Anda di halaman 1dari 30

BAB I.

PATOGEN TUMBUHAN TULAR


TANAH

I. PENDAHULUAN
Tanah merupakan suatu bahan yang sangat
komplek, pada tanah ini terdapat interaksi antara
partikel tanah, air, nutrisi, gas, bahan organik
dan organisme hidup. Bakteri, jamur,
actinomycetes, algae, protozoa dan nematoda
merupakan mikroorganisme tanah atau
mikroflora yang penting. Dari perhitungan kasar
pada satu gram tanah terdapat bakteri (106 –
109), jamur (104 – 105), actinomycetes (105 – 106),
algae (101 – 103), protozoa (104 – 105).
PROF. SUDANTHA (Penyakit & Patogen 1
Tumbuhan Tular Tanah)
 

2. KEBUTUHAN LINGKUNGAN MIKROBA


TANAH DAN INTERAKSINYA DENGAN
INANG
Interaksi:
Tanaman Inang ·        Ketahanan Induksi
·        Tahan ·        Inhibitor
·        Toleran ·        Hypovirulensi
·        Peka

Faktor Lingkungan: Mikrobia menguntungkan


·        Iklim (suhu, ·        Mikrobia Avirulent
kelembaban) ·        Mikrobia Antagonis
·        Tanah (pH, tekstur, BO)

Mikrobia merugikan Mekanisme:


·        Patogen Tular Tanah ·        Antibiosis
(Bakteri, jamur, nematoda) ·        Kompetisi
·        Exploitasi > hyperparasit

PROF. SUDANTHA (Penyakit & Patogen 2


Tumbuhan Tular Tanah)
Gambar 1. Konsep Segitiga Penyakit
atau Disease Triangle Concept

PROF. SUDANTHA (Penyakit & Patogen 3


Tumbuhan Tular Tanah)
Gambar 2. Konsep Piramida Penyakit
atau Disease Tetrahedron Concept

PROF. SUDANTHA (Penyakit & Patogen 4


Tumbuhan Tular Tanah)
Periode pada saat parasit berhubungan
dengan tanaman inangnya disebut dengan
Patogenesis, sedang periode pada saat
parasit tidak berhubungan dengan tanaman
inangnya disebut dengan Saprogenesis.

PROF. SUDANTHA (Penyakit & Patogen 5


Tumbuhan Tular Tanah)
Berdasarkan agensia penyebarannya penyakit
dapat dikelompokan menjadi soil borne disease
apabila agensia penyebarannya tanah (patogennya
disebut soil borne pathogen atau patogen tular
tanah), air borne disease apabila agensia
penyebarannya udara (patogennya disebut air
borne pathogen atau patogen tular udara), seed
borne disease apabila agensia penyebarannya
benih (patogennya disebut seed borne pathogen
atau patogen tular benih), water borne disease
apabila agensia penyebarannya air (patogennya
disebut water borne pathogen atau patogen tular
air), dan insect borne disease apabila agensia
penyebarannya serangga (patogennya disebut
insect borne pathogen atau patogen tular
serangga).
PROF. SUDANTHA (Penyakit & Patogen 6
Tumbuhan Tular Tanah)
Berdasarkan agensia penyebarannya penyakit
dapat dikelompokan menjadi soil borne disease
apabila agensia penyebarannya tanah (patogennya
disebut soil borne pathogen atau patogen tular
tanah), air borne disease apabila agensia
penyebarannya udara (patogennya disebut air
borne pathogen atau patogen tular udara), seed
borne disease apabila agensia penyebarannya
benih (patogennya disebut seed borne pathogen
atau patogen tular benih), water borne disease
apabila agensia penyebarannya air (patogennya
disebut water borne pathogen atau patogen tular
air), dan insect borne disease apabila agensia
penyebarannya serangga (patogennya disebut
insect borne pathogen atau patogen tular
serangga).
PROF. SUDANTHA (Penyakit & Patogen 7
Tumbuhan Tular Tanah)
Penyakit Tumbuhan Tular Tanah atau Soil Born
Disease adalah penyakit tumbuhan yang mana
agens penyebarannya berupa tanah yang
menyebabkan terjadinya pembusukan pada bagian
tumbuhan di dalam tanah seperti akar dan pangkal
batang yang merupakan gejala primer dan dapat
juga menyebabkan layu dan kuning di atas
permukaan tanah yang merupakan gejala sekunder.

Patogen tular tanah atau Soil Born Pathogen


adalah kelompok mikroorganisme yang sebagian
siklus hidupnya berada di dalam tanah dan
mempunyai kemampuan untuk menginfeksi dan
menimbulkan penyakit pada tanaman.
PROF. SUDANTHA (Penyakit & Patogen 8
Tumbuhan Tular Tanah)
3. Arti Penting Penyakit Tumbuhan Tular Tanah

Patogen tumbuhan tular tanah yang


menyebabkan berbagai penyakit pada berbagai
tumbuhan atau tanaman merupakan salah satu
patogen yang penting untuk dipelajari karena
sangat berhubungan dengan bagaimana cara
pengendaliannya yang efektif. Ada dua hal yang
menyebabkan mengapa patogen tumbuhan tular
menjadi penting, yaitu:

PROF. SUDANTHA (Penyakit & Patogen 9


Tumbuhan Tular Tanah)
 

a.Penyakit Tumbuhan Tular Tanah Menimbulkan


Kerugian Ekonomi

1)Salah satu penyakit tanaman yang sering


menyebabkan kegagalan panen adalah penyakit
tular tanah yang disebabkan oleh jamur patogen
tular tanah. Patogen ini menyebabkan terjadinya
pembusukan pada batang dan akar tanaman dan
menyerang berbagai jenis tanaman pangan dan
hortikultura. Pada tahun 1990 di sentra-sentra
penanaman bawang merah dan bawang putih di
Desa Sembalun NTB terjadi epidemi penyakit
bercak ungu yang disebabkan oleh jamur Alternaria
porri menyebabkan gagal panen.

PROF. SUDANTHA (Penyakit & Patogen 10


Tumbuhan Tular Tanah)
2) Pada tahun 1994 terjadi epidemi penyakit layu
Fusarium pada tanaman pisang yang disebabkan
oleh jamur F. oxysporum f. sp. cubense yang
hampir menyebabkan tanaman pisang menjadi
musnah
3)Jamur Rhizoctonia oryzae dan Sclerotium oryzae
menyebabkan pembusukan pada pangkal batang
padi, jamur S. rolfsii dan Fusarium oxysporum f.
sp. phaseoli menyebabkan penyakit rebah
kecambah pada kedelai, kacang tanah, dan kacang
tunggak. Jamur F. oxysporum f. sp. lycopersici
pada tanaman tomat menyebabkan terjadinya
pembusukan pada batang, sehingga menyebabkan
tanaman mati muda.

PROF. SUDANTHA (Penyakit & Patogen 11


Tumbuhan Tular Tanah)
4) Jamur Fusarium oxysporum f. sp. vanillae
menyerang semua bagian tanaman mulai dari
akar, batang, daun dan buah. Infeksi kebanyakan
dimulai dari stek tanaman karena jamur sudah
terinfestasi di dalam tanah dan dilanjutkan
menyerang pada akar dan batang, sedang
serangan pada daun dan buah bersumber dari
percikan air atau peralatan yang sudah
terinfeksi. Pada tanaman dewasa tingkat
kematian akibat serangan jamur ini mencapai 50
– 100 %.
5) Penyakit layu yang disebabkan oleh jamur F.
oxysporum f. sp, cubense menyebabkan gejala
busuk berwarna coklat pada tepi daun pada bibit
atau anakan tanaman pisang. Penyakit layu ini
menyebabkan kematian pada tanaman pisang
berkisar antara 45 – 100 %.
PROF. SUDANTHA (Penyakit & Patogen 12
Tumbuhan Tular Tanah)
b. Patogen Tular Tumbuhan Tanah Sulit Dikendalikan

Penyakit tumbuhan tular tanah merupakan salah satu


penyakit pada tumbuhan atau tanaman yang sulit
dikendalikan. Salah satu hal yang menyebabkan
penyakit tumbuhan tular tanah sulit untuk dikendalikan
adalah karena adanya struktur bertahan berupa
klamidospora, sklerotia, oospore dan rhizomorf yang
dapat bertahan dalam tanah sebagai saprofit dalam
waktu relatif lama sampai puluhan tahun walau tanpa
tanaman inang dan pada kondisi yang kering. Sebagai
contoh, jamur F. oxysporum f. sp. vanillae memiliki
struktur bertahan berupa klamidospora yang dapat
bertahan dalam tanah sebagai saprofit dalam waktu
relatif lama sekitar 3 – 4 tahun walaupun tanpa tanaman
inang
PROF. SUDANTHA (Penyakit & Patogen
13
Tumbuhan Tular Tanah)
CONTOH STRUKTUR BERTAHAN

Klamidosfora Klamidosfora Sclerotium

14
Oospore pada jamur P. infestans Rhizomorf dari jamur R. microporus
4. PENGARUH MIKROBA TANAH
TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
1. Pengaruh Tidak Langsung:
a. Terjadi mineralisasi tanah oleh aktifitas mikroflora
yang berguna bagi ketersediaan nutrisi tanaman
(contoh mikroba pengurai)
b. Mikroflora mampu merombak substansi racun
berbahaya bagi tanaman
2. Pengaruh Langsung:
a. Penetrasi mikroflora terhadap akar, sehingga
menimbulkan penyakit pada akar tanaman (contoh:
patogen tular tanah)
b. Sekresi mikroflora kemungkinan merupakan racun
bagi akar tanaman (contoh patogen tular tanah)
c. Adanya simbiose antara mikroflora dengan akar
tanaman (contoh mikoriza)
PROF. SUDANTHA (Penyakit & Patogen 15
Tumbuhan Tular Tanah)
5. KEHIDUPAN PATOGEN TULAR TANAH
PADA KEADAAN TIDAK ADA INANG
Patogen tular tanah dapat hidup di dalam tanah
dengan dua cara, yaitu:

a. Keadaan aktif sebagai parasit pada inang alternatif,


sebagai saprofit pada permukaan akar tanaman
bukan inang, dan sebagai parasit pada bahan
organik
b. Keadaan pasif sebagai miselium dan struktur dorman
(spora, klamidospora, sklerotium). Pembentukan
struktur dorman seringkali disebabkan oleh kondisi
yang tidak menguntungkan, dan dormansi akan
berakhir dengan adanya nutrisi yang tersedia
kembali karena pengaruh eksudat akar.
PROF. SUDANTHA (Penyakit & Patogen 16
Tumbuhan Tular Tanah)
5. PENGARUH ANTAR MIKROFLORA TANAH
1. Mikroflora yang satu menstimulasi perkembangan
mikroflora lainnya, disebut dengan SINERGISME
2. Mikroflora yang satu menekan perkembangan
mikroflora lainnya, disebut dengan ANTAGONISME
Peristiwa SINERGISME dan ANTAGONISME ini
digunakan sebagai salah satu komponen pengendalian
hayati patogen tular tanah
PENGENDALIAN HAYATI PATOGEN adalah
pengendalian dengan cara pengurangan inokulum atau
patogen oleh salah satu atau lebih mikroorganisme
lainnya, dengan cara memanipulasi mikroorganisme
yang kompetitif atau antagonis terhadap patogen yang
interaksinya di alam dapat menurunkan atau mencegah
terjadinya penyakit
PROF. SUDANTHA (Penyakit & Patogen 17
Tumbuhan Tular Tanah)
6. PENGARUH MIKROBA PATOGEN TULAR TANAH
TERHADAP TERJADINYA PENYAKIT

Suatu penyakit tanaman dapat dianggap sebagai


hasil interaksi dari tiga faktor utama yaitu: tanaman
inang, patogen dan keadaan lingkungan.

Interaksi antara tanaman inang dan patogen


ditentukan antara lain oleh:
a. Jumlah patogen
b. Virulensi dari patogen
c. Kepekaan tanaman inang terhadap patogen
d. Kepadatan dan distribusi dari tanaman yang peka

PROF. SUDANTHA (Penyakit & Patogen 18


Tumbuhan Tular Tanah)
Interaksi antara patogen dan lingkungan
ditentukan
antara lain oleh:
a. Kelembaban
b. Suhu

Interaksi antara tanaman inang dan lingkungan


ditentukan antara lain oleh:
a. Iklim mikro
b. Iklim makro

PROF. SUDANTHA (Penyakit & Patogen 19


Tumbuhan Tular Tanah)
Secara sederhana ketiga faktor utama yang mempengaruhi
terjadinya suatu penyakit tanaman dapat digambarkan sebagai
berikut:

1.Peranan dari tanaman inang sebagai penentu terjadinya penyakit


dipengaruhi oleh:

a. Kepadatan populasi tanaman


b. Areal dan penyebaran populasi tanaman
c. Genotipa tanaman inang terutama dalam hubungannya dengan
gen-gen ketahanan terhadap penyakit.

PROF. SUDANTHA (Penyakit & Patogen 20


Tumbuhan Tular Tanah)
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi patogen sebagai
penentu terjadinya penyakit antara lain:

a. Virulensi dan fleksibilitas populasi patogen


b. Potensi perkembangbiakan dari populasi patogen
c. Efisiensi penyebaran dari populasi patogen
d. Efisiensi daya hidup dari populasi patogen

3. Keadaan lingkungan dipengaruhi oleh antara lain:

a. Keadaan iklim atau cuaca


b. Sistem bercocok tanam
c. Prosedur pengendalian penyakit tanaman.

PROF. SUDANTHA (Penyakit & Patogen 21


Tumbuhan Tular Tanah)
Walaupun dapat digambarkan secara sederhana, namun
kenyataan yang terjadi di alam adalah jauh lebih kompleks karena
ketiga faktor utama tersebut dapat saling berinteraksi pada tiap
keadaan dan menimbulkan berbagai kemungkinan.
Secara garis besar pengaruh faktor lingkungan adalah pada
saat sebelum dan sesudah terjadinya infeksi dan invasi, sebagai
berikut:
a. Mempengaruhi patogen secara langsung, meliputi:
keberadaan, perkembangbiakan, penyebaran, virulensi dan
sporulasinya setelah infeksi terjadi. Sifat pengaruh lingkungan ini
dapat menguntungkan, netral dan menghambat pertumbuhan dan
perkembangan patogen.
b. Mempengaruhi organisme antagonis.
c. Mempengaruhi tanaman inang.

PROF. SUDANTHA (Penyakit & Patogen 22


Tumbuhan Tular Tanah)
PROF. SUDANTHA (Penyakit & Patogen 23
Tumbuhan Tular Tanah)
III. HUBUNGAN MIKROBA RHIZOSFER- PATOGEN
TULAR TANAH DAN AKAR TANAMAN
Rhizosfer merupakan suatu daerah pada tanah yang
berpengaruh terhadap akar tanaman. Daerah tersebut
dicirikan dengan aktivitas mikroba termasuk patogen
tular tanah yang besar dari pada daerah yang jauh dari
tanaman.
3.1. Efek Rhizosfer secara Kuantitatif
Secara umum mikroba di rhizhosfer lebih banyak
dibandingkan dengan daerah yang jauh dari akar
tanaman. Pada permukaan akar (Rhizoplane) patogen
tular tanah mempunyai efek yang lebih besar bila
dibandingkan dengan yang jauh dari rhizoplane.
Patogen yang paling banyak di rhizhosfer adalah
bakteri (sekitar 100 jenis) menyusul aktinomycetes,
jamur, algae dan protozoa.
PROF. SUDANTHA (PATOGEN 24
TUMBUHAN TULAR TANAH)
Faktor yang mempengaruhi populasi
patogen di rhizosfer:
1. Pertumbuhan tanaman: Populasi bakteri di
rhizosfer lebih banyak dari pada jamur pada awal
perkecambahan biji. Efek rhizosfer bertambah
dengan bertambahnya umur tanaman dan
mencapai maksimum pada fase vegetatif
tanaman. Pada saat tanaman mati maka populasi
patogen akan menurun. Tidak semua bagian dari
sistem perakaran mendukung populasi rhizosfer.
2. Kelembaban tanah: populasi mikroba di rhizosfer
lebih tinggi pada kelembaban tanah yang rendah
dibandingkan dengan kelembaban tinggi.

PROF. SUDANTHA (PATOGEN 25


TUMBUHAN TULAR TANAH)
3.2. Efek rhizosfer secara kualitatif

Pertumbuhan tanaman memberikan dampak pada


keseimbangan antara variasi tipe morfologi dan
taksonomi mikroba rhizosfer. Sebagai contoh jenis
bakteri gram negatif, tidak berspora, bentuk batang
banyak terdapat pada rhizosfer dibandingkan dengan
lainnya. Agrobacterium dan Pseudomonas gram
negatif berbentuk batang lebih banyak terdapat di
rhizosfer dibandingkan dengan jenis bakteri lainnya.
Hal ini karena jenis bakteri ini memerlukan nutrisi
yang lebih sederhana dibandingkan dengan bakteri
lainnya yang memerlukan nutrisi yang lebih
kompleks.

PROF. SUDANTHA (PATOGEN 26


TUMBUHAN TULAR TANAH)
Contoh lainnya:
Jamur yang memerlukan nutrisi asam amino untuk
pertumbuhan dan perkembangannya lebih dominan di
rhizosfer dibandingkan dengan jamur lainnya
memerlukan nutrisi yang kompleks. Contohnya adalah
jamur saprofit Trichoderma spp., Aspergillus spp. dan
Penicillium spp.
Asam amino ini dapat berasal dari eksudat yang
dikeluarkan oleh akar tanaman, hasil perombakan dari
mikroba saprofit lainnya dan dekomposisi nitrogen
organik dari sisa-sisa tanaman mati.

PROF. SUDANTHA (PATOGEN 27


TUMBUHAN TULAR TANAH)
3.3. Pengaruh mikroba rhizosfer terhadap
tanaman
Keberadaan mikrobia di rhizosfer dapat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman. Mikrobia yang
mempunyai peranan sebagai dekomposer di rhizosfer
dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi
lebih baik. Demikian pula dengan adanya mikrobia
yang dapat mempercepat ketersediaan fosfat di
rhizosfer dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
menjadi lebih baik.

PROF. SUDANTHA (PATOGEN 28


TUMBUHAN TULAR TANAH)
3.4. Hubungan mikrobia dengan infeksi akar
a. Keseimbangan mikrobia: Keseimbangan mikrobia
di rhizhosfer sangat berpengaruh terhadap terjadinya
penyakit pada tanaman. Apabila populasi mikrobia
antagonis lebih dominan dari pada patogen maka
kejadian penyakit dapat ditekan.

b. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) : Mikrobia yang


menghasilkan ZPT dapat menyebabkan
populasinya lebih dominan di rhizosfer
dibandingkan dengan mikrobia yang tidak
menghasilkan ZPT. Hal ini berdampak pada tinggi
rendahnya infeksi yang terjadi pada akar oleh
patogen.

PROF. SUDANTHA (PATOGEN 29


TUMBUHAN TULAR TANAH)
PROF. SUDANTHA (Penyakit & Patogen 30
Tumbuhan Tular Tanah)

Anda mungkin juga menyukai