Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

KEPERAWATAN KOMUNITAS II
Dosen Pengampu :
Ns. Gunawan Irianto, M.Kep.,Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh :
NURBAITI 142012017032

S1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU (UMPRI) LAMPUNG
2020
Tugas 1;
Intervensi untuk mengatasi hipertensi di masyarakat dengan 3 level preventif dan
menggunakan pendekatan 3 strategi promosi kesehatan

Intervensi Keperawatan Komunitas pada Kelompok Hipertensi


1. Pembentukan kelompok peduli hipertensi
2. Surveilans hipertensi
3. Pelaksanaan senam jantung dan senam lansia secara rutin
4. Penyuluhan kesehatan tentang pencegahan dan penalaksanaan hipertensi
5. Positif defiance
6. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin
7. Pelatihan pengukuran tekanan darah bagi keluarga lansia dan keluarga dengan
hipertensi
8. Rekrutmen dan pelatihan kader Posbindu atau peduli hipertensi

Strategi Promosi Kesehatan


1. Pembentukan kelompok peduli hipertensi
Dilakukan dengan menggunakan pendekatan strategi promosi kesehatan berupa
advokasi, yang ditujukan kepada tokoh masyarakat dengan menjelaskan pentinngnya
terbentuk kelompok peduli hipertensi kepada kelompok yang beresiko yaitu lansia.
2. Surveilans hipertensi
Dilakukan dengan menggunakan pendekatan strategi promosi kesehatan berupa
advokasi, karena surveilans ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang
prevalensi hipertensi di masyarakat yang dilakukan oleh kader posbindu yang sudah
diberi pelatihan dan data yang sudah terkumpul akan diolah dan dianalisis kader,
tokoh masyarakat dan tenaga kesehatan.
3. Pelaksanaan senam jantung dan senam lansia secara rutin
Intervensi ini dilakukan menggunakan pendekatan strategi promosi kesehatan berupa
advokasi karena kegiatan ini tidak saja diikuti oleh kelompok masyarakat berisiko
atau lansia saja tetapi juga seluruh elemen masyarakat.kegiatan ini merupakan bentuk
upaya pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah serta pengendalian salah
satu faktor risiko hipertensi
4. Penyuluhan kesehatan tentang pencegahan dan penalaksanaan hipertensi
Intervensi ini dilakukan menggunakan pendekatan strategi promosi kesehatan berupa
advokasi karena merupakan bentuk upaya promosi kesehatan yang mempengaruhi
tokoh masyarakat dan kepada masyarakat yang berisiko
5. Positif defiance
Intervensi ini dilakukan menggunakan pendekatan strategi promosi kesehatan berupa
social support karena melibatkan secara aktif penderita hipertensi yang mengalami
perubahan positif yang terjadi karena masukkan pendidikan kesehatan, sehingga bisa
menjadi agent perubahan positif
6. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin
Intervensi ini masuk dalam strategi promosi kesehatan berupa social
support/dukungan social ,yang akan diberikan dari adanya tokoh masyarakat kepada
pada penderita hipertensi untuk melakukan pemeriksaan secara berkala
7. Pelatihan pengukuran tekanan darah bagi keluarga lansia dan keluarga dengan
hipertensi
Intervensi ini masuk pada strategi promosi kesehatan berupa social support karena
dapat dilakukan langsung oleh kelluarga dengan hipertensi agar mampu melakukan
monitoring terhadap kondisi kesehatan.
8. Rekrutmen dan pelatihan kader Posbindu atau peduli hipertensi
Intervensi ini masuk pada strategi promosi kesehatan berupa
empowerment/perberdayaan masyarakat

3 Level Preventif untuk Mengatasi Hipertensi di Masyarakat


Preventif primer
1. Pembentukan kelompok peduli hipertensi termasuk pada level preventif primer
karena ditujukan pada kelompok yang berisiko terkena hipertensi
2. Surveilans hipertensi, karena surveilans ini dilakukan untuk mengumpulkan data
tentang prevalensi hipertensi di masyarakat
3. Pelaksanaan senam jantung dan senam lansia secara rutin ,karena ditujukan pada
kelompok yang berisiko hipertensi dan juga dapat dilakukan oleh semua elemen
masyarkat
4. Penyuluhan kesehatan tentang pencegahan dan penalaksanaan hipertensi, karena
merupakan salah satu promosi kesehatan bagi kelompok yang kemungkinan
memiliki resiko hipertensi

Preventif sekunder
1. peran aktif dari kelompok yang terkena hipertensi
2. Positif defiance, termasuk dalam level preventif sekunder karena langsung
melibatkan Pemeriksaan tekanan darah secara rutin, adalah level preventif
sekunder karena termasuk screening kesehatan dan melakukan pemeriksaan secara
berkala untuk mengontrol tekanan darah
3. Pelatihan pengukuran tekanan darah bagi keluarga lansia dan keluarga dengan
hipertensi, adalah level preventif sekunder karena agar keluarga dengan kelompok
hipertensi dapat melalukan monitoring kesehatan pada penderita.

Preventif tersier
Rekrutmen dan pelatihan kader Posbindu atau peduli hipertensi, adalah level preventif
tersier
TUGAS 2 komunitas DM

A. Prevensi Primer
Health promotion/pendidikan kesehatan, seperti leaflet :
 Mawas diri terhadap faktor resiko DM
 Pencegahan faktor resiko DM
 Pergerakkan masyarakat dalam PHBS (peningkatan aktivitas, tidak merokok, diet
kalori seimbang)
 KIE faktor resiko DM
 Pembentukan kelompok kerja sama antara kesehatan dengan tokoh masyarakat
Partnership
 Fasilitasi keluarga atau masyarakat untuk membawa anggota keluarga dengan
masalah kesehatan ke pelayanan kesehatan dasar terdekat.
 Lintas program terkait, lintas sektor terkait organisasi profesi, perguruan tinggi,
kelompok masyarakat aktif, organisasi masyarakatm masyarakat swasta
 Melakukan sosialisasi kepada lintas program
Empowerment
 Monitoring tindak lanjut faktor resiko DM
 Pengumpulan data dalam rangka evidence based
Intervensi keperawatan
Pemeriksaan kesehatan pada masyarakat dengan risiko DM

B. Prevensi Sekunder
Health promotion/pendidikan kesehatan
 Peran serta masyarakat dalam deteksi dini dan penatalaksanaan pada kelompok
DM
 Mawas diri terhadap komplikasi
 Peningkatan PHBS
Focus group disscusion/proses kelompok
 KIE dengan pasien dan keluarga DM
 Meningkatkannya adanya partisipasi masyarakat dalam pengendalian DM
Partnership
 Direktorat jendal pelayanan medik
 Direktorat jendral pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
Empowerment
 Monitoring kasus DM
 Pelatihan penemuan dini dan penatalaksana DM bagi petugas puskesmas dan kader
Intervensi keperawatan
 Penatalaksanaan kasus DM di yandes
 Pelayanan spesialistik di rumah sakit
 Mencegah adanya komplikasi DM
C. Preventif Tersier
Health promotion/pendidikan kesehatan
 Mengenalkan tanda gejala komplikasi
Focus group disscusion/proses kelompok
 KIE kepada tokoh agama, masyarakat dengan media penyuluhan
Partnership
 Direktorat jendral pelayanan medik
Empowement
 Monitoring dan evaluasi program DM
 Pelaporan data dan dikirim ke pusat
Intervensi keperawatan
 Perawatan DM home care
 KIE DM home visit
 Mencegah adanya kecacatan dan kematian akibat DM

EVALUASI
Lakukan semua pengkajian secara menyuluruh terhadap kontribusi dari massyarakat
yang dapat dilakukan di tahap perencanaan, saat kegiatan berjalan, dan saat kegiatan
sudah selesai dan berfungsi.
 Proporsi faktor resiko dari DM di Puskesmas
 Jumlah dari provinsi, kabupaten/kota yang sudah tersosialisasi tentang DM
 Jumlah dari provinsi, kabupaten/kota yang telah melaksanakan pengendalian DM
 Proporsi kasus DM yang ada di puskesmas
 Prevalensi DM
 Tersedianya data tentang faktor resiko DM
 Tersedianya data kasus DM

Anda mungkin juga menyukai