METODE PENELITIAN
PERTANIAN
Oleh:
1. Hubungan
Antar Peubah
2. Pertimbangan
Waktu Penguku-
Panduan ran
Memilih Metode
Penelitian 3. Pertimbangan
Cause-Effect
penelitian
4. Pertimbangan
metode
Manipulasi Peu-
bah Bebas/Inter-
vensi Peneliti
Metode Penelitian 4
Pertanian
EKSPLORATIF
RAGAM METODE PENEITIAN Kerat Lintang (Cross-Sectional)
DESKRIPTIF
tidak Longitudinal
OBSERVASIONAL
tidak (Causal Comparative)
Hub Var?
Cross-Sectional
Ada
Manipulasi Longitudinal
Var. Bebas?
ya
ya
EKSPERIMENTAL
ya Laboratorium
Hub. Lapangan
ANALITIK Cause-
Effect
tidak
Studi KORELASIONAL
Metode Penelitian 5
Pertanian
METODE ini banyak digunakan untuk menelusuri kemungkinan ada-
nya hubungan antar peubah ataupun hubungan ‘sebab-akibat’
(cause-effect) timbulnya fenomena baru yang sebelumnya tidak pernah
ada, dan faktor-faktor penyebabnya belum diketahui (belum banyak
informasinya), demikian juga tentang mekanisme terjadinya fenomena
tersebut.
Penelitian Eksploratif umumnya dilakukan jika terjadi suatu kasus baru
(baik penyakit maupun fenomena pertumbuhan tanaman baru dan se-
bagainya) yang memerlukan untuk ditindaklanjuti dengan penelitian
lanjutan yang lebih mendalam.
Penelitian Eksploratif dapat diibaratkan sebagai PENELITIAN PENDA-
HULUAN yang tingkat ‘ketelitian’ dan ‘validitas’-nya kurang diutama-
kan. Jadi sifatnya untuk menggali informasi sebanyak mungkin seba-
gai bahan kajian selanjutnya.
Metode Penelitian 6
Pertanian
Teladan:
Penelitian tentang faktor penyebab terjadinya bentuk unik
(natural shape) pada gubal yang dihasilkan dari teknik
budidaya bor.
Pada teknik bor terdapat fenomena bentuk unik (natural
shape), sementara ini peneliti belum menemukan apa
penyebab pembentuk natural shape tersebut?
Gubal dengan bentuk unik ini sangat digemari konsumen
(harganya mahal).
Pada lobang teknik bor dijumpai fakta adanya beberapa
serangga yang menempati lobang bor?
Untuk meyakinkan fenomena tersebut perlu suatu penye-
lidikan ekploratif agar dapat dijadikan dasar penyelidikan
lebih lanjut untuk memproduksi bentukan gubal yang
unik (artinya untuk mencari faktor-faktor penyebabnya)..
Metode Penelitian 7
Pertanian
Pelaksanaan penelitian eksploratif, umumnya tidak mensya-
ratkan pengambilan sampel yang ketat dibanding penelitian
deskriptif maupun eksperimental.
Teknik pengambilan sampel dapat dilakukan baik dari:
populasi secara acak (random sampling)
populati secara tidak acak (non random sampling)
Oleh karena tidak mensyaratkan pengambilan yang ketat,
penelitian eksloratif (baik percobaan maupun survei), teknik
pengambilan sampelnya kebanyakan dilakukan dengan cara-
cara non random sampling, karena dilakukan lebih mudah
dan tidak menggunakan biaya dan waktu yang banyak.
Teknik non random sampling, terdiri atas: convinience sam-
pling, judgment sampling (expert sampling atau purposive
sampling), quota sampling, dan snowball sampling.
Metode Penelitian 8
Pertanian
METODE PENELITIAN DESKRIPTIF dirancang untuk melakukan can-
deraan (deskripsi) mengenai fenomena yang ditemukan, baik yang be-
rupa faktor penyebab maupun efek atau hasil yang ada. Data hasil
penelitian disajikan ‘apa adanya’ yakni hanya menggambarkan sifat-
sifat fenomena yang sementara berjalan pada saat penelitian dilaku-
kan, peneliti tidak menganalisis mengapa fenomena itu dapat terjadi.
Untuk itu pada penelitian deskriptif umumnya TIDAK DIBUTUHKAN
HIPOTESIS
Konsekuensinya TIDAK ADA UJI HIPOTESIS (ANALISIS STATIS-
TIKA INFERENSI seperti Uji z, Uji t, Uji X2, ANOVA, regresi dsb),
cukup dideskripsikan dengan STATISTIKA DESKRIPTIF (seperti
sajian Tabel Distribusi Frekuensi, Histogram, Poligon, Ogive,
Ukuran Tendensi Tengah, dan Ukuran Variasi).
Penelitian Deskriptif diantaranya: (a) metode survey dan (b) metode
kasus.
Metode Penelitian 9
Pertanian
Simak teladan berikut:
1. Studi Keunggulan Kompetitif Tanaman Pangan dan Hortikultura di
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Gatra kajiannya:
keunggulan kompetitif dari komoditas pangan (beras, ubikayu,
jagung, kedelai) dan hortikultura (pisang, jeruk, mangga, kubis
bunga, kangkung, kentang).
wilayah pengembangan dan kendala-kendala yang perlu di atasi
dalam proses pengembangannya.
alternatif organisasi ekonomi yang perlu ditumbuhkembangkan
dalam pengembangan komoditas tersebut.
Metode Penelitian 10
Pertanian
2. Faktor-faktor Yang Berpengaruh pada Respon Petani Dalam Mengadop-
si Teknologi Pertanian Kompetitif di Provinsi NTB
Gatra yang dipelajari:
Peubah Bebas (Independen):
X1 = infrastruktur teknik budidaya
X2 = bimbingan penyuluh pertanian
X3 = karakteristik individu petani
X4 = pendidikan & pelatihan skill budidaya Kajian deskriptif ini
BUTUH HIPOTESIS
X5 = motivasi melakukan budidaya
X6 = pengalaman budidaya
X7 = pemasaran hasil budidaya
Peubah Tak-bebas (Dependen)
Y = tingkat adopsi teknologi oleh petani
Rumusan HIPOTESIS:
‘diduga ketujuh peubah yang dikaji berpengaruh secara linier terhadap
respon petani dalam mengadopsi teknologi pertanian kompetitif’
Metode Penelitian 11
Pertanian
MODEL KAJIAN:
dimana:
0 : intercept
1 - 7 : koefisien regreasi
i : faktor lain di luar model, i ~ NID(0, 2)
Metode Penelitian 13
Pertanian
Metode Kasus (case study).--
Pada hakekatnya sama dengan metode survei, yang membedakan adalah bila metode survei
dikehendaki informasi untuk memperoleh gambaran umum dari obyek yang diteliti, se-
dangkan dalam metode kasus ingin mendapatkan informasi yang mendalam tentang obyek
yang dikaji/ diteliti.
Jadi PEUBAH YANG DIAMATI pada metode kasus BANYAK, sedangkan pada metode
survei, peubah yang diamati relatif lebih sedikit tetapi sampelnya harus cukup banyak
supaya kesalahan GENERALISASI menjadi lebih kecil.
Dalam metode KASUS, peneliti TIDAK SAHIH membuat kesimpulan untuk populasi dari
sampel yang tidak representatif diwakili oleh kasus yang dipilih, sedang pada metode
SURVEI dapat dibuat kesimpulan tentang populasi tergantung dari TEKNIK PENGAMBI-
LAN SAMPELNYA.
Peralatan utama dalam penelitian sama dengan metode survei maupun metode deskriptif
lainnya.
Metode Penelitian 14
Pertanian
Acak Sederhana
Pertanian
Acak
Acak Sistematik
Terbatas
Metode Penelitian
Acak Berlapis
Acak Bertahap
Ganda
Metode Tetap
Terbatas
Acak Bergerombol
Acak Tak-
Acak Bergerombol
Berlapis
bertingkat
Metode Pengambilan Sampel
Purposif
Kuota
Dipermudah
Metode
Tak-Acak
15
Snowball
A B P N I
D K T F L
G O W H R
M S Y C U • Langkah letakkan ujung pencil pada Tabel
Angka Acak, misal jatuh pada baris 20
E J X V Q kolom 25
• ambil gugus 3 angka ke arah horizontal.
A B P N I
757 687 799 172 641 • Kalau kita mengambil contoh berukuran
D K T F L 20%, dengan menetapkan pengambilan
935 867 013 897 844 contoh dari angka acak terkecil, maka
G O W H R diperoleh 5 anggota contoh yang tercetak
629 476 223 030 500
M S Y C U merah
928 168 523 227 222
E J X V Q
917 011 105 783 257
Metode Penelitian 16
Pertanian
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12
Misal n Contoh = 6
• Bagi N dengan n, kelompok-
kan anggota populasi dalam
13 14 15 16 17 18 N/n = k.
• Tetapkan secara acak satu
anggota populasi (r) pada k1.
19 20 21 22 23 24
• Lakukan pola teratur r + k,
2r + k, …, r + (n-1)k.
Populasi (N)
1 N
r r+k r+ 2k r+ (n-1)k
Contoh (n)
Metode Penelitian 17
Pertanian
Aras Populasi Strata 1
(Population Strata 2
level)
Strata 3
Aras Kesamaan
(Equalization Strata 1 Strata 2 Strata 3
level)
Aras Data
(Data level) Data dikoleksi dari
Contoh ini
Metode Penelitian 18
Pertanian
Proporsional
Aras Populasi
: Strata 1
(Population : Strata 2
level)
: Strata
3
Aras Stratifikasi
(Stratification
level)
Aras Pengacakan
(Proportional stratified
sample, sebesar 25%)
Aras Data Data dikoleksi dari
(Data level) Contoh terpilih
Metode Penelitian 19
Pertanian
Aras Populasi (Population level)
Aras Pengacakan
(Penarikan sample,
sebesar 40%)
Aras Data
(Data level)
Metode Penelitian
Satu Tahap 20
Pertanian
Tahap-1 (Kab/Kec)
Aras Populasi Tahap-2
(Kec/Desa) (Aras Pengacakan-2,
1 6 (Aras Pengacakan-1, 30%)
30%)
2 Aras Data
(Data level)
2 7
Contoh terpilih
3 8 8
4 9
10
5 10
Metode Penelitian Dua Tahap 21
Pertanian
Penelitian eksperimental adalah suatu penyelidikan untuk mengetahui
ada tidaknya hubungan SEBAB-AKIBAT serta berapa besar hubung-
an sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlaku-
an tertentu pada satuan/unit percobaan dan menyediakan kontrol
untuk pembandingan.
Jika dibandingkan dengan metode deskriptif, ada 2 hal utama yang
membedakannya yaitu:
Pada metode eksperimental terdapat KONTROL, sedang pada metode deskriptif TIDAK
ADA. Kontrol dapat berupa manipulasi fisik, stratifikasi lahan percobaan (blocking), seleksi
terhadap penggunaan cara, alat, maupun material percobaan, dsb.
Pada metode eksperimental, peneliti melakukan MANIPULASI terhadap PEUBAH, sedang
pada metode deskriptif PEUBAH YANG DITELITI sebagaimana adanya. Manipulasi
dilakukan pada PEUBAH BEBAS (obyek/unit percobaan) sedangkan pada metode deskrip-
tif obyek penelitian bersifat ex post facto (kausal-komparatif)
Keragaman Masalah
Tujuan Antar Unit Pengukuran/
Percobaan Percobaan Penilaian
Pengumpulan
DATA
Analisis DATA
Generalisasi KESIMPULAN
Metode Penelitian 23
Pertanian
PERCOBAAN.-- Dimensi percobaan meliputi:
merupakan suatu cara/prosedur dalam melakukan penelitian
untuk mempelajari bagaimana respon yang akan diberikan satuan/unit
percobaan pada berbagai keadaan tertentu yang ingin diperhatikan.
bermakna keadaan tertentu sengaja diciptakan atau dibuat melalui
pemberian perlakuan dan pengaturan lingkungan.
hasil ukur
konsep-1
instrumen-1 • nominal
• ordinal
konsep-2
• selang
instrumen-2 • nisbah
konsep-3
Metode Penelitian 27
Pertanian
Teknik Percobaan Lapang
Teknik
Heteroge- Pengambilan
nitas Materi Contoh
Percobaan Percobaan
Lapang
Pengaruh Kesalahan
Kompetisi Mekanik
Metode Penelitian 28
Pertanian
Heterogenitas Materi Percobaan:
I. Memilih Lokasi Percobaan:
Penyebab Keragaman di Area Percobaan:
a. Adanya keragaman kesuburan tanah dan kemiringan tanah (soil and
slope variation).
Metode Penelitian 29
Pertanian
Kriteria Lokasi Percobaan yang baik:
a. Hindari penggunaan lahan yang miring.
b. Hindari lokasi pertanaman yang sebelumnya banyak melibatkan
perlakuan tentang:
pemupukan yang intensif,
varietas yang masa pertumbuhannya berbeda,
perbedaan jarak tanam.
c. Hindari lokasi percobaan yang lama tidak dimanfaatkan untuk
budidaya.
d. Hindari lokasi percobaan yang sebelumnya mempunyai parit-parit
saluran air yang tidak ada tanamannya. Kalau terpaksa maka perta-
hankan ukuran, bentuk, dan arah petak pada percobaan sebelumnya.
e. Carilah lokasi percobaan yang mempunyai catatan jelas tentang
pemanfaatannya (historical use) untuk keperluan budidaya.
f. Hindari lokasi percobaan yang merupakan hasil perataan tanah.
g. Hindari lokasi percobaan yang di sekitarnya banyak tanaman tinggi
dan besar.
h. Hindari lokasi percobaan yang marginal (tidak produktif).
Metode Penelitian 30
Pertanian
Meminimisasi Efek Heterogenitas:
Metode Penelitian 31
Pertanian
ORIENTASI PENATAAN BLOK : benar
I
salah benar
II
I
III
I II III II
III I II III
A
D
B
C
arah heterogenitas
Metode Penelitian 36
Pertanian
Tabel 2
Jumlah Beda Rerata Terdeteksi (%)
Ulangan (r) CV = 8% CV = 10% CV = 12% CV = 14%
2 18,1 22,6 27,1 31,7
3 13,7 17,2 20,6 24,0
4 11,6 14,5 17,4 20,3
5 10,3 12,9 15,4 18,0
6 9,3 11,6 14,0 16,3
7 8,6 10,7 12,9 15,0
8 8,0 10,0 12,0 14,0
Metode Penelitian 40
Pertanian
IV. Teknik Pengambilan Contoh (sampling technique):
Ukuran petak dalam percobaan lapang (seperti telah dibicarakan di
depan) biasanya dipilih untuk memperoleh SUATU DERAJAT KETE-
PATAN PENGUKURAN TERTENTU berdasarkan sifat/karakteristik/
parameter tanaman yang akan diukur/ditentukan. Derajat ketepatan ini
juga sangat ditentukan oleh jumlah dan teknik pengambilan contoh
(sample) tanaman yang hendak diukur.
Suatu contoh yang BAIK, jika contoh itu dapat memberikan suatu
pendugaan atau nilai yang sedekat mungkin dengan nilai yang diperoleh
bila keseluruhan tanaman dalam petakan diukur (yang merupakan NILAI
PETAKAN). Adanya PERBEDAAN antara NILAI PENGUKURAN
CONTOH dengan NILAI PETAKAN ini disebut NILAI GALAT
PENARIKAN CONTOH. Sehingga suatu teknik pengambilan contoh
yang baik akan memberikan GALAT CONTOH KECIL.
Untuk itu seorang peneliti harus secara jelas menyatakan KOMPONEN
PENTING suatu TEKNIK PENGAMBILAN CONTOH, meliputi: SATU
AN PENARIKAN CONTOH, UKURAN CONTOH, dan RANCA-
NGAN PENARIKAN CONTOH.
Metode Penelitian 41
Pertanian
Satuan Penarikan Contoh:
Satuan Penarikan Contoh adalah satuan dimana pengukuran yang sebenarnya
dilakukan oleh peneliti.
Satuan Penarikan Contoh yang umum dipakai peneliti dalam percobaan dengan
pengukuran berulang (repeated measurements) adalah selembar daun
tanaman, satu tanaman, sekelompok tanaman atau satu satuan luas.
Hal-hal penting tentang satuan penarikan contoh, antara lain:
a. Kemudahan dalam pengenalan.-- Satuan contoh yang hendak diukur (apalagi
membutuhkan pengukuran berulang) harus mudah dikenal, untuk itu satuan
contoh hendaknya diberi tanda pengenal.
b. Kemudahan dalam pengukuran.-- Pemilihan satuan contoh harus yang
posisinya mudah diukur.
c. Ketepatan (akurasi) yang tinggi dan biaya murah.-- Satuan contoh yang
dipilih harus dapat memberikan nilai pengukuran yang tinggi agar galat
penarikan contoh kecil. Ketepatan biasanya diukur melalui „kebalikan ragam
(variance) suatu pendugaan contoh’. Ragam yang kecil memberikan akurasi
yang tinggi. Sedang biaya biasanya diukur dari jumlah waktu yang dipakai
untuk pengukuran.
Metode Penelitian 42
Pertanian
Ukuran Contoh:
Ukuran Contoh merupakan banyaknya satuan penarikan contoh yang dipilih dari
populasi (suatu petak).
Dalam percobaan dengan pengukuran berulang, UKURAN CONTOH merupa-
kan jumlah tanaman per petak yang digunakan untuk pengukuran, misalnya tinggi
tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah cabang, jumlah rumpun/anakan, bobot
biomasa basah, biomassa kering, dan sebagainya.
Ukuran Contoh sangat ditentukan oleh:
a. Ukuran keragaman antar satuan penarikan contoh dalam petakan yang sama
(ragam penarikan contoh).
b. Derajat ketepatan yang diharapkan untuk sifat/karakteristik/parameter yang
diamati.
Untuk itu peneliti biasanya menggunakan dasar pengambilan ukuran contoh pada
GALAT LIMIT yang berbasis RERATA PETAKAN (lihat rumus di Halaman
44).
Metode Penelitian 43
Pertanian
Rumus Galat Limit berbasis Rerata Petakan:
standard deviasi
CV 100%
Z 2 CV
2
rerata
n , dan atau
d
KTG
CV 100%
Y
dimana:
n = jumlah contoh yang diambil
Z 2 = dicari dari tabel Z dengan = 5%, 1% atau 10% (tergantung peneliti)
CV = coefficient of variation yaitu tingkat persentase keragaman antar petak
percobaan dalam suatu aktivitas percobaan. Untuk kajian pertanian
CV umumnya berkisar antara 10-25%. Untuk padi, percobaan varie-
tas berkisar antara 6-8%, untuk pemupukan antara 10-12%, dan 13-
15% untuk percobaan insektisida/herbisida.
d = perbedaan dengan rerata sesungguhnya yang diinginkan peneliti.
KTG = kuadrat tengah galat (varians galat percobaan)
Ybar = rerata umum percobaan (grand total dibagi perlakuan kali ulangan)
Metode Penelitian 44
Pertanian
Teladan:
Seorang peneliti ingin mengambil banyaknya contoh (n) dari
suatu unit percobaan (petak) dengan besarnya beda atau galat limit
(d) yang diinginkan sebesar 10% dari rerata parameter (petak) se-
sungguhnya, dugaan CV percobaan sebesar 12% dan aras
signifikansi yang digunakan adalah 5%, maka:
2
1,96 0,12
n
0,10
2,3522
5,5 ( 6 tanaman contoh dibulatkan )
Metode Penelitian 45
Pertanian
Rancangan Penarikan Contoh:
Ada beberapa teknik pengambilan contoh (dapat dibaca pada Gomez dan Gomez,
1984), pada kesempatan ini akan dijabarkan dua teknik pengambilan contoh acak
yaitu: pengambilan contoh acak sederhana dan pengambilan contoh acak
secara sistematik.
Pengambilan Contoh Acak Sederhana: Misal jumlah tanaman (populasi) per
petak adalah 20 tanaman per baris dan 16 tanaman per lajur 320 tanaman.
Ukuran contoh (n) = 6 tanaman (dihitung seperti di Halaman 44-48). Penentuan
tanaman yang menjadi contoh dapat dilakukan dengan 2 cara berikut.
1. Menggunakan Angka Acak:
a. Dua baris dan dua lajur tanaman dari pinggir petak tidak digunakan sebagai
wilayah populasi tanaman yang akan dijadikan contoh. Hal ini untuk meng-
hindari pengaruh efek tepi.
b. Beri nomor dari perpotongan baris dan lajur ketiga (lihat Gambar di
Halaman 48). Terdapat 192 tanaman yang berpeluang sama untuk dipilih.
c. Pilih gugus 3-angka pada Tabel Acak ke arah horizontal. Gugus angka acak
pertama terlebih dahulu ditetapkan dengan menempatkan ujung pensil secara
acak ke Tabel Angka Acak.
Metode Penelitian 46
Pertanian
d. Gugus-3 angka acak yang terpilih lalu diberi peringkat dari angka terkecil.
e. Setelah angka acak itu diberi peringkat maka pilihlah 6 angka teratas dari
kolom peringkat sebagai contoh terpilih. (Lihat Tabel di bawah ini).
No. Urut Peringkat
Angka Acak
Tanaman Angka Acak
1 182 35 178 510 105
2 736 149 179 238 52
3 495 101 180 177 33
4 682 141 181 201 42
5 395 81 182 84 11
6 208 47 183 234 51
7 496 102 184 148 26
8 350 71 185 915 172
9 142 24 186 498 103
10 46 4 187 949 179
11 768 153 188 117 19
12 453 93 189 939 175
13 621 126 190 265 57
14 523 108 191 262 56
15 284 62 192 196 40
Nomor Tanaman Contoh yang dipilih adalah 6 Nomor Peringkat Acak di atas
yang sekaligus merupakan Nomor Urut Tanaman Contoh Terpilih (lihat
yang ada dalam kotak garis putus-putus dan Gambar di Halaman 48).
Metode Penelitian 47
Pertanian
Pengambilan Contoh dengan Angka Acak : 16
tidak diikutkan
dalam calon
1 contoh
17
35 47
x x
81
x 101
x
149
x x
141
192
Metode Penelitian 49
Pertanian
Teknik Pasangan Acak :
Lajur-1 Lajur-16
tidak diikutkan
dalam calon
Baris-1 contoh
(2,3)
x (3,9)
x
x(4,10)
(6,14)
(7,6) x
x
x
(9,15)
Baris-12
Metode Penelitian 51
Pertanian