Anda di halaman 1dari 5

Gulma Yang Berpotensi Alelopati

Alelopati dapat meningkatkan agresivitas gulma di dalam hubungan

interaksi antara gulma dan tanaman melalui eksudat yang dikeluarkannya, yang

tercuci, yang teruapkan, atau melalui hasil pembusukan bagian-bagian organnya

yang telah mati.

Beberapa jenis gulma yang telah diketahui mempunyai potensi

mengeluarkan senyawa alelopati dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Jenis Gulma Yang Mempunyai Aktivitas Alelopati

Jenis gulma Jenis tanaman pertanian yang peka

Abutilon theoprasti beberapa jenis

Agropyron repens berbagai jenis

Agrostemma githago gandum

Allium vineale oat

Amaranthus spinosus kopi

Ambrosia artemisifolia berbagai jenis

A. trifida kacang pea, gandum

Artemisia vulgaris mentimun

Asclepias syriaca sorgum

Avena fatua berbagai jenis

Celosia argentea bajra

Chenopodium album mentimun, oat, jagung

Cynodon dactylon kopi

Cyperus esculentus jagung

1
C. rotundus sorgum, kedelai

Euporbia esula kacang pea, gandum

Holcus mollis barli

Imperata cylindrica berbagai jenis

Poa spp. tomat

Polygonum persicaria kentang

Rumex crisparus jagung, sorgum

Setaria faberii jagung

Stellaria media barli

(Sumber : Putnam, 1995)

Banyak bukti yang dikumpulkan menunjukkan bahwa beberapa jenis

gulma menahun yang sangat agresif termasuk Agropyron repens, Cirsium

arvense, Sorgum halepense, Cyperus rotundus dan Imperata cylindrica

mempunyai pengaruh alelopati, khususnya melalui senyawa beracun yang

dikeluarkan dari bagian-bagian yang organnya telah mati.

Pengaruh Alelopati

Beberapa pengaruh alelopati terhadap aktivitas tumbuhan antara lain :

a. Senyawa alelopati dapat menghambat penyerapan hara yaitu dengan menurunkan

kecepatan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan.

b. Beberapa alelopat menghambat pembelahan sel-sel akar tumbuhan.

c. Beberapa alelopat dapat menghambat pertumbuhan yaitu dengan mempengaruhi

pembesaran sel tumbuhan.

2
d. Beberapa senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat respirasi akar.

e. Senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat sintesis protein.

f. Beberapa senyawa alelopati dapat menurunkan daya permeabilitas membran pada

sel tumbuhan.

g. Senyawa alelopati dapat menghambat aktivitas enzim.

Pengaruh Alelopati terhadap Pertumbuhan Tanaman

Telah banyak bukti yang menunjukkan bahwa senyawa alelopati dapat

menghambat pertumbuhan tanaman. Laporan yang paling awal diketahui

mengenai hal ini ialah bahwa pada tanah-tanah bekas ditumbuhi Agropyron

repens, pertumbuhan gandum, oat, alfalfa, dan barli sangat terhambat.

Alang-alang menghambat pertumbuhan tanaman jagung dan ini telah

dibuktikan dengan menggunakan percobaan pot-pot bertingkat di rumah kaca di

Bogor. Mengingat unsur hara, air dan cahaya bukan merupakan pembatas utama,

maka diduga bahwa alang-alang merupakan senyawa beracun yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan jagung. Tumbuhan yang telah mati dan sisa-sisa

tumbuhan yang dibenamkan ke dalam tanah juga dapat menghambat

pertumbuhan jagung. Lamid dkk. (1994) memperlihatkan bahwa semakin tinggi

konsentrasi ekstraks organ tubuh alang-alang, semakin besar pengaruh

negatifnya terhadap pertumbuhan kecambah padi gogo.

Penelitian semacam ini juga telah banyak dilakukan misalnya pada teki

(Cyperus rotundus). Pengaruh teki terhadap pertumbuhan jagung, kedelai dan

kacang tanah juga telah dipelajari dengan metode tidak langsung. Ekstrak umbi

3
dari teki dalam berbagai konsentrasi telah digunakan dalam percobaan. Sutarto

(1990) memperlihatkan bahwa tekanan ekstrak teki segar 200 dan 300 g/250 ml

air menyebabkan pertumbuhan tanaman kacang tanah menjadi kerdil dan kurus,

serta potensi hasilnya menurun.

Rangkuman

Beberapa species gulma menyaingi pertanaman dengan mengeluarkan

senyawa beracun. Tidak semua gulma mengeluarkan senyawa beracun. Apabila

gulmanya mengeluarkan senyawa beracun maka rumusan nilai persaingan

totalnya adalah TCV = CVN + CVW + CVL + AV. Di mana TCV = total

competition value, CVN = competition value of nutrient, CVW = competition

value of water, CVL = competition value of light, dan AV = allelopathic value.

Kuantitas dan kualitas senyawa alelopati yang dikeluarkan oleh gulma

dipengaruhi oleh kerapatan gulma, macam gulma, saat kemunculan gulma, lama

keberadaan gulma, habitus gulma, kecepatan tumbuh gulma dan jalur

fotosintesis gulma (C3 atau C4).

Senyawa-senyawa kimia yang mempunyai potensi alelopati dapat

ditemukan di semua jaringan tumbuhan termasuk daun, batang, akar rizoma,

umbi, bunga, buah dan biji. Senyawa-senyawa alelopati dapat dilepaskan dari

jaringan-jaringan tumbuhan dalam berbagai cara termasuk melalui penguapan,

eksudat akar, pencucian dan pembusukan organ tumbuhan. Beberapa gulma

yang berpotensi alelopati baik yang masih hidup atau yang sudah mati sama-

sama dapat melepaskan senyawa alelopati melalui organ yang berada dia atas

tanah maupun yang di bawah tanah.

4
Beberapa jenis gulma yang berpotensi mengeluarkan senyawa alelopati

ialah Abutilon theoprasti, Agropyron repens, Agrostemma githago, Allium

vineale, Amaranthus spinosus, Ambrosia artemisifolia, A. trifidia, Artemisia

vulgaris, Asclepias syriaca, Avena fatua, Celosia argentea, Chenopodium

album, Cynodon dactylon, Cyperus esculentus, C. rotundus, Euphorbia esula,

Holcus mollis, Imperata cylindrica, Poa spp. , Polygonum persicaria, Rumex

crispus, Setaria faberii, Stellaria media.

Senyawa alelopati dapat menghambat penyerapan hara, pembelahan sel-

sel akar, pertumbuhan tanaman, fotosintesis, respirasi, sitesis protein,

menurunkan daya permeabilitas membran sel dan menghambat aktivitas enzim.

Alelopati menghambat pertumbuhan tanaman. Agropyron repens

menghambat pertumbuhan gandum, oat, alfalfa dan barli. Alang-alang dan teki

baik yang masih hidup maupun yang sudah mati menghambat pertumbuhan dan

menurunkan hasil tanaman budidaya.

Anda mungkin juga menyukai