Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dhea ayu rahmadina

Nim : 16010005

Uas Manajemen Keperawatan

2. Suatu ruangan perawatan dengan rata-rata 34 pasien/hari dan jumlah perawat 15 orang
perawat. Buat lah analisa apakah cukup jumlah perawat sesuai dgn beban kerja di ruangan
perawatan trsbt dan buatlah rekomendasi model manajemen asuhan keperawatan yg sesuai
dengan ruangan tsb.
Jawab : jumlah pasien 34 dan jumlah perawat 15 orang.

Jadi perawat : pasien = 1:3

Cukup apabila dibuat dalam model tim karena kerja sama antar tim dan anggota tim saling
membantu beban kerja diruangan perawatan tsb. Model menagement yang cocok menurut saya
adalah dengan menggunakan model tim yang terdapat anggota yang berdeba-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat dibagi menjado beberapa
tim yang terdapat tenaga profesi, teknikal dan pembantu dalam 1 kelompok kecil yang saling
membantu pj = ketua tim. Memungkinkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, komunikasi
antar tim – konferensi yang membutuhkan waktu.

Kerja sama dengan anggota tim dan antar tim dapat meringankan kerja perawat

1. Buatlah scenario manajemen konflik dan penanganan permasalahan konflik di rs

Jawaban :

Untuk mengelola konflik secara efektif dibutuhkan pemahaman tentang asal konflik itu.
Beberapa konflik organisasional yang paling umum adalah masalah komunikasi, struktur
organisasi dan perilaku indifidual dalam organisasi.
Berikut adalah strategi yang dapat digunakan oleh manajer untuk menangani konflik dalam unit
atau organisasional secaara efektif
1. Mendorong terjadinya konfrontasi. Sering kali pegawai secara tidak tepat mengharapkan
manajer untuk mengatasi masalah interpersonal mereka. Manajer seharusnya mendorong
pegawai untuk mengatasi masalah mereka sendiri.
1) Konsultasi pihak ketiga. Ini digunakan hana sebagai pihak yang netral untuk
membantu orang lain menyelesaikan konflik secara konstruktif.
2) Perubahan perilaku. Ini digunakan hanya untuk kasus serius yaitu terjadi konflik
disfungsional. Model edukasi, perkembangan pelatihan atau pelatihan sensitifitas
dapat digunakan untuk menyelesaikan konflik dengan cara mengembangkan
kesadaran diri dan perubahan perilaku pada pihak yang terlibat.
3) Pemetaan tanggung jawab. Ketika ambiguitas timbul akibat peran yang tidak jelas
atau peran baru, sering kali semua pihak perlu berkumpul untuk memperjelas fungsi
dan tanggung jawab peran.
4) Perubahan struktur. Kadang kala sebagai manajer perlu terlibat dengan konflik.
5) Menunjuk satu pihak. Ini merupakan penyelesaian sementara yang harus digunakan
dalam krisis ketika tidak ada waktu untuk mengatasi konflik secara efektif.
Contoh kasus :
1. Hambatan kolaborasi dokter dan perawat sering dijumpai pada tingkat professional dan
institusional :
a. Saling memberikan infomasi yang positif saja antara kelompok kerja yang satu dengan
kelompok kerja yang lain.
b. Sering mengadakan kontak - kontak sosial.
c. Mempersatukan kelompok konflik dengan menciptakan dan meyakinkan mereka akan adanya
musuh bersama. Dengan diciptakannya sesuatu yang menjadi musuh bersama ini, maka
perhatian terhadap sebab-sebab terjadinya konflik untuk sementara diabaikan, dan pada akhirnya
konflik dapat dikurangi.
d. Inti sesungguhnya dari konflik perawat dan dokter terletak pada perbedaan sikap professional
mereka terhadap pasien dan cara berkomunikasi diantara keduanya. Perawat bekerja member
pelayanan kepada pasien berdasarkan intruksi medis yang juga didokumentasikan secara baik,
sementara dokumentasi asuhan keperawatan tidak ada.

Anda mungkin juga menyukai