yang ada di dekatnya. Interaksi biokimiawi antara gulma dan pertanamanan antara
pertumbuhan memanjang akar terhambat, perubahan susunan sel-sel akar dan lain
sebagainya.
senyawa beracun dari akarnya (root exudates atau lechates) atau dari pembusukan
meracuni tumbuhan lain disebut alelopati dan zat kimianya disebut alelopat.
dimana TCV = total competition value, CVN = competition value of nutrient, CVW
allelopathic value. Nilai persaingan total yang disebabkan oleh gulma yang
1
mengeluarkan alelopat terhadap tanaman pokok merupakan penggabungan dari nilai
persaingan untuk hara + nilai persaingan untuk air + nilai persaingan untuk cahaya +
nilai alelopatik.
pertanaman, dengan beberapa jenis rotasi tanaman, dan pada regenarasi hutan.
Kuantitas dan kualitas senyawa alelopati yang dikeluarkan oleh gulma antara
lain dipengaruhi kerapatan gulma, macam gulma, saat kemunculan gulma, lama
keberadaan gulma, habitus gulma, kecepatan tumbuh gulma, dan jalur fotosintesis
umbi, bunga, buah, dan biji. Senyawa-senyawa alelopati dapat dilepaskan dari
a. Penguapan
2
dalam bentuk uap, bentuk embun, dan dapat pula masuk ke dalam tanah
b. Eksudat akar
Banyak terdapat senyawa kimia yang dapat dilepaskan oleh akar tumbuhan
dan fenolat.
c. Pencucian
berada di atas permukaan tanah oleh air hujan atau tetesan embun. Hasil
jenis tumbuhan lain yang dapat hidup di bawah naungan tumbuhan ini.
kimia yang mudah larut dapat tercuci dengan cepat. Sel-sel pada bagian-
organ yang berada di atas tanah maupun yang di bawah tanah. Demikian juga
tumbuhan yang sudah matipun dapat melepaskan senyawa alelopati lewat organ
yang berada di atas tanah maupun yang di bawah tanah. Alang-alang (Imperata
3
cyndrica) dan teki (Cyperus rotundus) yang masih hidup mengeluarkan senyawa
alelopati lewat organ di bawah tanah, jika sudah mati baik organ yang berada di
atas tanah maupun yang di bawah tanah sama-sama dapat melepaskan senyawa
alelopati.