id
TESIS
Oleh:
YOKHEBED
S831102060
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Biodata
a. Nama : Yokhebed
b. Tempat, tanggal lahir : Serukam, 4 Mei 1987
c. Profesi/ jabatan : Dosen
d. Alamat kantor : FKIP Universitas Tanjungpura
Jl. A. Yani Pontianak 78124
Tel. : 0561-740144
e. Alamat rumah : Jl. A.Yani II Gg. Parit Haji Muksin 2
Komplek Zamrut Permai B.12 Kubu Raya
Tel. : 085245702304
Fax :-
Email : yokhebed0405@gmail.com
f. Riwayat pendidikan di Perguruan Tinggi:
No. Institusi Bidang ilmu Tahun Gelar
1 FKIP UNTAN Pendidikan Biologi 2008 S.Pd
Pontianak
g. Daftar Karya Ilmiah:
No. Judul Penerbit Tahun
1 Upaya meningkatkan hasil belajar Skripsi FKIP 2008
melalui Model CLIS (Children UNTAN
Learning in Science) disertai peta
Konsep pada materi sistem organ
Siswa kelas XA SMA SANTUN
UNTAN PONTIANAK
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Yokhebed
commit to user S831102060
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas anugerah dan kasih-Nya penulisan tesis yang berjudul “Pembelajaran Biologi
Belajar” dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini ditulis untuk memenuhi
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. selaku Direktur Program Pascasarjana
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8. Kedua orang tua tercinta dan keluargaku yang telah memotivasi dan
selama ini.
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan tesis ini
kedepan.
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
BIODATA................................................................................................... iv
MOTTO........................................................................................................ viii
PERSEMBAHAN.................................................................................... ..... ix
ABSTRAK................................................................................................... xix
ABSTRAC..................................................................................................... xx
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Teori-Teori Belajar................................................................ 21
7. Motivasi Belajar.................................................................... 33
A. Setting Penelitian……………………………………………... 53
C. Prosedur Penelitian………………………………………….... 55
F. Validitas Data……………………………………………….... 64
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Hasil Penelitian……………………………………………….. . 66
2. Siklus I……………………………………………………….. 68
3. Siklus II…………………………………………………….... 76
4. Siklus III…………………………………………………….. 85
B. Pembahasan…………………………………………………... 98
A. Simpulan…………………………………………………….. 107
B. Implikasi……………………………………………………... 108
C. Saran………………………………………………………… 109
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 4.17 Nilai Rata-rata Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siklus II............ 83
Tabel 4.18 Temuan dan Rekomendasi Berdasarkan Hasil Refleksi Siklus II.... 84
Tabel 4.21 Capaian Indikator Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Siklus III
Tabel 4.25 Nilai Rata-rata Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siklus III......... 92
Tabel 4.26 Temuan dan Rekomendasi Berdasarkan Hasil Refleksi Siklus III.. 92
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir....................................................................... 52
Antar Siklus...................................................................................... 94
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Hasil Belajar Afektif Antar Siklus .......... 95
Siklus................................................................................................. 97
Siklus................................................................................................. 97
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lampiran 35 Skor dan Nilai Tes Kognitif Pra Siklus, Siklus I-III................ 259
Siklus I-III.................................................................................278
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Motivasi Belajar..........................................................................291
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
The aims this research were to designed and implemented the problem-
based learning model with science process skill approach, and found out the
extent to which the problem-based learning model with science process skill
approach to improved motivation and learning achievement. This study was a
Classroom Action Research (CAR). The research was carried out in 3 cycles, each
cycle consisted of four stages: planning, acting, observing, and reflecting. This
study was conducted in Faculty of Teachers Training and Education Tanjungpura
University (FKIP-UNTAN) Pontianak on March to June 2012. The techniques of
collecting data (data collecting) used were observation, questionnaire, and test.
Motivation and learning achievement in cognitive, affective, and
psychomotor domain were improved. The proportion of high motivation students
in Pre Cycle, Cycle I, II, III were (31.57%; 63.15%; 68.42%; 79%). In cognitive
domain the proportion of students passed in Pre Cycle, Cycle I, II, III were
(26.31%; 68.42%; 89.47%; 94.73%). In affective domain, the mean value in Pre
Cycle, Cycle I, II, III were (31.08; 75.20; 82.6; 87.42). In psychomotor domain,
the mean value in Pre Cycle, Cycle I, II, III were (52.81; 58.10; 61.62; 78.38).
Thus, it could be concluded that a problem-based learning model could be made
with science process skill, problem-based learning model with science process
skill approach could be applied to the second semester of Biology Education
students in Environmental Knowledge course and, could improve the motivation
and learning achievement of the second semester students of Biology Education of
FKIP-UNTAN in Environmental Knowledge course in the Academic Year of
2011/2012.
commit to user
xx
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id
BAB 1
PENDAHULUAN
dihasilkan (out put dan out come) harusnya selaras dengan Perkembangan Ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkembang sangat pesat. Mutu lulusan
tidak cukup bila diukur dengan standar lokal saja sebab perubahan global telah
sangat besar mempengaruhi ekonomi suatu bangsa. Terlebih lagi, industri baru
internasional.
bersaing bebas dan memiliki ketangguhan dalam berpikir, bersikap, dan bertindak
Pendidikan untuk semua orang dan peningkatan kualitas pendidikan sains sangat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
perlu diperhatikan agar sains dapat dipahami dalam setiap segi kehidupan.
mengacu pada konsep belajar yang memberi pengalaman pada peserta didik
Mahasiswa harus diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya
diri dan sekaligus membangun jati diri (learning to be). Kesempatan berinteraksi
mahasiswa secara aktif dan tidak hanya menekankan pada aspek kognitif namun
juga pada aspek psikomotor dan afektif. Pembelajaran yang diharapkan adalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
pembelajaran yang inovatif, relevan dengan kebutuhan dan peran aktif mahasiswa
hari.
salah satu Lembaga Pendidikan dan Tenaga Pendidikan (LPTK) yang memiliki
visi sebagai penghasil pendidik dalam bidang studi Biologi yang profesional dan
(dalam Sagala, 2011) tentang Guru dan Dosen meliputi kompetensi pedagogik,
Biologi sebagai salah satu bidang sains yang memungkinkan peserta didik
Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara
merupakan suatu proses penemuan (inkuiri). Hal tersebut dapat dilakukan dengan
commit to perlu
pengalaman secara langsung. Mahasiswa user dibantu untuk mengembangkan
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
empiris untuk mencari penjelasan alami tentang fenomena yang diamati di alam
pikiran mereka sendiri. Menurut Ausubel (dalam Ango, 2002) “dengan belajar
hafalan, mereka hanya mampu menulis definisi dan daftar, tetapi mereka tidak
mengembangkan tujuan pada ranah kognitif tingkat tinggi agar mahasiswa mampu
memecahkan masalah.
dengan dosen, atau sering dikenal dengan hands-on and minds-on activity yang
Pembelajaran Biologi akan berorientasi pada hakikat sains yaitu sebagai produk,
proses, dan sarana untuk mengembangkan sikap ilmiah. Mahasiswa dapat terlibat
Amerika (United States National Research Council) (dalam Rahman, dkk. Tanpa
keputusan, teori dan penalaran. Proses penyiapan calon guru sains khususnya
Biologi perlu mendapat perhatian diperhatikan karena berkaitan erat dengan mutu
peserta didik Indonesia (tingkatan usia 15 tahun ) hanya memperoleh skor 383
dari skor tertinggi yaitu 575 yang diperoleh Shanghai-Cina dan berada pada
peringkat 60 dari 65 dari seluruh negara peserta. Sementara data dari TIMSS
kategori rendah, dan hampir tidak ada yang dapat menjawab soal-soal yang
menuntut pemikiran tingkat tinggi. Siswa Indonesia tidak dapat menjawab soal-
pendekatan dalam sains untuk merespon situasi kehidupan. Pada level 5 tersebut
analitis. Pada level 6 siswa diharapkan dapat dengan jelas dan tepat
dari berbagai sumber. Selain itu siswa juga dapat berpikir sains disertai alasan,
berurutan seperti resep (cookery book type), mahasiswa belum diberi kesempatan
merancang percobaan.
jawaban yang diberikan mahasiswa yang belum optimal. Hanya 30% dari seluruh
kognitif pada kegiatan pra siklus diperoleh hasil bahwa dari 19 orang mahasiswa
masih rendah (47,36%) dan tingkat pencapaian kelulusan rendah (< 75%). Nilai
rata-rata ranah psikomotor rendah (52, 81). Capaian indikator ranah afektif untuk
keterampilan sosial masih rendah 65,78. Capaian ranah afektif dengan indikator
teliti sebesar 61,84, keingintahuan sebesar 63,15% dan berpikir kritis sebesar
cenderung pasif dalam aktivitas pembelajaran. Hal ini ditunjukkan oleh sikap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
masih rendah.
bobot 2 SKS teori dan 1 SKS praktikum. Penyampaian teori dilaksanakan dalam
Lingkungan merupakan materi yang konkrit dan terjadi pada kehidupan sehari-
lingkungan yang dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran. Pada mata kuliah
sekitar. Pembelajaran yang dilaksanakan selama ini cenderung masih tekstual dan
pembelajaran. Konsep dan teori dari berbagai disiplin ilmu dapat dipelajari
cari solusinya. Situasi ini menjadi titik tolak pembelajaran untuk memahami
konsep atau prinsip dan memecahkan masalah tersebut melalui investigasi dan
berpikir analisis logis dan kritis, penggunaan analogi dan berpikir divergen,
tutor antara dosen dan mahasiswa (Yazdani dalam Nur, 2011). Melalui
merancang percobaan dan lain lain. Mahasiswa dilatih untuk bekerja sesuai
metode ilmiah untuk menemukan produk sains berupa konsep, prinsip, hukum,
optimalnya hasil belajar dan motivasi belajar mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP
B. IDENTIFIKASI MASALAH
prinsip-prinsip.
dengan nilai rata-rata 54,39. Sementara untuk aspek afektif nilai rata-rata
sehari-hari mahasiswa.
C. PEMBATASAN MASALAH
proses sains dasar dan terintegrasi. Keterampilan proses sains dasar dibatasi
afektif.
D. RUMUSAN MASALAH
masalah, maka masalah umum dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
FKIP UNTAN?”
E. PEMECAHAN MASALAH
motivasi belajar dan hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pengetahuan
ditingkatkan.
F. TUJUAN PENELITIAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
G. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Dosen
calon pendidik (guru) Biologi khususnya pada materi yang berhubungan dengan
masalah lingkungan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Hakikat Sains
Sains berfungsi untuk membantu manusia berpikir dalam pola yang sistematis,
menjelaskan gejala alam serta hubungan satu sama lain antar gejala alam. Selain
itu, sains juga digunakan untuk meramalkan gejala alam yang akan terjadi
berdasarkan pola gejala alam yang di pelajari. Metode yang digunakan untuk
Awal dari penyelidikan ilmiah ini adalah rasa ingin tahu tentang fenomena alam,
demikian sains tidak hanya berfokus pada produk sains tetapi juga proses sains.
ilmiah harus dimiliki oleh ilmuwan. Surajiyo (2007) menyatakan sikap ilmiah
adalah sikap yang diarahkan untuk mencapai pengetahuan ilmiah yang bersifat
objektif. Adapun sikap ilmiah yang perlu dimiliki antara lain adalah objektif,
selektif,tidak cepat puas, sikap percaya, etis dan lain-lain. Sunarno (2011)
pengembangan sains. Sikap ilmiah antara lain meliputi rasa ingin tahu, tekun,
jujur, cermat, objektif, menghormati pendapat orang lain dan sebagainya. Dalam
2. Belajar Sains
Sejalan dengan itu, Gage (dalam Dahar, 1989) menyatakan: “belajar dapat
membutuhkan proses yang terjadi pada perilaku baik secara fisik ataupun mental
dan melibatkan tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada proses
secara fisik dan mental, sehingga dalam proses belajar tersebut mahasiswa
respon-respon.
belajar.
tingkat satuan pendidikan dan kalender pendidikan (Mulyasa, 2010). Pada tingkat
Mata Kuliah Keahlian dan Keterampilan (MKK). Mata kuliah ini menuntut
Berdasarkan hakikat sains yang terdiri atas produk, proses, sikap dan
perolehan produk tersebut melalui proses sehingga akan membentuk sikap ilmiah.
Selain itu juga sains sebagai teknologi artinya bahwa sains itu dapat dipahami
commit
memahami sudut pandang sains, agar to user
dalam merencanakan dan melaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup tinggi bagi prakarsa, kreaktivitas dan kemandirian sesuai dengan bakat,
Hollbrook dan Rannikmae, 2009) PISA mendefinisikan literasi sains yaitu “The
based conclusions in order to understand and help make decisions about the
nature world and the change made to it through human activity.” Artinya bahwa
keputusan tentang alam dan perubahannya yang dibuat melalui aktivitas manusia.
PISA telah menetapkan literasi sains menjadi tiga dimensi yaitu scientific concept,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
sains meliputi: 1) Sains sebagai cara berpikir; 2) Sains sebagai cara untuk
teknologi dan masyarakat. Pencapaian literasi sains tidak hanya pada aspek
tertentu saja. Menurut Liliasari (2011) berpikir sains merupakan taraf yang paling
tinggi dalam belajar sains atau dikenal dengan Higher Order Thinking Skills
(HOTS).
pada keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu: 1) Menggunakan konsep sains dan
teknologi, serta informasi dari nilai-nilai etika dalam pemecahan masalah sehari-
teknologi dengan pendapat pribadi dan antara informasi yang dapat dipercaya dan
penalaran logis, dan kreaktivitas dalam menyelidiki alam semesta yang teramati 6)
masyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
4. Teori Belajar
a. Konstruktivisme
konstruktivisme (Schmidt, 1983; Savery dan Duffy, 1995; Hendry dan Murphy,
modifikasi dari ide-ide siswa yang telah ada atau sebagai pengembangan konsepsi
dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami; 2) Konstruksi arti itu
adalah proses yang terus menerus setiap kali berhadapan dengan fenomena atau
persoalan baru, kemudian diadakan konstruksi baik secara kuat atau lemah; 3)
(Fosrot, 1996); 4) Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema
mencari arti sendiri dari yang mereka pelajari. Ini merupakan proses
menyesuaikan konsep dan ide-ide baru dalam kerangka berpikir yang telah ada
dalam pikiran mereka (Betterncourt; Shymansky; Watts & Pope; dalam Suparno,
kognitif mahasiswa.
Menurut Ausubel (dalam Dahar, 1989) belajar bermakna merupakan suatu proses
struktur kognitif seseorang. Namun, bila dalam struktur kognitif seseorang tidak
dimiliki mahasiswa dengan konsep-konsep baru yang relevan maka belajar akan
pengalaman baru dan menantang serta ketika memecahkan masalah. Ibrahim dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
Nur (dalam Rusman, 2011) menyatakan Vigotsky meyakini bahwa interaksi sosial
masalah adalah dalam hal mengaitkan informasi baru dengan struktur kognitif
yang telah dimiliki oleh mahasiswa melalui kegiatan belajar dengan teman
Salah satu model pembelajaran kognitif yang berpengaruh ialah model dari
Jerome Bruner yang dikenal dengan belajar penemuan. Bruner (dalam Dahar,
pengetahuan secara aktif oleh manusia dan akhirnya memberi hasil yang paling
untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh dosen atau oleh dosen dan
Selain itu, dosen melaksanakan pembelajaran dengan suatu masalah yang dikenal
transfer yang lebih baik dari hasil belajar lainnya. Artinya konsep-konsep dan
yaitu menyuguhkan berbagai situasi masalah yang autentik dan bermakna, yang
dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan”. Selain
itu Beaty (1999) berpendapat bahwa studi kasus yang termasuk didalam model
suatu konteks bagi mahasiswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan
yang esensi dari materi pelajaran. Sejalan dengan itu Ibrahim dan Nur (dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
merangsang berpikir tingkat tinggi dalam situasi yang berorientasi dalam dunia
memperoleh pengalaman belajar dengan dibantu oleh dosen atau teman sejawat
seorang pelajar yang dibantu guru atau orang yang lebih mampu untuk mengatasi
perkembangannya saat ini” (Arends, 2008). Guru atau dosen didorong untuk
menjadi fasilitator dan pemasok pertanyaan dan bukan sebagai presenter dan
demonstrator informasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
Ibrahim dan Nur (dalam Nurhadi dan Senduk, 2003) mengungkapkan ciri-
commit
Menghasilkan produk atau karya dan tomemamerkannya.
user Pada pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
pada kaitannya antar disiplin yang berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-
hari, sehingga hasil pemecahan masalah tersebut dapat berupa produk nyata dalam
siswa pelajari selama belajar mandiri harus dapat diterapkan kembali ke masalah
dengan reanalisis dan resolusi; 4) Penilaian diri dan rekan harus dilakukan pada
penyelesaian setiap masalah dan pada akhir setiap unit kurikuler; 5) Kegiatan
yang dilakukan dalam pembelajaran berbasis masalah harus dihargai dalam dunia
kurikulum dan bukan bagian dari kurikulum didaktik. Penilaian dilakukan dalam
dikembangkan dan dilatihkan pada mahasiswa karena sesuai dengan hakikat sains
(produk, proses, aplikasi teknologi, sikap) (Carin dan Evans dalam Suciati, 2010).
describe a set of broadly transferable abilities that are reflective of what scientists
satu set kemampuan yang dilakukan dan mencerminkan apa yang para ilmuwan
alat dan bahan, pengukuran, penyusunan dan perakitan alat. Interaksi dengan
dengan hakekat sains yang telah diuraikan di atas, maka pembelajaran sains
membuat kesimpulan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
a. Pengukuran
jumlah dari objek atau substansi dalam rentang kuantitatif. Para ilmuwan
System of Unit.
b. Merancang Eksperimen
alat dan bahan yang akan digunakan, urutan prosedur kerja yang harus ditempuh,
penyelidikan ilmiah dibentuk oleh satu set kegiatan ditandai dengan pendekatan
menjadi tantangan untuk berpikir. Hal inilah yang akan membangun keterampilan
c. Komunikasi
hasil keterampilan proses lainnya baik secara lisan maupun tulisan. Tulisan bisa
komunikasi harus termasuk dalam tahap awal pengajaran dan belajar dari ilmu
komunikasi secara luas diakui oleh para ahli di lapangan, misalnya, observasi dan
komunikasi merupakan dua keterampilan proses yang sangat penting jika seorang
d. Identifikasi Variabel
1). Mengidentifikasi variabel dari suatu pernyataan tertulis atau dari deskripsi
suatu eksperimen.
2). Mengidentifikasi variabel manipulasi dan variabel respon dari deskripsi suatu
variabel yang sama pentingnya, yaitu variabel manipulasi, variabel respon dan
variabel kontrol. Variabel manipulasi adalah suatu variabel yang secara sengaja
diubah atau dimanipulasi dalam suatu situasi. Variabel respon adalah variabel
yang berubah sebagai hasil akibat dari kegiatan manipulasi. Variabel kontrol
bagaimana suatu variabel itu diukur. Definisi operasional variabel adalah definisi
menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan apa yang akan
keterampilan proses yang paling sulit dilatihkan karena itu harus sering di ulang-
ulang.
f. Hipotesis
merupakan pekerjaan tentang pengaruh yang akan terjadi dari variabel manipulasi
terdapat variabel respon. Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk
Hipotesis dapat juga dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah.
g. Interpretasi Data
data dalam bentuk yang mudah difahami misalnya bentuk tabel, grafik dengan
h. Mengajukan Pertanyaan
pertanyaan merupakan bagian esensial dari sains. Akinmade dan Mang (dalam
i. Membuat Kesimpulan
pernyataan yang mengikhtisarkan apa yang telah dipelajari dari suatu eksperimen
6. Motivasi Belajar
Kata motivasi berasal dari kata motif. Motif diartikan sebagai daya upaya
yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Berawal dari kata motivasi
itu maka motivasi dapat diartikan sebagai penggerak yang telah menjadi aktif.
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.” Selaras dengan hal itu juga
commituntuk
mempunyai keinginan dan kemauan to usermelakukan suatu kegiatan atau
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
berasal dari dalam diri seseorang untuk mencapai prestasi. Motivasi belajar dapat
timbul karena faktor instrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan
kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Faktor ekstrinsik dalam motivasi belajar
belajar yang menarik. Hakikat motivasi belajar menurut Uno (2010) adalah
“dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk
faktor internal yaitu yang berasal dari dalam diri mahasiswa dan faktor eksternal
yang berasal dari luar diri mahasiswa sehingga tercapai tujuan belajar yaitu
7. Hasil Belajar
perwujudan dari penguasaan atau pencapaian peserta didik dalam mencapai tujuan
didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil
belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan
psikomotoris. Oleh sebab itu dalam penilaian hasil belajar peranan tujuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
pembelajaran yang berisi kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai
Horward Kingsley (dalam Sudjana, 2006) membagi hasil belajar dalam tiga
Sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan
yang telah disesuaikan dengan kurikulum. Menurut Gagne (dalam Sudjana, 2006)
dua pendapat di atas terdapat beberapa kesamaan dengan yang biasa digunakan
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
evaluasi dan mencipta (taksonomi Bloom yang telah direvisi). Aspek pengetahuan
aspek aplikasi, analisis, evaluasi dan mencipta merupakan kognitif tingkat tinggi
(Sudjana, 2006). Ranah afektif berkenaan dengan sikap. Pada proses pembelajaran
sains, sikap yang dimaksud adalah sikap ilmiah. Ranah psikomotorik berkenaan
commit to user
Hasil belajar menurut Sudjana (2006) berciri sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
afektif dan psikomotor; 4) Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan
bermanfaat bagi guru untuk merefleksi diri dan memantau kemajuan peserta didik
juga bermanfaat bagi peserta didik dalam merefleksi diri dan sebagai pencapaian
8. Pengetahuan Lingkungan
sebagai berikut: ekologi sebagai dasar keilmuan, asas-asas dasar ilmu lingkungan,
lingkungan dan persoalan sumber daya alam, baku mutu lingkungan, toksikologi
a. Toksikologi Lingkungan
kimia yang bersifat racun terhadap sistem biologi (bentuk organ dan fungsi pada
limbah kimia yang beracun limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Menurut
dan Beracun (B3) adalah sisa usaha atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun yang karena sifat dan atau jumlahnya, baik secara
Bahan Kimia Beracun adalah bahan kimia yang dalam jumlah kecil
kedalam tubuh melalui alat pernafasan, kulit ataupun organ lainnya. Mengganggu
organ tubuh seperti : hati, paru-paru, tulang, darah atau cairan limfa.
Kromium (Cr) Suatu logam keras berwarna abu-abu dan sulit dioksidasi
meski dalam suhu tinggi. Merupakan komponen penting
dari stainless steel dan berbagai campuran logam.
Kadmium (Cd) Kadmium murni berwarna putih perak dan lunak, namun
jarang ditemukan di lingkungan. Umumnya ditemukan
dalam kombinasi elemen lain seperti Oksigen, Klorin atau
Belerang.
Tembaga (Cu) Logam merah muda yang lunak, dapat ditempa, liat, dan
melebur pada suhu 1038°C (Vogel 1985 dalam Andaka,
2008)
Timbal (Pb) Lunak, titik lebur rendah, dapat dimanfaatkan untuk industri
baterai (Pb-Bi).
Pestisida Mengandung senyawa aktif DDT (Dikloro Difenil
Trikholoroetana), karbamat, organoklorin, organofosfat.
air, Metilmerkuri (MeHg) dengan cepat akan diakumulasi dalam ikan atau
tumbuhan dalam air permukaan, kemudian ikan akan dimakan oleh manusia
otak. Efek fisiologisnya akan menyebabkan kerusakan SSP (sistem saraf pusat)
dan ginjal berupa tremor dan kehilangan daya ingat. Selain itu pada pestisida
penting lainnya. Pada lingkungan, pestisida dapat memusnahkan musuh alami dan
masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup melalui beberapa jalan, yaitu:
saluran pernafasan, pencernaan dan penetrasi melalui kulit. Di dalam tubuh hewan
biasanya dalam detoksikasi (hati) dan ekskresi (ginjal). Akumulasi logam berat
dalam hati oleh fungsi hati. Senyawa racun akan diubah menjadi senyawa lain
yang sifatnya tidak lagi beracun dalam tubuh. Gejala keracunan dibagi menjadi
dua yaitu gejala non spesifik dan spesifik. Gejala nonspesifik antara lain pusing,
mual, muntah, gemetar, sukar tidur, nafsu makan berkurang, sukar konsentrasi dan
lain-lain. Gejala Spesifik antara lain sesak nafas, sakit perut, gangguan mental,
b. Pengolahan Limbah
dilakukan dengan cara fisika, kimia dan biologi atau gabungan ketiga sistem
pengolahan cara aerob dan pengolahan limbah secara anaerob. Berdasarkan sistem
fisik, unit operasi kimia dan unit operasi Biologi. Sedangkan bila dilihat dari
tertiary treatment system. Penggunaan setiap sub treatment dan ataupun gabungan
satu dengan yang lain tergantung jenis parameter pencemar yang terdapat dalam
1) Primary Treatment
banyak bahan-bahan yang terapung ikut bersama dengan limbah seperti kertas-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
kertas atau plastik dan kayu-kayu. Bahan padatan lainnya seperti pasir dan bahan-
bahan padatan lainnya ikut juga beserta lapisan minyak, busa atau buih. Seluruh
bahan-bahan ini harus disaring atau ditahan agar tidak memasuki badan perairan
yaitu menyaring bahan kasar, mengendapkan pasir dan tanah, dan menyaring
mulai 0,1 µmm sampai dengan 0,5 µmm pengolahannya dilakukan dengan cara
fisik yaitu dengan menahannya beberapa waktu dalam kolam yang tenang lalu
menyaringnya.
tersaring.
2) Secondary Treatment
pencemar dalam limbah diikat melalui reaksi kimia. Sistem operasinya dengan
commit
atau reduksi menetralkan konsentrasi to userasam dan desinfektan.
kelarutan
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
penambahan bahan kimia adalah: 1) Padatan tersuspensi dalam limbah cair baik
yang terdiri dari organik dan anorganik; 2) Posfat terlarut dapat direduksi bila
kadar kurang dari pada 1 mg/l dengan bahan pengendap alum, ferry sulfat; 3)
untuk kalsium dan magnesium efisiensi lebih tinggi tercapai bila kapur dalam air
buangan terdiri dari karbonat yang tinggi; 4) Beberapa logam berat dihilangkan
Tembaga, Nikel, Timbal; 5) Pengurangan bakteri atau virus dapat dicapai dengan
pencemar tinggi atau limbah dengan jenis parameter yang bervariasi banyak
dengan volume yang relatif banyak. Metode ini dipakai terutama untuk
senyawa organik tersebut dikonversikan menjadi gas dan air yang kemudian
dihilangkan dengan proses aerasi. Unit proses yang dipakai dalam proses biologi
yaitu kolam aerobik, aerasi, lumpur aktif, kolam oksidasi dan saringan biologi dan
Metode biologis merupakan metode yang mudah dan biayanya murah serta
Pengolahan limbah secara biologis dibedakan menjadi dua cara yaitu aerob
dan anaerob. Metode aerob membutuhkan oksigen dalam prosesnya dan proses
Pengolahan dengan sistem aerob dapat dilakukan dengan cara antara lain:
lumpur aktif, lagon aerasi, proses digesti aerobik, dan kolam oksidasi. Proses
dengan cara aerob biasanya digunakan untuk limbah dengan konsentrasi rendah
(Biochemical Oxygen Demand / BOD < 2000 mg). Proses aerob memerlukan
persediaan oksigen yang cukup tinggi sehingga diperlukan aerator dengan daya
yang tinggi.
akan lebih ekonomis untuk konsentrasi padatan tinggi bila padatannya lebih dari
1% dari beratnya. Proses anaerob hanya menghasilkan BOD dengan konversi (10-
40%) dari kondisi awal dan untuk itu proses aerob diperlukan membantu
limbah padatan dengan konsentrasi tinggi pada umumnya dilakukan dengan cara
dari dua system proses yaitu: sistem proses kontak anaerobik dan sistem fixed
dapat berfungsi secara optimal bila tersedia udara sebagai sumber kehidupan.
Udara sebagai penyedia oksigen bagi kehidupan bakteri. Oleh karena itu oksigen
dapat disediakan dengan cara membiarkan limbah dalam wadah secara terbuka
agar terdapat kontak udara dengan permukaan limbah. Kondisi kolam terbuka,
Proses aerobik dapat dilakukan dengan dua mekanisme dasar yaitu, proses
pembentukkan suspensi dan proses pelekatan suspensi (Rahayu dan Jennie dalam
flokulan yang mampu bergerak sesuai dengan arah aliran limbah. Bila dilihat dari
cara pembentukkan suspensi proses ini dapat dilakukan dengan cara lumpur aktif,
lagon aerasi, kolam oksidasi dan pencerna aerobik. Proses pelekatan suspensi
a) Kolam Oksidasi
permukaannya agar terjadi proses oksidasi secara alami. Penggunaan kolam ini
memanfaatkan sinar matahari dan tumbuhan lumut yang berada di dalam kolam.
commit to user
Prinsip kolam oksidasi adalah kemampuan pemulihan diri sendiri karena adanya
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
bantuan dari luar. Pada air mengalir sebenarnya potensial untuk memulihkan diri
sendiri karena adanya arus turbulensi, gesekan dengan batu-batuan sehingga udara
berpeluang terserap ke dalam air. Diharapkan pada kolam ini terdapat oksigen
terlarut mencapai 8 mg/l sebagaimana pada air murni. Kolam dengan kedalaman
1-1,5 m dimasukkan Algae untuk menambah konsentrasi oksigen dalam air. Sinar
b) Lumpur Aktif
peruraian secara hayati sehingga terbentuk biomassa yang aktif dan mampu
mudah mengendap dan atau menyerap sebagai gas. Proses lumpur aktif terdapat
dua proses penting yaitu Pertama, proses penumbuhan bakteri dalam lumpur.
sehingga pada bagian atas terdapat air bersih; 4) Air yang bersih secara grafitasi
dapat dialirkan keperairan sebab sudah terhindar dari bahan pencemar; 5) Bila
reaktor.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
c) Lagon aerasi
Lagon adalah sebuah kolam yang dilengkapi dengan aerator. Sistem ini
hampir sama dengan kolam oksidasi. Lagon adalah sejenis kolam tertentu dengan
ukuran yang luas dan mampu menampung limbah cair dalam volume besar serta
terjadi proses oksidasi alamiah dan fotosintesis Alga. Suatu industri yang
waktu lama. Sinar matahari bebas masuk ke dalam kolam mencapai 2-4 meter,
dengan bantuan aerator dimasukkan udara. Pada lagon aerasi lumpur tidak
sumber energinya.
melalui pembuatan kompos. Kompos merupakan sisa bahan organik yang berasa
tanaman, hewan dan limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi
atau fermentasi. Jenis tanaman yang sering digunakan untuk kompos di antaranya
jerami, sekam padi, tanaman pisang, gulma, sayuran yang busuk, sisa tanaman
jagung dan sabut kelapa. Bahan dari ternak yang sering digunakan untuk kompos
diantaranya kotoran ternak, urine, pakan ternak yang terbuang dan cairan biogas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
siswa sangat tinggi menunjukkan bahwa program ini telah membuat mereka lebih
2. Akinbobola & Afolabi. 2010. Desain penelitian ini adalah ex-post Facto. Lima
juga menunjukkan tingkat persentase yang tinggi dari keterampilan proses dasar
(yang lebih rendah) yaitu 62,80% dibandingkan dengan keterampilan proses sains
terpadu (urutan lebih tinggi) yaitu 37,20%. Hasil ini juga menunjukkan bahwa
keterampilan proses yang terintegrasi pada sekolah menengah atas Afrika Barat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
pada siswa SMA dan memeriksa apakah pembelajaran berbasis masalah memiliki
perbedaan yang efektif pada siswa dengan tingkat yang berbeda dari empat bakat
berada pada tingkat rata-rata dan rendah, siswa yang lebih tertarik di bidang
ekonomi, dan siswa yang lebih percaya diri dalam kemampuan untuk
memecahkan masalah.
sains, pada mahasiswa semester II FKIP UNTAN dan bentuk Penelitian Tindakan
Kelas.
4. Chin & Chia. 2006. Studi kasus ini melibatkan siswa kelas 9 yang
materi yang akan diteliti yaitu toksikologi lingkungan dan pengolahan limbah.
UNTAN.
C. KERANGKA BERPIKIR
belajar dan motivasi belajar. Salah satu cara agar pembelajaran dapat berlangsung
merupakan masalah yang terjadi dalam dunia nyata (autentik). Masalah autentik
belajar apabila seseorang anak yang belajar dihadapkan dalam suatu masalah yang
proses dasar yang lebih menekankan pada pengalaman belajar fisik dan
secara mental. Selain itu dengan pendekatan keterampilan proses sains akan
membentuk sikap ilmiah mahasiswa. Sikap ilmiah ini akan terbentuk selama
meningkatkan hasil belajar mahasiswa baik dari ranah kognitif, afektif dan
psikomotor.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id
D. HIPOTESIS TINDAKAN
hasil belajar mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP UNTAN pada mata kuliah
Pengetahuan Lingkungan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. SETTING PENELITIAN
1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2012 sampai dengan Juni 2012.
Siklus II
d.Pengumpulan
data penelitian
Siklus 3
3 Penyusunan
laporan
a. Penulisan
laporan
b.Ujian Tesis
2. Tempat penelitian
FKIP UNTAN merupakan salah satu LPTK (Lembaga Pendidikan dan Tenaga
B. RANCANGAN PENELITIAN
terdiri atas 3 (tiga) Siklus. Alur dalam penelitian tindakan kelas menggunakan
pengamatan dan refleksi. Alur penelitian tindakan kelas disajikan pada Gambar
3.1.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id
Identifikasi
masalah
Perencanaan
Aksi /tindakan
Refleksi
Observasi
Perencanaan
ulang
Refleksi
observasi
Aksi /
tindakan
C. PROSEDUR PENELITIAN
Indikator kinerja pada Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu pada penilaian
yang lulus sebesar 75%. Ranah afektif dan psikomotor minimal mencapai nilai
rata-rata 75 pada akhir Siklus dan capaian per indikator sebesar 75%.. Indikator
setidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat aktif baik fisik, mental
Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi
Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam tiap Siklus secara garis besar
No Siklus Tahapan
1 Pra Siklus Observasi awal mengenai hasil belajar dan faktor- faktor
internal mahasiswa, dilanjutkan dengan identifikasi awal dan
memfokuskan permasalahan serta menentukan tindakan.
2 I Perencanaan
a. Menindaklanjuti masalah awal di kelas berupa rendahnya
hasil belajar dan motivasi belajar.
b. Membuat rencana pembelajaran menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan
keterampilan proses sains.
c. Membuat perangkat pembelajaran antara lain Satuan
Acara Perkuliahan (SAP) (Lampiran 2), LKM (Lembar
Kerja Mahasiswa) (Lampiran 5), lembar observasi
(Lampiran 26, 28, 30) , angket ( Lampiran 18, 20, 22),
soal tes ( Lampiran 11, 24).
Pelaksanaan
Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan
perencanaan dalam SAP, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Dosen mengorientasikan mahasiswa pada masalah berupa
contoh-contoh atau peristiwa sehari-hari berupa wacana
tentang dampak pestisida bagi kesehatan dan lingkungan.
b. Dosen mengorganisasikan mahasiswa dalam kelompok
belajar, satu kelompok dibagi menjadi 4-5 orang
mahasiswa.
c. Dosen membimbing investigasi individu dan kelompok
sebagai fasilitator dalam proses belajar. Mendorong
mahasiswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
menetapkan variabel, membuat hipotesis, melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
d. Mahasiswa merancang eksperimen untuk mengetahui
dampak pestisida bagi lingkungan berdasarkan alat dan
bahan yang disediakan dosen.
e. Membantu commit to user
mahasiswa dalam merencanakan dan
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id
No Siklus Tahapan
menyiapkan karya berupa laporan tertulis kemudian
mahasiswa mempresentasikan hasil diskusi.
f. Membantu mahasiswa untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses
pemecahan masalah baik dalam diskusi dan eksperimen
yang dilaksanakan. Pada bagian akhir pembelajaran,
mengarahkan mahasiswa untuk membuat kesimpulan.
Pengamatan
a. Pengamat atau observer mengamati masing-masing
kelompok berupa keterampilan proses sains, sikap ilmiah
dan kerjasama.
b. Membuat catatan lapangan berdasarkan kejadian-kejadian
didalam kelas.
Refleksi
Bersama-sama dosen yang mengajar mengevaluasi proses
pembelajaran berdasarkan hasil observasi.
3 II Perencanaan
a. Menindaklanjuti hasil refleksi Siklus I.
b. Membuat perangkat pembelajaran berdasarkan hasil
refleksi pada Siklus I.
Pelaksanaan
Melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan perencanaan,
secara garis besar meliputi :
a. Dosen mengorientasikan mahasiswa pada masalah berupa
contoh-contoh atau peristiwa sehari-hari berupa masalah
pemanfaatan air di kota Pontianak.
b. Dosen mengorganisasikan mahasiswa dalam kelompok
belajar, satu kelompok dibagi menjadi 4-5 orang
mahasiswa,
c. Dosen membimbing investigasi individu dan kelompok
sebagai fasilitator dalam proses belajar. Mendorong
mahasiswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
menetapkan variabel, membuat hipotesis, melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
d. Mahasiswa merancang alat penanganan limbah dan
menguji cobakan alat yang dibuat.
e. Membantu mahasiswa untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses
pemecahan masalah baik dalam diskusi dan eksperimen.
yang dilaksanakan. Dibagian akhir mengarahkan
mahasiswa untuk membuat kesimpulan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id
No Siklus Tahapan
Pengamatan
Melakukan observasi untuk mengamati keterampilan proses
sains, sikap ilmiah dan kerjasama mahasiswa.
Membuat catatan lapangan.
Refleksi
Meninjau kembali hasil observasi bersama-sama antar
observer dengan dosen yang mengajar.
4 III Perencanaan
Membuat rancangan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi
pada Siklus II.
Pelaksanaan
Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan
perencanaan, secara garis besar meliputi:
a. Dosen mengorientasikan mahasiswa pada masalah berupa
contoh-contoh atau peristiwa sehari-hari berupa masalah
sampah pasar Flamboyan.
b. Dosen mengorganisasikan mahasiswa dalam kelompok
belajar, satu kelompok dibagi menjadi 4-5 orang
mahasiswa,
c. Dosen membimbing investigasi individu dan kelompok
sebagai fasilitator dalam proses belajar. Mendorong
mahasiswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
menetapkan variabel, membuat hipotesis, melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
d. Mahasiswa merancang eksperimen untuk mengatasi
permasalahan sampah pasar.
e. Membantu mahasiswa untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses
pemecahan masalah baik dalam diskusi dan eksperimen
yang dilaksanakan. Pada bagian akhir pembelajaran,
mengarahkan mahasiswa untuk membuat kesimpulan dan
mempresentasikan hasil karya.
Pengamatan
Melakukan observasi untuk mengamati keterampilan proses
sains, sikap ilmiah dan kerjasama mahasiswa.
Membuat catatan lapangan.
Refleksi
Meninjau kembali hasil observasi bersama-sama antar
observer dengan dosen yang mengajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id
1. Observasi
penilaian non tes digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses
terjadinya suatu kegiatan yang diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya
ataupun situasi buatan.” Hal yang dapat diobservasi yaitu kerjasama mahasiswa
dalam belajar baik dalam melakukan eksperimen dan diskusi, sikap ilmiah,
tingkah laku dosen pada waktu mengajar dan keterampilan proses sains.
a. Observasi langsung.
Observasi yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam
situasi yang sebenarnya atau langsung diamati pengamat. Hal ini dilakukan
b. Observasi partisipasi
Pengamat harus melibatkan diri atau ikut serta dalam kegiatan yang
2. Angket
mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti (Narbuko dan Achmadi,
2003). Angket yang akan digunakan dalam bentuk angket tertutup, sehingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id
3. Catatan lapangan
yang akan mendukung pengamatan. Catatan ditulis dalam buku harian pada tiap
pengamatan.
4. Rekaman / record
proses pembelajaran.
5. Tes
kepada peserta didik untuk mendapat jawaban dari peserta didik dalam bentuk
lisan, dalam bentuk tulisan atau dalam bentuk perbuatan. Tes pada umumnya
digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil
tujuan pembelajaran.
Tes yang digunakan yaitu tes uraian dan tes objektif dalam bentuk pilihan
ganda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id
bahasa tulisan.
b. Tes pilihan ganda merupakan bentuk tes yang menuntut mahasiswa memilih
pilihan jawaban yang telah disediakan. Tes pilihan ganda yang digunakan
r XY =
berikut:
r11= { } {1- }
= varians total
Hasil analisis angket sikap ilmiah, keterampilan sosial dan motivasi belajar
maka hasil reliabilitas masing- masing angket disajikan pada Tabel 3.5.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id
Tes kognitif menggunakan soal tes uraian, dianalisis validasi isi oleh
expert pada bidang Pendidikan Biologi (Lampiran 47). Hasil validasi pakar atau
Uji coba instrumen soal pilihan ganda yaitu soal tes Keterampilan Proses
Rumusnya : r11= ( )( )
Vt = varians total
Berdasarkan perhitungan validitas soal tes KPS pada Lampiran 46. maka
diperoleh hasil analisis validitas soal tes KPS disajikan pada Tabel 3.7.
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas pada lampiran 46. maka diperoleh hasil
reliabilitas soal tes KPS sebesar 0,44 dengan interpretasi agak rendah (Tabel 3.3).
F. VALIDITAS DATA
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton dalam Moleong, 2007). Hal itu dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id
menjadi 3 (tiga) aktivitas yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
1. Reduksi Data
2. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,grafik dan bagan
hubungan antar kategori atau dengan teks yang berbentuk naratif pada
masing-masing Siklus.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id
BAB IV
A. HASIL PENELITIAN
pembelajaran pengetahuan lingkungan ini terdiri atas 19 orang yang berada pada
bentuk problem solving. Selain itu mahasiswa tampak pasif dan masih sedikit
yang tampak antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hasil belajar pada ranah
ranah kognitif tingkat rendah dan belum komprehensif pada semua ranah (afektif
masih berupa langkah-langkah yang berurutan seperti resep (cookery book type),
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id
a. Motivasi Belajar
Kondisi awal ranah kognitif mahasiswa dapat dilihat dari hasil tes pada
masih banyak mahasiswa yang belum mencapai batas kelulusan yaitu 60, hanya 5
orang mahasiswa yang mencapai nilai 60. Nilai rata-rata yang dicapai sebesar
Tabel 4.1 Capaian Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Observasi Pra Siklus
No Indikator Capaian aspek
1 Merumuskan pertanyaan 52,63%
commit to user
2 Merumuskan hipotesis 50%
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id
proses sains berkisar antara 47,36% sampai dengan 57,89%. Keterampilan proses
pengukuran dan interpretasi data (57,89%). Sementara itu nilai rata-rata hasil
belajar Psikomotor yaitu KPS pada Pra Siklus sebesar 52,81 (Lampiran 39).
d. Ranah afektif
sebesar 57,89%, sedangkan yang paling tinggi adalah kerjasama sebesar 65,78%.
Sementara itu nilai rata-rata hasil belajar afektif pada Pra Siklus sebesar 31,08
(Lampiran 36).
2. Siklus 1
commit toobservasi
Siklus I terdiri atas perencanaan, tindakan, user dan refleksi.
perpustakaan.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id
a. Perencanaan Siklus I
toksik, cara kerja serta efek toksik pada organisme dan lingkungan serta dapat
No Kegiatan Keterangan
1 Menyusun Satuan Acara Perkuliahan SAP disusun berdasarkan
tahapan model pembelajaran
berbasis masalah dengan
pendekatan keterampilan
proses.
2 Membuat Lembar Kerja Mahasiswa LKM dibuat sesuai dengan
keterampilan proses sains
yang dikembangkan pada
pembelajaran dan relevan
dengan materi.
3 Menyusun perangkat penilaian berupa soal tes Penyusunan perangkat
kognitif, tes KPS, lembar observasi dan angket. penilaian disesuaikan dengan
indikator yang akan dicapai
pada perkuliahan. Penilaian
hasil belajar ditinjau dari
aspek kognitif, afektif dan
psikomotor. Selain itu faktor
internal mahasiswa berupa
motivasi belajar juga diukur
sebagai hasil dari proses
pembelajaran.
c. Observasi Siklus I
diamati berupa kerjasama dan sikap ilmiah dengan 3 indikator yaitu teliti/ cermat,
keingintahuan, kritis.
1) Ranah psikomotor
Berdasarkan data pada Tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa capaian
indikator yang paling rendah yaitu membuat definisi operasional sebesar 32,9%
sebesar 92,11%. Terdapat beberapa indikator yang belum mencapai target 75% ,
definisi operasional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 73
digilib.uns.ac.id
2) Ranah kognitif
Capaian Ranah kognitif mahasiswa dapat dilihat dari hasil tes tertulis. Pada
Siklus 1 diketahui capaian mahasiswa dengan skor terendah 9 dan skor tertinggi
20 dari skor maksimal 24. Berdasarkan kriteria kelulusan, maka mahasiswa yang
lulus sebesar 42,10 % dan yang tidak lulus sebesar 57,89%. Capaian indikator
rendah. Terdapat tiga indikator yang masih berada dibawah 75% yaitu, indikator
toksik pada organisme dan lingkungan melalui analisis kasus, menjelaskan efek
3) Ranah afektif
Tabel 4.7 Capaian Indikator Pada Ranah Afektif Berdasarkan Observasi Siklus 1
(75%).
Berdasarkan Tabel 4.8 persentase jumlah mahasiswa yang motivasi tinggi sebesar
Berdasarkan hasil rekapitulasi hasil belajar mahasiswa ditinjau dari ranah kognitif,
afektif dan psikomotor diperoleh rata-rata yang disajikan pada Tabel 4.9.
1 Kognitif 61.56
2 Afektif 75.20
3 Psikomotor 58.10
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada ranah
commit to
kognitif dan psikomotor masih tergolong user
rendah.
perpustakaan.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id
d. Refleksi Siklus I
3. Siklus II
a. Perencanaan Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi pada Siklus I, maka perencanaan tindakan pada Siklus
commit to user
II dapat disajikan pada Tabel 4.11.
perpustakaan.uns.ac.id 77
digilib.uns.ac.id
No Kegiatan Keterangan
1 Menyusun SAP SAP disusun berdasarkan langkah-
langkah model pembelajaran
berdasarkan masalah dengan
pendekatan keterampilan proses sains.
Pada tahap orientasi pada masalah
Dosen merencanakan untuk
membimbing mahasiswa dalam
menemukan permasalahan yang lebih
sfesifik.
Pada tahap merngorganisasikan
mahasiswa belajar kegiatan dosen
merencanakan untuk memberikan
penegasan agar dalam memecahkan
masalah harus disertai referensi
pendukung, dosen mendatangi
masing-masing kelompok untuk
membimbing mahasiswa dalam
merumuskan hipotesis, membuat
definisi operasional, mengontrol
variabel dan memberikan kesempatan
kepada mahasiswa unuk bertanya.
Pada tahap membimbing investigasi
kelompok dan individu dosen
merencanakan untuk membimbing
mahasiswa untuk memahami
pengertian definisi operasional,
hipotesis dan variabel.
Pada tahap menyajikan hasil karya
pada pertemuan berikutnya dosen juga
merencanakan untuk mengarahkan
mahasiswa menghasilkan produk
sebagai hasil pemecahan masalah.
Pada tahap analisis dan evaluasi
proses pemecahan masalah dosen
merencanakan untuk memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang menarik
jawab.
2 Membuat Lembar Kerja Mahasiswa Pada lembar kerja mahasiswa
disesuaikan dengan keterampilan
proses sains yang dikembangkan.
3 Menyiapkan perangkat penilaian proses Perangkat penilaian yang disusun
dan hasil belajar yaitu soal tes kognitif dan KPS,
commit to user
angket dan lembar observasi.
perpustakaan.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id
No Kegiatan Keterangan
Selanjutnya mengkomunikasikan
perangkat penilaian kepada observer.
b. Pelaksanaan Siklus II
c. Observasi Siklus II
diamati berupa kerjasama dan sikap ilmiah dengan 3 indikator yaitu teliti atau
1) Ranah psikomotor
Berdasarkan data pada Tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa capaian
capaian indikator yang paling tinggi yaitu merancang ekperimen sebesar 92,11%.
Terdapat empat indikator yang belum mencapai target 75%, yaitu membuat
data.
2) Ranah kognitif
Capaian Ranah kognitif mahasiswa dapat dilihat dari hasil tes tertulis.
Pada Siklus II diketahui capaian mahasiswa dengan skor terendah 14.dan skor
mahasiswa yang lulus sebesar 89,47 % dan yang tidak lulus sebesar 10,52%.
commit
Capaian indikator pada aspek kognitif to user pada Tabel 4.14.
disajikan
perpustakaan.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui masih ada satu indikator yang
belum mencapai target 75% yaitu indikator soal menjelaskan cara kerja
3) Ranah afektif
Ranah afektif meliputi keterampilan sosial berupa kerjasama dan sikap ilmiah
Berdasarkan Tabel 4.15. dapat dilihat keempat indikator dalam ranah afektif
kognitif, afektif dan psikomotor diperoleh nilai rata-rata yang disajikan pada
Tabel 4.17.
d. Refleksi Siklus II
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id
4. Siklus III
Berdasarkan hasil refleksi pada Siklus II, maka perencanaan tindakan pada
No Kegiatan Keterangan
1 Menyusun SAP SAP disusun berdasarkan langkah-
langkah model pembelajaran
berdasarkan masalah dengan
pendekatan keterampilan proses sains.
Pada tahap oroentasi mahasiswa pada
masalah dosen merencanakan
memberikan bimbingan kepada
individu yang belum dapat
commit to user
menentukan permasalahan secara
perpustakaan.uns.ac.id 86
digilib.uns.ac.id
No Kegiatan Keterangan
logis tersebut.
Pada tahap mengorganisasikan
mahasiswa belajar dosen
merencanakan memberikan penegasan
mengenai pentingnya referensi dalam
proses pemecahan masalah,
membimbing mahasiswa dalam
membuat definisi operasional. Dosen
memberikan bimbingan kepada
masing-masing kelompok agar
melakukan pengulangan apabila
kurang yakin atau tidak sesuai dengan
teori pada hasil percobaan.
Pada tahap analisis dan evaluasi
proses pemecahan masalah, dosen
merencanakan untuk membimbing
presentasi lebih tegas lagi, dosen
memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk mengungkapkan
kelebihan dan kelemahan dalam alat
yang dibuat.
2 Membuat Lembar Kerja Mahasiswa Pada lembar kerja mahasiswa
disesuaikan dengan keterampilan
proses sains yang dikembangkan.
Pada kegiatan mahasiswa ditekankan
mengenai pembuatan produk berupa
kompos.
3 Menyiapkan perangkat penilaian proses Perangkat penilaian yang disusun
dan hasil belajar yaitu soal tes kognitif dan KPS,
angket dan lembar observasi.
Selanjutnya mengkomunikasikan
perangkat penilaian kepada observer.
commit
mahasiswa melakukan pengukuran dantomempresentasikan
user proses dan hasil
perpustakaan.uns.ac.id 87
digilib.uns.ac.id
berdasarkan hasil refleksi Siklus II. Pelaksanaan tindakan III disajikan pada Tabel
4.20.
diamati berupa kerjasama dan sikap ilmiah dengan 3 indikator yaitu teliti/ cermat,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 90
digilib.uns.ac.id
1) Ranah psikomotor
Tabel 4.21.
Tabel 4.21 Capaian indikator Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Siklus III
Berdasarkan Hasil Observasi
No Indikator Capaian indikator
1 Mengajukan pertanyaan 80,3%
berdasarkan masalah
2 Membuat hipotesis 100 %
3 Merancang eksperimen 100%
4 Menentukan variabel pengamatan 80,3%
5 Membuat definisi operasional 38,2%
6 Melakukan pengukuran 100%
7 Mengkomunikasikan data 100%
8 Menginterpretasi data 92,11%
9 Menyimpulkan 93,4%
Berdasarkan data pada Tabel 4.21 di atas dapat diketahui bahwa capaian
indikator yang paling rendah yaitu membuat definisi operasional sebesar 38,2%
2) Ranah kognitif
Capaian Ranah kognitif mahasiswa dapat dilihat dari hasil tes tertulis.
Pada Siklus III diketahui capaian mahasiswa dengan skor terendah 8.dan skor
mahasiswa yang lulus sebesar 94,73% dan yang tidak lulus sebesar 5,26%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 91
digilib.uns.ac.id
3) Ranah afektif
Ranah afektif meliputi keterampilan sosial berupa kerjasama dan sikap ilmiah
Motivasi belajar mahasiswa pada Siklus III dapat dilihat pada Tabel 4.24.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 92
digilib.uns.ac.id
kognif, afektif dan psikomotor diperoleh nilai rata-rata yang disajikan pada Tabel
4.25.
Berdasarkan Tabel 4.25 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada ranah
kognitif, afektif dan psikomotor telah mengalami peningkatan dari Siklus II.
berbasis masalah dengan pendekatan keterampilan proses sains pada Siklus III
Tabel 4.26 Temuan dan Rekomendasi Berdasarkan Hasil Refleksi Siklus III
a. Ranah Psikomotor
proses sains diperoleh capaian per indikator pada masing-masing Siklus seperti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 94
digilib.uns.ac.id
K
E100%
T 90%
80%
E
70%
R 60%
C 50%
A 40% PRA SIKLUS
P 30% SIKLUS 1
20%
A
10% SIKLUS 2
I 0% SIKLUS 3
A
N KPS 1 KPS 2 KPS 3 KPS 4 KPS 5 KPS 6 KPS 7 KPS 8 KPS 9
INDIKATOR KPS
Keterangan:
peningkatan dari Pra Siklus ke Siklus I dan Siklus I ke Siklus II yaitu indikator
data, dan menyimpulkan mengalami penurunan dari Siklus I. Pada Siklus III
penurunan dari Siklus II, yaitu indikator mengajukan pertanyaan dan membuat
indikator yang mengalami peningkatan tiap Siklus yaitu pada indikator merancang
b. Ranah afektif
afektif meliputi sikap ilmiah dan keterampilan sosial, maka diperoleh capaian per
100%
K 90%
E 80%
T 70%
E 60% Pra siklus
R 50%
C 40% Siklus 1
A 30% Siklus 2
P 20%
A 10% Siklus 3
I 0%
A TELITI KEINGINTAHUAN KRITIS KERJASAMA
N
Indikator Ranah Afektif
commit
indikator mengalami peningkatan. to user
Namun pada indikator kerjasama Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id 96
digilib.uns.ac.id
ilmiah kritis mengalami penurunan dari Siklus II ke Siklus III sebesar 1,31%.
nilai ≥ 60. Peningkatan jumlah kelulusan tersebut disajikan pada Gambar 4.3
berikut.
100%
K 90%
E 80%
J
L 70%
U
U 60%
M 50%
L
L 40%
U LULUS
A
S
30%
H 20%
A
10%
N
0%
PRA SIKLUS SIKLUS SIKLUS
SIKLUS 1 2 3
Peningkatan Jumlah kelulusan yang paling tinggi yaitu dari Pra Siklus ke
d. Motivasi Belajar
Motivasi belajar mahasiswa dari Siklus pertama hingga Siklus III mengalami
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 97
digilib.uns.ac.id
100%
K
90%
E 80%
T 70%
E 60%
R 50%
C 40% Motivasi Tinggi
A 30%
P 20%
A
10%
I
0%
A
N PRA SIKLUS SIKLUS SIKLUS
SIKLUS 1 2 3
Pada Gambar 4.4 dapat dilihat peningkatan yang paling tinggi yaitu dari Pra
Perbandingan Nilai Rata-Rata Hasil Belajar pada ranah kognitif, afektif dan
100
R 90
A 80
N T 70
I A 60
L - 50
40 Pra Siklus
A R
I A
30 Siklus 1
20
T
10 Siklus 2
A 0
Siklus 3
Kognitif Afektif Psikomotor
HASIL BELAJAR
Gambar 4.5: Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Antar Siklus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 98
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan gambar 4.5 dapat dilihat peningkatan hasil belajar dari yang tertinggi
secara berurutan dari Pra siklus ke siklus III yaitu ranah afektif (selisih 56,34),
B. PEMBAHASAN
pertanyaan berdasarkan apa yang sudah diketahui mahasiswa dengan materi yang
akan dipelajari. Menurut Piaget (dalam Dahar, 1989) konsep- konsep yang sudah
dalam pikiran mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian Chin & Chia (2006)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 99
digilib.uns.ac.id
melalui berbagai sumber belajar diantaranya internet dan buku ajar. Proses ini
berperan sebagai fasilitator. Namun pada Siklus I dosen masih kurang dalam
dan memperoleh informasi. Proses ini mengembangkan hands on, minds on, hearts
membantu mahasiswa berpikir analitis (Jacobsen, et al, 2009). Selain itu secara
yang dilakukan oleh dosen atau teman yang lebih mampu. Pada saat mahasiswa
ketelitian. Pada tahap ini mahasiswa juga dilatih untuk teliti dalam membaca
belum mengarahkan pada hasil karya berupa produk, namun pada Siklus II dan
Siklus III hasil karya sudah dihasilkan dalam bentuk produk. Pada keterampilan
produk berupa alat penjernih dan penyaringan air dan kompos. Pembuatan produk
ini juga sebagai hasil pemecahan masalah. Proses pemecahan masalah dengan
menghasilkan hasil karya yang bermanfaat bagi masyarakat secara tidak langsung
telah membangun literasi sains bagi mahasiswa. Literasi sains yang dikembangkan
pengetahuan yang telah dimiliki mahasiswa. Menurut American Association for the
harus berdampak pada kehidupan dan pengetahuan tentang sains dapat digunakan
Persentase siswa yang sangat tinggi menunjukkan bahwa program ini telah
membuat siswa lebih sadar akan relevansi sains dalam kehidupan mereka.
lain. Kegiatan yang demikian melatih keterampilan berpikir yang kritis, analitis
dan evaluatif terhadap proses pemecahan masalah yang terdiri atas banyak solusi.
salah satu ciri keterampilan berpikir tingkat tinggi. Keterampilan berpikir tingkat
tinggi menurut Holbrook & Rannikmae (2009) salah satu cirinya adalah mampu
Peningkatan motivasi belajar terjadi pada tiap Siklus. Menurut Uno (2010)
anak akan tertarik untuk belajar apabila yang dipelajarinya itu sedikit sudah
pembelajaran yang dilaksanakan, selain itu motivasi diberikan secara visual pada
Usaha pemberian motivasi yang dilakukan dosen dengan cara verbal dan
belajar. Kegiatan yang menarik dalam belajar menurut Uno (2010) merupakan
salah satu indikator motivasi belajar. kegiatan yang menarik dalam proses
belum pernah dilakukan oleh mahasiswa. Selain itu kegiatan pembuatan produk
demikian akan tumbuh hasrat atau keinginan untuk belajar dan berhasil dalam
proses pembelajaran.
peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif. Hasil belajar pada ranah kognitif
yang diperoleh mahasiswa yaitu pada tingkat kognitif menganalisis dan mencipta.
sistematis dan koheren antar informasi sedangkan pada tingkat kognitif mencipta
tersebut mengaitkan antara konsep baru dengan konsep yang telah ada pada
sehingga konsep-konsep atau prinsip prinsip dapat bertahan lebih lama dalam
dapat menumbuhkan sikap kerjasama, ketelitian, rasa ingin tahu dan kritis. Hal ini
relevan dengan hasil penelitian Dwiastuti dan Aryanto (2010) bahwa model
Lingkungan.
sains. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Brown dan Jegede (dalam Ango, 2002)
rasa dan karsa. Peningkatan hasil belajar pada ranah psikomotor pada tiap Siklus
pengetahuan.
percobaan adalah menentukan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan,
istilah tersebut belum diketahui sebelumnya. Pada kegiatan konfirmasi dosen telah
dalam merumuskan hipotesis mahasiswa masih banyak yang belum tepat dalam
menghubungkan variabel bebas dan terikat. Hal tersebut berdampak pada indikator
menyimpulkan yang masih belum spesifik sesuai dengan hipotesis atau bertele-
Siklus III telah mencapai indikator ketercapaian. Namun terdapat satu indikator
yang belum berhasil dikembangkan secara maksimal hingga akhir Siklus yaitu
mengukur suatu variabel. Menurut Nur (2011) bahwa definisi operasional harus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 107
digilib.uns.ac.id
BAB V
A. SIMPULAN
2011/2012.
Akademik 2011/2012.
5. Peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar terjadi tiap siklus. Mahasiswa
dengan kategori motivasi tinggi Pra Siklus, Siklus I, II, III (31,57%;
63,15%; 68,42%; 79%). Pada hasil belajar kognitif, jumlah mahasiswa yang
lulus Pra Siklus, Siklus 1, II, III (26, 31%; 68,42%; 89,47%; 94,73%). Pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 108
digilib.uns.ac.id
ranah afektif diperoleh rata-rata nilai pada Pra Siklus, Siklus I, II, III (31,08;
75,20; 82,6; 87,42). Pada ranah psikomotor diperoleh rata-rata nilai Pra
B. IMPLIKASI
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis dapat dijadikan sebagai referensi untuk
profesionalisme peneliti, guru dan dosen untuk meningkatkan hasil belajar dan
motivasi belajar.
2. Implikasi Praktis
a. Bagi dosen
Hasil penelitian ini secara praktis mempersiapkan calon tenaga pendidik (guru)
Biologi untuk memiliki keahlian dan keterampilan khususnya pada mata kuliah
UNTAN.
mengatasi rendahnya hasil belajar dan motivasi belajar khususnya pada mata
C. SARAN
a. Melakukan penelitian sejenis dengan cakupan materi lain yang sesuai dengan
commit to user