALITIK Cause-
Effect

tidak
Studi KORELASIONAL
Metode Penelitian 5
Pertanian
 METODE ini banyak digunakan untuk menelusuri kemungkinan ada-
nya hubungan antar peubah ataupun hubungan ‘sebab-akibat’
(cause-effect) timbulnya fenomena baru yang sebelumnya tidak pernah
ada, dan faktor-faktor penyebabnya belum diketahui (belum banyak
informasinya), demikian juga tentang mekanisme terjadinya fenomena
tersebut.
 Penelitian Eksploratif umumnya dilakukan jika terjadi suatu kasus baru
(baik penyakit maupun fenomena pertumbuhan tanaman baru dan se-
bagainya) yang memerlukan untuk ditindaklanjuti dengan penelitian
lanjutan yang lebih mendalam.
 Penelitian Eksploratif dapat diibaratkan sebagai PENELITIAN PENDA-
HULUAN yang tingkat ‘ketelitian’ dan ‘validitas’-nya kurang diutama-
kan. Jadi sifatnya untuk menggali informasi sebanyak mungkin seba-
gai bahan kajian selanjutnya.
Metode Penelitian 6
Pertanian
Teladan:
 Penelitian tentang faktor penyebab terjadinya bentuk unik
(natural shape) pada gubal yang dihasilkan dari teknik
budidaya bor.
 Pada teknik bor terdapat fenomena bentuk unik (natural
shape), sementara ini peneliti belum menemukan apa
penyebab pembentuk natural shape tersebut?
 Gubal dengan bentuk unik ini sangat digemari konsumen
(harganya mahal).
 Pada lobang teknik bor dijumpai fakta adanya beberapa
serangga yang menempati lobang bor?
 Untuk meyakinkan fenomena tersebut perlu suatu penye-
lidikan ekploratif agar dapat dijadikan dasar penyelidikan
lebih lanjut untuk memproduksi bentukan gubal yang
unik (artinya untuk mencari faktor-faktor penyebabnya)..
Metode Penelitian 7
Pertanian
 Pelaksanaan penelitian eksploratif, umumnya tidak mensya-
ratkan pengambilan sampel yang ketat dibanding penelitian
deskriptif maupun eksperimental.
 Teknik pengambilan sampel dapat dilakukan baik dari:
 populasi secara acak (random sampling)
 populati secara tidak acak (non random sampling)
Oleh karena tidak mensyaratkan pengambilan yang ketat,
penelitian eksloratif (baik percobaan maupun survei), teknik
pengambilan sampelnya kebanyakan dilakukan dengan cara-
cara non random sampling, karena dilakukan lebih mudah
dan tidak menggunakan biaya dan waktu yang banyak.
 Teknik non random sampling, terdiri atas: convinience sam-
pling, judgment sampling (expert sampling atau purposive
sampling), quota sampling, dan snowball sampling.
Metode Penelitian 8
Pertanian
 METODE PENELITIAN DESKRIPTIF dirancang untuk melakukan can-
deraan (deskripsi) mengenai fenomena yang ditemukan, baik yang be-
rupa faktor penyebab maupun efek atau hasil yang ada. Data hasil
penelitian disajikan ‘apa adanya’ yakni hanya menggambarkan sifat-
sifat fenomena yang sementara berjalan pada saat penelitian dilaku-
kan, peneliti tidak menganalisis mengapa fenomena itu dapat terjadi.
 Untuk itu pada penelitian deskriptif umumnya TIDAK DIBUTUHKAN
HIPOTESIS
 Konsekuensinya TIDAK ADA UJI HIPOTESIS (ANALISIS STATIS-
TIKA INFERENSI seperti Uji z, Uji t, Uji X2, ANOVA, regresi dsb),
cukup dideskripsikan dengan STATISTIKA DESKRIPTIF (seperti
sajian Tabel Distribusi Frekuensi, Histogram, Poligon, Ogive,
Ukuran Tendensi Tengah, dan Ukuran Variasi).
 Penelitian Deskriptif diantaranya: (a) metode survey dan (b) metode
kasus.
Metode Penelitian 9
Pertanian
 Simak teladan berikut:
1. Studi Keunggulan Kompetitif Tanaman Pangan dan Hortikultura di
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Gatra kajiannya:
 keunggulan kompetitif dari komoditas pangan (beras, ubikayu,
jagung, kedelai) dan hortikultura (pisang, jeruk, mangga, kubis
bunga, kangkung, kentang).
 wilayah pengembangan dan kendala-kendala yang perlu di atasi
dalam proses pengembangannya.
 alternatif organisasi ekonomi yang perlu ditumbuhkembangkan
dalam pengembangan komoditas tersebut.

Rumusan di atas TIDAK MEMBUTUHKAN RUMUSAN HIPOTESIS,


sifatnya hanya memberikan deskriptif saja

Metode Penelitian 10
Pertanian
2. Faktor-faktor Yang Berpengaruh pada Respon Petani Dalam Mengadop-
si Teknologi Pertanian Kompetitif di Provinsi NTB
Gatra yang dipelajari:
 Peubah Bebas (Independen):
X1 = infrastruktur teknik budidaya
X2 = bimbingan penyuluh pertanian
X3 = karakteristik individu petani
X4 = pendidikan & pelatihan skill budidaya Kajian deskriptif ini
BUTUH HIPOTESIS
X5 = motivasi melakukan budidaya
X6 = pengalaman budidaya
X7 = pemasaran hasil budidaya
 Peubah Tak-bebas (Dependen)
Y = tingkat adopsi teknologi oleh petani
 Rumusan HIPOTESIS:
‘diduga ketujuh peubah yang dikaji berpengaruh secara linier terhadap
respon petani dalam mengadopsi teknologi pertanian kompetitif’

Metode Penelitian 11
Pertanian
 MODEL KAJIAN:

Yi  0  1  X1i  2  X2i  3  X3i  4  X4i  5  X5i  6  X6i  7  X7i   i

dimana:
0 : intercept
1 - 7 : koefisien regreasi
i : faktor lain di luar model, i ~ NID(0, 2)

 DATA dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner dan wawancara


dengan petani responden (X1 sampai X7) dan Y diperolah dari
penilaian Penyuluh Pertanian..
 Data sikap (X1 sampai X7) dikuantitatifkan dengan skala pengukuran
interval Likert (1 = sangat tidak baik, 2 = kurang baik, 3 = cukup
baik, 4 = baik, dan 5 = sangat baik). Data Y juga diukur dengan
skala yang sama.
 Uji hipotesis menggunakan uji-F dan uji-t pada regresi berganda.
Metode Penelitian 12
Pertanian
 Metode Survei (survey research).--
 Jika kita ingin mengumpulkan data yang relatif terbatas dari sejumlah kasus yang relatif
besar jumlahnya, metode yang dapat kita gunakan adalah SURVEI.
 Metode SURVEI menekankan ‘lebih pada penentuan informasi tentang peubah dari
pada informasi tentang individu’. Jadi penekanannya terletak pada penelitian sejum-
lah kecil peubah pada unit sampel yang besar (agar errornya lebih kecil).
 Survei digunakan untuk memperoleh: (a) gambaran umum tentang obyek yang diteliti,
(b) menjelaskan hubungan-hubungan dari beberapa peubah yang kedudukannya masing-
masing telah dijabarkan dalam kerangka pikir teoritis, (c) menguji hipotesis-hipotesis
untuk memperkuat penerimaan atau penolakan terhadap teori, (d) membuat prediksi, dan
(e) membuat implikasi.
 Survei mempunyai 2 LINGKUP, yaitu: SENSUS dan SURVEI SAMPEL. SENSUS
merupakan survei yang meliputi seluruh anggota populasi yang menjadi sasaran kajian/pe-
nelitian (contoh: sensus pertanian, dsb). Survei sampel hanya dilakukan pada sebagian
kecil dari anggota populasi yang dikaji (misalnya: survei usahatani, survei produksi &
tata niaga gula aren, dsb).
 Perlatan utamanya adalah: (a) menggunakan alat bantu penelitian berupa kuisioner, alat
bantu rekam (tape, video, kamera, dsb), alat pencatat; (b) kegiatan wawancara (tanya
jawab), dan (c) kegiatan pengamatan (observasi) langsung.

Metode Penelitian 13
Pertanian
 Metode Kasus (case study).--
 Pada hakekatnya sama dengan metode survei, yang membedakan adalah bila metode survei
dikehendaki informasi untuk memperoleh gambaran umum dari obyek yang diteliti, se-
dangkan dalam metode kasus ingin mendapatkan informasi yang mendalam tentang obyek
yang dikaji/ diteliti.

 Jadi PEUBAH YANG DIAMATI pada metode kasus BANYAK, sedangkan pada metode
survei, peubah yang diamati relatif lebih sedikit tetapi sampelnya harus cukup banyak
supaya kesalahan GENERALISASI menjadi lebih kecil.

 Dalam metode KASUS, peneliti TIDAK SAHIH membuat kesimpulan untuk populasi dari
sampel yang tidak representatif diwakili oleh kasus yang dipilih, sedang pada metode
SURVEI dapat dibuat kesimpulan tentang populasi tergantung dari TEKNIK PENGAMBI-
LAN SAMPELNYA.

 Peralatan utama dalam penelitian sama dengan metode survei maupun metode deskriptif
lainnya.

 Contoh: studi kasus epedemi wereng cokelat di Wilayah X, dsb.

Metode Penelitian 14
Pertanian
Acak Sederhana

Pertanian
Acak
Acak Sistematik

Terbatas

Metode Penelitian
Acak Berlapis

Acak Bertahap
Ganda
Metode Tetap

Terbatas
Acak Bergerombol
Acak Tak-

Acak Bergerombol
Berlapis

Sampel yang ditarik secara


Metode Acak

bertingkat
Metode Pengambilan Sampel

Sampel yang ditarik


melalui pengamatan satu-
satu anggota populasi
Metode Sekuensial

Purposif

Kuota

Dipermudah
Metode
Tak-Acak

15

Snowball
A B P N I
D K T F L
G O W H R
M S Y C U • Langkah letakkan ujung pencil pada Tabel
Angka Acak, misal jatuh pada baris 20
E J X V Q kolom 25
• ambil gugus 3 angka ke arah horizontal.
A B P N I
757 687 799 172 641 • Kalau kita mengambil contoh berukuran
D K T F L 20%, dengan menetapkan pengambilan
935 867 013 897 844 contoh dari angka acak terkecil, maka
G O W H R diperoleh 5 anggota contoh yang tercetak
629 476 223 030 500
M S Y C U merah
928 168 523 227 222
E J X V Q
917 011 105 783 257

Metode Penelitian 16
Pertanian
1 2 3 4 5 6

7 8 9 10 11 12
Misal n Contoh = 6
• Bagi N dengan n, kelompok-
kan anggota populasi dalam
13 14 15 16 17 18 N/n = k.
• Tetapkan secara acak satu
anggota populasi (r) pada k1.
19 20 21 22 23 24
• Lakukan pola teratur r + k,
2r + k, …, r + (n-1)k.
Populasi (N)
1 N

r r+k r+ 2k r+ (n-1)k
Contoh (n)
Metode Penelitian 17
Pertanian
Aras Populasi Strata 1
(Population Strata 2
level)
Strata 3

Aras Kesamaan
(Equalization Strata 1 Strata 2 Strata 3
level)

Contoh diam- Contoh diam- Contoh diam-


bil secara bil secara bil secara
acak acak acak
Aras Pengacakan
(Randomization
level) Total Contoh dari
ketiga Strata

Aras Data
(Data level) Data dikoleksi dari
Contoh ini
Metode Penelitian 18
Pertanian
   
  
Proporsional   
   
Aras Populasi
 : Strata 1  
(Population   : Strata 2
level)  
 
: Strata
3  
     
       
 

Aras Stratifikasi        
(Stratification      
     
level)  
     
   
   

Aras Pengacakan  
(Proportional stratified     
sample, sebesar 25%)
 
Aras Data Data dikoleksi dari
(Data level) Contoh terpilih
Metode Penelitian 19
Pertanian
Aras Populasi (Population level)

  Aras Pengacakan
(Penarikan sample,
sebesar 40%)

Aras Data
 (Data level)
 

Data di koleksi dari


Contoh terpilih
 

Metode Penelitian
Satu Tahap 20
Pertanian
Tahap-1 (Kab/Kec)
Aras Populasi Tahap-2
(Kec/Desa) (Aras Pengacakan-2,
1 6 (Aras Pengacakan-1, 30%)
  30%)

  2 Aras Data

 (Data level)
2 7
  

Data di koleksi dari


 

Contoh terpilih
3 8 8

  

  

4 9
 

  10


5 10
  

 
Metode Penelitian Dua Tahap 21
Pertanian
 Penelitian eksperimental adalah suatu penyelidikan untuk mengetahui
ada tidaknya hubungan SEBAB-AKIBAT serta berapa besar hubung-
an sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlaku-
an tertentu pada satuan/unit percobaan dan menyediakan kontrol
untuk pembandingan.
 Jika dibandingkan dengan metode deskriptif, ada 2 hal utama yang
membedakannya yaitu:
 Pada metode eksperimental terdapat KONTROL, sedang pada metode deskriptif TIDAK
ADA. Kontrol dapat berupa manipulasi fisik, stratifikasi lahan percobaan (blocking), seleksi
terhadap penggunaan cara, alat, maupun material percobaan, dsb.
 Pada metode eksperimental, peneliti melakukan MANIPULASI terhadap PEUBAH, sedang
pada metode deskriptif PEUBAH YANG DITELITI sebagaimana adanya. Manipulasi
dilakukan pada PEUBAH BEBAS (obyek/unit percobaan) sedangkan pada metode deskrip-
tif obyek penelitian bersifat ex post facto (kausal-komparatif)

 Langkah penelitian mengikuti metode ilmiah (lihat Handout-03).


Metode Penelitian 22
Pertanian
Pada metode eksperimental terdapat 3 hal penting yang perlu dipahami hubungannya:
Rancangan Perlakuan - Rancangan Percobaan - Rancangan Respons
Keragaman Yang
Tujuan Umum Mengganggu
Penelitian

Keragaman Masalah
Tujuan Antar Unit Pengukuran/
Percobaan Percobaan Penilaian

Rancangan Rancangan Rancangan


Percobaan
Perlakuan Percobaan Respons

Pengumpulan
DATA

Analisis DATA

Generalisasi KESIMPULAN

Metode Penelitian 23
Pertanian
PERCOBAAN.-- Dimensi percobaan meliputi:
 merupakan suatu cara/prosedur dalam melakukan penelitian
 untuk mempelajari bagaimana respon yang akan diberikan satuan/unit
percobaan pada berbagai keadaan tertentu yang ingin diperhatikan.
 bermakna keadaan tertentu sengaja diciptakan atau dibuat melalui
pemberian perlakuan dan pengaturan lingkungan.

Tujuannya untuk : (a) pendugaan galat, (b) mening-


Replikasi katkan presisi percobaan, (c) memperluas cakupan
kesimpulan, dsb
Tujuannya untuk : (a) meminimisasi bias, (b) mem-
Percobaan Pengacakan peroleh pengamatan yang tidak berkorelasi (indepen-
Yang Baik den), dsb.
Dapat dilakukan dengan: (a) melakukan stratifikasi
Pengawas- (pengelompokan/blok), (b) menggunakan pengamat-
an pengiring, (c) mengatur ukuran & bentuk unit per-
an Galat cobaan, (d) pemilihan rancangan percobaan & anali-
sis data yang sesuai, dan sebagainya.
Metode Penelitian 24
Pertanian
• strategi peneliti untuk memilih atau
menetapkan perlakuan-perlakuan apa
Apa itu ‘treatment saja yang akan digunakan dalam
percobaannya?
design’?
• sangat bergantung pada tujuan
penelitian

a. tak - terstruktur: „fixed-treatments‟


dan „random-treatments‟
Perlakuan
b. terstruktur: „nested-treatments‟,
berfaktor, dan regresi
Metode Penelitian 25
Pertanian
“merupakan pengaturan pemberian
perlakuan pada unit-unit percobaan,
Apa itu ‘experimental dengan maksud agar keragaman
design’? respons akibat keadaan lingkungan
dan heterogenitas materi percobaan
dapat diminimisasi”
a. Rancangan Faktor Tunggal: RAL, RAK,
RBL, Lattice seimbang, Lattice seimbang
sebagian.
Rancangan
b. Rancangan Faktor Ganda: percobaan
Percobaan faktorial, Split Plot Design, Strip Plot Design,
Split Block Design, Split-split Plot Design,
Lattice seimbang, Lattice seimbang sebagian
Metode Penelitian 26
Pertanian
• pemilihan sifat atau karakteristik yang akan

Apa itu ‘response


digunakan untuk menilai perlakuan
• rancangan mengenai bagaimana cara mengukur
design’? atau menilai atau mengolong-golongkan sifat/
karakteristik tersebut

hasil ukur
konsep-1
instrumen-1 • nominal
• ordinal
konsep-2
• selang
instrumen-2 • nisbah
konsep-3
Metode Penelitian 27
Pertanian
Teknik Percobaan Lapang

Hal penting yang perlu diperhatikan:

Teknik
Heteroge- Pengambilan
nitas Materi Contoh
Percobaan Percobaan
Lapang

Pengaruh Kesalahan
Kompetisi Mekanik

Metode Penelitian 28
Pertanian
Heterogenitas Materi Percobaan:
I. Memilih Lokasi Percobaan:
 Penyebab Keragaman di Area Percobaan:
a. Adanya keragaman kesuburan tanah dan kemiringan tanah (soil and
slope variation).

(a) (b) (c)

b. Adanya keragaman perolehan air irigasi (irrigation variation)


c. Adanya ragam akibat teknik pelaksanaan percobaan, termasuk
ragam penggunaan alat-alat percobaan, dsb. (implement variation).
d. Adanya ragam akibat serangan patogen/hama/gulma (pathogen/
insect/weed variation).

Metode Penelitian 29
Pertanian
 Kriteria Lokasi Percobaan yang baik:
a. Hindari penggunaan lahan yang miring.
b. Hindari lokasi pertanaman yang sebelumnya banyak melibatkan
perlakuan tentang:
 pemupukan yang intensif,
 varietas yang masa pertumbuhannya berbeda,
 perbedaan jarak tanam.
c. Hindari lokasi percobaan yang lama tidak dimanfaatkan untuk
budidaya.
d. Hindari lokasi percobaan yang sebelumnya mempunyai parit-parit
saluran air yang tidak ada tanamannya. Kalau terpaksa maka perta-
hankan ukuran, bentuk, dan arah petak pada percobaan sebelumnya.
e. Carilah lokasi percobaan yang mempunyai catatan jelas tentang
pemanfaatannya (historical use) untuk keperluan budidaya.
f. Hindari lokasi percobaan yang merupakan hasil perataan tanah.
g. Hindari lokasi percobaan yang di sekitarnya banyak tanaman tinggi
dan besar.
h. Hindari lokasi percobaan yang marginal (tidak produktif).
Metode Penelitian 30
Pertanian
 Meminimisasi Efek Heterogenitas:

Adanya efek heterogenitas Galat percobaan (JKG)


(akibat kurang baiknya akan membesar atau
kontrol lokal) meningkat

Beberapa cara pendekatan untuk meminimisasi efek heterogenitas:


a. Jika mungkin lakukan percobaan uniformitas sebelum percobaan
sesungguhnya. Percobaan uniformitas ditujukan untuk memetakan
aras kesuburan tanah (soil gradient).
b. Pilih rancangan percobaan yang tepat sesuai peta atau arah heterogeni-
tas tanah.
c. Pilih ukuran dan bentuk petak unit percobaan (experimental unit) yang
sesuai.
d. Pilih orientasi petak dan blok percobaan yang tepat.

Metode Penelitian 31
Pertanian
ORIENTASI PENATAAN BLOK : benar
I
salah benar
II
I
III

I II III II

III I II III

(untuk sejarah penggunaan


salah
lahan yang tidak jelas)
Metode Penelitian 32
Pertanian
ORIENTASI UNIT PERCOBAAN (PETAK)  arah heterogenitas
salah benar

A
D

B
C

arah heterogenitas

e. Gunakah jumlah ulangan (replication) yang sama.


Metode Penelitian 33
Pertanian
 Ukuran Petak dan Bentuknya:
ditentukan oleh:
1. Tipe Percobaan (ditinjau dari gatra tindak budidaya)
 Ukuran petak percobaan pemupukan lebih besar dari ukuran
petak pengujian daya hasil varietas, demikian pula untuk
percobaan irigasi, penyemprotan pestisida/herbisida, percobaan
jarak tanam, dan sebagainya.
2. Heterogenitas tanah
 Bila korelasi produktivitas antara dua petak (unit) percobaan yang
berdekatan kecil, maka dapat menggunakan petak percobaan yang
ukurannya lebih besar.
3. Efek tepi (border effect)
 Jika efek ini cenderung ada dalam percobaan, maka petak persegi
(bujur sangkar) yang disarankan untuk digunakan, sebab petak
persegi mempunyai keliling minimum.
4. Keterbatasan materi/bahan percobaan (tanah, biaya, waktu, tenaga
kerja, dsb)
Metode Penelitian 34
Pertanian
5. Karakter/komponen/parameter agronomi yang akan diukur (misalnya
untuk pengukuran daya hasil dan komponen lainnya mempunyai
ukuran-ukuran petak yang harus benar-benar dapat mencerminkan
performa sesungguhnya terhadap parameter yang diukur).
6. Jenis tanaman yang dijadikan unit percobaan:
 Untuk tanaman semusim dan tahunan mempunyai ukuran pertak
yang berbeda. Misal untuk tanaman padi ukuran petak yang sering
digunakan 3 m x 6 m, tanaman semusim lainnya berkisar antara
luas 100 - 400 m2. Sedang untuk tanaman tahunan minimal terda-
pat 10 batang tanaman tahunan per petak, tergantung jarak
tanamnya.
7. Pilihan terhadap rancangan perlakuan (treatment designs) yang
digunakan.
 Seperti dalam split plot experiment ada pengaruh utama yang di-
pentingkan (ditempatkan di anak petak) dan ada pengaruh utama
yang dikorbankan (ditempatkan pada petak utama), sehingga
ukuran petak untuk pengaruh utama yang ditempatkan di petak
utama lebih besar dari ukuran petak di anak petak.
Metode Penelitian 35
Pertanian
 Jumlah Ulangan (Replikasi):
ditentukan oleh:
1. derajat bebas galat percobaan sebaiknya  20
2. besarnya galat baku (standard error) rerata perlakuan atau besarnya
beda rerata perlakuan yang dapat dideteksi.

Tabel 1 dan Tabel 2 memperjelas pernyataan Butir-2 ini.


Tabel 1
Jumlah Galat Baku (%)
Ulangan (r) CV = 8% CV = 10% CV = 12% CV = 14%
2 5,7 7,1 8,5 9,9
3 4,6 5,8 6,9 8,1
4 4,0 5,0 6,0 7,0
5 3,6 4,5 5,4 6,3
6 3,3 4,1 4,9 5,7
7 3,0 3,8 4,5 5,3
8 2,8 3,5 4,2 5,0

Metode Penelitian 36
Pertanian
Tabel 2
Jumlah Beda Rerata Terdeteksi (%)
Ulangan (r) CV = 8% CV = 10% CV = 12% CV = 14%
2 18,1 22,6 27,1 31,7
3 13,7 17,2 20,6 24,0
4 11,6 14,5 17,4 20,3
5 10,3 12,9 15,4 18,0
6 9,3 11,6 14,0 16,3
7 8,6 10,7 12,9 15,0
8 8,0 10,0 12,0 14,0

Misal merancang suatu percobaan dengan jumlah perlakuan (t) = 6,


beda rerata diinginkan sebesar 13%, dan diketahui CV = 10%,
maka dari Tabel 2 di peroleh bahwa jumlah ulangan (r) yang
digunakan sebanyak 5 ulangan.
Jika rancangan perlakuan itu di-check db- Galatnya, diperoleh:
RAK  db Galat = (t-1)*(r-1) = (6 - 1)*(5 - 1) = 20 (memenuhi
syarat Butir-1)
Metode Penelitian 37
Pertanian
Artinya: dengan t = 6 dan r = 5 jika diperoleh rerata perlakuan terendah
sebesar 6 ton ha-1 maka dengan selang kepercayaan 95% dipe-
roleh beda rerata perlakuan = 0,13 * 6 ton ha-1 = 0,78 ton ha-1.

 Efek Tepi (border effect)


adalah: efek yang menimbulkan beda performa tanaman yang berada
pada beberapa baris (row) dan lajur (column) tanaman yang
di tepi petak, dibandingkan dengan performa tanaman di baris
dan lajur tengah petak.
 Beberapa efek tepi yang dapat berpengaruh terhadap parameter
tanaman:
1. Efek tepi dari petak yang tidak ditanami.
2. Efek kompetisi varietas.
3. Efek kompetisi pemupukan.
 Meminimisasi efek tepi, melalui:
1. Hindari penggunaan parit antar petak > 40 cm.
2. Gunakan guludan antar petak percobaan yang dikenakan perlakuan
Metode Penelitian 38
Pertanian
pemupukan yang berbeda, agar dimungkinkan tidak terjadinya
pengaruh korelasi antar petak berdekatan.
3. Bila tepi keliling area percobaan yang tidak ditanami tanaman lebih
besar dari tepi antar petak percobaan, maka performa tanaman yang
ada di beberapa baris keliling area percobaan akan berbeda
dibanding yang ada di tengah petak .
4. Hindari sekurangnya dua baris ditepi petak untuk diperhitungkan
dalam analisis data.
II. Pengaruh Persaingan:
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merancang percobaan yang
baik khususnya tentang „pengaruh persaingan’ ini, antara lain:
1. Adanya pinggiran area percobaan yang „tanpa tanaman‟.
2. Adanya persaingan antar varietas (untuk itu perlu pemahaman tentang
deskripsi varietas tanaman).
3. Adanya persaingan tanaman terhadap aplikasi pemupukan.
4. Adanya rumpun/tanaman yang hilang/mati.
Minimisasi pengaruh ini dapat dilakukan dengan MENGABAIKAN
TANAMAN PINGGIR.
Metode Penelitian 39
Pertanian
III. Kesalahan Mekanik:

Beberapa kesalahan mekanik yang dapat menyebabkan besarnya nilai


kuadrat tengah galat (KTG), antara lain:
1. Kesalahan membuat unit (petak) percobaan (ukuran dan bentuk), pena-
taan petak, proses pengacakan, maupun pemasangan label/kode/etiket
perlakuan.
2. Alokasi pengaturan jarak tanam (baris maupun lajur).
3. Pemilihan benih (kemurnian benih) atau bibit tanaman.
4. Tindak budidaya (penjarangan tanaman, pindah tanam dan sebagainya)
5. Aplikasi pemupukan (jenis, takaran, cara pemberian, dan sebagainya).
6. Pengumpulan data:
- kesalahan pengukuran (cara pengukuran, alat yang digunakan, dan
sebagainya).
- kesalahan mencatat/menyalin data.

Metode Penelitian 40
Pertanian
IV. Teknik Pengambilan Contoh (sampling technique):
 Ukuran petak dalam percobaan lapang (seperti telah dibicarakan di
depan) biasanya dipilih untuk memperoleh SUATU DERAJAT KETE-
PATAN PENGUKURAN TERTENTU berdasarkan sifat/karakteristik/
parameter tanaman yang akan diukur/ditentukan. Derajat ketepatan ini
juga sangat ditentukan oleh jumlah dan teknik pengambilan contoh
(sample) tanaman yang hendak diukur.
 Suatu contoh yang BAIK, jika contoh itu dapat memberikan suatu
pendugaan atau nilai yang sedekat mungkin dengan nilai yang diperoleh
bila keseluruhan tanaman dalam petakan diukur (yang merupakan NILAI
PETAKAN). Adanya PERBEDAAN antara NILAI PENGUKURAN
CONTOH dengan NILAI PETAKAN ini disebut NILAI GALAT
PENARIKAN CONTOH. Sehingga suatu teknik pengambilan contoh
yang baik akan memberikan GALAT CONTOH KECIL.
 Untuk itu seorang peneliti harus secara jelas menyatakan KOMPONEN
PENTING suatu TEKNIK PENGAMBILAN CONTOH, meliputi: SATU
AN PENARIKAN CONTOH, UKURAN CONTOH, dan RANCA-
NGAN PENARIKAN CONTOH.
Metode Penelitian 41
Pertanian
Satuan Penarikan Contoh:
 Satuan Penarikan Contoh adalah satuan dimana pengukuran yang sebenarnya
dilakukan oleh peneliti.
 Satuan Penarikan Contoh yang umum dipakai peneliti dalam percobaan dengan
pengukuran berulang (repeated measurements) adalah selembar daun
tanaman, satu tanaman, sekelompok tanaman atau satu satuan luas.
 Hal-hal penting tentang satuan penarikan contoh, antara lain:
a. Kemudahan dalam pengenalan.-- Satuan contoh yang hendak diukur (apalagi
membutuhkan pengukuran berulang) harus mudah dikenal, untuk itu satuan
contoh hendaknya diberi tanda pengenal.
b. Kemudahan dalam pengukuran.-- Pemilihan satuan contoh harus yang
posisinya mudah diukur.
c. Ketepatan (akurasi) yang tinggi dan biaya murah.-- Satuan contoh yang
dipilih harus dapat memberikan nilai pengukuran yang tinggi agar galat
penarikan contoh kecil. Ketepatan biasanya diukur melalui „kebalikan ragam
(variance) suatu pendugaan contoh’. Ragam yang kecil memberikan akurasi
yang tinggi. Sedang biaya biasanya diukur dari jumlah waktu yang dipakai
untuk pengukuran.
Metode Penelitian 42
Pertanian
Ukuran Contoh:
 Ukuran Contoh merupakan banyaknya satuan penarikan contoh yang dipilih dari
populasi (suatu petak).
 Dalam percobaan dengan pengukuran berulang, UKURAN CONTOH merupa-
kan jumlah tanaman per petak yang digunakan untuk pengukuran, misalnya tinggi
tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah cabang, jumlah rumpun/anakan, bobot
biomasa basah, biomassa kering, dan sebagainya.
 Ukuran Contoh sangat ditentukan oleh:
a. Ukuran keragaman antar satuan penarikan contoh dalam petakan yang sama
(ragam penarikan contoh).
b. Derajat ketepatan yang diharapkan untuk sifat/karakteristik/parameter yang
diamati.
 Untuk itu peneliti biasanya menggunakan dasar pengambilan ukuran contoh pada
GALAT LIMIT yang berbasis RERATA PETAKAN (lihat rumus di Halaman
44).

Metode Penelitian 43
Pertanian
Rumus Galat Limit berbasis Rerata Petakan:
standard deviasi
CV  100%
 Z 2 CV 
2
rerata
n   , dan atau
 d 
KTG
CV  100%
Y
dimana:
n = jumlah contoh yang diambil
Z 2 = dicari dari tabel Z dengan  = 5%, 1% atau 10% (tergantung peneliti)
CV = coefficient of variation yaitu tingkat persentase keragaman antar petak
percobaan dalam suatu aktivitas percobaan. Untuk kajian pertanian
CV umumnya berkisar antara 10-25%. Untuk padi, percobaan varie-
tas berkisar antara 6-8%, untuk pemupukan antara 10-12%, dan 13-
15% untuk percobaan insektisida/herbisida.
d = perbedaan dengan rerata sesungguhnya yang diinginkan peneliti.
KTG = kuadrat tengah galat (varians galat percobaan)
Ybar = rerata umum percobaan (grand total dibagi perlakuan kali ulangan)
Metode Penelitian 44
Pertanian
Teladan:
Seorang peneliti ingin mengambil banyaknya contoh (n) dari
suatu unit percobaan (petak) dengan besarnya beda atau galat limit
(d) yang diinginkan sebesar 10% dari rerata parameter (petak) se-
sungguhnya, dugaan CV percobaan sebesar 12% dan aras
signifikansi yang digunakan adalah 5%, maka:
2
 1,96  0,12 
n  
 0,10 
 2,3522
 5,5 ( 6 tanaman contoh dibulatkan )

Metode Penelitian 45
Pertanian
Rancangan Penarikan Contoh:
 Ada beberapa teknik pengambilan contoh (dapat dibaca pada Gomez dan Gomez,
1984), pada kesempatan ini akan dijabarkan dua teknik pengambilan contoh acak
yaitu: pengambilan contoh acak sederhana dan pengambilan contoh acak
secara sistematik.
 Pengambilan Contoh Acak Sederhana: Misal jumlah tanaman (populasi) per
petak adalah 20 tanaman per baris dan 16 tanaman per lajur  320 tanaman.
Ukuran contoh (n) = 6 tanaman (dihitung seperti di Halaman 44-48). Penentuan
tanaman yang menjadi contoh dapat dilakukan dengan 2 cara berikut.
1. Menggunakan Angka Acak:
a. Dua baris dan dua lajur tanaman dari pinggir petak tidak digunakan sebagai
wilayah populasi tanaman yang akan dijadikan contoh. Hal ini untuk meng-
hindari pengaruh efek tepi.
b. Beri nomor dari perpotongan baris dan lajur ketiga (lihat Gambar di
Halaman 48). Terdapat 192 tanaman yang berpeluang sama untuk dipilih.
c. Pilih gugus 3-angka pada Tabel Acak ke arah horizontal. Gugus angka acak
pertama terlebih dahulu ditetapkan dengan menempatkan ujung pensil secara
acak ke Tabel Angka Acak.
Metode Penelitian 46
Pertanian
d. Gugus-3 angka acak yang terpilih lalu diberi peringkat dari angka terkecil.
e. Setelah angka acak itu diberi peringkat maka pilihlah 6 angka teratas dari
kolom peringkat sebagai contoh terpilih. (Lihat Tabel di bawah ini).
No. Urut Peringkat
Angka Acak
Tanaman Angka Acak   
1 182 35 178 510 105
2 736 149 179 238 52
3 495 101 180 177 33
4 682 141 181 201 42
5 395 81 182 84 11
6 208 47 183 234 51
7 496 102 184 148 26
8 350 71 185 915 172
9 142 24 186 498 103
10 46 4 187 949 179
11 768 153 188 117 19
12 453 93 189 939 175
13 621 126 190 265 57
14 523 108 191 262 56
15 284 62 192 196 40

Nomor Tanaman Contoh yang dipilih adalah 6 Nomor Peringkat Acak di atas
yang sekaligus merupakan Nomor Urut Tanaman Contoh Terpilih (lihat
yang ada dalam kotak garis putus-putus dan Gambar di Halaman 48).
Metode Penelitian 47
Pertanian
Pengambilan Contoh dengan Angka Acak : 16

tidak diikutkan
dalam calon
1 contoh
17
35 47
x x

81
x 101
x
149
x x
141

192

tidak diikutkan dalam calon contoh x: tanaman contoh


Metode Penelitian 48
Pertanian
2. Menggunakan teknik pasangan acak:
a. Langkah 1-a dan 1-b di Halaman 46 tetap diikuti. Terdapat 192 tanaman (16
tanaman dalam setiap baris dan 12 tanaman dalam setiap lajur) yang berpe-
luang sama untuk dipilih menjadi tanaman contoh. Jumlah tanaman
contoh (n) yang akan dipilih adalah 6.
b. Untuk mendapatkan 6 tanaman contoh pilihlah 6 pasangan yang merupakan
koordinat (baris-lajur) secara acak. Untuk baris dipilih secara acak dari 1 -
12 dan untuk lajur dipilih dari 1 - 16.
c. Misal dari hasil pengacakan baik untuk baris dan lajur diperoleh pasangan
koordinat baris-lajur sebagai berikut:
pasangan koordinat (baris, lajur) = (7, 6)
pasangan koordinat (baris, lajur) = (6, 14)
pasangan koordinat (baris, lajur) = (2, 3)
pasangan koordinat (baris, lajur) = (3, 9)
pasangan koordinat (baris, lajur) = (9, 15)
pasangan koordinat (baris, lajur) = (4, 10)

Metode Penelitian 49
Pertanian
Teknik Pasangan Acak :
Lajur-1 Lajur-16

tidak diikutkan
dalam calon
Baris-1 contoh
(2,3)
x (3,9)
x
x(4,10)
(6,14)
(7,6) x
x
x
(9,15)

Baris-12

tidak diikutkan dalam calon contoh x: tanaman contoh


Metode Penelitian 50
Pertanian
 Pengambilan Contoh Secara sistematik
a. Langkah 1-a dan 1-b di Halaman 46 tetap diikuti.
b. Cara kerjanya sama dengan Halaman 17.

Metode Penelitian 51
Pertanian

Anda mungkin juga menyukai