Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK 6

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
MAKALAH KECERDASAN MAJEMUK PADA PESERTA DIDIK

NAMA KELOMPOK 6 :
 SARI TRISNONURCAHYANI (A1R118025)
 SUCI PRICILLIA (A1R1180
 NOVITA FIRDASARI (A1R1180
 AKBAR (A1R1180
 ACHMAD AGIN RASYIDI (A1R118048)
JURUSAN : PSIKOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta
anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Demikian, dan apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami berharap supaya
makalah yang telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembaca.

Kendari, 6 Mei 2019

Penyusun
KELOMPOK 6

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG ............................................................................. 3
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 3
C. TUJUAN PENULISAN .......................................................................... 4
BAB II. PEMBAHASAN ....................................................................................... 5
A. PENGERTIAN KECERDASAN MAJEMUK ........................................... 5
B. SEJARAH KECERDASAN MAJEMUK .................................................. 5
C. CIRI – CIRI KECERDASAN MAJEMUK ................................................ 6
D. JENIS – JENIS KECERDASAN MAJEMUK ........................................... 8
E. DAMPAK TEORI KECERDASAN MAJEMUK ........................................ 9
F. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECERDASAN
MAJEMUK ........................................................................................... 11
G. PRINSIP UMUM PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK .......... 12
H. LANGKAH – LANGKAH PENERAPAN KECERDASAN MAJEMUK ...... 13
I. STRATEGI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENGGUNAKAN
KECERDASAN MAJEMUK ................................................................... 15
J. MANFAAT KECERDASAN MAJEMUK DI DALAM PROSES
PEMBELAJARAN ................................................................................. 16
BAB III. PENUTUP .............................................................................................. 17
KESIMPULAN .......................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 18

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kecerdasan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan sukses gagalnya peserta
didik dalam belajar. Peserta didik yang mempunyai taraf kecerdasan rendah atau di bawah
normal sukar diharapkan bermotivasi tinggi. Tetapi tidak ada jaminan bahwa dengan taraf
kecerdasan tinggi seseorang secara otomatis akan sukses belajar di sekolah.
Sebagai peserta didik kita dihadapkan pada banyak persoalan yang membutuhkan
pemecahan yang tepat. Setiap peserta didik mampu menyelesaikan masalah sesuai dengan
kecerdasan yang dimiliknya. Selain memecahkan masalah, kecerdasan yang ada mampu
menunjang proses pembelajaran dan mengetahui potensi diri. Namun dewasa ini banyak peserta
didik yang tidak mengetahui tipe kecerdasan yang dimilikinya dan tidak tahu cara
mengembangkan kecerdasan yang ia miliki.
Makalah ini dibuat untuk membantu peserta didik mengenal apa itu kecerdasan majemuk
dan bermacam kecerdasan lain yang ada di dalam kecerdasan majemuk. Serta berupaya
membantu peserta didik agar mengetahui bagaimana cara meningkatkan dan menguasai
kecerdasan yang lain.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kecerdasan majemuk?
2. Bagaimana sejarah kecerdasan majemuk?
3. Apa saja ciri – ciri kecerdasan majemuk?
4. Apa saja jenis – jenis kecerdasan majemuk?
5. Apa dampak teori kecerdasan majemuk?
6. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi kecerdasan majemuk?
7. Bagaimana prinsip umum pengembangan kecerdasan majemuk?
8. Bagaimana langkah – langkah penerapan kecerdasan majemuk?
9. Bagaimana strategi pembelajaran di sekolah menggunakan kecerdasan majemuk?
10. Apa saja manfaat kecerdasan majemuk di dalam proses pembelajaran?

4
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan majemuk.
2. Untuk mengetahui sejarah kecerdasan majemuk.
3. Untuk mengetahui ciri – ciri kecerdasan majemuk.
4. Untuk mnegetahui jenis – jenis kecerdasan majemuk.
5. Untuk mengetahui dampak teori kecerdasan majemuk.
6. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kecerdasan majemuk.
7. Untuk mengetahui prinsip umum pengembangan kecerdasan majemuk.
8. Untuk mengetahui langkah – langkah penerapan kecerdasan majemuk.
9. Untuk mengetahui strategi pembelajaran disekolah menggunakan kecerdasan
majemuk.
10. Untuk mengetahui manfaat kecerdasan majemuk di dalam proses pembelajaran.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KECERDASAN MAJEMUK
Kecerdasan Majemuk adalah kemampuan memecahkan masalah dan menciptakan produk
yang bernilai budaya (anak yang bisa menghasilkan sesuatu dan bisa dinikmati dalam kehidupan
manusia). Secara umum kecerdasan ini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam berpikir,
bertindak dan berperilaku sesuai dengan apa yang dihadapi.
           Menurut Gardner, kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika
logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik,
kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis.

B. SEJARAH KECERDASAN MAJEMUK


            Semua berawal dari Howard Gardner, seorang profesor pendidikan yang mengabdikan
dirinya di Universitas Harvard, Amerika Serikat. Menurutnya, selama ini para pendidik telah
melakukan kekeliruan karena menganggap tes kecerdasan atau tes IQ adalah satu-satunya ukuran
yang paling dapat dijadikan patokan untuk mengukur kecerdasan seseorang. Menurut Gadner,
kecerdasan manusia juga harus dinilai berdasarkan :
 Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi hidup.
 Kemampuan menemukan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan atau dicari solusinya.
 Kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan memberikan penghargaan dalam budaya
seseorang.
            Gardner bersama rekan-rekannya yang mengembangkan penelitian untuk
mengembangkan konsep MI tidak hanya menilai kecerdasan dengan cara menguji kemahiran
seseorang memahami dan menyelesaikan soal-soal logika-matematika (sebagaimana yang
dilakukan dalam tes IQ). Bersama tim, Gardner mengembangkan cara-cara mengukur
kemampuan individu untuk memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu.
            Dikembangkan dan diungkapkan pertama kali tahun 1983, Gardner mendefinisikan
kecerdasan manusia yang tak berbatas, yang diantaranya dapat dikelompokkan menjadi delapan
kecerdasan, yaitu kecerdasan linguistik (bahasa), kecerdasan logika-matematika, kecerdasan
visual-spasial, kecerdasan gerak tubuh, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal,

6
kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Belakangan Gardner menambahkan satu
kecerdasan tambahan, yaitu kecerdasan spiritual.
           Meskipun menimbulkan pro dan kontra di antara para ahli terutama dalam
mengembangkan tes untuk mengukur MI, namun MI mengantarkan para orang tua pada sebuah
pemahaman baru yang sangat memberikan semangat dan harapan. Karena pada akhirnya tidak
ada anak yang bodoh akibat nilai tes kecerdasan yang rendah. MI justru membantu orang tua
mengenal kekuatan dan kekurangan anak. Dengan mengenal hal dua hal tersebut lebih dini,
Gardner berharap orang tua mengambil peran penting dalam memberikan stimulasi terutama
dalam rangka menyeimbangkan kehidupan anak.

C. CIRI – CIRI KECERDASAN MAJEMUK


Ciri-ciri kecerdasan majemuk adalah sebagai berikut :
1. Kecerdasan linguistik
Seorang anak yang memunyai kecerdasan linguistik memiliki kepribadian yaitu peka
terhadap bahasa, dapat berbicara dengan teratur dan sistematis, memiliki penalaran yang
tinggi. Disamping itu juga mampu mendengarkan, membaca dan menulis, lancar dalam
mengucapkan kata-kata dan suka bermain kata-kata serta memiliki ingatan perbendaharaan
kata yang kuat.
2. Kecerdasan logis- matematis
Anak yang memunyai kecerdasan logis matematis memiliki ciri-ciri kepribadian yaitu anak
suka berpikir abstrak dan suka akan keakuratan, menikmati tugas hitung-menghitung.
Memecahkan soal-soal dan computer dan suka melakukan penelitian dengan cara logis,
catatan tersusun rapi dan sistematis.
3. Kecerdasan visual dan spasial
Ciri kepribadian yang menonjol dalam diri anak yang memiliki kemampuan visual-spasial
adalah anak dapat berpikir dengan menciptakan sketsa atau sambar, mudah sekali membaca
peta dan diagram, mudah ingat bila melihat gambar, memiliki cita warna tinggi dan mampu
menggunakan semua panca indra untuk melukiskan sesuatu.

7
4. Kecerdasan musik
Beberapa sifat yang nampak dalam diri seorang anak yang memiliki kecerdasan musik
adalah anak peka terhadap nada, irama dan warna suara. Peka terhadap nuansa emosi suatu
musik dan peka terhadap gubahan musik yang bervariasi dan biasanya sangat spiritual.
5. Kecerdasan interpersonal
Sifat-sifat yang menonjol dalam diri orang anak yang memiliki kecerdasan interpersonal
adalah anak ahli dalam berunding, pintar bergaul dan mampu membaca niat orang lain serta
menikmati saat-saat bersama orang lain. Memiliki banyak teman, pintar berkomunikasi, suka
dengan kegiatan kelompok, gemar bekerja sama dan menjadi mediator serta pandai membaca
situasi.
6. Kecerdasan intrapersonal 
Sifat-sifat yang dimiliki oleh anak yang memunyai kecerdasan intrapersonal adalah anak
peka terhadap nilai-nilai yang dimiliki, sangat memahami diri, sadar betul emosi dirinya,
peka terhadap tujuan hidupnya, mampu mengembangkan kepribadiannya, bisa memotivasi
diri sendiri, sangat sadar akan kekuatan dan kelemahanannya.
7. Kecerdasan kinestetik
Ciri-ciri kepribadian anak dengan kecerdasan kinestetik adalah anak dapat  bersikap rileks,
suka olah raga fisik dan suka menyentuh. Anak ahli bermain peran, belajar dengan bergerak-
gerak dan berperan serta dalam proses belajar.  Selain itu anak juga sangat peka dengan
kondisi lingkungan fisik, gerak-gerik tubuh terlatih dan terkendali dan suka bermain dengan
sesuatu benda sambil mendengarkan orang lain berbicara dan sangat berminat dengan bidang
mekanik.
8. Kecerdasan naturalis
Sifat-sifat yang dimiliki anak dengan kecerdasan naturalis adalah anak suka dengan alam
sekitar, lebih senang berada di alam terbuka daripada di ruangan dan suka berpetualang
menjelajah hutan. Anak bisa marah besar jika ada orang membantai binatang langka,
merusak dan membakar hutan, mencemari laut dan sungai sehingga menimbulkan kematian
flora dan fauna serta lebih suka mengkonsumsi obat dan jamu trasional daripada pabrik.
Anak juga lebih senang menggunakan bahan yang alami dan tidak menimbulkan polusi
lingkungan.

8
9. Kecerdasan Eksistensial
Sifat-sifat yang dimiliki seorang anak dengan kecerdasan Eksistensial  adalah anak suka
bertanya soal kebenaran dan inti persoalan, kritis, suka merenung dan melakukan refleksi
diri serta senang berdiskusi mengenai hakekat hidup.

D. JENIS – JENIS KECERDASAN MAJEMUK


Berikut ini 9 macam kecerdasan yang telah dipaparkan oleh Gardner yaitu:
1. Kecerdasan linguistik
Kecerdasan linguistik adalah kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif, baik untuk
memengaruhi maupun memanipulasi. Dalam kehidupan sehari-hari kecerdasan linguistik
bermanfaat untuk berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis.
2. Kecerdasan logis-matematis
Kecerdasan logis-matematis yaitu melibatkan ketrampilan mengolah angka atau kemahiran
mengunakan logika atau akal sehat. Dalam kehidupan sehari-hari bermanfaat untuk
menganalisa laporan keuangan, memahami perhitungan utang nasional, atau mencerna
laporan sebuah penelitian.
3. Kecerdasan visual dan spasial
Kecerdasan visual dan spasial yaitu melibatkan kemampuan seseorang untuk
memisualisaikan gambar di dalam kepala (dibayangkan) atau menciptakannya dalam bentuk
dua atau tiga dimensi. Kecerdasan ini sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan
sehari-hari, misalnya saat menghias rumah atau merancang taman, menggambar atau
melukis, menikmati karya seni.
4. Kecerdasan musik
Kecerdasan musik yaitu melibatkan kemampuan menyanyikan lagu, mengingat melodi
musik, memunyai kepekaan akan irama, atau sekedar menikmati musik. Manfaat dari
kecerdasan ini dapat dirasakan dalam banyak hal  dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
saat menyanyi, memainkan alat musik, menikmati musik di TV/ Radio.
5. Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan interpersonal yaitu melibatkan kemampuan untuk memahami dan bekerja
dengan orang lain. Kecerdasan ini melibatkan banyak hal misalnya kemampuan berempati,
kemampuan memanipulasi, kemampuan “membaca orang”, kemampuan berteman.

9
6. Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan memahami diri sendiri, kecerdasan untuk
mengetahui “siapa diri saya sebenarnya”, untuk mengetahui “apa kekuatan dan kelemahan
saya”. Ini juga merupakan kecerdasan untuk bisa merenungkan tujuan hidup sendiri dan
untuk memercayai diri sendiri.
7. Kecerdasan kinestetik
Kecerdasan kinestetik adalah kecerdasan seluruh tubuh dan juga kecerdasan tangan. Dalam
dunia sehari-hari kecerdasan ini sangat dibutuhkan, misalnya: membuka tutup botol,
memasang lampu di rumah, memerbaiki mobil, olah raga, dan berdansa.
8. Kecerdasan naturalis
Kecerdasan naturalis yaitu melibatkan kemampuan mengenali bentuk-bentuk alam di sekitar
kita. Dalam kehidupan sehari-hari kecerdasan itu sangat dibutuhkan untuk : berkebun,
berkemah, atau melakukan proyek ekologi.
9. Kecerdasan Eksistensial
Kecerdasan eksistensial adalah kemampuan dan kepekaan seseorang untuk menjawab
persoalan-persoalan terdalam mengenai keberadaan manusia, misal sering muncul
pertanyaan dalam diri sendiri mengapa aku ada, apa makna dari hidupku ini, bagaimana
seseoramg bisa mencapai tujuan hidup yang sejati, mengapa seseorang harus mati, bila
sudah mati ke mana.

E. DAMPAK TEORI KECERDASAN MAJEMUK


Dampak teori kecerdasan majemuk adalah sebagai berikut :
1. Dampak Terhadap Kurikulum
Teori Kecerdasan majemuk banyak mempengaruhi penyusunan kurikulum, pengaruh yang
menonjol adalah pemilihan materi pelajaran lewat topik-topik tematik, bukan urutan daftar
bab seperti model kurikulum klasik. Topik biasanya gabungan dari yang ditentukan
pemerintah lokal dan pilihan siswa, ini untuk menjembatani ketentuan pemerintah lokal dan
minat serta kesenangan siswa.
2. Dampak Terhadap Pembelajaran
Teori kecerdasan majemuk mempunyai pengaruh besar dalam proses pembelajaran di
sekolah. Dengan mengembangkan Teori kecerdasan majemuk di sekolah maka hasil yang

10
dicapai adalah bahwa banyak siswa yang tadinya diperkirakan tidak dapat berhasil dalam
studi mereka ternyata dapat dibantu dan berhasil dengan baik, demikian juga guru yang
tadinya mengajar dengan metode yang sama terus menerus ternyata dapat membantu anak
didik dengan metode yang bervariasi.
3. Dampak Terhadap Guru Yang Mengajar
Secara umum dampak intelligence majemuk bagi guru adalah :
a) Guru perlu mengerti intelligence siswa-siswa mereka.
b) Guru perlu mengembangkan model mengajar dengan berbagai intelligence yang menonjol
pada dirinya.
c) Guru perlu mengajar dengan intelligence siswa, bukan dengan intelligence dirinya sendiri
yang tidak cocok dengan intelligence siswa.
d) Dalam mengevaluasi kemajuan siswa, guru perlu menggunakan berbagai model yang
cocok dengan Teori kecerdasan majemuk.
4. Dampak Terhadap Pengaturan Kelas
Pendekatan pembelajaran yang berbeda, bervariasi karena intelligence siswa dan guru yang
berbeda, juga mempengaruhi pengaturan kelas. Perlu ditekankan bahwa belajar tidak boleh
dibatasi di dalam kelas atau sekolah. Kadang demi pemahaman yang lebih mendalam dan
mudah.
5. Dampak Terhadap Evaluasi
Karena sistem pembelajaran dan juga pendekatan yang bervariasi, jelas bahwa sistem
evaluasi juga harus berbeda. Evaluasi yang tepat haruslah juga menggunakan macam-
macam intelligence yang dipakai dalam pembelajaran, evaluasi perlu menggunakan model
yang memuat semua macam Teori kecerdasan majemuk sekurang-kurangnya sesuai dengan
pembelajarannya.
6. Dampak Terhadap Pendidikan Nilai
Teori kecerdasan majemuk merupakan pengelompokan dalam diri seseorang dapat berfungsi
secara lebih penuh. Intelligence ini jelas mempengaruhi pula bila mau menanamkan nilai
pada anak. Karena siswa lebih dapat menangkap makna ataupun isi nilai pun perlu
memperhatikan kecerdasan majemuk tersebut.

11
F. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECERDASAN MAJEMUK
Ada 3 faktor penting yang berkaitan dengan apakah kecerdasan dapat berkembang atau tidak
yaitu :
1. Faktor Biologis
Faktor-faktor yang termasuk di dalamnya adalah faktor keturunan atau genetis dan luka atau
cedera otak sebelum, selama, dan setelah kelahiran.
2. Sejarah Hidup Pribadi
Termasuk didalamnya pengalaman–pengalaman dengan orang tua, guru, teman sebaya,
kawan-kawan, dan orang lain, baik yang membangkitkan maupun yang menghambat
perkembangan kecerdasan.
3. Latar Belakang Kultural dan Historis
Termasuk waktu dan tempat individu dilahirkan dan dibesarkan serta sifat dan kondisi
perkembangan historis atau kultural ditempat-tempat lain.
Selain itu ada juga faktor pendorong dan penghambat kecerdasan. Faktor-faktor tersebut
adalah Crystallizing dan paralyzing experiences yang merupakan dua proses kunci dalam
perkembangan kecerdasan. Pengalaman yang mengkristalkan (Crystallizing experiences) adalah
titik balik dalam perkembangan bakat dan kemampuan orang. Seringkali titik balik itu terjadi
pada awal masa kanak-kanak meskipun dapat terjadi sepanjang hidup. Istilah pengalaman yang
melumpuhkan (Paralyzing experiences) digunakan untuk menyebutkan pengalaman yang
menghambat kecerdasan.
Sejumlah pengaruh lingkungan juga berperan mendorong atau menghambat
perkembangan kecerdasan. Pengaruh tersebut antara lain :
a) Akses ke sumber daya atau mentor
Apabila orang tua tidak mampu membelikan anaknya gitar, drum atau alat musik lain,
mungkin kecerdasan musik anak tidak akan berkembang.
b) Faktor historis-kultural
Apabila individu adalah seorang siswa yang memiliki kecenderungan pada matematika pada
saat program-program matematika dan ilmu pengetahuan banyak mendapat subsidi, besar
kemungkinan kecerdasan matematis-logis individu tersebut berkurang.

12
c) Faktor geografis
Apabila individu dibesarkan di lingkungan perkebunan, individu tersebut memiliki
kesempatan yang lebih besar untuk mengembangkan kecerdasan naturalisnya dibanding jika
dibesarkan di keramaian kota dengan gedung-gedungnya yang menjulang tinggi.
d) Faktor keluarga
Apabila individu ingin menjadi pemusik, tetapi orang tua menginginkan individu tersebut
menjadi pengacara, mungkin pengaruh mereka akan mendorong perkembangan kecerdasan
linguistik, tetapi menghambat kemajuan kecerdasan musikal Anda.
e) Faktor situasional
Apabila individu harus membantu merawat keluarga besarnya saat beranjak dewasa padahal ia
memiliki keluarga sendiri maka ia tidak akan punya waktu untuk mengembangkan aspek-
aspek kecerdasan yang dimilikinya, kecuali kecerdasan itu bersifat interpersonal.
Teori kecerdasan majemuk memiliki kelemahan yaitu, kedelapan kecerdasan tersebut
belum memiliki standar tes dan norma, artinya sampai saat ini belum ditemukan alat ukur untuk
mengukur kecerdasan majemuk. Alat ukur yang telah ada hanya memetakan kedelapan
kecerdasan dalam kecerdasan majemuk namun tidak untuk dipakai sebagai alat pengukuran.
Gardner mengungkapkan bahwa kecerdasan dalam kecerdasan majemuk dapat didukung dengan
menggunakan tes-tes standart, seperti Skala Kecerdasan Weschler yang berisi subtes yang
melibatkan kecerdasan logic mathemathic, verbal linguistic, visual spatial, bodily kinesthathic
(dalam kandungan yang lebih sedikit). Tes kecerdasan lainnya yang menyentuh kecerdasan
interpersonal dan intrapersonal seperti Skala Kedewasaan Masyarakat Vineland dan Daftar
Penilaian Diri Coopersmith. Namun beberapa alat tes yang telah disebutkan di atas adalah untuk
menilai setiap kecerdasan, sedangkan penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk
menggambarkan kecerdasan dalam kecerdasan majemuk, maka alat-alat tes tersebut tidak dapat
digunakan.

G. PRINSIP UMUM PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK


Haggerty dalam bukunya Paul Suparno mengungkapkan beberapa prinsip umum untuk
membantu mengembangkan kecerdasan majemuk pada siswa, yaitu :
1. Pendidikan harus memperhatikan semua kemampuan intelektual. Maka, mengajar tidak
hanya terfokus pada kemampuan dari intelligence yang lain. Kemampuan yang hanya logika

13
dan bahasa tidak cukup untuk menjawab persoalan manusia secara menyeluruh. Perlu
dikenalkan pula intelligence yang lain.
2. Pendidikan seharusnya individual, pendidikan harusnya lebih personal, dengan
memperhatikan intelligence setiap siswa, mengajar dengan cara, materi dan waktu yang
sama, jelas tidak menguntungkan bagi siswa yang berbeda intelligence-nya, jadi, guru perlu
banyak cara untuk membantu siswa.
3. Pendidikan harus menyemangati siswa untuk dapat menentukan tujuan dan program belajar
mereka. Siswa perlu diberi kebebasan untuk menggunakan cara belajar dan cara kerja sesuai
dengan minat mereka.
4. Sekolah harus menyediakan sarana dan fasilitas yang dapat dipergunakan siswa untuk
melatih kemampuan intelektual mereka berdasarkan intelligence majemuk.
5. Evaluasi belajar harus lebih konstektual dan bukan tes tertulis saja. Evaluasi lebih harus
berupa pengalaman lapangan langsung dan dapat diamati bagaimana performa siswa, apakah
langsung maju atau tidak.
6. Pendidikan sebaiknya tidak dibatasi di dalam gedung sekolah, intelligence majemuk
memungkinkan juga dilaksanakan di luar sekolah, lewat masyarakat, kegiatan ekstra, serta
kontak dengan orang luar dan para ahli.
Dalam prinsip umum ini cukup jelas arah umum bila guru mau membantu siswa berkembang
dalam kecerdasan majemuk mereka.

H. LANGKAH – LANGKAH PENERAPAN KECERDASAN MAJEMUK


Penerapkan pendekatan kecerdasan majemuk dalam pembelajaran, harus memerhatikan
beberapa langkah, meliputi :
1. Mengidentifikasi elemen-elemen kecerdasan majemuk dalam program kurikuler dan
ekstrakurikuler. Misalnya memasukkan program seni ke dalam kurikulum.
2. Meninjau kembali sistem teknologi dan program piranti lunak untuk melihat kecerdasan-
kecerdasan apa yang terabaikan.
3. Para guru merenungkan kemampuan peserta didik, kemudian memutuskan untuk secara
sukarela bekerjasama dengan rekan-rekan yang lain.
4. Proses pembelajaran dengan tanggung jawab tertentu, bisa dipilih sebagai metode
pembelajaran.

14
5. Diskusi dengan orang tua siswa dan anggota masyarakat sehingga dapat membuka
kesempatan-kesempatan magang bagi para siswa.
Di samping langkah-langkah di atas, sebagai upaya untuk memadukan pendekatan
kecerdasan majemuk dalam pembelajaran, perlu juga memerhatikan hal-hal berikut :
1. Persepsi tentang siswa harus diubah selama ini semua orang selalu memiliki persepsi
terhadap siswa, bahwa siswa itu cerdas, rata-rata, dungu, dan lain-lain. Persepsi inilah yang
harus diubah. Sebaiknya para pendidik memberikan perhatian kepada berbagai macam cara
yang dilakukan siswa untuk memecahkan masalah-masalah mereka dan mengaplikasikan
apa yang telah mereka pelajari. Guru harus menerima bahwa siswa memiliki profil-profil
kognitif dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Guru harus menyediakan
kesempatan-kesempatan belajar yang kaya, mempertajam kemampuan-kemampuan
observasi mereka, mengumpulkan informasi tentang bakat dan kegemaran siswa, serta
mempelajari kecerdasan-kecerdasan yang tidak biasa.
2. Guru membutuhkan dukungan dan waktu untuk memperluas daftar pengajaran mereka. Jika
proses pembelajaran ingin mencapai tujuan bahwa siswa harus memiliki pengetahuan, nilai
dan sikap, serta keterampilan yang seimbang, maka jam belajar yang selama ini hanya cukup
untuk menguasai pengetahuan saja harus diubah dengan memperluas jam belajar. Hal ini
perlu dilakukan tidak lain untuk :
a. Memberi dukungan dan melakukan praktik.
b. Meminta guru tertentu yang memiliki kemampuan tinggi dalam sebuah kecerdasan untuk
memberikan pelatihan.
c. Mengintegrasikan para spesialis yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu.
d. Mengunjungi lokasi-lokasi lain sebagai bahan perbandingan proses pembelajaran.
e. Pendekatan kecerdasan majemuk dan pembelajaran. Kurikulum pada dasarnya berfokus
pada pengetahuan yang mendalam dan pengembangan kemampuan. Dalam hal ini,
pembelajaran tidak harus menekankan pengajaran melalui kecerdasan, tetapi yang harus
mendapat penekanan adalah bahwa pembelajaran itu untuk kecerdasan atau penguasaan
kompetensi tertentu sesuai dengan minat dan bakat siswa.

15
f. Diperlukan pendekatan baru terhadap proses penilaian. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam aktivitas penilaian, yaitu :
(a) Bagaimana menilai kecerdasan siswa
(b) Bagaimana meningkatkan penilaian secara umum dalam hal kognitif, afektip, dan
psikomotorik
(c) Bagaimana melibatkan siswa dalam proses penilaian
g. Praktik profesional menuju ke arah perkembangan. Tingkat profesionalime para pendidik
perlu dimiliki setiap guru, sehingga tantangan yang dihadapi terutama dalam menentukan
model program yang akan dilakukan di kelas, tepat dan sesuai dengan kompetensi siswa.

I. STRATEGI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENGGUNAKAN KECERDASAN


MAJEMUK
Untuk memaksimalkan proses pembelajaran saat di kelas diperlukan strategi pembelajaran
yang disesuaikan dengan tingkat kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh masing-masing anak.
Strategi pembelajaran yang tepat akan sangat menolong anak menangkap pelajaran dengan baik.
Saat mengajar anak dengan kecerdasan linguistik, metode yang digunakan adalah dengan
bercerita, curah gagasan (brainstorming) dan dengan tape recorder atau menulis jurnal.
Sedangkan anak yang memiliki kecerdasan logis- matematis yang digunakan adalah dengan
kalkulasi dan kuantifikasi, klasifikasi dan kategori atau penalaran ilmiah.
Sedangkan anak dengan kecerdasan visual dan spasial strategi pembelajaran dengan 
visualisasi, penggunaan warna, gambar dan sketsa gagasan serta  simbol grafis. Anak yang
memiliki kecerdasan musik mengajarnya dengan irama, lagu, rap, senandung dan konsep
musikal serta dengan musik suasana. Anak dengan kecerdasan interpersonal dapat belajar dengan
barbagi rasa dengan teman sekelas, kerja kelompok, permainan dan simulasi.
Apabila mengajar anak dengan kecerdasan intrapersonal dapat menggunakan refleksi,
hubungan materi dengan pengalaman pribadi, waktu memilih dan kesempatan untuk
mengekspresikan perasaan serta  perumusan tujuan. Jika anak memiliki kecerdasan kinestetik 
dapat belajar dari teater kelas, konsep kinestetis dan peta tubuh. Anak yang memiliki kecerdasan
naturalis dapat belajar dengan jalan-jalan di alam terbuka dan melihat ke luar jendela serta
tanaman sebagai dekorasi atau membawa hewan piaraan di kelas.

16
Sedangkan anak dengan kecerdasan eksistensial untuk mengembangkannya yaitu dengan
mendengarkan kotbah, membaca buku-buku rohani , filsafat, buku theologia, mengadakan
refleksi diri, menghadiri upacara kematian, diskusi dengan ahli filsafat dan theolog, mengikuti
reatreat dan dinamika kelompok.

J. MANFAAT KECERDASAN MAJEMUK DI DALAM PROSES PEMBELAJARAN


Kita dapat menggunakan kerangka kecerdasan majemuk  dalam melaksanakan proses
pengajaran secara luas. Aktivitas yang dapat dilakukan seperti menggambar, menciptakan lagu,
mendengarkan musik, dan melihat pertunjukan dapat menjadi pintu masuk yang vital ke dalam
proses belajar. Bahkan siswa yang penampilannya kurang baik pada saat proses belajar 
menggunakan pola tradisional (menekankan bahasa dan logika). Jika aktivitas ini dilakukan akan
memunculkan semangat mereka untuk belajar. Dengan kecerdasan majemuk, maka anda
menyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan, minat, dan
talentanya.
Peran serta orang tua dan masyarakat akan semakin meningkat dalam mendukung proses
belajar mengajar. Hal ini bisa terjadi karena setiap aktivitas siswa di dalam proses belajar akan
melibatkan anggota masyarakat. Siswa akan mampu menunjukkan dan bebagi tentang kelebihan
yang dimilikinya. Membangun kelebihan yang dimiliki akan memberikan suatu motivasi untuk
menjadikan siswa sebagai seorang spesialis.
Pada saat anda mengajar untuk memahami siswa akan mendapatkan pengalaman belajar
yang positif dan meningkatkan kemampuan untuk mencari solusi dalam memecahkan persoalan
yang dihadapinya. Kecerdasan Majemuk memberikan pandangan bahwa terdapat sembilan
macam kecerdasan yang dimiliki oleh setiap orang. Yang membedakan antara satu dengan yang
lainnya adalah komposisi atau dominasi dari kecerdasn tersebut.

17
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Menurut Gardner, kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika
logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik,
kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis.
Dengan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk, siswa yang dengan beragam
dominasi kecerdasan dapat terfasilitasi pada saat belajar sehingga hasil belajar siswa  dari segi
kognitif ( prestasi belajar) dan afektif (minat) meningkat.
Maka guru dalam proses pembelajaran juga  harus memandang siswa sebagai makhluk
yang memiliki banyak unsur dari dirinya. Dengan demikian  maka semua potensi yang dimiliki
oleh siswa dapat berkembang dengan optimal.

18
DAFTAR PUSTAKA
http://ramayanipangaribuanunimed.blogspot.com/2015/06/makalah-kecerdasan-majemuk.html

file:///C:/Users/ACER/Videos/BAB%20II_3.pdf

19

Anda mungkin juga menyukai